Friday, 7 February 2020

Uji Homogenitas : Statistika Penjas

Uji Homogenitas tujuan utamanya adalah  untuk memperlihatkan perbedaan atau persamaan dua atau lebih kelompok data dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Makanya, Uji Homogenitas disebut juga Analisis Varians atau kita kenal dengan Test of Homogenity of Variances.

Beberapa teknik uji Homogenitas yang kita kenal diantaranya: Uji Bartlett, Uji- F, Uji- t, Uji Fmaks Hartley dan Scheffe (Anova 1-Jalan). Pada postingan kali ini kita akan melakukan Uji  Homogenitas data dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 22 yaitu Tes One-Way Anova

Berikut contoh data kekuatan otot lengan (X1), Keseimbangan Badan (X2) dan Kemampuan Servis atas Permainan Bola Voli (Y) dengan jumlah sampel (N) berjumlah 30 orang yang akan kita cari Uji Homogenitasnya.

Selanjutnya, kita  melakukan uji Homogenitas data dengan salah satu teknik uji homogenitas yaitu One-Way Anova dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 22. Berikut langkah-langkahnya;

a) Buka Program IBM SPSS 22

b) Klik menu “Analyze” pada toolbar

c) Klik “Compare Means”

d) Klik “One-Way ANOVA”



e) Masukan Variabel ke Kolom “Dependent list” dan “Factors”

f) Pilih “Options” dan centang “Homogeneity of Variance Test” pada statistics


g) Klik “Continue”, Kemudian Klik "Ok. 

i) Output Homogenitas data


Cara mengetahui varians data homogenitas pada output IBM SPSS 22 Statitiscs adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed). Untuk menetapkan varians homogenitas, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:
  1. Jika signifikansi yang diperoleh  > α (0,05), maka varians pada tiap kelompok sama atau Homogen
  2. Jika signifikansi yang diperoleh < α (0,05), maka varians pada tiap kelompok tidak sama atau tidak Homogen
Contoh kesimpulan secara sederhana:
Dengan demikian mendapatkan hasil uji Test of Homogeneity of Variances  untuk variabel kekuatan otot lengan (X1) dan variabel Keseimbangan Badan (X2) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 30 maka diperoleh hasil Levene Statistic adalah = 3,199 sedangkan taraf signifikanfi adalah  0,002  > α (0,05). Maka data variabel kekuatan otot lengan dan variabel Keseimbangan Badan tidak homogen.

Kemudian pada tabel ANOVA diperoleh Nilai F sebesar = 11,276 dengan signifikansi 0,001 < α (0,05), sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, maka terdapat perbedaan data antara variabel kekuatan otot lengan dan data variabel keseimbangan badan. 

Monday, 3 February 2020

BERENANG

BERENANG
(Pendidikan Jasmani dan Olahraga)

Pengertian Berenang
  • Berenang adalah olahraga balap individu atau tim yang membutuhkan penggunaan seluruh tubuh seseorang untuk bergerak melalui air (Anonim, 2020b)
  • Berenang adalah gerakan tubuh melalui air menggunakan lengan dan kaki (Anonim, 2020a)
  • Berenang, dalam rekreasi dan olahraga, daya dorong tubuh melalui air dengan gerakan lengan dan kaki gabungan dan pengapungan alami tubuh (Anonim, 2020c)
Jadi dapat diartikan, Berenang adalah aktifitas aerobik yang menggunakan gerakan lengan dan kaki untuk mengapung dan mendorong tubuh melaju di air.

Berenang
Berenang bagi anak-anak sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik mereka. Ketika anak-anak meningkat dalam keterampilan fisik, mereka mengembangkan kepercayaan diri dan kebanggaan dalam kemampuan mereka. Olahraga memberi anak-anak kesempatan untuk berhasil, bukan dengan menang, tetapi dengan mendapatkan rasa prestasi pribadi. ”Untuk anak-anak kecil, hanya tindakan berenang tanpa berhenti ... adalah hadiah yang cukup. Secara umum, mereka tidak akan peduli jika kecepatan mereka kurang dari Olympian ”(Trunzo, p. 226 dalam Volkwein & Caplan, 2004:101) 

