Tuesday, 2 May 2017

ADMINISTRASI PERTANDINGAN

ORGANISASI & SISTEM PERTANDINGAN: Administrasi Pertandingan 

ORGANISASI PERTANDINGAN

Postingan kali ini yang pertama akan dibahas mengenai: (1) Pengertian Organisasi, (2) Ciri-ciri Organisasi, (3) Bentuk-bentuk Organisasi, (4) Pengertian Pertandingan, (5) Jenis-jenis Pertandingan, (6) Bentuk-bentuk Pertandingan, (7) Pengertian Perlombaan, dan (8) Jenis-jenis Perlombaan.

(1) Pengertian Organisasi
Organisasi adalah: suatu wadah yang di dalamnya terdiri dari orang orang, sarana, biaya dan tujuan yang terorganisir dengan baik untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam buku Fungsi Administrasi Negara dinyatakan bahwa: organisasi adalah gabungan alat-alat yang disusun dalam hubungan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Demikian juga halnya di dalam buku Filsafat Administrasi dinyatakan bahwa: organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam suatu ikatan dimana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan beberapa orang yang disebut bawahan.
Sedangkan menurut Kamus Administrasi yang disebut organisasi adalah: suatu system usaha kerjasama dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Begitu juga di dalam buku Dasar-dasar Management yang dikutif oleh Soekarno K. dari pendapat James D Mooney: organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu maksud tetentu. Dari definisi yang dikemukakan oleh Sondang P Siagian, bahwa unsur-unsur unsur yang membentuk organisasi terdiri dari:
Bentuk persekutuan ;
  • Adanya orang-orang yang terlibat 
  • Adanya kerja sama 
  • Adanya ikatan 
  • Adanya tujuan 
  • Adanya pimpinan 
  • Adanya bawahan
(2) Ciri-ciri Organisasi
Sebuah organisasi pada dasarnya memiliki ciri-ciri umum, baik itu untuk suatu organisasi kedinasan, pendidikan, maupun organisasi kemasyarakatan. Adapun ciri- ciri organisasi secara umum adalah:
  • Adanya tujuan yang jelas yang ingin dicapai oleh suatu organisasi yang didirikan
  • Adanya kesatuan arah 
  • Adanya ketaatan perintah 
  • Adanya keseimbangan wewenang dan tanggung jawab 
  • Adanya pembagian tugas yang jelas 
  • Adanya stuktur organisasi 
  • Adanya jaminan kerja yang mengatur hak dan wewenang seseorang 
  • Adanya kesesuaian imbalan atas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang.
(3) Bentuk-bentuk Organisasi
Pada prinsipnya terdapat empat macam bentuk organisasi yang mengacu pada tugas dan fungsi, yaitu:
  • Organisasi Lini
Pada organisasi ini, pimpinan organisasi dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal, sehingga segala keputusan dan kebijakan tangung jawabnya berada pada satu tangan.
  • Organisasi Staf
Sebuah organisasi dimana seorang pimpinannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mendapatkan bantuan dari sejumlah staf yang diperlukan oleh organisasi tersebut.
  • Organisasi Fungsional
Sebuah bentuk organisasi dimana bawahan mendapat tugas atau perintah dari beberapa penjabat yang masing-masing mempunyai keakhlian tertentu dan bertanggung jawab penuh atas bidangnya.
  • Organisasi Kepanitiaan
Bentuk organisasi dimana pimpinan terdiri dari beberapa orang dan segala keputusan maupun kebijakan diambil dalam suatu forum dan menjadi tanggung jawab bersama. Sedangkan Liang Gie memiliki pandangan yang berbeda dengan menetapkan beberapa perbedaan sebagai berikut: 
  1. Organisasi Bentuk Tunggal, yaitu sebuah bentuk organisasi yang pimpinannya dipegang oleh satu orang pimpinan secara sendiri. 
  2. Organisasi Dewan (bentuk komisi), yaitu sebuah bentuk organisasi yang pimpinanya dipegang oleh lebih dari satu orang. 
Sering kali pengertian pertandingan disamakan dengan perlombaan, padahal kedua kata ini mempunyai pengertian dan arti masing-masing, meskipun tujuan pelaksanaannya adalah hampir sama. Namun ada hal pokok yang mendasari pengertian kedua kata ini yang dapat dibedakan 
(4) Pengertian Pertandingan
