Tuesday, 27 June 2017

PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PENJAS

Salam kepada para pecinta pendidikan jasmani yang selalu berbahagia. Postingan kali ini membahas mengenai Pendidikan Kesehatan. Adapun batasan materi antara lain; Pengertian pendidikan kesehatan, Tujuan pendidikan kesehatan, Memahami makna Sehat dan Sakit, Perilaku sehat, Faktor yang mempengaruhi kesehatan, Tanda-tanda badan sehat dan, Usaha yang dilakukan agar badan sehat.

A. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Secara umum pengertian pendidikan kesehatan, beberapa ahli mengatakan:
  • Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)
  • Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang pengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, mayarakat dan bangsa. Kesemuannya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimannya secara suka rela perilaku yang akan meningkatkan dan memelihara kesehatan.
  • Menurut Steward dikutip dari Effendi (1997), unsur program kesehatan dan kedokteran yang didalamnya terkandung rencana untk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
  • Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).
Pendidikan kesehatan secara umum dapat diartikan sebagai suatu upaya yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan  kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek  (fisik,  mental, dan sosial ) termasuk emosional agar dapat tumbuh dan berkembang secara harmonis. Jadi pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang, serasi, selaras, seimbang dan sehat fisik, mental dan sosial melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi anak didik di masa yang akan datang. 

B. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Usaha kesehatan melalui sekolah adalah salah satu langkah yang lebih efektif dibandingkan dengan beberapa usaha lainnya. Hal tersebut dimungkinkan mengingat bahwa masyarakat sekolah mempunyai prosentase yang tinggi, peka terhadap pendidikan pada umumnya, usia yang mudah dibimbing dan dibina sehingga dapat menebarkan modernisasi.

Kesehatan akan tercapai bila berbagai perubahan ke arah positif dari pengetahuan, nilai, sikap, dan perilaku dari individu yang bersangkutan. Kesehatan sekolah, memusatkan usahanya kepada individu selama waktu tertentu dalam hidupnya. 

Sesuai dengan kehidupan murid SD di sekolah, perlu diciptakan “lingkungan kehidupan sosial yang sehat” agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan anak tumbuh  kembang  secara harmonis.

Pendidikan kesehatan secara umum diartikan sebagai suatu upaya yang diberikan oleh guru penjas melalui bimbingan atau tuntunan kepada anak didik tentang kesehatan. Dengan demikian anak didik dapat memahami pengertian pendidikan kesehatan, sosial dan lingkungan, pendidikan keselamatan, serta cara memberikan pertolongan pertama pada cedera atau kecelakaan, sebelum membawa ke tim medis atau dokter.

Melalui sekolah yang merupakan tempat mendidik kesadaran anak terhadap kesehatan, juga sebagai tempat latihan penerapan pengetahuan yang diperolehnya, diharapkan  mampu menjaga kelestarian lingkungan  khususnya antar komunitas sekolah dan masyarakat sekitarnya.

Dari gambaran di atas jelas, betapa besar peran perilaku hidup sehat dalam mempengaruhi status kesehatan. Tujuannya yang penting adalah membekali kemampuan untuk dapat membuat  keputusan dan memilih tindakan dengan tepat mengenai  demi kemaslahatan  dan  kesejahteraan hidupnya.

Peran guru sangat penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sosial sekolah yang sehat, antara lain : 1. Menciptakan lingkungan mental dan sosial yang dapat memberikan kesempatan bagi anak didik untuk tumbuh dan berkembang secara harmonis. 2. Memberikan pengalaman-pengalaman tentang pendidikan keselamatan dan 3. pengetahuan tentang pertolongan pertama pada cedera dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.

Pengetahuan tentang cedera olahraga berguna untuk mempelajari bagaimana bisa terjadi cedera, menolongnya/ menanggulangi (kuratif), serta trindakan preventif ( pencegahan). Dalam ilmu kesehatan diutamakan tindakan  preventif (pencegahan), daripada tindakan kuratif (pengobatan), karena, 1. Mencegah memerlukan biaya yang lebih ringan daripada mengobati. 2. Jika tindakan pengobatan tidak sempurna akan  dapat menimbulkan cacat/invalid. 3. Selama sakit/cedera, mengurangi daya produtivitas. Yang biasa terkena cedera adalah tulang, otot, tendon serta ligament.

Kesehatan dan hidup yang sehat merupakan hak asasi manusia, sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar 1945 serta Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Pasal 28 H UUD 1945 menjamin setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik.

Disadari atau tidak oleh kita semuanya, ternyata pola hidup kita pada saat ini sering kali bertentangan dengan prinsip peningkatan kesehatan. Dalam kenyataannya, kehidupan kita masih terancam, meskipun kemajuan teknologi  dan medis, atau dunia kedokteran, telah membawah kita kepada suatu upaya peningkatan kesehatan dan pengurangan penyakit melalui metode-metode pencegahan dan pengobatan.

Untuk mengatasi ancaman tersebut, salah satu pendekatan yang dapat ditempuh adalah dengan mendidik anak-anak di sekolah, agar ia menyadari arti dan makna kesehatan, serta melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Aktivitas jasmani sebagai kebiasaan sehari-hari, seperti berjalan kaki, latihan fisik yang terprogram, atau dengan olahraga, telah diketahui pada saat ini sebagai suatu faktor yang amat penting dalam upaya pengembangan kesehatan dan pencegahan penyakit. Sebagai contoh, menurunnya aktivitas jasmani itu diketahui telah menjadi suatu faktor resiko utama penyebab penyakit jantung koroner, yang hampir sama halnya dengan merokok yang menyebabkan munculnya gejala tekanan darah tinggi dan penumpukan kolesterol dalam darah.

