Tuesday, 10 October 2023

KEKUATAN STATIS DAN KEKUATAN DINAMIS

 KEKUATAN STATIS DAN KEKUATAN DINAMIS

(TES & PENGUKURAN OLAHRAGA)


A. KEKUATAN STATIS

Latihan Statis (Isometrik), Proses latihan isometrik melibatkan kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan pada sendi yang terkena. Sepanjang kontraksi, serabut otot mempertahankan panjang yang sama. Biasanya, latihan isometrik dilakukan pada permukaan atau benda yang tidak bergerak (misalnya, menekan tangan ke dinding). Akibat tekanan atau pengaruh fisik, otot-otot lengan berkontraksi, tetapi dinding tidak bereaksi atau bergerak (France, 2009).

1. PLANK (PRONE BRIDGE)

✅Tujuan

Tes ketahanan otot statis mengukur kemampuan otot tertentu untuk mempertahankan posisi tertentu untuk waktu yang lama.

✅Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; matras;   

✅Pelaksanaan

  • Posisi badan berbaring telungkup di lantai
  • Saat terdengar aba-aba 'Mulai', tubuh diangkat, dimana siku, lengan bawah, dan jari kaki menjadi penopang tubuh. 
  • Posisi siku dibuka selebar bahu, kaki berdekatan tetapi tidak bersentuhan, dan jaga agar kaki, badan, dan leher tetap lurus.
  • Peringatan diberikan sebanyak dua kali jika posisi tubuh berubah, setelah itu maka tes dianggap berakhir. 

✅Penilaian

Akumulasi waktu sampai tidak mampu lagi menahan posisi plank, hitungan dalam detik.

✅Standar Penilaian

Untuk pria dan wanita dewasa, plank tingkat tinggi adalah 70%, tipikal 50%, dan rendah 30%.


2. HALF-SQUAT (WALL-SIT)

✅Tujuan

Tes ketahanan otot statis mengukur kemampuan otot tertentu untuk mempertahankan posisi tertentu untuk waktu yang lama.

✅Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; dinding/tembok yang rata;

✅Pelaksanaan

  • Berdiri dengan kaki sejajar dan dibuka selebar bahu, bagian belakang kepala rata di dinding. 
  • Sesuaikan tubuh dengan posisi duduk setengah jongkok dengan pergelangan kaki, lutut, dan pinggul tegak lurus (90°). 
  • Posisi lengan lurus kedepan. 
  • Tes dimulai saat mendengar aba-aba 'Mulai' 

✅Penilaian

Akumulasi waktu, dalam hitungan detik, hingga klien/atlet tidak mampu mempertahankan posisi yang diperlukan

✅Standar Penilaian

  • Untuk Laki-Laki, ketahanan half-squat diklasifikasikan sebagai tinggi pada persentil ke-75, tipikal pada persentil ke-50, dan rendah pada persentil ke-25.

  • Untuk Perempuan, tingkat ketahanan half-squat dianggap tinggi pada persentil 75; tipikal pada persentil 50; dan rendah pada persentil 25.


3. FLEXED-ARM HANG (BENT-ARM HANG)

✅Tujuan

Tes ketahanan otot statis mengukur kemampuan otot tertentu untuk mempertahankan posisi tertentu untuk waktu yang lama.

✅Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; Tiang Pull-up dan 1 orang pemandu

✅Pelaksanaan

  • Sebelum melakukan tes melakukan Pemanasan standar terlebih dahulu.
  • Dengan bantuan pemandu untuk mengangkat Anda ke mistar, raih dan pegang palang dengan kedua tangan lebih lebar dari bahu Anda pada jarak yang nyaman dengan telapak tangan menghadap ke depan dan ibu jari melingkari mistar. 
  • Tarik badan cukup tinggi hingga dagu berada di atas palang lalu tahan posisi tersebut. 
  • Setelah Anda tidak bergerak, pemandu akan mundur dan saya akan mengatakan 'Mulai' dan memulai tes”

✅Penilaian

Akumulasi waktu, dalam hitungan detik, hingga klien/atlet tidak mampu mempertahankan posisi yang diperlukan

✅Standar Penilaian

  • Pada Laki-laki, flex-arm diklasifikasikan menjadi tinggi pada persentil ke-70, tipikal pada persentil ke-50, dan rendah pada persentil ke-30.

  • Pada Perempuan, flex-arm diklasifikasikan menjadi tinggi pada persentil ke-70, tipikal pada persentil ke-50, dan rendah pada persentil ke-30.


B. KEKUATAN DINAMIS

Latihan dinamis atau isotonik berbeda dengan latihan isometrik karena terdapat pergerakan sendi selama kontraksi otot. Contoh klasik dari latihan isotonik adalah latihan beban dengan dumbel dan barbel. Saat beban diangkat sepanjang rentang gerak, otot memendek dan memanjang. Senam juga merupakan latihan isotonik (France, 2009).

1.  PARTIAL CURL-UPS

✅Tujuan 

Tes ketahanan otot dinamis mengukur kemampuan kelompok otot tertentu untuk melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama.

✅Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; metronom, pita pengukur, dan pita perekat untuk curl-up test; pull-up bar for atau pull-up test

Pelaksanaan

  • Pemanasan 
  • Berbaring telentang dengan tangan tepat di samping tubuh. 
  • Sesuaikan tubuh Anda sehingga jari-jari Anda menyentuh bagian pertama dari dua pita perekat di lantai dan kaki Anda sehingga lutut Anda berada pada sudut siku-siku (90°). 
  • Jaga agar kaki Anda tetap di tanah dan berdekatan tetapi tidak bersentuhan. 
  • Saat saya mengatakan 'Mulai', tekuk badan Anda dan mundur ke atas sehingga jari-jari Anda akan berpindah dari posisi awal di sepanjang lantai ke pita perekat kedua. 
  • Buka gulungan tubuh Anda secara perlahan sehingga jari-jari Anda kembali ke posisi awal dan terus bergerak maju mundur sehingga pita perekat tercapai dengan setiap bunyi bip yang terdengar dari metronom
  • Letakkan dua strip pita perekat sejajar satu sama lain di lantai dengan jarak 10 sentimeter (4 inci) dan atur metronom ke 40 denyut per menit dengan kecepatan 20 pengulangan per menit 

  

Penilaian

Jumlah pengulangan yang dapat diselesaikan klien atau atlet dengan tetap mempertahankan pola gerakan yang diperlukan atau dalam jangka waktu tertentu 

Standar Penilaian

  • Pada Laki-laki, curl-up parsial diklasifikasikan sebagai tinggi (dengan maksimal 75 repetisi): tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30.

  


  • Pada Perempuan, curl-up parsial diklasifikasikan sebagai tinggi (dengan maksimal 75 repetisi): tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30

  


2. PUSH-UPS

Tujuan 

Tes ketahanan otot dinamis mengukur kemampuan kelompok otot tertentu untuk melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama.

Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; alas/matras

Pelaksanaan

  • Pemanasan 
  • Berbaringlah rata di lantai dengan dada menghadap ke bawah dan Anda (kaki biasanya untuk pria; lutut biasanya untuk wanita) bersebelahan. 
  • Kemudian letakkan telapak tangan Anda di lantai sedikit lebih lebar dari bahu Anda. 
  • Selanjutnya, dorong tubuh Anda ke atas hingga hanya tangan dan (jari kaki biasanya untuk pria; lutut biasanya untuk wanita) menyentuh tanah untuk mengambil posisi awal. 
  • Saat saya mengatakan 'Mulai', tekuk siku hingga lengan atas sejajar dengan lantai lalu kembali ke posisi awal sambil menjaga kaki, badan, dan leher dalam satu garis lurus.

 

Penilaian

Jumlah pengulangan yang dapat diselesaikan klien atau atlet dengan tetap mempertahankan pola gerakan yang diperlukan atau dalam jangka waktu tertentu 

Standar Penilaian

  • Klasifikasi push-up pada anak laki-laki (diselesaikan dengan kecepatan tertentu, yaitu 20 repetisi per menit hingga rincian bentuknya): tinggi—persentil ke-70; tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30.


  • Klasifikasi push-up pada anak Perempuan (diselesaikan dengan kecepatan tertentu, yaitu 20 repetisi per menit hingga rincian bentuknya): tinggi—persentil ke-70; tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30 

  • Klasifikasi push-up pada Laki-Laki dewasa: tinggi—persentil ke-75; tipikal— persentil ke-50; rendah—persentil ke-25.

 


  • Klasifikasi push-up pada wanita dewasa: tinggi—persentil ke-75; tipikal— persentil ke-50; rendah—persentil ke-25.

3. SQUAT

Tujuan 

Tes ketahanan otot dinamis mengukur kemampuan kelompok otot tertentu untuk melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama.

Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; 

Pelaksanaan

  • Pemanasan 
  • Dalam posisi berdiri dengan kaki sejajar dan dibuka selebar bahu, letakkan tangan di belakang kepala atau silangkan tangan di dada. 
  • Saat saya mengatakan 'Mulai', tekuk lutut dan pinggul Anda untuk menurunkan tubuh Anda ke posisi duduk setengah jongkok dengan pergelangan kaki, lutut, dan pinggul pada sudut kanan (90°). 
  • Jaga punggung tetap lurus dan mata menghadap ke depan selama melakukan gerakan. 
  • Setelah paha Anda sejajar dengan lantai, hentikan gerakan ke bawah dan rentangkan lutut dan pinggul Anda untuk kembali ke posisi awal”

Penilaian

Jumlah pengulangan yang dapat diselesaikan klien atau atlet dengan tetap mempertahankan pola gerakan yang diperlukan atau dalam jangka waktu tertentu 

Standar Penilaian



4. PULL-UP

Tujuan 

Tes ketahanan otot dinamis mengukur kemampuan kelompok otot tertentu untuk melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama.

Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; Tiang Pull-up

Pelaksanaan

  • Pemanasan 
  • Raih dan pegang palang pada jarak yang nyaman di luar bahu Anda dengan kedua tangan sehingga telapak tangan menghadap ke depan dan ibu jari melingkari palang. 
  • Sambil mempertahankan genggaman, biarkan tubuh menggantung dengan siku terentang penuh. 
  • Saat saya mengatakan 'Mulai', tarik tubuh Anda ke atas mistar hingga dagu Anda berada di atas mistar lalu turunkan kembali ke posisi awal. 
  • Lanjutkan gerakan naik turun ini dan minimalkan gerakan atau ayunan tubuh yang berlebihan

 

Penilaian

Jumlah pengulangan yang dapat diselesaikan klien atau atlet dengan tetap mempertahankan pola gerakan yang diperlukan atau dalam jangka waktu tertentu 

Standar Penilaian

 

Sumber: (Ratamess, 2012)


5. SIT-UP

Tujuan 

Tes ketahanan otot dinamis mengukur kemampuan kelompok otot tertentu untuk melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama.

Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; matras

Pelaksanaan

  • Pemanasan 
  • Atlet dengan lembut meletakkan tangannya di belakang kepalanya sementara rekannya menopang pergelangan kakinya
  • Atlet dapat melakukan sit-up sebanyak mungkin dalam 1 menit. 

 Penilaian

Jumlah pengulangan yang dapat diselesaikan klien atau atlet dengan tetap mempertahankan pola gerakan yang diperlukan atau dalam jangka waktu tertentu 

Standar Penilaian

  • Klasifikasi sit-up pada anak laki-laki (pengulangan penuh diselesaikan dalam 30 detik; tangan dipegang di belakang kepala dengan pasangan memegang kaki): tinggi—persentil ke-70; tipikal— persentil ke-50; rendah—persentil ke-30

 


  • Klasifikasi sit-up pada anak perempuan (pengulangan penuh diselesaikan dalam 30 detik; tangan dipegang di belakang kepala dengan pasangan memegang kaki): tinggi—persentil ke-70; tipikal— persentil ke-50; rendah—persentil ke-30.

 


  • Klasifikasi sit-up pada anak laki-laki (pengulangan penuh diselesaikan dalam satu menit; lengan di depan dada dengan pasangan memegang kaki): tinggi—persentil ke-70; tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30.



  • Klasifikasi sit-up pada anak perempuan (pengulangan penuh diselesaikan dalam satu menit; lengan di depan dada dengan pasangan memegang kaki): tinggi—persentil ke-70; tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30.

 


Sumber:

  1. France, R. C. (2009). Introduction to physical education and sport science.
  2. Ratamess, Ni. (2012). ACSM’s Foundation of Strength Training and Conditioning. Lippincott Williams & Wilkins.
  3. https://sporium.net/wp-content/uploads/2020/04/plank-1024x473.jpg
  4. https://pump-app.s3.eu-west-2.amazonaws.com/exercise-assets/07341101-Sit-(wall)_Thighs_small.jpg
  5. https://th.bing.com/th/id/OIP.8TidZFAfQXFA_QO0qeTNfgAAAA?pid=ImgDet&rs=1
  6. https://i.ytimg.com/vi/BqIVdguLob0/maxresdefault.jpg
  7. https://weighteasyloss.com/wp-content/uploads/2021/05/Narrow-Push-ups.jpg
  8. https://i0.wp.com/www.fitliferegime.com/wp-content/uploads/2021/08/Knee-push-up.jpg?w=660&ssl=1
  9. https://th.bing.com/th/id/R.63d842855e79c3806d9bbe8f85e747bb?rik=3urYxKpIT47r2A&riu=http%3a%2f%2fwww.thebarracksgym.com.au%2fuploads%2f1%2f1%2f2%2f1%2f112149449%2f5c8a5790.jpg&ehk=QpMwYn%2f4IMgDNhIErHfe2AJcHR5cxOUY9vW0TOd7IoE%3d&risl=&pid=ImgRaw&r=
  10. https://i.ytimg.com/vi/eQzRYWd8IWU/maxresdefault.jpg
  11. https://fitshim.com/wp-content/uploads/2021/04/mc-gill-curl-up-muscles-worked.jpg
  12. https://i.pinimg.com/originals/5e/4f/5d/5e4f5d9b7f430195003b8f97de24a17e.jpg
  13. https://th.bing.com/th/id/OIP.5MDRARCVVL_hMncKEfkevwHaHI?pid=ImgDet&w=1000&h=964&rs=1
  14. France, R. C. (2009). Introduction to physical education and sport science.
  15. Ratamess, Ni. (2012). ACSM’s Foundation of Strength Training and Conditioning. Lippincott Williams & Wilkins.

Tuesday, 13 June 2023

ILMU GIZI OLAHRAGA

🏆 ILMU GIZI OLAHRAGA 🏆

Salah satu cabang ilmu olahraga adalah ilmu gizi olahraga. Pakar ilmu olahraga sangat penting dalam memberikan pemahaman tentang ilmu gizi yang tepat untuk meningkatkan kesehatan dan meningkatkan prestasi olahraga. Istilah "ilmu gizi" banyak digunakan untuk menggambarkan semua hal yang berkaitan dengan konsumsi makanan. Untuk memaksimalkan kinerja atlet, asupan gizi yang ideal sangat penting.

Tidak ada asupan gizi yang ideal untuk setiap atlet karena kebutuhan gizi harian atlet berbeda-beda satu sama lain, tetapi asupan gizi yang tepat membantu pertumbuhan dan perkembangan yang ideal, keseimbangan energi, komposisi tubuh yang tepat, kesehatan, umur panjang, dan fungsi fisiologis. Asupan gizi yang ideal terdiri dari konsumsi gizi yang tepat untuk pemeliharaan, perbaikan, dan pertumbuhan jaringan dan untuk menyediakan tubuh dengan energi yang cukup tanpa asupan energi yang berlebihan.

Dengan mendapatkan asupan gizi yang tepat, seorang atlet dapat mempertahankan intensitas latihan yang tepat selama fase latihan, mempercepat pemulihan, meningkatkan produksi energi, dan mengembangkan jaringan otot rangka. Selama latihan jangka panjang, asupan cairan dan karbohidrat yang cukup dapat membantu atlet menjadi lebih baik dalam perkembangan otot rangka dan meningkatkan kinerja atlet. Selain itu, asupan protein yang cukup dapat membantu mencegah efek kesehatan yang merugikan dari dehidrasi dan penipisan karbohidrat.

Untuk menjaga kesehatan dan fungsi fisiologis yang sehat, atlet harus mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi makro dan mikro yang cukup. Sesuai dengan pedoman gizi umum, konsumsi makanan yang direkomendasikan termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta air. Berikut uraian asupan zat gizi yang direkomendasikan tersebut:

💪Karbohidrat✅

Gizi makro yang menyediakan energi bagi tubuh adalah karbohidrat. Karbohidrat sederhana dan kompleks adalah dua jenis karbohidrat yang berbeda. 'Karbohidrat sederhana' ditemukan dalam susu dan buah-buahan, sedangkan 'karbohidrat kompleks' ditemukan dalam biji-bijian dan sayuran tertentu, seperti kacang-kacangan, kentang, dan kacang polong. Sebagian besar orang percaya bahwa karbohidrat kompleks lebih sehat dan membantu mereka berolahraga atau berolahraga. Glukosa, jenis karbohidrat yang paling umum, memberikan energi kepada jaringan tubuh dalam dua bentuk: glukosa darah atau glikogen otot dan hati. Dalam kebanyakan kasus, ada sekitar sepuluh hingga lima belas gram glikogen per kilogram massa otot tubuh, dan pembakaran glikogen menghasilkan sekitar 17 kJ/g (4,1 kkal/g). Glikogen yang terkandung di hati dan otot berjumlah sekitar 400 hingga 500 gram, sehingga total pengeluaran energi dapat berkisar antara 6600 dan 8300 kJ (1500 hingga 2000 kkal). Oleh karena itu, glikogen adalah depot energi terbatas. Gejala seperti mengantuk, mudah emosi, dan tubuh menjadi letih dan lesu adalah hasil dari kekurangan glukosa, juga dikenal sebagai hipoglikemia.

💪Protein✅

Protein berasal dari berbagai sumber hewani dan nabati dan sangat penting untuk kesehatan dan fungsi tubuh. Protein terutama digunakan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, dan juga membentuk hormon dan reseptor protein yang mengatur berbagai fungsi fisiologis tubuh. Protein juga dapat dipecah menjadi asam amino, yang dapat dimetabolisme lebih lanjut untuk menyediakan energi bagi tubuh. Tubuh dapat menjadi anabolik jika mereka mengonsumsi lebih banyak protein, terutama mereka yang melakukan latihan ketahanan rutin. Dalam keadaan anabolik, tubuh menggunakan asam amino untuk membuat protein, yang termasuk enzim, hormon, dan otot rangka.

💪Vitamin✅

Tubuh hanya membutuhkan sejumlah kecil zat organik yang disebut vitamin untuk melakukan fungsi pentingnya. Vitamin D adalah satu-satunya vitamin yang dapat diproduksi oleh tubuh, jadi kita harus mendapatkan vitamin D dari makanan yang kita makan atau dari suplemen. Dua jenis vitamin adalah larut dalam lemak dan larut dalam air. Jika Anda mengonsumsi vitamin yang larut dalam lemak terlalu banyak, itu bisa berbahaya dan memiliki efek toksik. Dipercaya bahwa tidak ada manfaat kesehatan atau atletik tambahan dari mengonsumsi vitamin yang larut dalam lemak (terutama vitamin E dan K) di atas tingkat yang direkomendasikan. Vitamin B-kompleks dan vitamin C adalah contoh vitamin yang larut dalam air. Banyak vitamin yang larut dalam air tidak tersimpan dalam tubuh, jadi perlu dikonsumsi secara teratur. Mereka bekerja dengan senyawa protein besar untuk membuat enzim aktif yang mengatur reaksi kimia dalam tubuh. Suplementasi dapat menyebabkan asupan vitamin yang berlebihan dalam urin.