Pertandingan adalah salah satu bentuk kegiatan yang merupakan suatu ajang kompetisi atau persaingan untuk memperoleh kemenangan atau juara dengan saling mengalahkan lawan yang dihadapinya (pasti ada lawan secara langsung yang dihadapi) misalnya dalam bidang olahraga, pendidikan, kesenian, dan bidang-bidang lainnya.
(5) Jenis-jenis Pertandingan
Menurut jenisnya pertandingan itu dapat dibedakan menurut jenisnya. Ada dua jenis yang biasa digunakan, yaitu: 
  • Pertandingan Langsung’, yaitu bila tiap orang yang terlibat dalam permainan itu tidak dibatasi oleh ruang lingkup gerak. Seluruh area yang ditentukan untuk suatu bentuk permainan dapat digunakan oleh lawan atau oleh anggota yang telibat dalam permainan tersebut. 
  • Pertandingan Tidak Langsung’, yaitu bila tiap pemain atau tim telah mempunyai arena sendiri yang satu dengan yang lainnya dibatasi atau dipisahkan oleh suatu benda, yang pada umumnya adalah sebuah net.
(6) Bentuk-bentuk Pertandingan
Menurut bentuknya pertandingan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yang umum diterapkan di dalam pertandingan olahraga, yaitu: 
  1. Bentuk pertandingan sederhana, yaitu bentuk pertandingan yang biasa dan umum dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tujuannya tidak memperebutkan atau menentukan pemenang. Pertandingan ini hanya berbentuk suatu pertandingan pengisi luang. 
  2. Bentuk Pertandingan Cabang Olahraga, yaitu bentuk pertandingan yang dapat dilakukan oleh suatu cabang olahaga tertentu. Cirinya yaitu hanya mempertandingkan cabang olahraga tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan juara dari cabang olahraga yang dipertandingkannya. 
  3. Bentuk Pertandingan Beberapa Cabang Olahraga, yaitu bentuk pertandingan yang didalamnya dipertandingkan beberapa cabang olahraga seperti: Porda, PON, Sea Games, Asian Games, dll.
(7) Pengertian Perlombaan
Perlombaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk kemenangan dimana masing-masing orang terlibat dalam perlombaan itu berusaha untuk lebih unggul dengan caara mengatasi waktu, jarak, beban dan penguasaan gerak atau tata cara gerak tertentu dengan sebaik mungkin.
(8) Jenis-jenis Perlombaan
Perlombaan menurut jenisnya terdiri atas beberapa bentuk. Yang umum digunakan adalah Perlombaan berdasarkan jenisnya dapat dikategorikan menjadi:
  • Berlomba untuk mencapai waktu tertentu terhadap jarak yang tertentu pula. Contohnya, lari, renang, balap sepeda, dan beberapa cabang olahraga yang memiliki ciri-ciri capaian waktu terbaik. 
  • Berlomba untuk mencapai kejauhan jarak tertentu. Contoh: lompat jauh, lempar lembing, tolak peluru, dan beberapa cabang olahraga yang menjadikan jarak sebagai capaian prestasinya. 
  • Berlomba untuk mencapai ketinggian tertentu. Contoh: lompat tinggi, lompat tinggi galah dan beberapa cabang olahraga yang menjadikan ketinggian sebagai indakator prestasi tertinggi. 
  • Berlomba untuk mempertahankan penguasaan terhadap ketangkasan gerak atau keterampilan tertentu. Contoh: senam, dan loncat indah 
  • Berlomba untuk mengatasi beban. Contoh: angkat besi, angkat berat.
RANGKUMAN
Organisasi adalah: suatu wadah yang di dalamnya terdiri dari orang orang, sarana, biaya dan tujuan yang terorganisir dengan baik untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan unsurunsur yang membentuk organisasi terdiri dari: bentuk persekutuan, adanya orang-orang yang terlibat, adanya kerja sama, adanya ikatan, adanya tujuan, adanya pimpinan, dan adanya bawahan. Sebuah organisasi pada dasarnya memiliki cirri-ciri umum, baik itu untuk suatu organisasi kedinasan, pendidikan, maupun organisasi kemasyarakatan. Dan juga organisasi mempunyai bentuk berdasarkan tugas dan fungsinya.

Pertandingan dan Perlombaan adalah dua hal yang berbeda. Pertandingan adalah salah satu bentuk kegiatan yang merupakan suatu ajang kompetisi atau persaingan untuk memperoleh kemenangan atau juara dengan saling mengalahkan lawan yang dihadapinya (pasti ada lawan secara langsung yang dihadapi) misalnya dalam bidang olahraga, pendidikan, kesenian, dan bidang-bidang lainnya.