Oleh karena itu, salah satu tujuan pokok kurikulum pendidikan jasmani dewasa ini adalah untuk mengembangkan sikap/karakter yang positif dan meningkatkan motivasi anak-anak,agar mereka mampu mengembangkan dan memelihara suatu gaya hidup aktif,  yang menjadi suatu kebiasaan hidup (life style) sampai dewasa.

Tugas guru pendidikan jasmani untuk merubah pola hidup seperti itu, demi mendorong agar anak-anak lebih aktif secara jasmaniah, karena usia anak sekolah merupakan kelompok generasi yang tepat untuk dibina dan Insya Allah kelak akan dipetik manfaatnya, khususnya melalui pendidikan jasmani di sekolah.

C. Memahami Makna Sehat dan Sakit

Menanamkan kebiasaan baik untuk menciptakan hidup sehat. Salah satu pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah dengan jalan penerapan pola hidup sehat. Pola hidup sehat ini diikuti oleh setiap siswa guna meningkatkan status kesehatannya. Yang dimaksud dengan pola hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

Setiap orang  tahu  perkataan sehat, dan secara peribadi dapat membedakan atau dapat merasakan kondisi sakit, atau  lawan dari kata sakit.  Mereka memahami istilah sehat dan sakit sebagai dua hal yang terpisah. Selanjutnya, untuk menyusun sebuah definisi yang jelas tentang sehat, jauh lebih sukar . Kesulitan itu berpangkal pada persepsi yang berbeda-beda. Walaupun banyak kesulitan, salah satu definisi yang dianggap memadai adalah  sebagai berikut. “sesuatu keadaan  sehat paripurna dan lengkap, mencakup fisik, mental, dan sosial dan bukan hanya tidak sakit atau mengalami cacat” (WHO, 1947). Kondisi sehat paripurna yang lengkap itu meliputi : 1). Seseorang merasa nyaman, tentram dan bebas dari rasa tertekan, 2) seseorang merasa berguna, diakui oleh lingkungan sekitar, dan dapat menyatakan kemampuanya secara produktif. 3) seseorang mampu  mengatasi stress.

Istilah derajat sehat yang dibagi menjadi dua :
  • Sehat dinamis menunjukkan kelangsungan fungsi organ tubuh, tanpa keluhan dan masalah  tatkala seseorang bekerja  atau aktif melaksanakan tugas gerak  termasuk berolahraga.
  • Sehat statis yang menunjukkan kemampuan organ tubuh dapat menjalankan fungsinya dalam keadaan seseorang pasif.


Oleh karena itu mudah dipahami, sampai di mana limit dari keadaan sehat itu, sukar dijelaskan, dan apakah semua usaha sudah sejalan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Sementara pengertian sakit adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan.

D. Perilaku Sehat

Perilaku sehat adalah tindakan yang diperlihatkan seseorang dalam hal kejujuran, kepercayaan, harapan, motif, nilai dan unsur kognitif lainnya; karakteristik keperibadian, termasuk keadaan afektif, emosi dan sifat; perilaku nyata, tindakan, kebiasaan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan kondisi sehat dan sejahtera, dengan perbaikan kesehatan dan meningkatkan kesehatan.

Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Di lingkungan sekolah, semua guru, termasuk kepala sekolah, memiliki kepentingan dengan kesehatan dan penyelenggaraan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan sekolah dapat berhasil, jika  mendapat perhatian dari pimpinan dan kondisi sekolah itu sendiri. Misalnya letak sekolah tidak berdekatan dengan pasar dan terminal, kondisi ruang yang cukup penerangan dan pertukaran udara,tersedia halaman yang cukup luas, fasilitas sanitasi, penyediaan air, dan kantin sekolah serta pedagang yang menjajakan makanan kecil dan minuman yang tidak terjamin kebersihan dan kesehatannya. Keberhasilan pendidikan kesehatan antara lain harus ditunjang  oleh integrasi antara sekolah dan masyarakat.

Kebiasaan-Kebiasaan Baik untuk Menciptakan Hidup Sehat 
Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi dengan baik.
Berbagai macam penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kulit, rambut dan kuku, kesehatan mata, hidung, telinga, mulut, dan gigi, tangan dan kaki, memakai pakaian yang bersih serta melakukan gerak dan istrahat. Perlu diperhatikan pula masalah pengaruh sinar matahari pada kulit kita. Di waktu pagi hari, sinar matahari berguna untuk kulit. Tetapi berpanas-panasan secara berlebihan di bawah sinar matahari yang terik, tidak baik bagi kulit dan kesehatan. (ultraviolet dalam sinar matahari, dapat menembus sampai lapisan epidemis dan dapat menyebabkan kanker kulit). 