💪Mineral✅

Enzim, hormon, dan vitamin dibuat dari mineral. Tubuh memiliki kelebihan mineral yang tidak diketahui melakukan fungsi biologis apa pun, dan dalam beberapa kasus mungkin berbahaya. Sebagian besar mineral ada di air, lapisan atas tanah, sistem akar tanaman dan pohon, dan jaringan hewan yang memakan tanaman dan air yang mengandung mineral. Mineral membantu tubuh berfungsi karena mereka menyediakan struktur -seperti tulang dan gigi, fungsi -seperti irama jantung dan kontraksi otot, dan regulasi -seperti metabolisme energi. Makanan biologis, seperti glikogen, trigliserida, protein, dan hormon, membutuhkan mineral.

💪Lemak✅

Lemak makanan memainkan peran penting dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K), membantu meningkatkan rasa dan tekstur makanan, dan dianggap mempertahankan rasa kenyang dan mencegah lapar. Tubuh menggunakan lemak yang diserap saat istirahat dan saat bergerak dan berolahraga untuk memberikan energi.

💪Air✅

Air sangat penting untuk kesehatan dan fungsi fisiologis yang baik. Air membentuk empat puluh hingga enam puluh persen berat badan seseorang; meskipun air tidak berkontribusi pada nilai gizi makanan, kandungan energi makanan tertentu biasanya berkorelasi dengan kadar airnya.

Pelatih cabang olahraga apapun wajib dan sangat penting untuk memperhatikan asupan gizi makro dan mikro yang tepat selama fase latihan dan kompetisi. Atlet di seluruh spektrum olahraga, dari olahraga yang membutuhkan kekuatan dan daya tahan tinggi hingga olahraga yang melibatkan ledakan, harus bekerja sama dengan pakar gizi olahraga untuk memastikan mereka mendapatkan asupan gizi mikro dan makro yang tepat. Tujuannya adalah agar atlet cabang olahraga tersebut dapat menunjukkan kinerja terbaik mereka selama latihan dan pertandingan.

Misalnya, atlet harus mendapatkan pasokan energi yang cukup selama pelatihan untuk memastikan bahwa intensitas dan durasi latihan yang tepat dapat dipertahankan sehingga mereka dapat meningkatkan kinerja. Untuk berbagai olahraga, strategi asupan cairan dan makanan yang tepat sebelum dan selama kompetisi sangat penting.

Pelatih dan atlet menjadi semakin sadar tentang bagaimana asupan vitamin, mineral, makronutrisi, dan vitamin dapat meningkatkan kinerja mereka dalam latihan dan dalam kompetisi. Para ahli gizi olahraga juga terus menyelidiki dan mempelajari zat gizi yang dapat meningkatkan kesehatan dan prestasi olahraga.

📖Sumber :

  • Bagchi, D., Nair, S., & Sen, C. K. (2019). Nutrition and Enhanced Sports Performance Second Edition. Academic Press is.
  • Block, M. E. (2016). A Teacher’s Guide to Including Students with Disabilities in General Physical Education (IV). Paul H. Brookes Publishing Co., Inc.
  • Cash, M. (1996). Sport & Remedial Massage Therapy. Ebury Press.
  • France, R. C. (2009). Introduction to physical education and sport science.
  • Fukuda, D. H. (2019). Assessments for Sport and Athletic Performance. Human Kinetics.
  • Ministry of Education and Training. (1998). The Ontario curriculum: Grades 1-8: Health and physical education. Ministry of Education and Training, 42.
  • Peterson, L. (2017). Sports injuries : prevention, treatment, and rehabilitation. CRC Press Taylor & Francis Group.
  • Potteiger, J. A. (2013). ACSM’s introduction to exercise science: Second edition. In ACSM’s Introduction to Exercise Science: Second Edition.
  • Rapeer, L. W. (1916). Minimum Essentials of Physical Education. In American Physical Education Review (Vol. 21, Issue 7). https://doi.org/10.1080/23267224.1916.10650449
  • Ratten, V. (2018). Sport Entrepreneurship: Developing and Sustaining an Entrepreneurial Sports Culture. Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-319-73010-3_9
  • Schoenfeld, B. (2016). Science and Development of Muscle Hypertrophy. In Science and Development of Muscle Hypertrophy. https://doi.org/10.5040/9781492595847
  • Woolf-May, K. (2006). Exercise Prescription: Physiological Foundations : a Guide for Health, Sport and Exercise Professionals. 274. http://books.google.com/books?id=ys-W_fsJxxoC&pgis=1

Saturday, 4 March 2023

Analisis Permainan Bulutangkis

Analisis Permainan Bulutangkis

👉Bulutangkis  

Bulutangkis merupakan salah satu olahraga permainan tercepat di dunia[1]. Begitu juga dengan perkembangan bulutangkis selama 20 tahun terakhir ini sangat cepat pesatnya sehingga menjadi olahraga Olimpiade yang sangat populer di seluruh belahan dunia. Bulutangkis sangat disukai dan dimainkan baik itu perempuan maupun laki-laki dari segala kelompok usia[2], karena selain permainannya yang seru ketika dimainkan dan juga bulutangkis ini merupakan salah satu olahraga yang dianggap jauh dari kontak fisik atau memiliki risiko cedera yang rendah[3]

Secara harfiah bulu tangkis berasal dari dua kata, yaitu bulu dan tangkis. Kata bulu diambil dari bentuk atau wujud "shuttlecock" yang terbuat dari bulu angsa. Sedangkan "tangkis" berasal dari kata dasar menangkis. Inti dari permainan bulu tangkis adalah menangkis pergerakan dari shuttlecock[4]. Konsep dasar dari cabang olahraga permainan bulutangkis adalah mempertahankan shuttlecock supaya tidak jatuh di bidang lapangan sendiri dan berusaha menjatuhkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan[5]. Bulutangkis atau juga sering disebut badminton adalah olahraga yang menggunakan raket yang dapat dimainkan oleh dua pemain (single) atau dua pasangan berlawanan (ganda), yang bermain dengan posisi berlawanan dan dibatasi oleh net[6]

Sedikit mengenai sejarah tentang bulutangkis, dimana bulutangkis diyakini berasal dari Negara India karena perangkat aturan pertama dirumuskan di Pune, Negara India pada tahun 1901. Kemudian oleh beberapa pewira tentara kerajaan Inggris yang menjajah India pada waktu itu, permainan ini dibawa ke Negara Inggris dan dikembangkan di sana. Pada tahun 1873, permainan ini dimainkan di taman istana milik Duke de Beaufort di Badminton Gloucester Shore, dari sinilah permainan ini kemudian diberi nama badminton. Permainan bulutangkis menjadi olahraga internasional setelah Kejuaraan All-England pertama. Pada tanggal 5 Juli 1934, International Badminton Federation (IBF) dibentuk dan aturan mainnya dibakukan dan Badminton World Federation (BWF) organisasi yang mengatur permainan bulutangkis hingga sampai saat ini. 

Bulutangkis berkembang dibanyak negara dan masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Belanda. Karena sudah cukup luas perkembangannya, maka perlu didirikan organisasi. Induk organisasi di Indonesia adalah PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia)[7]. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia[8]. Pemerintah sangat besar perhatiannya terhadap olahraga bulutangkis ini. Salah satu usaha yang dilakukannya adalah dengan memasukan cabang olahraga ini kedalam kurikulum pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menegah Pertama (SMP), Sekolah Menegah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi[9]

👉Keterampilan dasar di dalam permainan bulutangkis

👤Keterampilan Memegang Raket (Grip

Pegangan raket (grip) merupakan genggaman tangan di pangkal raket yang terbuat dari dua bahan yaitu towel (handuk) dan karet, gunanya untuk melindungi tangan biar kita tidak cedera dan nyaman saat melakukan pukulan-pukulan ketika bermain bulutangkis. Terdapat teknik-teknik pegangan grip yaitu[10] : 

a. American grip

  1. Tangan menggenggam raket di bagian ujung tangkai (handle) seperti memegang pukul kasur.
  2. Ibu jari dan jari telunjuk menempel pada tangkai.

b. Forehand grip

  1. Raket digenggam dengan posisi miring.
  2. Ibu jari dan jari telunjuk ditempelkan di tangkai raket yang sempit.
  3. Pegangan raket jangan diubah-ubah.

c. Backhand grip 

  1. Raket digenggam dengan posisi miring.
  2. Pada waktu menggenggam raket ibu jari diletakkan di bagian belakang tangkai raket, posisi jari-jari tangan diletakkan di bagian depan. 