Sedangkan perlombaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk kemenangan dimana masing-masing orang terlibat dalam perlombaan itu berusaha untuk lebih unggul dengan caara mengatasi waktu, jarak, beban dan penguasaan gerak atau tata cara gerak tertentu dengan sebaik mungkin.

SISTEM PERTANDINGAN OLAHRAGA

Beberapa sistem pertandingan yang biasa digunakan didalam kegiatan keolahragaan. Oleh karena itu setelah dengan seksama membaca, secara khusus Anda diharapkan dapat:
  1. Dapat mengerti dan memahami tentang sistem pertandingan olahraga
  2. Dapat menyebutkan kembali macam-macam sistem pertandingan olahraga
  3. Dapat membuat macam-macam sistem pertandingan olahraga
  4. Dapat menyelenggarakan pertandingan dengan bermacam-macam bentuk sistem pertandingan.
Adapun beberapa sistem pertandingan yang secara umum digunakan, yaitu:
  1. Sistem Gugur
  2. Sistem Kompetisi
  3. Sistem Kombinasi
Dalam suatu penyelengaraan pertandingan disamping faktor administrasi dan organisasi, untuk menjamin pelaksanaan jalannya pertandingan atau perlombaan diperlukan adanya suatu tata cara yang dapat mengatur pertandingan atau perlombaan. Untuk menentukan system pertandingan kita harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: waktu pertandingan, biaya pertandingan, jumlah peserta dan penyediaan sarana dan prasarana. Pada kegiatan pertandingan atau perlombaan olahraga, dikenal sistem-sistem pertandingan yaitu yang dapat memperlancar jalannya suatu pertandingan atau perlombaan sehingga mendapakan pemenangnya. Adapun sistem pertandingan yang sudah sering kita kenal adalah: sistem gugur, sistem kompetisi, sistem kombinasi.