Menghindari kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan.
Beberapa kebiasaan buruk yang perlu dihindari adalah;
1. Merokok.
  • Asap rokok dan merokok adalah membahayakan paru-paru, baik bagi si perokok maupun orang-orang di sekitarnya.
  • Merokok dapat merusak kerja sistem syaraf kita.
  • Tidak benar bila berhenti merokok dapat bertambah berat badan. (mengendalikan berat badan dapat dilakukan dengan pengaturan makan dan olahraga yang teratur).
     Kebiasaan yang memungkinkan tertularnya penyakit.
  • Jaga kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan.
  • Jangan menggunakan perlengkapan pribadi orang lain seperti handuk, pakaian, sendok, piring, sikat gigi, apalagi milik penderita penyakit menular.
  • Jangan mengadakan kontak langsung atau bergaul rapat dengan orang yang menderita penyakit menular.
2. Minum alkohol dan obat terlarang.
  • Alkohol dan obat terlarang dapat merusak lambung, hati, jantung dan sistem syaraf.
  • Alkohol dan obat terlarang bila diminum dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, kecanduan dan ketagihan.
  • Minum obat apapun harus ada petunjuk dokter.
  • Tidak benar menggunakan alkohol dan obat terlarang dapat menyelesaikan persoalan/kekecewaan (menjalankan hidup sesuai ajaran agama adalah cara yang yang terbaik untuk mengatasi masalah).
  • Bila ada persoalan sebaiknya konsultasi dengan ahlinya (dokter, psikologi dan pemuka agama).
3. Makan makanan sehat.
Makanan adalah kebutuhan hidup yang tidak boleh tidak harus dipenuhi dalam kehidupan. Karena makanan dapat menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan untuk berbagai proses didalam tubuh kita. Perlu diketahui bahwa tidak ada makanan mengandung semua zat gizi secara komplit. Oleh sebab itu kita perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan untuk menjamin terpenuhinya kecukupan zat-zat gizi yang kita butuhkan, yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
4. Memelihara kesehatan lingkungan
Memelihara berarti menjaga kebersihannya, karena lingkungan kotor dapat menyebabkan sumber penyakit. Manusia selalu hidup dan berada di suatu lingkungan, apakah lingkungan tempat tinggal, lingkungan pekerjaan, lingkungan sekolah, lingkungan tempat berolahraga, maupun lingkungan rekreasi. Manusia dapat mengubah bahkan memperbaiki atau mengembangkan lingkungan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari lingkungan itu. Sebab di manapun manusia berada harus selalu bersama-sama dan selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
E. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang :
a). Penyebab penyakit  
Penyebab penyakit dapat digolongkan menjadi dua yaitu :  
1. Golongan yang datang dari dalam tubuh (endogen).
  • Penyebab penyakit ini pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir misalnya perawakan (habitus) astenicus, yaitu perawakan yang tinggi, kurus, dan berdada sempit, dikatakan mudah terserang penyakit tuberculosa.
  • Penyakit turunan : asthma, buta warna, ayan, dll
  • Faktor usia : daya tahan tubuh, bayi, anak-anak, orang dewasa, usia lanjut,
2. Golongan penyakit yang datang dari luar tubuh (exogen). Golongan exogen dibagi menjadi dua, yaitu :
Yang nyata dan hidup
Penyebab penyakit ini sering disebut bibit penyakit seperi; jamur, virus, bakteri, protozoa dan cacing.
Yang nyata tidak hidup
Penyebab penyakit ini misalnya ; Zat-zat kimia : racun, asam atau alkali keras, logam dan lain-lain.
Trauma (ruda paksa)
  1. Trauma elektrik : kena aliran listrik
  2. Trauma mekanik : terpukul, tertabrak
  3. Trauma thermik : terbakar.
Makanan: 
Kekurangan beberapa zat makanan seperti protein, vitamin, atau kekurangan secara keseluruhan (kelaparan).
Yang abstrak
  1. Bidang ekonomi : kemiskinan
  2. Bidang sosial : Sifat a-sosial, anti social
  3. Bidang mental (kejiwaan): rasa cemas, rasa takut, dll.
Manusia sebagai tuan rumah
Bila seseorang dijangkiti suatu penyakit, belum tentu jatuh sakit, karena masih ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang jatuh sakit. Salah satu diantaranya ialah : daya tahan tubuh  yang tinggi dapat menghindarkan manusia dari berbagai jenis penyakit.