Gambar 1. Teknik – teknik Menggenggam Raket (Sumber: Reserved, 2007)[11]

👤Keterampilan Gerak Footwork

Footwork yaitu gerakan kaki yang berfungsi mengatur badan sebagai penyangga untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa agar memungkinkan pemain dalam melakukan gerakan memukul shuttlecock sesuai dengan posisinya[12]. Untuk dapat memukul dengan baik maka pemain harus mempunyai kecepatan gerak kaki yang teratur[13]. Pada teknik footwork pemain bulutangkis perlu meningkatkan kelincahan posisi gerakan kaki dengan arah  ke depan, samping maupun belakang. Salah satu keuntungan dari latihan gerakan kaki adalah memaksimalkan efektivitas pukulan, apalagi saat melakukan pukulan smash[14]. Adapun bentuk latihan footwork [15], diantaranya:

  1. Pemain dikumpulkan dan diberi penjelasan mengenai pelaksanaan tes yang akan dilakukan. 
  2. Pemain berdoa dan diberi pemanasan secukupnya.
  3. Pemain sebagai peserta tes secara bergantian berdiri di tengah lapangan dengan posisi siap untuk memukul.
  4. Pemain memegang raket dan menunggu shuttlecock yang dipukul oleh pelatih/guru dari arah lapangan yang berlawanan.
  5. Pemain memukul shuttlecock yang menghampirinya disertai dengan melakukan gerakan footwork yang telah diajarkan oleh pelatih/guru sebelumnya.
  6. Shuttlecock yang telah berhasil dipukul atau di kembalikan oleh pemain akan di hitung.
  7. Sikap siap di tengah lapangan, pergerakan kaki saat mengambil shuttlecock, dan sikap akhir setelah melakukan pukulan, akan diamati dan diberikan penilaian.
  8. Pemain dapat melakukan gerakan sebanyak delapan kali berdasarkan arah gerakan footwork

Video 1. Keterampilan Gerak Footwork (Sumber: www.instagram.com)

👤Keterampilan Gerak Servis

😊Servis Panjang

Servis panjang adalah sevis yang digunakan guna menarik dan memaksa lawan untuk bergerak ke sisi belakang lapangannya atau menjauhi titik tengah lapangan[16]. Adapun Teknik melakukan servis Panjang, sebagai berikut:

  1. Posisi badan berdiri di dalam daerah servis. Kemudian pegang shuttlecock dan posisikan di depan badan. Memakai kaki belakang untuk menumpu berat badan.
  2. kemudian berat badan dialihkan ke arah depan lalu shuttlecock dijatuhkan. Dengan timing bersamaan, raket diayunkan ke depan atas melewati pinggang bagian bawah.
  3. Kemudian shuttlecock dipukul sekeras mungkin. Pukulan shuttlecock dilanjutkan sampai raket dalam posisi yang menghadap ke atas.
  4. Segera kembali ke posisi siap setelah memukul shuttlecock.

😊Servis Pendek  

Servis pendek adalah pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lain dengan arah diagonal yang bertujuan sebagai pembuka permainan, servis merupakan pukulan yang penting saat permainan bulu tangkis [17]. Adapun teknik melakukan servis pendek, sebagai berikut:

  1. Salah satu kaki tangan menggenggam raket sedangkan tangan yang lain memegang shuttlecock
  2. Posisikan salah satu kaki berada di depan kaki satunya
  3. Saat akan melempar dan memukul shuttlecock, pindahkan berat badan dari kaki belakang menuju kaki depan
  4. Pada saat bersamaan, ayunkan raket dari belakang tubuh mengarah ke depan. Posisi raket kira-kira setinggi bahu
  5. Lalu lempar dan pukul shuttlecock dengan raket


Video 2 dan 3. Keterampilan Gerak Servis Bulutangkis (Sumber: www.instagram.com )

👤Keterampilan Gerak Pukulan Lob

Pukulan lob merupakan pukulan yang menerbangkan shuttlecock tinggi dan jatuhnya shuttlecock adalah di daerah lapangan lawan bagian belakang [18]. Pelaksanaan pukulan lop, sebagai berikut:

  1. Gunakanlah teknik pegangan raket forehand, genggamlah raket dengan posisi di samping bahu. 
  2. Posisikanlah badan menyamping atau vertikal dengan arah net. Posisikan kaki kanan di belakang kaki kiri. Ketika bola atau shuttlecock dipukul, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri. 
  3. Ketika shuttlecock datang, pastikanlah posisi dalam keadaan siap memukul. 
  4. Ayunkanlah raket. Pukul shuttlecock seperti gerakan melempar yakni lecutkanlah pergelangan tangan pada saat raket mengenai shuttlecock. 
  5. Ketika shuttlecock menyentuh raket, tangan harus lurus. Posisi akhir raket mengikuti arah bola. 
  6. Biarkanlah ayunan raket ke arah bawah pinggang. 
  7. Setelah memukul, kaki kiri mendarat lebih dulu dan badan harus condong ke depan.

Gambar 2. Keterampilan Gerakan Pukulan Lob (Sumber: Brahms,2010)

👤Keterampilan Pukulan Dropshot

Pukulan dropshot yang dilakukan secara overhead dapat disebut dengan istilah pukulan chop. Pukulan dropshot shuttlecock tidak dipukul secara keras dan sekuat tenaga tetapi pada saat perkenaan shuttlecock dengan raket gerakan ayunan tangan yang memegang raket secara mendadak ditahan dan perkenaan itu ditahan serta diarahkan secara curam dengan mendorong sedikit raket kedepan sehingga shuttlecock yang dipukul secara dorongan perlahan itu dapat menghasilkan pukulan yang dekat dengan net[19]. Adapun Teknik melakukan pukulan dropshot, sebagai berikut:

  1. Memposisikan tangan dengan pegangan forehand
  2. Memegang raket dapat dilakukan dengan rileks
  3. Memegang raket dengan posisi menyamping badan
  4. Bergeraklah dengan cepat agar posisi tubuh berada di belakang shuttlecock 
  5. Raket dapat diayunkan dengan posisi tangan yang lurus serta shuttlecock dapat didorong atau disentuh dengan halus.
  6. Shuttlecock dapat diarahkan melengkung ke kanan apabila akan memberikan pukulan dropshot ke arah forehand, sebaliknya shuttlecock dapat diarahkan melengkung ke kiri apabila akan memberikan pukulan dropshot backhand
  7. Posisi terakhir pada raket yaitu dengan mengikuti arah shuttlecock.

Video 4. Keterampilan Gerak Pukulan Dropshot (Sumber:www.instagram.com)

👤Keterampilan Gerak Smash

Pukulan smash adalah bentuk pukulan keras dan tajam yang sering digunakan saat permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini keras, sangat cepat shuttlecock menuju lantai lapangan, sehingga pukulan smash membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis[20]. Adapun teknik melakukan smash, sebagai berikut:

  1. Fokus pandangan mengarah ke wilayah permainan lawan. 
  2. Posisi badan harus berdiri menyamping, dengan sisi yang tidak membawa raket harus menghadap ke net atau jaring. 
  3. Berat badan dipindahkan ke kaki yang berada di belakang. 
  4. Siku tangan dikekuk dan bersiaplah untuk melakukan smash
  5. Shuttlecock harus dipukul pada posisi setinggi mungkin sambil mengayunkan tangan ke depan dengan penuh tenaga. Untuk  memberikan tenaga, luruskan siku tangan saat memukul shuttlecock.
  6. Kemudian arahkan pergelangan tangan ke arah bawah untuk memberi tenaga lebih saat memukul shuttlecock.

Video 5. Keterampilan Gerak Pukulan Smash (Sumber: www.instagram.com)

Setelah kita mengenal beberapa macam keterampilan di dalam bulutangkis kita juga perlu mengetahui apa saja sih alat/perlengkapan bulutangkis yang digunakan dan juga kita haru mengetahui cara bermain bulutangkis yang benar biar saat bermain bulutangkis menjadi semakain mengasyikkan😎.

👮Fasilitas dan Peralatan

  • Untuk bermain bulutangkis, raket, net, dan shuttlecock diperlukan.
  • Ukuran lapangan: Panjang dan lebar lapangan. Lapangan ganda berukuran 13,40m × 6,10m. Tinggi jaring adalah 1,55 m di sisi dan 1,52 m di tengah.

👮Cara Bermain Bulutangkis 

  • Di tunggal, ada satu pemain di setiap sisi dan, 
  • Di ganda, ada dua pemain di setiap sisi. 
  • Permainan dimulai dengan lemparan dan pemenang lemparan memiliki pilihan apakah akan melakukan servis atau menerima untuk melakukan servis atau memilih sisi manapun dari lapangan untuk memulai permainan.
  • Setiap pemain harus melakukan servis dari sisi lain lapangan dan pemenang setiap reli akan mendapatkan satu poin.
  • Poin permainan standar terdiri dari 21 poin dengan selisih dua poin. 
  • Pihak yang memenangkan permainan, melakukan servis pertama pada permainan berikutnya. 
  • Server dan penerima berdiri di lapangan servis yang berlawanan secara diagonal dan shuttlecock harus dipukul di bawah pinggang. 
  • Poros raket harus mengarah ke bawah dengan kedua kaki bersentuhan dengan permukaan lapangan sampai servis dilakukan.
  • “Let” adalah saat reli dihentikan tanpa poin apa pun.
  • “Let” dapat diberikan, jika: 
    • Ada gangguan yang tidak disengaja selama permainan, misalnya,; shuttlecock tersangkut di jaring setelah melewati jaring (kecuali selama servis).
    • Server melayani sebelum penerima siap. ⇒wasit tidak dapat mengambil keputusan. ⇒ kedua belah pihak melakukan kesalahan pengadilan layanan. ⇒ situasi lain yang dianggap sesuai.
  • Seorang pemain akan kalah dalam reli jika servis tidak benar atau server melewatkan servis atau shuttlecock mendarat di luar area yang ditentukan, shuttle melewati net, shuttle tidak melewati net, shuttlecock menyentuh dinding/langit-langit, atau shuttlecock memukul dua kali pada raket pemain dan bagian tubuhnya menyentuh net.
  • Ada tiga jenis kartu yang digunakan dalam bulu tangkis, yaitu kartu kuning untuk peringatan pertama karena pelanggaran, kartu merah untuk yang sudah diperingatkan sebelumnya, dan kartu hitam untuk mendiskualifikasi pemain karena tetap melakukan pelanggaran, hal ini akan membuat pemain didiskualifikasi untuk seluruh turnamen

👉 Pembelajaran Keterampilan Bermain Bulutangkis

Setelah peserta didik mencoba dan melakukan pembelajaran berbagai keterampilan dalam permainan bulutangkis (memegang raket dengan benar, langkah kaki/footwork, melakukan servis, smash, lob, dropshot, choop dengan segala variasinya dan lain sebagainya) baik sendiri, berpasangan atau bermain dengan lawan menurut peserta didik dapat memulai bermain bulutangkis dengan aturan sederhana sebagai berikut [21]:

  1. Atlet/Peserta didik berpasangan
  2. Mulailah permainan, pemain yang berada pada lapangan servis sebelah kanan memberikan servis pada lawannya pada lapangan yang separuh lagi secara menyilang atau diagonal.
  3. Melakukan servis atau menerima servis dan kaki berada di atas garis atau kedua kaki tidak berhubungan atau tidak di atas lantai sampai shuttlecock dipukul. Setiap shuttlecock yang jatuh di atas garis betas dianggap baik dan masuk
  4. Hitunglah permainan hingga mencapai angka tertinggi 11, kecuali terjadi perpanjangan dengan dua angka.
  5. Pemenangnya adalah atlet/peserta didik yang berhasil mencapai angka tertinggi terlebih dahulu.
  6. Susunlah rencana perbaikan dari aktivitas yang baru saja dilakukan baik sendiri, bersama teman atau guru untuk perbaikan aktivitas gerakan yang akan datang sesuai ketentuan gerakan yang ada dan benar.