1. Sistem Gugur
Adalah suatu sistem yang mengatur pelaksanaan pertandingan dimana peserta yang kalah tidak berhak mengikuti pertandingan selanjutnya. Pertandingan akan berakhir apabila pemenang pemenang tidak mempunyai lawan lagi. Pemenang terakhir adalah juara I dan yang kalah adalah juara II.
Keuntungan sistem gugur adalah:
  • Dapat dikuti dengan peserta banyak
  • Menghemat waktu, biaya, dan petugas
Kerugian dari sistem gugur adalah:
  • Peserta merasa kurang puas, karena sekali kalah langsung tidak dapat main kembali
  • Pertandingan atau perlombaan biasanya dianggap kurang berkualitas, karena pemenang tidak bertanding dengan semua peserta lainnya.
Sistem gugur dapat dibagi menjadi:
(1). Sistem Gugur Tunggal (single elimination)
(a) Sistem Gugur Tunggal Murni
  • Ketentuan sistem gugur tunggal murni adalah:
  • Setiap peserta atau regu yang kalah tidak boleh main lagi
  • Bagan pertandingan dengan bangun akar dari dua (badd) 4, 8, 16, dst
  • Jumlah pertandingan adalah (n-1) untuk sampai juara I dan II
  • Jumlah pertandingan sampai juara I, II, III, dan IV adalan n (sejumlah peserta) 
  • Untuk penempatan peserta adalah dengan diundi 
(b). Sistem Gugur Dengan Bye
  • Dipergunakan apabila jumlah peserta atau regu kurang dari bangun akar dari dua (badd), sehingga bagannya dibuat menjadi bangun akar dari dua dahulu. Contohnya 6 regu menjadi 8 regu, 12 regu menjadi 16 regu, dst. 
  • Untuk menempatkan bye pada bagan pertandingan adalah ditempatkan oleh panitia. Apabila bye ada dua, maka ditempatkan di atas dan dibawah pada bagan. Sedangkan apabila bye lebih dari dua, maka penempaan bye adalah di atas, di bawah, ditengah bawah, ditengah atas dst. Setelah itu regu-regu yang lainnya diundi seperti biasa.
(c). Sistem gugur dengan seeded (unggulan)
  • Sistem seeded dipakai untuk menghindari peserta atau regu yng kuat bertemu di babak pertama, sehinga pertandingan dibabak final tidak menarik lagi. Sistem seeded mengacu pada kejuaraan tahun sebelumnya yang menjadi juara. Tentu saja sebelumnya sistem seeded ini harus diberitahukan dahulu pada peserta yang lainnya. Setelah itu regu atau peserta lainnya diundi seperti pada sistem gugur murni Penempatan regu-regu seeded sama saja dengan penempatan sistem bye.
  • Contoh bagan sistem gugur dengan seeded, peserta 8 regu
(d). Sistem Gugur Dengan Sisipan 
  • Pada sistem sisipan ini peserta atau regu lebih sedikit dari bangun akar dari dua (badd) dan kurang banyak dari bangun akar dari dua (badd) di atasnya. Umpamanya jumlah peserta 10, dijadikan bagannya menjadi 8 dan atau 20 peserta dijadikan bagannya menjadi 16. (masing-masing sisipannya adalah 2). Penempatan regu pada bagan sisipan, sama saja dengan cara penempatan bye atau regu seeded.
  • Sedangkan sistem gugur rangkap (double elimination) dan sistem Consulation tidak akan dibicarakan karena sistem ini tidak biasa dilakukan dimasyarakat.
2. Sistem Kompetisi
Sistem pertandingan olahraga yang kedua yang kita kenal adalah sistem kompetisi yang dapat dibagi menjadi :
  • Sistem setengah kompetisi, dan
  • Sistem kompetisi penuh
Sistem setengah kompetisi adalah peserta bertanding dengan lawan yang sama hanya satu kali kecuali jika peserta tersebut bertemu kembali dibabak selanjutnya, sedangkan Sistem kompetisi penuh adalah peserta bertanding dengan lawan yang sama sebanyak dua kali yaitu dikandang dan tandang (home and away). 
Keuntungan dari sistem kompetisi yaitu :
  1. Setiap peserta mempunyai kesempatan akan saling berhadapan dengan peserta yang lainya
  2. Peserta yang kualitasnya baik atau kemampuannya kuat akan benar-benar teruji untuk memungkinkan menjadi juara
  3. Sistem pertandingan ini dapat digunakan sebagai ajang atau patokan untuk mengukur kemampuan pemain secara baik.
Kelemahan-kelemahan dari sistem pertandingan kompetisi;
  1. Waktu pertandingan untuk pelaksanaan dibutuhka relative panjang
  2. Memerlukan peralatan, biaya, lapangan, dan tenaga serta sarana prasarana lainya yang dibutuhkan harus banyak.
  3. Peserta yang lemah yang semula diramalkan tidak akan juara mempunyai kesempatan untuk menjadi juara dan tentunya hal ini akan menjadi beban panitia
  4. Bagi peserta yang telah aman kedudukan dalam klasemennya dan jumlah nilainya bisa terjadi kasus main sabun/ suap atau tidak bersunguh-sungguh
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam sistem kompetisi
  1. Jumlah peserta tidak boleh terlalu banyak
  2. Apabila kualitas peserta dianggap berimbang atau rata
  3. Apabila juara yang diperebutkan bersifat daerah atau nasional
  4. Apabila ingin mengetahui rengking secara keseluruhan
  5. Kondisi alam, biaya, lapangan, petugas pelaksana mencukupi
Rumus-rumus yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pertandingan dengan menggunakan sistem kompetisi.
  1. Jumlah pertandingan setiap peserta atau regu adalah: n – 1
  2. Jumlah ronde yang akan diadakan adalah: n – 1
  3. Jumlah pertandingan pada tiap ronde : ½ x n ( n – 1 )
  4. Untukmengetahui jumlah pertandingan secara keseluruhan. Rumusnya = ½ x n ( n – 1 )
Untuk menetukan juara dalam pertandingan olahraga dalam sistem kompetisi dapat dikategorikan berdasarkan cabang olahraganya yaitu :
  • Cabang olahraga yang ditentukan dengan kalah – menang
  • Cabang olahraga yang ada set kemenangannya dan yang ada set kekalahannya