Daya tahan tubuh dapat dipertinggi dengan :
  1. Makanan yang sehat, cukup kualitas maupun kuantitasnya.
  2. Pemeliharaan, pembinaan kesehatan jasmani dengan olahraga yang teratur.
  3. Cara hidup yang teratur : bekerja, beristirahat, berekreasi, dan menikmati hiburan pada waktunya.
  4. Menambah pengetahuan, baik menuntut ilmu di bangku sekolah, membaca buku-buku ilmu pengetahuan, ataupun pengalaman hidup di masyarakat.
  5. Patuh pada ajaran agama/taat beribadah
Lingkungan Hidup
  • Lingkungan biologis
Lingkungan biologis terdiri dari organisme-organisme yang berada disekitar manusia, terbagi menjadi :
Yang merugikan :
  1. Bibit-bibit penyakit seperti : bakteri, jamur, virus, cacing dan lain-lain.
  2. Binatang penyebab penyakit, seperti  lalat, nyamuk, kecoa, kutu, dan lain-lain.
  3. Organisme-organisme sebagai hama tanaman dan pembunuh ternak.
Yang berguna :
  1. Tumbuh-tumbuhan dan hewan sebagai sumber bahan makanan
  2. Organisme yang berguna untuk industry, misalnya untuk pembuatan antibiotika atau sebagai obat.
  • Lingkungan fisik
Lingkungan fisik terdiri dari benda-benda tak hidup yang berada disekitar manusia, misalnya udara, sinar matahari, tanah,air, perumahan dan sebagainya.
Yang merugikan :
  1. Udara yang berdebu, udara yang mangandung gas-gas (kendaraan bermotor dan pabrik)
  2. Iklim yang buruk
  3. Tanah yang tandus
  4. Air rumah tangga yang buruk
  5. Perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
  6. Pembuangan sampah dan limbah yang tidak teratur
Yang berguna:
  1. Udara yang bersih
  2. Tanah yang subur
  3. Iklim yang baik
  4. Makanan, pakaian dan perumahan yang sehat.
  • Lingkungan ekonomi
Yang merugikan:
Kemiskinan : merupakan lingkungan yang sangat membahayakan kesehatan manusia, baik jasmani, mental maupun sosialnya. Karena miskin seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan makanan, sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh.
Yang Menguntungkan :
Kemakmuran yang merata setiap warga masyarakat, merupakan lingkungan yang menguntungkan dalam membina kesehatan baik kesehatan pribadi maupun kesehatan masyarakat.
  • Lingkungan mental social
Yang merugikan :
  1. Sifat mementingkan diri sendiri
  2. Sifat-sifat a-sosial
  3. Anti social
  4. Kebiadaban
Yang menguntungkan:
  1. Sifat gotong royong
  2. Patuh dan menghormati adat istiadat dalam masyarakat,
  3. Berperi kemanusiaan berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa.
F. Tanda-Tanda Badan Sehat
Tanda-tanda badan yang sehat antara lain :
a). Badan tegapb). Sikap  yang baik
  • sikap duduk
  • sikap berdiri
  • sikap berjalan 
c). Sikap dalam pergauland). Dapat tidur nyenyake). Dapat menjalankan pekerjaan dengan baikf). Selalu gembira, tenang dan muka berserig). Dapat mengendalikan emosi.
G. Usaha Yang Dilakukan Agar Badan Tetap Sehat
Agar dapat diperoleh badan yang sehat, maka perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :
  1. Pemeriksaan badan secara berkala (lengkap)
  2. Makanan yang sehat dan cukup (jumlah, jarak dan jenis)
  3. Perumahan dan perlindungan yang baik
  4. Olahraga yang teratur
  5. Cukup rekreasi
  6. Pola hidup yang sehat (life style)
  7. Cukup santapan rohani.
  8. Istirahat yang baik
  9. Tidak merokok
  10. Tidak minum alcohol
  11. Minum air putih 3-4 liter/hari
Semoga postingan kali ini sangat bermanfaat bagi kita semua. Insya Allah apabila ada kesempatan penulis akan memposting lagi pembahasan Pendidikan Kesehatan selanjutnya  lebih mendalam lagi. Mohon doa dan dukungannya.

Terima kasih.

Wassalam., Salam Pendidikan Jasmani & Olahraga!!

Daftar Pustaka:
  • AAHPERD (1999), Physical Education for Lifelong Fitness. Champaign,III: Human Kinetics.
  • Hairi Yusunul dan Rusli Ibrahim. Dasar-Dasar Pendidikan Kesehatan. Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
  • Lutan Rusli. Dkk. Pendidikan Kesehatan. Departemen Pendidikan Nasional, 2000.
  • Muchtamadji, M. Ali, (2001) Pendidikan Keselamatan: Konsep dan Penerapan, Jakarta: Ditjen Dikdasman Depdiknas.
  • Pollock, Marion B and Middleton, Kathleen (1994). School Health Instruction: The Elementary & Middle School Years. St Louis: Mosby-Year Book, Inc.
  • Rusli Lutan, Dkk., (2001), Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan di Sepanjang Hayat, Jakarta: Ditjen Didasmen Depdiknas.
  • Rusli Lutan, (2001), Penanggulangan Cedera Olahraga Pada Anak Sekolah Dasar, Jakarta: Ditjen Didasmen Depdiknas.
  • Simanjuntak, Victor G. (2009). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 3 sks. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas

Tuesday, 6 June 2017

GAYA MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI

GAYA MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI

Gaya (style) mengajar sering juga disebut Strategi dalam pembelajaran. Ada berbagai macam bentuk strategi pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga, diantaranya yaitu: Strategi pembelajaran Komando, Strategi tugas individu/Latihan, Strategi Pembelajaran Resiprokal, Strategi Guided Discovery, Strategy Pembelajaran inkuiri.

1). Strategi Pembelajaran Komando

Strategi pembelajaran  komando adalah pendekatan mengajar yang paling bergantung pada guru. Tujuannya adalah penampilan yang cermat. Guru menyiapkan semua aspek pengajaran dan ia sepenuhnya bertanggung jawab dan berinisiatif terhadap pengajaran dan memantau kemajuan besar dari perkembangan peserta didiknya. Pada dasarnya strategi pembelajaran  ini ditandai dengan penjelasan, demonstrasi, dan latihan. Lazimnya, strategi pembelajaran  itu dimulai dengan penjelasan tentang teknik baku, dan kemudian peserta didik mencontoh dan melakukannya berulang kali. Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Peserta didik dibimbing ke suatu tujuan yang sama bagi semuanya. 

Memang Strategi pembelajaran komando kebanyakan terbukti efektif karena ilmu yang diperoleh oleh peserta didik akan cepat diserap dan dapat dimengerti, inilah peran guru dibutuhkan sepuasnya. Guru menyiapkan semua aspek pengajaran yang mendukung dan yang efektif. Kebebasan peserta didik sangat terbatas hanya kepada mau atau tidaknya mengikuti atau mematuhi perintah guru. Jadi peserta didik sepenuhnya bergantung kepada gurunya tentang tugas gerak apa yang dikerjakan. Secara teoritis dapat dinyatakan peserta didik tidak mempunyai kebebasan untuk membuat keputusan sehubungan dengan proses belajarnya. Jadi dalam strategi komando, peserta didik hanya dijadikan sebagai objek dan, dan guru adalah subjeknya.