Gambar 3. Posisi bermain berpasangan atau ganda  (Sumber:Brahms, 2010)

👉 Fisiologis dan Komponen Fisik Bulutangkis

Bulutangkis sama dengan olahraga lainnya membutuhkan tuntutan fisiologis juga taktik, teknik, fisik serta mental untuk mencapai prestasi yang konsisten[22] karena ciri khas permainan bulutangkis membutuhkan gerakan cepat, gerakan eksplosif, banyak gerakan berlari, meloncat, refleks, kecepatan merubah arah dan juga membutuhkan koordinasi mata, tangan dan kaki yang baik[23] dan dengan tuntutan tinggi pada sistem alaktik-anaerobik. Durasi reli rata-rata dalam bulu tangkis adalah sekitar 4-5 detik, dengan waktu istirahat sekitar 10 detik, menghasilkan waktu bermain efektif sekitar 35%. Tingkat detak jantung rata-rata dalam bulu tangkis berkisar antara 75-85% dari detak jantung maksimal, dengan nilai tertinggi ditemukan pada pemain dengan tingkat keterampilan tertinggi. Laktat maksimum yang dilaporkan dalam literatur selama permainan pertandingan bervariasi dari 3–6 mmol•L−1, tetapi nilai yang jauh lebih tinggi yaitu 8–10,5 mmol•L−1 telah tercatat selama latihan di lapangan[24]. Tingginya frekuensi dan intensitas permainan selama pertandingan, serta tingginya denyut jantung maksimum dan denyut jantung rata-rata minimum menunjukkan bahwa bulu tangkis merupakan olahraga yang memerlukan persentase daya aerobik yang tinggi pada tingkat kompetitif dan tingkat daya aerobik yang tinggi pula[25]

Bulutangkis sebagai salah satu olahraga raket melibatkan permainan cepat dan reaktif di mana kesuksesan ditentukan oleh waktu reaksi dan perubahan arah yang cepat dan tepat. Lima faktor yang menunjukkan karakteristik fisiologis untuk olahraga bulutangkis, yaitu

  1. Sistem energi dominan: alaktik, aerobik, anaerobik laktik
  2. Ergogenesis (persentase kontribusi setiap sistem energi terhadap kinerja akhir) : 60% alaktik, 20% laktat, 20% aerobik
  3. Substrat energi utama: fosfat kreatin , glikogen
  4. Faktor pembatas : tenaga, daya reaktif, daya tahan
  5. Sasaran latihan: kekuatan, daya tahan, kekuatan maksimum[26]

Sebelum melakukan permainan bulutangkis sangat disarankan untuk melakukan peregangan dan pemanasan yang baik. Salah satu penelitian bulutangkis yang mengamati dorsofleksi pergelangan kaki telah mempelajari efek 55 pada otot betis pada pemain bulu tangkis. Subjek melakukan lima peregangan statis selama 15 detik menggunakan peregangan dinding berdiri standar tiga kali seminggu selama 12 minggu. Semua peregangan didahului dengan kenaikan tumit yang berkelanjutan selama 15 detik. Peningkatan rata-rata pada ROM dorsofleksi pergelangan kaki aktif adalah 5°, tetapi tidak signifikan secara statistik dibandingkan dengan kontrol.[27]

Otot pemain bulu tangkis dengan cepat mencapai kecepatan tinggi sebagai akibat dari resistensi inersia minimal dari raket ringan dan lengan pemain. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengerahkan gaya dan tenaga pada kecepatan tinggi sangat penting untuk melakukan penyesuaian cepat dalam pukulan[28]. Permainan bulutangkis melibatkan pergelangan tangan sebagai sumber yang mengakibatkan pukulan itu menjadi keras atau menjadi lemah. Pada Pukulan forehand bulutangkis misalnya itu adalah kerja daya pergelangan tangan[29]. Pergelangan tangan adalah kompleks sendi yang sangat mudah beradaptasi, menawarkan rotasi gerak ekstensi misalnya; gerakan pergelangan tangan saat melakukan pukulan seperti mencambuk dapat dilihat saat pemain melakukan pukulan backhand bulu tangkis. Adapun Komponen-komponen kerangka yang terlibat dalam gerakan pergelangan tangan yaitu:

  • (Lengan Bawah) : radius (tulang lengan), ulna (tulang hasta)
  • (Pergelangan Tangan) 8 karpal (scaphoid, lunate, triquetrum, pisiform, hamate, capitate, trapezoid, trapezium)
  • (Tangan) 5 metacarpals
  • (Jari) 14 phalanges (masing-masing 3 jari; ibu jari 2)[30]

👉Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik Permainan Bulutangkis

💃Latihan Daya Tahan Umum (Aerobik dan Anaerobik) untuk Bulutangkis

  1. Daya tahan lari (tidak kurang dari 30 menit) di berbagai medan sehingga perubahan kecepatan lari. Setiap 10 menit, lakukan speed-strength atau pliometrik agar tidak menjadikannya latihan ketahanan yang khusus untuk waktu yang lama.
  2. Mengendarai sepeda di jalan atau latihan dengan menggunakan ergocycle dengan intensitas bervariasi

💃Latihan Kekuatan (Kekuatan Kecepatan dan Daya Tahan Kekuatan) untuk Bulutangkis

  1. Latihan dengan menggunakan dumbbell dengan bobot ringan dan repetisi harus tinggi
  2. Lompat tali
  3. Latihan sirkuit (latihan untuk kaki, perut, lengan, dada, bahu, dan punggung), misalnya: sit-up, chin-up, push-up, latihan melempar medicine ball
  4. Latihan pliometrik

💃Latihan Kecepatan untuk Bulutangkis

  1. Lompat tali
  2. Latihan pliometrik, misalnya: latihan hurdles, squat jump, dll.
  3. Sprint dengan jarak pendek kurang lebih 20 meter
  4. Latihan Shadow, misalnya: latihan footwork tanpa shuttlecock

💃Latihan Koordinasi dan Kelincahan untuk Bulutangkis

  1. Latihan shadow
  2. Latihan khusus bulutangkis
  3. Juggling
  4. Latihan shooting bola basket ke keranjang basket

👉Contoh Program Latihan Permainan Bulutangkis :

⇒Latihan 1: Latihan Lompat Tali 

  • Waktu latihan sekitar 32 menit. 
  • Langkah 1: Melewatkan 45 detik, istirahat 15 detik (20 repetisi); 
  • Langkah 2: Melewatkan 30 detik, istirahat 15 detik (15 repetisi); 
  • Langkah 3: 15 detik melompat-lompat, istirahat 15 detik (10 repetisi).

⇒Latihan 2: Latihan Lari di Lintasan:

  • Pemain berlari selama 15 menit mengelilingi lintasan sepanjang kurang lebih 400 meter dan menghitung berapa kali putaran yang mampu dia selesaikan. 
  • Hasil ini digunakan untuk mengukur daya tahan aerobik pemain atau VO2 max.

⇒Latihan 3: Latihan Melempar Medicine ball

  • Dua pemain duduk saling berhadapan dan melempar medicine ball bolak-balik di antara mereka. Bola diambil di belakang kepala dan dilempar ke pemain lawan. 
  • Istirahat dilakukan setiap 15 kali lemparan, ini bisa meningkatkan kekuatan daya tahan.