Berenang berarti kita menggunakan media air. Pelajaran berenang tanpa disadari memperkenalkan siswa mengenal air dan pada saat yang bersamaan siswa mempunyai kepercayaan diri dan berani, sehingga mudah mempelajari gerakan-gerakan renang selanjutnya. Sebelum turun ke kolam renang, sangat dianjurkan untuk melakukan peregangan atau pemanasan. Berenang dengan rajin tanpa persiapan yang benar akan menghasilkan ketidaknyamanan, penampilan yang buruk, dan mungkin cedera. Jadi, mulailah setiap latihan dengan pemanasan, yang sedikit meningkatkan suhu tubuh kita, membuat darah mengalir ke tempat yang dibutuhkan, dan mulai meningkatkan detak jantung kita (Katz, 1981). Melakukan sesuatu seperti berenang selama empat puluh menit tiga hari seminggu, misalnya, akan meningkatkan kebugaran kardiorespirasi seseorang  (Ministry of Education and Training, 1998). Panduan aktivitas fisik merekomendasikan agar kaum muda meningkatkan kebugaran mereka dengan meningkatkan waktu yang mereka habiskan untuk aktivitas fisik setiap hari dan mengurangi waktu yang tidak aktif. 

Berenang merupakan aktivitas fisik yang umumnya memerlukan daya tahan, kekuatan, kecepatan dan fleksibilitas. Dalam aktivitas fisik semacam ini (juga disebut aktivitas ketahanan atau aktivitas kardio), otot-otot besar tubuh bergerak secara ritmis untuk periode waktu yang berkelanjutan. Jalan cepat, lari, bersepeda, lompat tali, dan berenang adalah contohnya (Services, 2008). Dalam aksi otot konsentris, otot memendek karena gaya kontraktil lebih besar daripada gaya resistif. Kekuatan yang dihasilkan dalam otot dan bertindak untuk mempersingkat itu lebih besar daripada kekuatan eksternal yang bekerja pada tendonnya untuk meregangkannya. Berenang dan bersepeda hampir selalu melibatkan aksi otot konsentris (Haff & Travis, 2016:32) 

Berenang jangan asal berenang, walaupun manfaat berenang sangat banyak, akan tetapi resiko dapat menghampiri jika tidak berhati-hati dalam pengelolaan belajar dan pembelajaran saat mata pelajaran berenang. Banyak aspek yang perlu diperhatikan khususnya kesiapan anak sebelum memulai pelajaran berenang. Sebagai contoh, sebuah penelitian tentang Sindrom Repolarisasi Ventrikel. Ventricular repolarization (QT) adalah fenomena elektirikal kompleks yang mewakili tahap penting dalam aktivitas jantung elektrik (Anonim, 2020d). Sindrome QT panjang mencakup keluarga gangguan jantung elektrikal bawaan yang ditandai dengan keterlambatan repolarisasi ventrikel. Pasien dengan sindrom ini rentan terhadap episode takiaritmia ventrikel (torsades de pointes) dan kematian mendadak, sering dipicu oleh stimulasi simpatik (olahraga, terutama berenang, serta tekanan emosional). Setidaknya 12 tipe genetik telah diidentifikasi, masing-masing dengan ekspresi fenotipiknya sendiri, tetapi pengujian genetik negatif pada sekitar 25% kasus (Rowland, 2019:62)

Seorang guru yang baik, perlu membuat perencanaan sebelum mengajar berenang. Dalam membuat dan mengembangkan perencanaan belajar dalam berenang, selain memperhatikan kegiatan dan proses pelajaran berenang, sangat penting juga memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyaman saat proses belajar berenang berlangsung. 