Penerapan Strategi pembelajaran  Komando :
  1. Ingin diajarkan ketrampilan khusus atau khas
  2. Menangani kelas yang sulit dikendalikan
  3. Ingin mencapai kemajuan yang lebih cepat
  4. Sekelompok anak yang memerlukan bantuan khusus
Berikut ini akan dijabarkan langkah-langkah mengenai prosedur strategi komando;
  1. Guru menyiapkan seperangkat kegiatan belajar mengajar yang pada umumnya berkenaan dengan bentuk, tempo, urutan, frekuensi, intensitas penilaian, dan tujuan pembelajaran.
  2. Guru menetapkan bentuk aba-aba atau komando berupa verbal atau bentuk lainnya, seperti tepuk tangan, peluit, bendera, dan sebagainya.
  3. Pada saatnya guru mendemonstrasikan kegiatan belajar baik berupa gerakan atau aba-aba.
  4. Guru menyiapkan peserta didik untuk menerima aba-aba dan melakukan gerakan-gerakan sesuai komando dari guru.
  5. Guru menghentikan pembelajaran bila ia menganggap bahwa peserta didik telah menguasai gerakan yang dimaksud.
Peran guru pada pembelajaran ini sangat dominan, yaitu sebagai pembuat keputusan pada semua tahap, karena pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi sepenuhnya dilakukan oleh guru, sedangkan peserta didik/peserta didik hanya berperan sebagai pelaku atau pun pelaksana saja yang sepenuhnya harus tunduk terhadap pengarahan, penjelasan, dan segala perintah dari guru.  

Esensi dari strategi pembelajaran  komando adalah adanya hubungan yang langsung dan cepat antara stimulus guru dan respon murid. Stimulus berupa tanda/komando yang diberikan guru, akan mengawali setiap gerakan peserta didik/peserta didik dalam menampilkan gerakan sesuai dengan contoh dari guru. Strategi pembelajaran  komando sangat sesuai untuk kegiatan pembelajaran stretching, kalestenik dan teknik dasar. 

Kelemahan dan Keunggulan Strategi pembelajaran  komando

1. Kelemahan Strategi pembelajaran  Komando Adalah :
  • Kurang mengembangkan penalaran
  • Kurang mengembangkan pembentukan sifat
  • Tidak demokratis Penyaluran aspek sosial, emosional, dan kognitif sangat  terbatas
2. Keunggulan strategi pembelajaran  Komando adalah :
  • Keseragaman gerak
  • Jika dilakukan oleh banyak orang dapat membuat suasana indah dan menyenangkan
  • Mengembangkan perilaku disiplin
  • Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi
Sasaran strategi pembelajaran  Komando;
  1. Respons langsung terhadap petunjuk yang diberikan
  2. Penampilan yang sama/seragam
  3. Mengikuti model yang telah ditentukan
  4. Ketepatan dan kecermatan respons
  5. Meningkatkan semangat kelompok
  6. penggunaan waktu secara efisien
2). Strategi Tugas Individu/Latihan

Dalam strategi pembelajaran ini peserta didik diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan, sedangkan guru memberi umpan balik kepada semua peserta didik secara perorangan. Disini guru bertanggung jawab menentukan tujuan pengajaran, memilih aktivitas dan menetapkan tata urut kegiatan untuk mencapai tujuan pengajaran. Strategi pembelajaran  individu juga dikenal dalam istilah strategi pembelajaran latihan. Hal ini  sangat sesuai untuk pembelajaran dalam penguasaan teknik dasar. 

Didalam strategi pembelajaran tugas ini peserta didik ikut serta menentukan cepat lambatnya tempo belajar, maksudnya guru memberikan keleluasaan bagi setiap peserta didik untuk menentukan sendiri kecepatan belajar dan kemajuan belajarnya. Dalam strategi pembelajaran ini, guru tidak menghiraukan bagaimana kelas organisasi, atau apakah peserta didik melakukan tugas itu secara serempak atau tidak karena hal itu tidak begitu penting baginya. Tugas dapat disampaikan secara lisan atau tulisan. Peserta didik melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya dan dia juga dapat dibantu oleh temannya, atau tugas itu dilaksanakan dalam sebuah kelompok kecil.

Ciri - Ciri Strategi tugas individu
  1. Rumusan tujuan, pemilihan aktifitas belajar dan urutan kegiatan belajar ditentukan oleh guru.
  2. Peserta didik hanya diberi kebebasan dalam menentukan tempo latihan
Penerapan Strategi tugas individu
  1. Tugas diberikan secara lisan atau tulisan
  2. Tugas lisan atau tulisan dibuat secara jelas dan singkat
  3. Peserta didik melakukan tugas dengan kemampuannya
Kelemahan dan Keunggulan Strategi tugas individu
Kelemahan
  1. Kurang mengembangkan kreatifitas
  2. Tugas yang kurang jelas dan terlalu panjang dapat menimbulkan lupa
  3. Bagi sebagian anak dapat menghindari dari tugas yang sebenarnya
Keunggulan
  1. Guru dapat memberikan umpan balik secara individual
  2. Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab
Dalam gaya latihan peserta didik diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan dan guru memberi umpan balik kepada semua peserta didik secara perorangan.