Daftar Pusaka

  1. B.-V. Brahms, Badminton Handbook : Training – Tactics – Competition. Meyer & Meyer Sport, 2010.
  2. M. S. Anwar, Health and Physical Education: Textbook for Class IX, First Edit. New Delhi: National Council of Educational Research and Training, 2016.
  3. F. C. Mooren, “Encyclopedia of Exercise Medicine in Health and Disease,” in Encyclopedia of Exercise Medicine in Health and Disease, Frank C. Mooren, Ed. Germany: Springer, 2012, p. 931.
  4. N. Resika, “Kontribusi Kekuatan Genggaman dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Ketepatan Servics Pendek Pada Atlet Bulu Tangkis PB. Malaka,” Progr. Stud. Pendidik. Jasm. Stkip Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh 2020, p. 13, 2020.
  5. Z. Zarwan and S. Hardiansyah, “Penyusunan Program Latihan Bulutangkis Usia Sekolah Dasar Bagi Guru PJOK,” J. Pendidik. dan Olahraga, vol. 2, no. 1, pp. 12–17, 2019.
  6. A. Sunarya and J. Sutrisno, “Sistem Informasi Penyewaan Lapangan Bulutangkis dan Penjualan Perlengkapan Maestro Angkasa,” J. Idealis, vol. 1, no. 1, p. 358, 2018.
  7. A. Priyatama, “Model pengembangan bahan ajar skema mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kelas xi berbasis android,” Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, 2019.
  8. khitam ari Sutrisno, “Artikel Hubungan Antara Kekuatan Otot Bahu , Power Otot Smash Bulutangkis Pada Atlet Putra Pb Kanor Kab . Bojonegoro Tahun 2017,” vol. 02, no. 05, p. 8, 2018.
  9. Sumaryoto and S. Nopembri, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan: SMA/MA/SMK/MK Kelas X. Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
  10. Zulbahri and C. Melinda, “Metode Practice Style dan Guided Discovery Style Serta Keterampilan Teknik Dasar Atlet Bulutangkis,” Pros. SENFIKS (Seminar Nas. Fak. Ilmu Kesehat. dan Sains), vol. 1, no. 1, pp. 28–37, 2019.
  11. A. R. Reserved, “Sure Fire Badminton Drills.” pp. 1–98, 2007, [Online]. Available: www.badmintom-information.com.
  12. D. R. Alica and A. S, “Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Dan Kelincahan Terhadap Kemampuan Footwork Atlet Bulutangkis,” J. Patriot, vol. Vol 1 No 2, no. 2018, pp. 493–507, 2019.
  13. Yusup Hidayat, S. C. Bumi, and R. Alamsyah, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan: Untuk kelas X SMA/MA/SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun, 2010.
  14. Badminton Friends, “Badminton Articles,” 2003.
  15. S. A. Susilo, “Pembinaan Olahraga Bulu Tangkis Bagi Anak Desa Senaru,” Artik. Pengabdi. Masy., 2021.
  16. V. I. Suardi and Donie, “Kemampuan Servis Mahasiswa Bulutangkis Dasar,” J. Patriot, vol. 63, no. 8, pp. 402–408, 2018.
  17. M. R. Dermawan, “UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BACKHAND PENDEK BULU TANGKIS MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA SMAN 8 PEKANBARU,” 2014.
  18. A. Awira, A. Y. Prawira, and D. Dariyanto, “Keterampilan Pukulan Lob Bulutangkis Melalui Pembelajaran Terpimpin pada Siswa Sekolah Dasar,” Edukatif  J. Ilmu Pendidik., vol. 4, no. 1, pp. 1119–1125, 2022, doi: 10.31004/edukatif.v4i1.1750.
  19. M. Jannah, “Kontribusi Kelenturan Pergelangan Tangan Terhadap Hasil Pukulan Dropshot Bulutangkis pada Mahasiswa Kelas F Semester 5 Penjaskesrek FKIP UIR,” 2016.
  20. H. Y. Prayadi and H. A. Rachman, “Pengaruh Metode Latihan Dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Smash Bulutangkis,” J. Keolahragaan, vol. 1, no. 1, pp. 63–71, 2013, doi: 10.21831/jk.v1i1.2346.
  21. K. Pendidikan, D. A. N. Kebudayaan, and R. Indonesia, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) untuk Kelas XI SMA/ SMK. 2017.
  22. S. K. Yadav, “International Journal of Physical Education, Sports and Yogic Sciences,” IJPESYS Ref. Res. J., vol. 1, no. 8, pp. 1689–1699, 2012.
  23. T. Karyono, “Pengaruh Metode Latihan Dan Power Otot Tungkai Terhadap Kelincahan Bulutangkis,” J. Olahraga Prestasi, vol. 12, no. 1, p. 116489, 2016, doi: 10.21831/jorpres.v12i1.9496.
  24. A.Lees, J.-F.Kahn, and I.W.Maynard, Science and Racket Sports III. Routledge, 2004.
  25. D. C. Manrique and J. J. González-Badillo, “Analysis of the characteristics of competitive badminton,” vol. 8, pp. 62–66, 2003.
  26. T. Bompa and C. Buzzichelli, Periodization Training for Sports, Third Edition, 3rd Editio. United States: Human Kinetics, 2015.
  27. J. Ylinen, Stretching therapy for sport and manual therapy, no. July. 2008.
  28. G. G. Haff and T. N. Travis, Essentials of Strength Training and Conditioning, IV. USA: Human Kinetics, 2016.
  29. Richard A. Magill and D. I. Anderson, Motor Learning and Control: Consepts and Applications, X. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc, 2014.
  30. F. W. Dick, Sports Training Principles 6th Edition, 6th ed. London: Bloomsbury, 2015.

Tuesday, 7 February 2023

ANALISIS KETERAMPILAN GERAK BOLA VOLI

A. Analisis Keterampilan Gerak Bola Voli 

1. Analisis Keterampilan Gerak Servis 

a). Analisis Keterampilan Gerak Servis Atas

Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan. Karena pukulan servis berperan besar untuk memperoleh poin, servis harus menyakinkan, terarah, keras, dan menyulitkan lawan. 

Servis atas adalah jenis servis yang membuat jalannya bola tidak mengandung putaran. Bola hasil pukulan servis ini dapat berbentuk jalan bola berputar ke depan atau jalan bola mengapung atau mengambang[1]. Kesulitan lawan menerima bola yang mengapung dan tidak bergerak dalam satu lintasan lurus, kecepatannya tidak teratur, bola sering melayang ke kiri dan ke kanan atau ke atas dan ke bawah sehingga menimbulkan kesukaran untuk memprediksi arah datangnya bola secara tepat[2].

Cara melakukan servis atas yang benar dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut:

  1. Sikap awal melakukan servis atas adalah pemain bola voli yang melakukan serangan pertama atau service terletak pada posisi 1 dan mengambil posisi servis di luar garis belakang.
  2. Tubuh dalam posisi tegak dengan pandangan mata fokus melihat ke arah datangnya bola.
  3. Kaki kiri dilangkahkan ke depan. Hal ini dilakukan bersamaan dengan salah satu memegang bola.
  4. Bola dilemparkan ke atas dan dipukul dengan menggunakan jari tangan yang dalam posisi rapat.
  5. Bola harus dipukul dengan sekuat tenaga agar bisa mencapai area lawan.
  6. Setelah memukul bola, posisi tubuh harus kembali dalam posisi siap.

Gambar 1. Teknik Servis Atas

b). Analisis Keterampilan Gerak Servis Bawah

Servis bawah adalah Teknik dasar penanda bahwa permainan telah di mulai yang dilakukan dengan mengayunkan tangan dari bawa ke atas di perkenaan pergelangan tangan atau tangan yang di gengam. Kegunaan servis bawah, yaitu untuk melakukan serangan pertama dalam permainan bola voli yang dimana servis bawah berperan besar. perlu diketahuai apabila keterampilan servis bawah yang dapat diartikan sebagai tindakan mengoper dalam permainan bola voli merupakan teknik dasar yang dominan, sehingga diharapkan semua siswa dapat melakukannya[3]. 

Cara melakukan servis yang benar dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut: 

  1. Berdiri dengan kaki kiri ke depan, kaki kanan di belakang. 
  2. Bola dipegang oleh tangan kiri Lambungkan bola setinggi bahu Pada saat bersamaan ayunkan lengan kanan ke belakang,
  3. Kemudian pukul bola dengan tangan kanan. 
  4. Perkenaan bola tepat pada tangan dan telapak tangan menghadap ke arah bola. 
  5. Pukulan dilakukan dengan tangan dalam keadaan mengepal. 
  6. Setelah bola dipukul, diteruskan dengan melangkahkan kaki kanan ke depan.

Gambar 2.Teknik Servis Bawah  

c). Analisis Keterampilan Gerak Servis Floating

Servis sangat memerlukan teknik yang baik, terutama saat melakukan servis floating, sehingga nantinya pada saat bermain atau bertanding bias jadi salah satu serangan awal untuk mematikan bola di pihak lawan. servis floating yang baik adalah servis floating yang langsung menghasilkan angka atau tidak bisa di terima lawan. Servis floating dapat menghasilkan bola yang mengapung dan melayang, akurat dan tidak mampu dikuasai oleh lawan dan langsung menghasilkan angka[4].

Cara melakukan servis floating :

  1. Posisi kaki sama seperti tennis servis.
  2. Tangan kiri memegang bola dan tangan kanan di samping setinggi pelipis.
  3. Dengan tangan kiri bola di lambungkan sedikit ke samping kanan tidak terlalu tinggi.
  4. Setelah bola melambung keatas setinggi kepala, tangan kanan dipukulkan pada bagian tengah bola.

Pukulan float dapat dilakukan dengan beberapa cara: Dengan tumit tangan; Dengan tangan, di saat ibu jari dilipat ke dalam dan menempel pada telapak tangan; Memukul dengan tangan tergenggam.

Gambar 3. Teknik Servis Floating

2. Analisis Keterampilan Gerak Passing 

a). Analisis Keterampilan Gerak Passing Atas

Passing atas berguna untuk menerima servis, menerima operan teman, mengoper bola, mengumpan smash, atau bahkan mengembalikan bola pada permainan bolavoli [5].

Sikap permulaan pada teknik passing atas adalah :

  1. Berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka, kedua lutut agak ditekuk badan sedikit condong ke depan. Kedua siku ditekuk, jari-jari tangan dijarangkan dan dikuatkan membentuk setengah bola. 
  2. Ibu jari tangan berdekatan hingga membentuk huruf V ke bawah dan berada di depan sebelah atas dekat dahi. 
  3. Gerakan pada saat bola datang mendekat, segera jari-jari tangan dipukulkan pada bola dengan gerakan jari-jari tangan dikuatkan lalu dipukulkan pada bola, sehingga kedua siku lurus ke atas dan serong ke depan. Kedua lutut diluruskan sehingga tumit terangkat. 
  4. Pada saat jari-jari tangan bersentuhan dengan bola, segera gerakan tangan, pergelangan tangan, lengan, badan, lutut dan kaki secara serempak hingga merupakan suatu gerakan yang harmonis [6].

Gambar 4. Teknik Passing Atas

b). Analisis Keterampilan Gerak Passing Bawah

Passing bawah merupakan teknik dasar memainkan bola dengan menggunakan kedua tangan, yaitu perkenaan bola pada kedua lengan bawah, passing bawah merupakan teknik passing yang sering digunakan untuk menerimabola servis atau smash[7]. Pengusaan teknik dasar passing dalam permainan bola voli sangat penting, keberhasilan suatu regu dalam memenangkan pertandingan bola voli banyak ditentukan oleh passing.