Pelajaran Berenang
Sangat penting seorang guru penjas untuk menyusun atau membuat perencanaan kegiatan pelajaran berenang sebelum mengajarkan berenang pada siswanya. Kegiatan pelajaran berenang yang dibuat mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir/penutup pelajaran. Strategi pengajaran yang paling umum, pelajaran untuk masing-masing kelompok harus berisi kegiatan pemanasan, beberapa pengembangan stroke dan keterampilan lain dan kegiatan penutup. Selama sesi berenang 40 menit, beberapa kelompok mungkin hanya berada di dalam air selama 10 menit, jadi penting bagi mereka untuk aktif sebanyak mungkin selama waktu itu (Hopper et al., 2005) . Semua latihan terdiri dari tiga bagian: pemanasan, set utama, dan pendinginan (Katz, 1981). 
a) Kegiatan awal Pelajaran Berenang
Kegiatan Pemanasan
Mulailah setiap latihan dengan pemanasan, yang sedikit meningkatkan suhu tubuh kita, membuat darah mengalir ke tempat yang dibutuhkan, dan mulai meningkatkan detak jantung Anda (Katz, 1981). Ciri-ciri kegiatan pemanasan yang baik yaitu aktif, menyenangkan, membantu anak-anak terbiasa dengan suhu air, membangun konsentrasi, akrab namun menarik, sesuai dengan tujuan pelajaran, menetapkan kontrol kelas, organisasi, dan jarak. 
Contoh kegiatan pemanasan yang disarankan untuk siswa yang baru belajar berenang:
  • Berpegangan di tepi kolam, melompat-lompat, merendam tubuh sampai bahu di bawah air
  • Berpegangan di tepi kolam, berdiri dengan satu kaki mengambang ke depan dan menggerakkan kaki keatas dan ke bawah
  • Berjalan menjauh dari tepi kolam, berputar dan berjalan kembali, dengan posisi badan tenggelam sampai bahu
  • Melompat dari pinggir kolam, tangan direntangkan untuk menjaga keseimbangan, berputar dan melompat kembali ke pinggir kolam
  • Melompat dan lengan mencipratkan air membasahi wajah 
  • Badan direndam sampai posisi dagu berada di permukaan air, ditambah dengan meniup balon atau pealmpung kemudian bergerak bersama-sama.
  • Pemanasan dengan bermain; misalnya, bermain sahut menyahut nama didalam kolam atau bermain baris berbaris 1-3 orang.
  • Untuk membuat pemanasan yang menarik, Anda dapat, misalnya, memecahnya menjadi beberapa set tarik, tendangan, berenang. Intinya adalah untuk memudahkan tubuh ke set utama latihan. Pemanasan harus memakan waktu setidaknya lima menit, atau sekitar 20 persen dari total waktu atau jarak latihan, mana yang lebih besar.
b) Kegiatan inti Pelajaran Berenang
Kegiatan inti  atau materi berenang yang dimasukkan dalam RPP untuk mata pelajaran berenang pada umumnya seperti:
  • Melakukan aktiviyas gerak masuk dan keluar dari kolam, bergerak dalam air, kegiatan untuk menjaga kaki dari dasar, merendam, pengenalan pernapasan dalam air, menggerakkan tubuh melalui air, posisi mengambang dan pendukung.
  • Perkembangan latihan; meluncur, gerakan kaki dan lengan, koordinasi depan dan belakang., pernapasan
  • Keterampilan bertahan hidup tingkat dasar, yang akan dicakup dalam program pengajaran normal.
  • Keselamatan air, prinsip dan keterampilan, bahaya di dalam dan sekitar air, tindakan yang diperlukan dalam situasi darurat, membantu orang lain, mengetahui pentingnya keterampilan berenang dan keselamatan air dalam mendukung kegiatan dan kegiatan berbasis air lainnya di dekat air. 
  • Permainan (game) sederhana yang dimodifikasi seperti; lomba jalan kaki di kolam renang, baris berbaris (1-3 orang) mengikuti pemimpin, mengambil benda didasar kolam, permainan menggunakan bola, dll.
c) Kegiatan penutup Pelajaran Berenang
Kegiatan penutup pelajaran harus menantang, menyenangkan, menawarkan siswa untuk bertanya dan menjawab, memperkenalkan ide-ide baru tentang berenang, melakukan evaluasi/penilaian.
Keselamatan Pelajaran Berenang

Dalam pelajaran berenang, seorang guru penjas harus memprioritaskan keselamatan dan keamanan siswanya sebelum, saat proses dan berakhirnya pelajaran berenang. Usahakan guru penjas saat pelajaran berenang membentuk tim atau meminta bantuan kepada guru-guru lain untuk membantu mengawasi saat proses pelajaran berenang. Saran saya, guru penjas jangan seorang diri saat mengajar pelajaran berenang dan jangan lupa untuk mengabsen siswanya stiap saat (misalnya; lakukan absensi saat berangkat dan saat tiba di kolam renang, lakukan absensi sebelum dan sesudah turun dari kolam renang, lakukan absensi sebelum siswa pulang (kesekolah atau kerumah) meninggalkan kolam renang. Keselamatan dan pembelajaran bergantung pada organisasi dan manajemen yang baik (Hopper et al., 2005). 

Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan untuk keselamatan pelajaran berenang, sebagai berikut:
  • Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok. Misalnya kelompok siswa yang sama sekali belum bisa berenang, bisa berenang dan mahir berenang.
  • Jangan pernah lelah untuk melakukan absensi setiap saat, bariskan siswa kemudian instruksikan untuk ‘berhitung’. Guru penjas harus menghapal jumlah siswa yang diajarnya.
  • Guru penjas harus mengatur waktu pelajaran, dengan memperhatikan jarak lokasi berenang (kolam renang milik sekolah atau kolam renang yang disewa), fasilitas kolam renang dan jumlah pengawas kolam renang.
  • Lakukan tes kemampuan berenang masing-masing siswa, jangan percaya dengan kata-kata siswa kalau dia mampu berenang.
  • Guru penjas wajib membawa sumpritan/pluit dan pengeras suara/TOA, pastikan semua anak dapat mendengar dan melihat kita selama memberikan instruksi baik dalam perjalanan ke kolam renang, di sisi kolam renang dan di dalam air.
  • Guru Penjas harus mengingatkan dan memberi informasi yang sangat jelas tentang keadaan  kolam renang, misalnya: menunjukkan batas-batas kedalaman kolam renang, wilayah disekitar kolam renang yang terlarang untuk yang baru belajar berenang, dan sebagainya yang dianggap membahayakan bagi siswa kita.  
  • Guru Penjas memberitahu dan mengingatkan kepada siswa segala yang menyangkut dengan keamanan sebelum pelajaran berenang dimulai termasuk peraturan yang berlaku pada kolam renang yang digunakan.
  • Persiapkan semua peralatan keselamatan di sisi kolam. Misalnya; pelampung, kotak P3K, dll.
  • Jangan pernah meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan, baik di dalam air atau di tepi kolam renang.
  • Guru Penjas usahakan jangan sampai turun di kolam renang, kecuali situasinya berbahaya 
  • Semua siswa berada dalam pengawasan guru penjas. 
  • Guru Penjas memeriksa peraturan di kolam renang untuk masalah medis, keselamatan dan kebersihan.
  • Guru Penjas harus mengetahui apakah ada  riwayat penyakit siswa yang diajarnya. 
Sementara perencanaan yang cermat, organisasi yang baik, dan penilaian risiko yang tepat akan memaksimalkan keselamatan, ada banyak masalah terkait dengan lingkungan dan situasi tertentu yang perlu dipertimbangkan. Guru penjas perlu membiasakan diri dengan rutinitas renang dan lingkungan sekolah mereka sendiri.


“In aqua Sana est (Water is healthy)”

Daftar Pustaka:
  • Anonim, 2020a. Swimming - Simple English Wikipedia, the free encyclopedia. Tersedia di https://simple.wikipedia.org/wiki/Swimming [Accessed 7 January 2020].
  • Anonim, 2020b. Swimming (sport) - Wikipedia. Tersedia di https://en.wikipedia.org/wiki/Swimming_(sport) [Accessed 7 Januari 2020].
  • Anonim, 2020c. Swimming | sport, and recreation | Britannica. Tersedia di https://www.britannica.com/sports/swimming-sport [Accessed 7 January 2020].
  • Anonim, 2020d. Ventricular repolarization measures for arrhythmic risk stratification. Tersedia di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4728107/ [Accessed 7 January 2020].
  • Hopper, B., Grey, J. & Maude, T. 2005. Teaching Physical Education in the Primary School. Taylor & Francis e-Library. RoutledgeFalmer.
  • Katz, J. 1981. Swimming for Total Fitness: A Progressive Aerobic Program. New York: Broadway Books. Tersedia di www.broadwaybooks.com.
  • Rowland, T.W. 2019. Cardiopulmonary exercise testing in children and adolescents. Swiss Sports & Exercise Medicine, .
  • Services, U.D. of H. and H. 2008. 2008 Physical Activity. Health (San Francisco).
  • Volkwein, K.A.E. & Caplan 2004. Culture, Sport and Physical Activity. Sport, Culture & Society, Meyer & Meyer Sport.


Saturday, 1 February 2020

Deskriptif Data Kuantitatif : Statistika Penjas

Postingan kali ini kita akan melakukan pengolahan data kuantitatif untuk statistik deskriptif (Descriptive Statistics) dengan menggunakan bantuan program statistik yaitu; aplikasi IBM SPSS Statistics 22. Data deskriptif  disini berbentuk data kuantitatif (deskripsi angka) yang nantinya setelah diolah  akan memberikan kita rangkuman informasi tentang sampel yang telah kita teliti.