Peranan Guru Penjas dalam Strategi tugas individu  :
  1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sendiri
  2. Memberi balikan secara individual
  3. Meningkatkan interaksi kepada individu
  4. Memberi kesempatan kepada peserta didik dalam penyesuaian diri
3). Strategi Belajar Kelompok Berpasangan (Resiprocal)

Pada strategi pembelajaran  resiprokal, kelas diorganisir dan dikondisikan dalam peran-peran tertentu (dibagi menjadi dua kelompok), ada peserta didik/peserta didik yang berperan sebagai pelaku, dan sebagai observer (pengamat) terhadap aktivitas yang dilakukan oleh kelompok pelaku, sedangkan guru sebagai fasilitator. Kelompok peserta didik yang bertindak sebagai observer mengamati tampilan/aktivitas yang dilakukan oleh temannya (pelaku) dfengan membawa lembar observasi (pengamatan) yang telah disusun oleh guru, selanjutnya observer tersebut mengevaluasi tampilan dari kawannya yang bertindak sebagai pelaku. Dalam hal ini evaluasi dilakukan oleh peserta didik/peserta didik sendiri secara bergantian. Melalui upaya mengevaluasi aktivitas temannya, diharapkan peserta didik juga mengetahui konsep pelaksanaan yang benar, karena setiap peserta didik akan berperan sebagai observer (pengamat), maka mereka akan berupaya untuk menguasai konsep geraknya yang benar. Tanggungjawab dan pemberian umpan balik diberikan kepada peserta didik. Untuk pelaksanaan strategi pembelajaran  resiprokal, peserta didik terlebih dahulu harus mempelajari teknik dasar, dan strategi pembelajaran  resiprokal ini dilaksanakan pada pembelajaran teknik lanjutan. 

Strategi pembelajaran  resiprokal juga memberikan kesempatan kepada teman sebaya untuk memberikan umpan balik dan peranan ini memungkinkan:
  1. Peningkatan interaksi sosial antar teman sebaya 
  2. Umpan balik secara langsung.
Sasaran Strategi pembelajaran  Resiprokal;
  • Tugas (Materi Pembelajaran):
  1. Memberi kesempatan untuk latihan berulang kali dengan seorang pengamat
  2. Peserta didik menerima umpan balik langsung
  3. Sebagai pengamat, peserta didik memperoleh pengetahuan penampilan tugas
  • Peranan Peserta didik:
  1. Memberi dan menerima umpan balik
  2. Mengamati penampilan teman dan mengoreksi
  3. Menumbuhkan kesabaran dan toleransi
  4. Memberikan umpan balik
  • Akibat ada interaksi sosial antara peserta didik dengan pasangannya :
  1. Umpan balik langsung
  2. Guru mengamati pelaku dan pengamat, tapi hanya berkomunikasi dengan pengamat
  3. Guru memberikan kriteria perilaku yang harus ditampilkan sebelum pelaksanaan pembelajaran.
  • Peranan Guru
  1. Menjawab pertanyaan dari pengamat
  2. Berkomunikasi dengan pengamat
  3. Memantau pelaksanaan pembelajaran
  • Hal-hal yang dilakukan guru sesudah pembelajaran:
  1. Menerima kriteria perilaku
  2. Mengamati penampilan perilaku
  3. Membandingkan dan mendiskusikan penampilan dengan kriteria perilaku
  4. Menyimpulkan hal hal mengenai penampilan kepada perilaku
  5. Menyimpulkan posisi atau level penampilan disbanding dengan kriteria
  6. Guru harus menjawab/ mengomentari pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan peserta didik.
  • Hal yang perlu ditekankan kepada pengamat :
  1. Pengamat harus berperilaku sesuai dengan kriteria perilaku pengamat
  2. Pastikan bahwa pengamat memberikan umpan balik sesuai dengan kriteria perilaku.
Keunggulan dan kerugian
  • Strategi pembelajaran  ini memberikan keunggulan antara lain sbb:
  1. Memberikan umpan balik seketika tanpa di tunda tunda yang mempunyai pengaruh nyata terhadap proses belajar peserta didik. Umpan balik ini berupa informasi tentang apa yang diperbuatnya baik yang benar atau yang keliru.
  2. Dapat mengembangkan cara kerja dalam tim kecil. Sehingga aspek sosialnya berkembang.
  3. Meningkatkan proses belajar mengajar dengan cara mengamati secara sistematik gerakan atau pokok bahasan dari teman. Pada dasarnya, mengamati kegiatan belajar teman itu merupakan suatu proses belajar mengajar juga.
  • Kelemahan itu dapat dikemukakan sbb:
  1. Sering menimbulkan situasi yang emosional antar apelaku dan pengamat yang disebabkan pengamat berlaku berkelebihan dalam menyampaikan informasi yang bersangkutan. Perilaku yang berkelebihan antara alain menyampaikan dengan nada mengejek, menghakimi, berstrategi pembelajaran  mengurui yang serba tahu.
  2. Pada umumnya pelaku tidak tahan terhadap kritik peserta didik pengamat sehubungan dengan hasil belajar yang pemah dilakukan sebelumnya. Peserta didik pelaku tidak mau terima hasil pengamatan temannya. Situasi ini sering menimbulkan ketegangan anatara peserta didik pelaku dan peserta didik pengamat.
  3. Sering juga terjadi pasangan ini justru memantapkan suatu perilaku belajar yang sama, disebabkan mereka salah menafsirkan deskripsi gerakan atau pokok bahasan yang tertera dalam lembaran kerja.
4. Strategi Guided Discovery

Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund "discovery adalah proses mental di mana peserta didik mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip". Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2001:20). Sedangkan menurut Jerome Bruner "penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau iten pengetahuan tertentu". Dengan demikian di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang peserta didik dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga peserta didik dapat mencari jalan pemecahan (Markaban, 2006:9). Model penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator. Guru membimbing peserta didik dimana ia diperlukan. 