Cara melakukan passing bawah:

  1. Posisi tubuh tegak dengan kedua kaki yang dibuka selebar bahu. Kedua lutut agak sedikit ditekuk dan badan condong ke depan. 
  2. Saat akan melakukan passing, pastikan untuk memajukan salah satu kaki ke depan, sebagai langkah persiapan. 
  3. Sikap kedua kaki saat melakukan passing pada permainan voli adalah ditekuk ke depan seperti memasang kuda-kuda. 
  4. Posisi lengan pada saat melakukan passing bawah adalah kedua tangan diluruskan ke depan bawah dan dirapatkan. Pastikan jika posisi ibu jari sejajar. 
  5. Jika bola sudah hampir tiba, arahkan kedua tangan mengikuti arah datangnya bola. 
  6. Ayunkan kedua tangan untuk memukul bola. Kedua siku tangan harus dipastikan dalam posisi lurus. Posisi perkenaan bola passing bawah 
  7. terletak pada bagian lengan atau bagian atas pergelangan tangan. Ketika tangan memukul bola, luruskan kedua lutut kaki.

Gambar 5. Teknik Passing Bawah

3). Analisis Keterampilan Gerak Blocking 

Teknik dasar blocking ini yang meliputi teknik dasar awalan, lompatan, mendarat dan perkenaan dengan bola[8]. Teknik permainan bola voli yang dilakukan dengan mengangkat kedua tangan lurus ke atas dengan cara melompat dengan tujuan menutup serangan lawan disebut sebagai blocking/bendungan [9].

Teknik blocking perlu konsetrasi yang tinggi dan keterampilan yang bagus, karena pada saat blocking harus melihat bola dari arah mana smasher akan memukul dan menempatkan bola. Dalam teknik blocking ada beberapa macam antara lain single block, double block, triple block. Semua teknik blocking harus dikuasai karena dalam melakukan block yang baik akan menghasilkan poin untuk tim dengan membendung smash lawan[10].

Tahap-tahap melakukan block tersebut adalah sebagai berikut: “(a) melakukan langkah ke kiri atau ke kanan, (b) meloncat ke atas dengan tumpuan kedua kaki, (c) menggerakkan tangan dan lengan ke atas untuk menghalangi lajunya bola dari serangan lawan, (d) mendarat dengan kedua kaki secara lentur”[11].  

Gambar 6. Teknik Blocking 

4). Analisis Keterampilan Gerak Smash 

Smash dalam permainan bolavoli merupakan salah satu teknik, atau teknik memukul (spike) bola dalam permainan bolavoli adalah bagaimana cara seseorang atau atlet bolavoli memukul bola dengan keras dan terarah ke daerah pertahanan lawan”. Smash merupakan pukulan utama dalam penyerangan untuk mencapai kemenangan. Dalam melakukan smash diperlukan kemampuan meloncat yang tinggi agar keberhasilan dapat dicapai dengan gemilang”[12].

Smash adalah teknik dasar yang paling menonjol dan sangat efektif dalam upaya melakukan serangan hingga menjadi penting sekali keberadaannya. Smash secara harfiah berasal dari bahasa inggris berarti ”menukik tajam”[13].

Cara melakukan smash :

  1. Sikap permulaan: Awalan, sederhanakan, yang terpenting adalah 3 langkah terakhir. Postur tubuh tidak boleh tegak badanya mulai dari start sampai pada saat menolak, badan harus tetap membungkuk dengan gerakan yang merupakan satu kesatuan. Awalan yang dipergunakan menurut tujuan atau arah bola yang akan di spike
  2. Tolakan: dua kaki Sikap telapak kaki pada saat take-off diusahakan selalu mengarah kearah bola. Ketika take-off usahakan tolakan atau loncatan jaraknya kurang lebih 1 ayunan dari bola. 
  3. Posisi Pukulan : Setinggi mungkin dan secepat mungkin. Ayunan lengan jangan sampai pada waktu tangan berada diatas kepala, siku tangan pukul mendekati telinga. Untuk pemain putera siku mengarah kemuka dan untuk pemain  puteri siku boleh mengarah keluar. Saat melakukan pukulan siku harus dan perkenaan bola pada bagian atasnya dengan cambukan lengan serta gerakan yang aktif bersama-sama, cambukan lengan itu harus diikuti gerakan membengkokkan dari busurnya. Kekuatan otot perut sangat penting. 
  4. Posisi Mendarat: Kedua kaki mengeper, keseimbangan dan koordinasi setelah memukul harus terjaga baik kemudian mendarat dengan 2 kaki yang mengeper serta selalu siap untuk memainkan bola lagi, tempat mendarat harus diusahakan pada tempat yang sama pada saat take-off[14].



Gambar 7. Teknik Melakukan Smash 

B. Permainan Bola Voli 

Permainan bola voli diciptakan oleh William B Morgan pada tahun 1895 di Holyoke (Amerika bagian timur). William B Morgan adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada Young Men Christain Association (MCA). Kemudian permainan bola voli ini menyebar ke seluruh dunia. Pada tahun 1974 pertama kali bola voli dipertandingkan di Polandia dengan peserta yang cukup banyak. Maka pada tahun 1984 didirikan Federasi Bola Voli Internasional atau Internationnal Voli Ball Federation (IVBF) yang waktu itu beranggotakan 15 negara dan berkedudukan di Paris[15].

Bola voli (bahasa Inggris: volleyball) adalah permainan olahraga yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing regu enam orang[16]. Permainan bola voli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh anak- anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan[17]. Tujuan dari permaiana bola voli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah lawan dan mencegah dengan upaya agar bola yang sama (dilewatkan) tidak tersentuh lantai dalam lapangan sendiri[18].

Permainan bola voli adalah suatu permainan yang menggunakan bola untuk dipantulkan (di-volley) di udara hilir mudik di atas net/jaring, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak daerah lapangan lawan dalam rangka mencari kemenangan[19].  Permainan bola voli terdapat teknik dasar yang meliputi servis, passing, smash, block. Teknik teknik tersebut biasanya teknik servis yang harus di kuasai oleh suatu regu bola voli karena servis mempunyai potensi besar dan menghasilkan point untuk meraih kemenangan[20].

C. Pembelajaran Permainan Bola Voli 

1. Aktifitas Pembelajaran Keterampilan Gerak Passing 

Aktivitas Pembelajaran I

Cobalah lakukan aktivitas belajar satu di bawah ini untuk belajar keterampilan gerak passing bawah dan atas:

    1. Peserta didik saling berpasangan (satu bola oleh dua orang) dipisahkan oleh net/jaring.
    2. Permulaan permainan diawali dengan lemparan.
    3. Para peserta didik berupaya saling memindahkan bola melewati net/jaring dengan passing bawah atau atas.
    4. Selama bola belum menyentuh lantai, bola dinyatakan dalam permainan (bola hidup).
    5. Peserta didik yang dapat menjatuhkan bola di daerah lawannya mendapat angka satu. Peserta didik yang lebih dulu mengumpulkan angka 15 dinyatakan sebagai pemenang, kecuali deuce, maka peserta didik yang mendapatkan nilai selisih dua yang menang.
    6. Susunlah rencana perbaikan dari aktivitas yang baru saja dilakukan baik sendiri, bersama teman atau guru untuk perbaikan aktivitas Gerakan yang akan datang sesuai ketentuan gerakan yang ada [21].

Gambar 8. Permainan Satu Lawan Satu Passing Atas 

Aktivitas Pembelajaran II

    1. Peserta didik dibagi dalam kelompok (satu kelompok tiga orang).
    2. Lapangan dengan lebar 3 meter, net dapat menggunakan tali/tambah yang direntangkan sepanjang lapangan.
    3. Permulaan permainan diawali dengan lemparan.
    4. Setiap kelompok berupaya untuk memindahkan bola dengan passing bawah atau atas.
    5. Setiap kelompok hanya boleh menyentuh bola tiga kali.
    6. Selama bola belum menyentuh dinding lantai, bola dinyatakan dalam permainan (bola hidup).
    7. kelompok yang dapat menjatuhkan bola di daerah lawannya mendapat angka satu.
    8. Peserta yang lebih dulu mengumpulkan angka 15 dinyatakan sebagai pemenang, kecuali deuce, maka regu yang mendapatkan nilai selisih dua yang menang.
    9. Susunlah rencana perbaikan dari aktivitas yang baru saja dilakukan baik sendiri, bersama teman atau guru untuk perbaikan aktivitas. Gerakan yang akan datang sesuai ketentuan gerakan yang ada.