Untuk mengefesienkan waktu teman-teman, Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan;

1) Siapkan data yang akan diolah (hasil teskur penelitian)
Berikut contoh hasil tes dan pengukuran variabel X1, X2 dan Y
No
Nama Sampel
Kekuatan Otot Lengan (X1)
Keseimbangan Badan (X2)
Kemampuan Servis Atas Bolavoli (Y)
1
Abdillah
9
17,05
48
2
Adriansyah
8
7,23
22
3
Fauzi
12
9,27
37
4
Nurhadi
4
23,39
39
5
Ahmad
8
3,57
27
6
Ari
6
7
46
7
Ashar
2
3,89
26
8
Eko
10
12,38
48
9
Guritno
4
7,86
25
10
Hendra
2
5,13
28
11
Hery
8
7,23
35
12
Hudi
5
12,94
41
13
Irfan
4
18,12
28
14
Jaka
3
9,27
25
15
Jamalludin
6
7
37
16
Jecky
9
3,57
34
17
Juhriansyah
8
17,73
33
18
Kurniawan
6
12,68
27
19
Hairi
9
11,23
39
20
Buhari
6
18,12
39
21
Kadir
10
7
28
22
Arifin
6
12,94
38
23
Yaltsin
8
5,89
36
24
Niharja
6
10,92
37
25
Jaki
7
6,89
38
26
Romia
3
10,92
34
27
Rusdi
8
12,68
40
28
Sapto
9
17,73
41
29
Sugi
12
5,13
38
30
Wahyu
13
13,89
42

2) Buka Program SPSS Statistics 22

3) Klik menu “Analyze” pada toolbar

4) Klik “Descriptive Statistics

5) Klik “Frequencies



6) Pada layar "Frequencies" masukkan ke tiga variabel ke kolom "Variable(s)"



7) Klik "Statistics", centang item (sesuai kebutuhan penelitian kita), selesai klik "Continue"



8) Klik "Charts", pilih dan centang "Histogram", selesai klik "Continue"



9) Centang "Display frequency tables, terakhir Klik "Ok"



10) Timbul Output : Deskriptif (frequencies) dan Histogram, seperti berikut:






Kemudian, secara sederhana hasil olah data deskriptif kuantitatif diatas dapat kita sajikan dan interpretasikan seperti berikut:


1. Kekuatan Otot Lengan (X1)
Dari hasil pengolahan tes dan pengukuran data kuantitatif variabel kekuatan otot lengan (X1) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 30 orang, maka diperoleh nilai rata-rata (Mean) sebesar 7,03 dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 2,906. Kemudian diperoleh juga nilai rentangnya (Range) sebesar 11 yang didapatkan dari hasil pengurangan nilai terendah (Minimum) sebesar 2 dan nilai yang tertinggi (Maximum) sebesar 13. Berikut Histogram variabel kekuatan otot lengan (X1);

2. Keseimbangan Badan  (X2)
Dari hasil pengolahan tes dan pengukuran data kuantitatif variabel keseimbangan badan (X2) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 30 orang, maka diperoleh nilai rata-rata (Mean) sebesar 10,62 dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 5,141. Kemudian diperoleh juga nilai rentangnya (Range) sebesar 20 yang didapatkan dari hasil pengurangan nilai terendah (Minimum) sebesar 4 dan nilai yang tertinggi (Maximum) sebesar 23. Berikut Histogram variabel keseimbangan badan (X2);

3. Kemampuan Servis Atas Bolavoli (Y)
Dari hasil pengolahan tes dan pengukuran data kuantitatif variabel kemampuan servis atas bola voli (Y) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 30 orang, maka diperoleh nilai rata-rata (Mean) sebesar 35,20 dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 7,0044. Kemudian diperoleh juga nilai rentangnya (Range) sebesar 26 yang didapatkan dari hasil pengurangan nilai terendah (Minimum) sebesar 22 dan nilai yang tertinggi (Maximum) sebesar 48. Berikut Histogram variabel kemampuan servis atas bola voli (Y);

Demikianlah postingan pada kali ini, selamat mencoba dan jangan pernah lelah untuk belajar. terima kasih sudah mampir ke blog saya. sampai jumpa pada postingan-postingan selanjutnya. Wassalam.

Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

🌺 MODEL EVALUASI CIPP🌺 👉Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block