  • Cabang olahraga yang ada hasilnya draw
Sedangkan untuk menentukan urutan juara dapat dilihat dari:
  • Nilai terbanyak
  • Selisih gol antara memasukan dan kemasukan
  • Gol terbanyak
  • Adu finalty, diundi, dan play off
Dalam pelaksanaannya panitia penyelenggara setelah mendata seluruh peserta, maka langkah selanjutnya adalah:
  • Membuat jadwal pertandingan untuk diketahui oleh seluruh peserta
  • Mencatat hasil-hasil pertandingan dan diketahui oleh seluruh peserta
  • Menyusun seluruh hasil pertandingan untuk menentukan juara
Membuat Jadual Pertandingan
Dalam menyusun jadwal pertandingan untuk sistem ½ kompetisi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: cara satu (1) menetap dan cara dua (2) berkelana.
Contoh menyusun jadwal pertandingan dengan mempergunakan cara satu (1) menetap untuk cabang olahraga yang ditentukan kalah – menang, seperti: bola basket, hoki, dll
Diketahui peserta Kejuaraan Futsal antar Jurusan di STKIP Paris Barantai Kotabaru sebagai berikut:
1. Prodi Penjaskesrek A,    2. Prodi Matematika A,    3. Prodi Bahasa A, 
4. Prodi Penjaskesrek B,    5. Prodi Matematika B,    6. Prodi Bahasa B
Jumlah pertandingan dengan enam (6) regu maka dapat diketahui:
  • Jumlah pertandingan setiap regu adalah N-1 = 6 – 1 = 5
  • Jumlah seluruhn pertandingan adalah ½ n x (n-1) = ½ 6 (5) = 3 x 5 = 15
Untuk menentukan jadwal pertandingan, terlebih dahulu panitia mengundi peserta untuk dapat menempati posisi no 1 sampai dengan no 6, selanjutnya baru dibuat jadwal pertandingan dengan cara satu ( 1 ) menetap adalah sebagai berikut:
1 – 2         1 – 4              1 – 6               1 – 5               1 – 3
3 – 4         2 – 6              4 – 5               6 – 3               5 – 2
5 – 6         3 – 5              2 – 3               4 – 2               6 – 4
Contoh jadwal ½ kompetisi dengan
satu (1) menetap untuk peserta ganjil ( 5 )
1 – 2         1 – 4              1 – X               1 – 5               1 – 3
3 – 4         2 – X              4 – 5               X – 3               5 – 2
5 – X         3 – 5              2 – 3               4 – 2               X – 4
Kuncinya untuk satu (1) berkelana adalah no 1 selalu berada pada sisi sebelah kiri atas dan angka-angka diputar berlawanan dengan arah jarum jam. Selanjutnya menentukan jadwal dengan system ½ kompetisi dengan cara 2 berkelana adalah sebagai berikut ( dengan jumlah peserta 6 regu ).
Contoh ½ kompetisi dengan 2 berkelana
1 – 2         1 – 4               4 – 2               4 – 6               6 – 2
3 – 4         3 – 6               1 – 6               1 – 5               4 – 5
5 - 6         2 – 5               3 – 5               2 – 3               1 – 3
Kuncinya adalah angka dua (2) pertama berada pada sudut kanan atas, kedua berada pada sudut kiri bawah (diagonal), ketiga berada pada sudut kanan atas, keempat berada pada sudut kiri bawah, kelima berada pada sudut kanan atas dan angka-angka diputar berlawanan dengan arah jarum jam. Berikut ini akan dijelaskan contoh untuk pertandingan ½ kompetisi yang ditentukan oleh:
1). Cabang olahraga yang ditentukan kalah – menang
2). Penentuan urutan untuk cabang olahraga yang ada setnya
3). Penentuan urutan untuk cabang olahraga yang ada hasilnya draw
Untuk menentukan urutan (rangking) sistem kompetisi penuh harus melihat:
  • Nilai tertinggi
  • Selisih gol terbaik
  • Produktivitas gol terbaik
  • Jumlah kemenangan dan
  • Play off
3. Sistem Kombinasi
Setelah mengetahui sistem pertandingan gugur dan kompetisi, maka sebenarnya kedua sistem ini bisa dikombinasikan menjadi suatu sistem yang disebut sistem kombinasi. Sistem ini bisa diadakan oleh panitia penyelenggara pertandingan cabang olahraga. Sistem kombinasi ini menggabungkan dua sistem menjadi satu sistem dengan tujuan yaitu untuk lebih meningkatkan daya tarik kejuaraan yang diselenggarakan atau ada beberapa pertimbangan, yang tentu saja sebelumnya telah disepakati oleh pihak panitia penjelenggara dengan peserta.
Bentuk sistem kombinasi ini misalnya: untuk babak pendahuluan dengan mempergunakan sistem setengah kompetisi dan babak selanjutnya dengan sistem gugur atau dibalikkan. Adapun bagan, jadwal dan cara-cara menentukan kalah menang atau juaranya sesuai dengan cara-cara penentuan masing-masing dalam sistem pertandingan yang lain.
RANGKUMAN
Dalam suatu penyelengaraan pertandingan disamping faktor administrasi dan organisasi, juga diperlukan adanya suatu tata cara yang dapat mengatur pertandingan atau perlombaan. Untuk menentukan sistem pertandingan kita harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: waktu pertandingan, biaya pertandingan, jumlah peserta dan penyediaan sarana dan prasarana. Pada kegiatan pertandingan atau perlombaan olahraga, dikenal sistem-sistem pertandingan yaitu yang dapat memperlancar jalannya suatu pertandingan atau perlombaan sehingga mendapakan pemenangnya. Adapun sistem pertandingan yang sudah sering kita kenal adalah: sistem gugur, sistem kompetisi, sistem kombinasi. Sistem gugur adalah: bertanding sekali kalah, tidak boleh main kembali, system kompetisi adalah: tiap-tiap regu atau peserta saling berhadapan satu sama yang lain satu kali (1/2 kompetisi) dan saling berhadapan satu sama yang lain dua kali (kompetisi penuh), sedangkan system kombinasi adalah: campuran antara system gugur dan system kompetisi.