Gambar 9. Latihan Passing Bawah atau Passing Atas Berpasangan  

2. Aktivitas Pembelajaran Keterampilan Gerak Servis 

    1. Metode pertama terdiri dari pemain yang berdiri berpasangan saling berhadapan. Ini terbatas pada penggunaan jaring atau jaring di tengah lapangan  voli.
    2. Pemain yang melakukan servis kemudian berdiri di belakang garis permainan.
    3. Kemudian pemain yang melakukan servis harus melewati net dan memberikan kepada teman nya yang sedang menunggu di seberang lapangan 
    4. Bergantian melakukan servis

Gambar 10. Latihan Servis Berpasangan

3. Aktivitas Pembelajaran Keterampilan Gerak Blocking 

    1. Sikap bersiap, yaitu sikap berdiri di dekat jarring dengan kaki selebar bahu, kedua lutut di tekuk, serta kedua lengan setinggi dan di depan dada.
    2. Bergerak dan melompat, yaitu gerak pergeseran kaki sejajar net/ jaring. Setelah bergeser kemudian dilanjutkan dengan gerak menolak kedua kaki ke atas dari depan dada.
    3. Kedua tangan ada di dekat jaring dan jaraknya kurang dari diameter bola. Jari-jari telapak tangan terbuka dan sedikit di tekuk. Posisi pergelangan tangan menyesuaikan dengan arah datangnya bola.
    4. Sikap turun, yaitu suatu sikap untuk menetralkan tenaga atau mengontrol gerakan. Dalam gerakan turun bagian kaki yang pertama kali menyentuh tanah adalah bagian depan telapak kaki, kemudian depan dada, serta pandangan  tertuju ke depan atas[22]

Gambar 11. Latihan Block Sambil Berlari 

4. Aktivitas Pembelajaran Keterampilan Gerak Smash 

    1. Siswa berdiri menghadap net dengan jarak 3 langkah.
    2. Siswa melakukan awalan dengan langkah lebar dan datar serta melakukan tolakan dengan sekuat tenaga menggunakan kedua kaki.
    3. Kedua lengan di ayunkan kebelakang dan pandangan kearah bola.
    4. Ayunkan lengan yang akan memukul ke depan dan punggung melenting ke belakang.
    5. Jari-jari tangan dirapatkan dan dipukulkan pada bola tepat pada telapak tangan.
    6. Lentingan badan kebelakang saat tangan memukul bola. 
    7. Pendaratan dilakukan dengan kedua kaki secara bersamaan dan lutut mengeper [23]

Gambar 12. Latihan Melakukan Smash 

5. Penilaian 

a. Pengetahuan  

Pengetahuan peserta didik dapat diilai melalui praktek dan tes tertetulis maupun tes lisan.

b. Sikap 

Sikap peserta didik akan dinilai Ketika mengikuti pembelajaran permainan bola voli yang meliputi: toleransi, disiplin, sopan, kerjasama, menerima kekalahan atau tidak sombong ketika menang dan menjunjung tinggi sportifitas

c. Keterampilan 

Keterampilan peserta didik akan dinilai melalui unjuk kerja selama mengikuti pembelajaran permainan bola voli yang meliputi (1) keterampilan, (2) pengambilan keputusan, (3) dukungan, dan (4) penampilan bermain.

D. Ringkasan 

Permainan bola voli adalah permainan yang berupaya memukul bola di udara hilir mudik di atas net/jaring, dengan maksud dapat menjatuhkan bola pada daerah kosong lapangan lawan. Keterampilan gerak dalam permainan bola voli meliputi keterampilan gerak servis (bawah, atas, dan menyamping), passing atas dan bawah, smash, dan bendungan (blocking). Keterampilan gerak dalam permainan bola voli dapat dikembangkan melalui aktivitas belajar secara individu, berpasangan dan berkelompok. Pada saat belajar keterampilan gerak bola voli perlu diterapkan pula sikap yang baik, seperti: sportif, bekerjasama, toleransi, disiplin, menerima kekalahan dan kemenangan.

Jangan Lupa Nonton juga Video Analisis Keterampilan Gerak Bola Voli di You Tube : https://www.youtube.com/watch?v=ahKTg58kYiU
Subscribe, Like & Comment, Thanks.

Sumber Pustaka

  1. A. Syahban, “Kontribusi Kekuatan Otot Lengan dan Keseimbangan Badan Terhadap Kemampuan Servis Atas Bolavoli pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi STKIP Paris Barantai Kotabaru,” Cendekia J. Ilm. Pendidik., pp. 1–13, 2017, [Online]. Available: http://ejurnal.stkip-ktb.ac.id/index.php/jurnal/article/view/45/0.
  2. M. Syaleh, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Servis Atas Bola Voli Melalui Media Pembelajaran Lempar Pukul Bola Kertas Pada Siswa Kelas VII SMP,” J. Prestasi, vol. 1, no. 1, pp. 23–30, 2017, doi: 10.24114/jp.v1i1.6494.
  3. S. Siswanto and T. Purbangkara, “Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Resiprokal pada Pembelajaran Servis Bawah Bola Voli di SMPN 1 Tirtajaya,” J. Speed (Sport, Phys. Educ. Empower., vol. 2, no. 2, pp. 49–56, 2019.
  4. O. S. Putra, M. S. Rifki, and F. Mukhtarsyaf, “Pengaruh latihan Push Up Dan Ball- Slams Terhadap Kemampuan Service Floating Dalam Permainan Bola Voli Pada Atlet Club Semen Padang,” J. Sport. Saintika, vol. 4, no. 1, pp. 66–79, 2019.
  5. N. Khotimah, “Penerapan Metode Drill Untuk Meningkatkan Keterampilan Passing Atas Bola Voli Siswa SMPN 4 Tapung Hilir,” J. Educ. Teach., vol. 1, no. 1, p. 16, 2020, doi: 10.24014/jete.v1i1.7895.
  6. U. Nugraha and E. Yuliawan, “Meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli melalui pendekatan gaya mengajar latihan dengan menggunakan audio visual,” Altius J. Ilmu Olahraga dan Kesehat., vol. 10, no. 2, pp. 231–242, 2021, doi: 10.36706/altius.v10i2.15871.
  7. A. Kurniawan, “Kemampuan Passing Atas Dan Passing Bawah Peserta Ekstrakulikuler Bolavoli Di SMKN 1 Bantul.” Prodi Penjaskesrek Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, 2021.
  8. A. F. H. Heny Nurbaya, M. Rif’at, “Upaya Meningkatkan Keterampilan Blocking Dalam Permainan Bola Voli Melalui Metode Bola Gantung Siswa Kelas V SD Negeri 5 Landau Garong Tahun Pelajaran 2011/2012,” J. Pendidik. Jasm. dan Kesehat. dan Rekreasi, vol. 1, no. 1, pp. 69–74, 2014.
  9. N. Sani, “Pelatihan Kemampuan Blocking pada Atlet Bola Voli Gapura Desa Kerongkong Nurpiani,” no. September, 2021.
  10. Wahyu Cirana, Arif Rohman Hakim, and Untung Nugroho, “Pengaruh Latihan Drill Smash Dan Umpan Smash Terhadap Keterampilan Smash Bola Voli Pada Atlet Putra Usia 13-15 Tahun Club Bola Voli Vita Solo Tahun 2020,” J. Ilm. PENJAS (Penelitian, Pendidik. dan Pengajaran), vol. 7, no. 1, pp. 1–11, 2021, doi: 10.36728/jip.v7i1.1381.
  11. T. A. Wahyuda, “Model Latihan Block Permainan Bolavoli Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smk Negeri 6 Malang,” Pendidik. Jasm., vol. 26, no. 1, pp. 188–202, 2016.
  12. A. A. Y. Dimas Anggara, “Latihan Pliometrik Berpengaruh Terhadap Kemampuan Smash Atlet Bolavoli,” Dimas Anggara, Alex Aldha Yudi, pp. 1331–1343, 2019.
  13. A. Permana, D. Penjaskes, and S. P. Kalimantan, “Adiyudha Permana Dosen Penjaskes STKIP-PGRI Pontianak Kalimantan Barat,” pp. 1–12.
  14. H. Siswanto, “Peningkatan Ketrampilan Smash Permainan Bola Voli Melalui Metode Resiprokal,” Media Ilmu Keolahragaan Indones., vol. 2, no. 2, 2012.
  15. R. Amelia, “Makalah Bola Voli,” 2020.
  16. Nelly Astiana Napitupulu, “Makalah Bola Voli.” 2020.
  17. Iskandar, “Hubungan Koordinasi Mata-tangan dengan Servis Atas Bola Voli Mahasiswa Putra Penjaskes IKIP-PGRI Pontianak,” J. Pendidik. Olah Raga, vol. 3, NO 2, no. 88, pp. 146–155, 2014.
  18. Nursalam, 2016, “Survey Keterampilan Tehnik Dasar Bola Voli Pada Siswa Putra Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 4 Pontianak,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2016.
  19. A. Yusmar, “Upaya Peningkatan Teknik Permainan Bola Voli Melalui Modifikasi Permainan Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kampar,” J. PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), vol. 1, no. 1, p. 143, 2017, doi: 10.33578/pjr.v1i1.4381.
  20. D. I. M. Saputra and G. Gusniar, “Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli melalui Bermain Melempar Bola,” Gelangg. Olahraga J. Pendidik. Jasm. dan Olahraga, vol. 3, no. 1, pp. 64–73, 2019, doi: 10.31539/jpjo.v3i1.862.
  21. K. Pendidikan, D. A. N. Kebudayaan, and R. Indonesia, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) untuk Kelas XI SMA/ SMK. 2017.
  22. A. Febriyanto, U. Primagraha, F. Fahmi, and U. Primagraha, “Model Latihan Blocking Bola Voli Untuk Atlet Volley Ball Blocking Training Model for,” vol. 03, no. 01, 2022.
  23. S. Dasar, E. Ekawarna, F. Dwi Rahayu, and E. Yuliawan, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Smash Bola Voli Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Tanjab Barat Melalui Pendekatan Gaya Mengajar Latihan Power Tungkai Dengan Menggunakan Modifikasi Bola Gantung,” J. Prestasi, vol. 5, no. 2, p. 44, 2021, doi: 10.24114/jp.v5i2.26501
  24. https://instagram.com/miamiselectvolleyball?igshid=YmMyMTA2M2Y
  25. https://stock.adobe.com/id/images/man-volleyball-silhouette/84165127
  26. https://stock.adobe.com/id/search?filters%5Bcontent_type%3Aphoto%5D=1&filters
  27. https://stock.adobe.com/id/search/images?filters%5Bcontent_type%3Aphoto%5D=1
  28. https://www.instagram.com/p/CW_ghFUsXKj/?igshid=MDJmNzVkMjY=
  29. https://www.instagram.com/p/CGX1mAOFO-Z/?igshid=MDJmNzVkMjY=
  30. https://www.instagram.com/p/q1sJwDqfQi/?igshid=MDJmNzVkMjY=

Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

🌺 MODEL EVALUASI CIPP🌺 👉Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block