Dalam model ini, peserta didik didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri sehingga dapat "menemukan" prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru (PPPG,2004:4). Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan peserta didik-peserta didiknya menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan. Model penemuan terbimbing atau terpimpin adalah model pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh peserta didik berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing (Ali, 2004:87). Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang di mana peserta didik berpikir sendiri sehingga dapat "menemukan" prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan. Menurut Markaban (2006:11-15) Di dalam model penemuan ini, guru dapat menggunakan strategi penemuan yaitu secara induktif, deduktif atau keduanya. Dengan penjelasan di atas model penemuan yang dipandu oleh guru ini kemudian dikembangkan dalam suatu model pembelajaran yang sering disebut model pembelajaran dengan penemuan terbimbing. Pembelajaran model ini dapat diselenggarakan secara individu dan kelompok. Model ini sangat bermanfaat untuk mata pelajaran penjas sesuai dengan karakteristik penjas tersebut. Guru membimbing peserta didik jika diperlukan dan peserta didik didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan sampai seberapa jauh peserta didik dibimbing tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari (Markaban, 2006:15).

Perlu diingat bahwa model ini memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila peserta didik dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan 'mengkonstuksi' sendiri konsep atau pengetahuan tersebut (PPPG, 2004:5).

Langkah-langkah Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing;
Menurut Markaban (2006:16) agar pelaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru penjas adalah sebagai berikut :  
  1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada peserta didik dengan data secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh peserta didik tidak salah. 
  2. Dari data yang diberikan guru, peserta didik menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut 
  3. Peserta didik menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya. 
  4. Bila dipandang perlu,konjektur yang telah dibuat oleh peserta didik tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan prakiraan peserta didik, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. 
  5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada peserta didik untuk menyusunnya 
  6. Sesudah peserta didik menemukan apa yang dicari hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah penemuan itu benar.
Memperhatikan langkah-langkah model pembelajaran penemuan terbimbing diatas dapat disampaikan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. 
Kelebihan sebagai berikut :
  1. Peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 
  2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inguiry (mencari-temukan). 
  3. Mendukung kemampuan problem solving peserta didik 
  4. Memberikan wahana interaksi antar peserta didik, maupun peserta didik antar guru, dengan demikian peserta didik juga terlatih untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. 
  5. Lama membekas karena peserta didik dilibatkan dalam proses menemukannya.
Sedangkan kekurangannya sebagai berikut :
  1. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama. 
  2. Tidak semua peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan, beberapa peserta didik masih terbiasa dan mudah dimengerti dengan model ceramah
  3. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.
  4. Contoh, Dalam strategi pembelajaran  konvergen guru cukup memberikan perintah / intruksi dalam melakukan teknik gerakan dan peserta didik melakukan sesuai sepengetahuannya. Contoh : Bagaimana cara melakukan passing menggunakan kaki bagian luar dalam sepak bola/lakukan. Dalam strategi pembelajaran  ini peserta didik dituntut kreatif karena guru hanya memberi intruksi / perintah dan peserta didik melakukan.
5). Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran peserta didik dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.

Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri
  • Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
  • Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Dengan de-mikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sum-ber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik. Akti-vitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara gu-ru dan peserta didik. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik berta-nya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
  • Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. 
Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri peserta didik tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, peserta didik akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik. Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini peserta didik memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
  1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
  2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik inter-aksi antara peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru, bahkan interaksi anta-ra peserta didik dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
  3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
  4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
  5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakanberbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenar-annya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
Dari beragamnya model pembelajaran dalam pendidikan jasmani, tentunya antara model yang satu dengan lainnya saling memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik dari model pembelajaran inkuiri adalah guru bukannya menunjukkan dan menceritakan pada peserta didik bagaimana untuk bergerak, tetapi guru menggunakan serangkaian pertanyaan untuk memunculkan keterikatan peserta didik pada domain psikomotor dan kognitif. Pada dasarnya, guru mengajukan sebuah pertanyaan yang memunculkan berbagai tipe pemikiran peserta didik, yang selanjutnya memunculkan jawaban berupa gerak yang diperlihatkan peserta didik. Tipe pertanyaan dapat bervariasi, disesuaikan dengan tingkat pemikiran dan jawaban gerak peserta didik. Pertanyaan-pertanyaan merupakan jantung dari model pembelajaran inkuiri. Dalam proses pembelajarannya guru membingkai masalah dan peserta didik memulai untuk berpikir dan bergerak, peserta didik diberi kebebasan untuk mengeksplorasi jawaban yang memungkinkan. Jadi dalam hal ini guru memberikan sejumlah pertanyaan untuk mendorong keingintahuan peserta didik yaitu pada bidang kognitif dan psikomotor. 

Secara esensial, guru mengajukan sebuah pertanyaan yang dapat menimbulkan beberapa jenis pemikiran dari peserta didiknya, yang pada akhirnya peserta didik dapat memberikan jawaban atas dasar pemikirannya sendiri. Jadi pada intinya, model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani akan merangsang kognitif dan psikomotor peserta didik, karena peserta didik dituntut untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian mengekspresikan jawaban baik secara verbal ataupun melalui beberapa gerakan. Tujuan digunakannya model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan pemikiran peserta didik, memecahkan masalah dan memberi kebebasan pada peserta didik untuk bereksplorasi. (Metzler: 2000).