GLOSARIUM
  1. Organisasi adalah tempat berkumpulnya orang-orang dalam mendiskusikan berbagai persoalan untuk mencari solusi terbaik.
  2. Organisasi olahraga adalah sebuah kumpulan komunitas olahraga dalam mendiskusikan dan mencari solusi dalam persoalan keolahragaan
  3. Sistem pertandingan adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memetakan setiap pertandingan agar adil dan berimbang
  4. Skema pertandingan adalah sebuah instrumen yang mengatur jalannya pertandingan agar berjalan sesuai harapan semua pihak
DAFTAR PUSTAKA
  • Aip Sarifudin. 1981. Organisasi dan Tatalaksana Penyelenggaraan Pertandingan Olahraga, untuk SPG, SGO, SGPLB, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta 
  • Edward. F, et al,. 1978. The Organization and Administration of Physical Education, New York: Appleton-Century-Crofts, Inc.
  • Husdarta JS. 1988. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Bahan Perkuliahan MKDU, Olahraga dan Kesehatan IKIP Bandung.

Friday, 24 February 2017

PERBEDAAN PENDIDIKAN JASMANI DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PERBEDAAN PENDIDIKAN JASMANI DAN
PENDIDIKAN KESEHATAN

A.   PENGERTIAN
PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila. (Cholik Mutohir, 1992).

PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya). (Ottawwa Charter, 1986 dikutip dari Notoatmodjo S).

B.   TUJUAN

TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI
          Tujuan Pendidikan Jasmani secara umum adalah: 
  • Meletakan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. 
  • Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi, dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama. 
  • Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani. 
  • Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. 
  • Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor education). 
  • Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. 
  • Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. 
  • Mengetahui dan memahami konsep aktiitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat. 
  • Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Tujuan Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk mencipkatan perilaku masyarakat (di sekolah, anak didik) yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidkan kesehatan berupaya agar anak didik menyadari dan mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya.Kesadaran akan pengetahuan diatas itu akan menciptakan anak menjadi melek kesehatan (health litercy).
          Lebih dari itu pendidikan kesehatan pada akhirnya bukan hanya mencapai “melek kesehatan” pada anak didik saja, namun yang lebih penting lagi adalah mencapai perilaku kesehatan (healthy behaviour). Kesehatan bukan hanya untuk diketahui atau disadari (knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus dikerjakan, dilaksanakan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (practice). Hal ini berarti bahwa akhir dari tujuan pendidikan kesehatan adalah agar anak didik dapat mempraktekan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya/masyarakat. Artinya dalam kehidupan sehari-hari anak didik dapat berprilaku hidup sehat.
          Selain dari perubahan perilaku untuk senantiasa berperilaku sehat ada tujuan dari pendidikan kesehatan yang hendak dicapai terutama pada tingkat satuan pendidikan dasar, yaitu antara lain: 
  • Meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur. 
  • Menanamkan dan membina nilai dan sikap mental yang positif terhadap prinsip hidup sehat. 
  • Menanamkan dan membina kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan 
  • Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.