'Tarik Bukumu sebelum Tarik Selimutmu'
(Arham Syahban)
Referensi:
  • A, Ghofir Muhaimin dan Nur Ali R. 1996. Strategi Belajar Mengajar ... Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka. Cipta.
  • Markaban.(2006). Model Pembelajaran Matematika dengan pendekatan.Penemuan Terbimbing. Prosiding Penataran.PPPGM : Yogyakarta
  • Metzler, Michael.W. (2000). Instructional Models For Physical Education. Allyn and Bacon. USA.
  • Rusli, Lutan. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta. Departemen P&K.
  • Tite Juliantine, (2009), Implementasi Model Inkuiri dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Makalah dalam Seminar Nasional 2 yang bertema “Revitalisasi Penjas Melalui Pembenahan Citra Paradigmatis, Esensi Filosofis Serta Struktur Kelembagaan” yang diselenggarakan oleh Prodi PJKRFPOK Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 21-22 Desember 2009.
  • Toto Subroto, (2007). Strategi Pembelajaran Penjas. Universitas Terbuka: Jakarta

Sunday, 28 May 2017

GERAK LOKOMOTOR, GERAK NON LOKOMOTOR, GERAK MANIPULATIF

GERAK LOKOMOTOR, GERAK NON-LOKOMOTOR, GERAK MANIPULATIF

Gerak dasar fundamental (fundamental basic movement) menurut Harrow (1972) adalah pola gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar untuk keterampilan gerak yang kompleks, yang meliputi (1) Gerak Lokomotor; (2) Gerak Non-Lokomotor; dan (3) Gerak Manipulatif.


1. GERAK LOKOMOTOR (Locomotor Skills)

Gerak Lokomotor adalah gerakan berpindah tempat, dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat. Gerak dasar lokomotor merupakan salah satu domain dari gerak dasar fundamental (fundamental basic movement), Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu tempat ke tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil dari tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang matang.

Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk dasar atau landasan koordinasi gerak kasar (gross skill) dan melibatkan gerak otot besar.

Gerakan-gerakan lokomotor adalah gerakan-gerakan yang pergi ke mana saja. Para ahli mendefinisikan gerakan lokomotor sebagai gerakan-gerakan yang menyebabkan tubuh berpindah tempat atau mengembara dalam berbagai ruang, sehingga dalam bahasa Inggris disebut juga Traveling. Ini tentunya merupakan kebalikan dari gerakan non-lokomotor, yang tidak menyebabkan tubuh berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Gerakan lokomotor merupakan dasar bagi perkembangan koordinasi gerakan yang melibatkan otot-otot besar (gross-muscles), pertumbuhan otot, daya tahan dan stamina.

2. GERAK NON-LOKOMOTOR (Non-Locomotor Skills)

Gerakan non-lokomotor dapat diartikan juga sebagai keterampilan stabil, gerakan yang dilakukan tanpa atau hanya sedikit sekali bergerak dari daerah tumpuannya.  Dapat juga didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat. Gerakan stabilisasi (non-lokomotor) termasuk didalamnya, seperti : Stretching dan Bending, Twisting dan Turning, Swinging dan Swaying, Pushing dan Pulling .

3. GERAK MANIPULATIF

Gerak manipulatif melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya dengan tangan dan kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan dari gerak manipulatif, yaitu reseptif dan propulsif. Keterampilan reseptif adalah menerima suatu objek seperti menangkap dan keterampilan propulsif memiliki ciri pengerahan gaya atau kekuatan terhadap suatu objek, seperti memukul, melempar, memantul atau menendang.

Walaupun sebagian besar keterampilan manipulatif menggunakan tangan dan kaki, tetapi bagian-bagian tubuh yang lain juga dapat digunakan. Manipulasi terhadap objek tertentu mengarah pada koordinasi mata-tangan dan mata-kaki yang lebih baik, terutama penting untuk gerakan-gerakan yang mengikuti jalan atau alur (tracking) pada tempat terentu.

Keterampilan manipulatif merupakan dasar-dasar dari berbagai keterampilan permainan (game skill). Gerakan yang memerlukan tenaga, seperti melempar, memukul, dan menendang dan gerakan menerima objek, seperti menangkap merupakan keterampilan yang penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan berbagai jenis bola. Gerakan melambungkan atau mengarahkan objek yang melayang, seperti bola voli merupakan bentuk keterampilan manipulatif lain yang sangat penting. Kontrol terhadap suatu objek yang dilakukan secara terus menerus, seperti menggunakan tongkat atau simpai juga merupakan aktivitas manipulatif.

Macam Gerak dasar fundamental (fundamental basic movement)

Gerak Dasar Fundamental

Lokomotor

Non Lokomotor

Manipulatif

berjalan
berlari
meloncat
melompat
melayang
meluncur
berjingkrak
memanjat

membungkuk
meregang
memutar
mengayun
handstand
memutar tubuh
mendarat
berhenti
mengelak
keseimbangan


melempar
menangkap
menendang
menjerat/menjebak
menyerang
memvoli
melambung
memelanting
bergulir
menggelinding
menyepak


Sumber;
  • Abdulkadir Ateng, 1993. Pendidikan Olahraga. Jakarta: IKIP  Jakarta.
  • Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra. 1999. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Pendas Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III
Melompat merupakan Locomotor Skil

#pendidikanjasmani #pendidikanolahraga

Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

đŸŒº MODEL EVALUASI CIPPđŸŒº đŸ‘‰Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block