C.   FUNGSI DAN PERAN

FUNGSI PENDIDIKAN JASMANI
Fungsi pendidikan jasmani juga merupakan fungsi pendidikan secara umum, yakni menitikberatkan pada tiga ranah yakni; kognitif, afektif, dan psikomotor, Namun untuk pendidikan jasmani perlu ditambahkan yakni aspek fisik (kebugaran fisik), (Annarino).
Menurut Agus Mahendra (2003) fungsi pendidikan jasmani di sekolah secara umum mencakup sebagai berikut:
·         Memenuhi kebutuhan anak akan gerak
Dunia anak-anak hampir tidak lepas dengan aktifitas bermain.Bermain identik dengan beraktifitas jasmani, sehingga dalam Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Dalam Penjasorkes, peserta didik dapat belajar sambil bermain dan bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Dengan demikian pendidikan jasmani berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan gerak pada anak.
·         Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang menggunakan media gerak, dan tempat mereka bergerak akan mengenal lingkungan sekitar, apakah di lapangan terbuka, di gedung olahraga dan bahkan suatu tempat yang dianggap baru oleh mereka. Jadi peserta didik tidak hanya kenal pada lingkungan ruang kelas belajar, namun mereka mendapat lingkungan yang memang dapat bergerak sesuai dengan kebutuhan gerak mereka.
Dengan bermain dan bergerak peserta didik benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang menjadi dasar kepribadiannya kelak.
·         Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
Penjasorkes di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari. Dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar menitikberatkan pada pengenalan keterampilan gerak dasar fundamental (lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif), (Husdarta 2001:63).
·         Menyalurkan energi yang berlebihan
Fungsi pendidikan jasmani dalam hal ini adalah mengarah pada kontrol dan stabilitas emosional anak.Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan energi ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan perilaku dan mental anak. Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak akan memperoleh kembali keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan kembali memperbaharui dan memulihkan energinya secara optimum.
  Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional
Pandangan pendidikan jasmani terhadap peserta didik adalah kesatuan antara jiwa dan raga. Jadi tidak memandang secara terpisah antara jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani harus berdampak terhadap pendidikan anak secara holistik. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Dengan demikian para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya”, sehat jasmani dan rohani.

FUNGSI PENDIDIKAN KESEHATAN
Fungsi Pendidikan Kesehatan untuk membantu individu, kelompok, atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilakunya, untuk mencapai kesehatan secara optimal. Secara umum fungsi dan peran pendidikan kesehatan dibagi dalam beberapa faktor, antara lain:
·         Peran pendidikan kesehatan dalam faktor lingkungan
Telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun oleh instansi baik pemerintah, swasta, maupun LSM. Banyak pula proyek pengadaan sarana sanitasi lingkungan dibangun untuk masyarakat. Namun, karena perilaku masyarakat, sarana atau fasilitas sanitasi tersebut kurang atau tidak dimanfaatkan dan dipelihara sebagaimana mestinya. Agar sarana sanitasi lingkungan tersbut dimanfaatkan dan dipelihara secara optimal maka perlu adanya pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Demikian pula dengan lingkungan non fisik, akibat masalah-masalah sosial banyak warga masyarakat yang menderita stress dan gangguan jiwa. Oleh karena itu baik dalam  memperbaiki  masalah  sosial maupun menangani akibat masalah sosial diperlukan pendidikan kesehatan.
·         Peran pendidikan kesehatan dalam faktor perilaku
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadarai atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan bilamana sakit dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari kesehatan bilamana sakit dan sebagainya. Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang kesehatan atau disebut “melek kesehatan” (healthy literacy). Pendidikan kesehatan juga penting untuk mencapai perilaku kesehatan (healthy behavior). Jadi kesehatan bukan hanya disadari dan disikapi melainkan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
·         Peran pendidikan kesehatan dalam pelayanan kesehatan
Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam hal ini, Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam bentuk pusat pelayanan kesehatan (puskesmas). Namun, pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat belum optimal atau  masih rendah (35% masyarakat yang menggunakan puskesmas).
·         Peran pendidikan kesehatan dalam faktor hereditas
Orangtua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula pada anaknya. Sebaliknya, kesehatan orang tua khususnya kesehatn ibu yang rendah dan kurang gizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi anaknya. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan diperlukan pada kelompok ini, agar masyarakat atau orang tua menyadari dan melakukan hal-hal yang dapat mewariskan kesehatan yang baik pada keturunan mereka.

D.   MATERI AJAR

MATERI AJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR
            Ruang lingkup dan materi ajar yang terkandung pada pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar antara lain sebagai berikut: 
  • Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
  • Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya 
  • Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. 
  • Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.
  • Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air,  dan renang serta aktivitas lainnya.
  • Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung. 
  • Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur  waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan  P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

MATERI AJAR PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR
       Ruang lingkup dan materi ajar yang terkandung dalam pembelajaran pendidikan kesehatan di sekolah dasar adalah terutama mengenai yang kita kenal selama ini sebagai Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan dan materi pendidikan kesehatan, menurut pedoman pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)  tujuan pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik :  
  • Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat. 
  • Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat. 
  • Memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan. 
  • Memiliki kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan. 
  • Memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. 
  • Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis. 
  • Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. 
  • Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar. 
  • Memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
         Sedangkan materinya adalah sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Maka pelajaran pendidikan jasmani yang juga mencakup pendidikan kesehatan meliputi: 
  • Kebersihan pribadi dan kesehatan pribadi, 
  • Makanan dan minuman sehat  
  • Kebersihan lingkungan ( sekolah dan rumah ) 
  • Keselamatan diri di dalam dan di luar rumah, 
  • Mengenal UKS dan programnya,  
  • KMSAS (Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah)  
  • Cara membuang sampah dan air limbah yang benar  
  • Rumah sehat.
  • Mengenal penyakit yang banyak menyerang anak usia sekolah serta cara pencegahannya. 
  • Pemeriksaan kesehatan berkala.  
  • Pengenalan perubahan pada masa remaja.  
  • Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P) dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

E.   PERENCANAAN DAN EVALUASI

Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi, finansial, metode dan waktu untuk memaksimalisasi efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan.

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Kesehatan.
Perbedaannya adalah perencanaan pada pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar meliputi dan memiliki fokus pada materi kebugaran jasmani terkait dengan kesehatan dan keterampilan, sedangkan perencanaan pada pembelajaran pendidikan kesehatan di sekolah dasar meliputi pada materi kebugaran jasmani terkait dengan kesehatan saja, dan dalam hal ini berfokus pada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Pendidikan  Kesehatan.
Pengertian evaluasi lebih luas dari assesmen/penilaian. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
           Adapun dalam prakteknya penilaian mempunyai cara-cara atau tekhnik yang sudah biasa dilakukan dalam pembelajaran di sekolah tentunya dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan. Di bawah ini adalah teknik penilaian diantaranya: 
  • Unjuk kerja ( Performance ) 
  • Penugasan ( Proyek/project ) 
  • Hasil kerja ( Produk/product ) 
  • Tertulis ( Paper/pen ) 
  • Portofolio ( Portfolio ) 
  • Sikap 
  • Penilaian diri ( Self assesment )
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan juga pembelajaran pendidikan kesehatan, evaluasi tentu harus dilakukan oleh guru penjas, dan yang harus menjadi perhatian adalah manakala pembelajaran pendidikan jasmani jenis penilaian atau alat evaluasinya seperti apa, dan pada pembelajaran pendidikan kesehatan jenis penilaian atau alat evaluasinya seperti apa. Disinilah seorang guru penjas haus mempunyai kemampuan itu juga bisa membedakannya, karena jelas dalam lingkup materi ajar antara pendidikan jasmani dengan pendidikan kesehatan jauh berbeda.


Foto di depan Gedung Kemenrisetdikti

DAFTAR PUSTAKA

Samsudin, (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta : PT. Pajar Interpratama.

Soekidjo Notoatmodjo, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Susan K. Telijohann, Cynthia W. Symons, Beth Pateman, (2007). Health Education. New York : Mc. Graw Hill.

Lutan, Rusli. (2005). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Sekolah:    Penguasaan Kompetensi Dalam Konteks Budaya Gerak.

Lutan, Rusli dan Hartoto. (2004). Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta : Departemen      Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan      Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Siedentop, D., (1991). Developing Teaching Skills in Physical Education.     Mayfield Publishing Company.

Suherman, Adang. (2004). Evaluasi Pendidikan Jasmani, Assesmen            Alternatif Terhadap Kemajuan Belajar Siswa di SD.Jakarta :      Departemen
            Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan         Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal             Olahraga.

Tim penyusunan Bahan Ajar.(2010). Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.Bogor : PPPPTK Penjas & BK.

Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

đŸŒº MODEL EVALUASI CIPPđŸŒº đŸ‘‰Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block