Monday, 7 March 2016

Supervisi Pendidikan Jasmani

KONSEP
SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI
Arham Syahban, S.Pd., M.Pd.

Hai teman-teman pecinta pendidikan jasmani yang berbahagia dimanapun berada, postingan kali ini akan membahas mengenai supervisi pendidikan jasmani. Tapi sayang ini masih dalam sebatas konsepsi, saya yakin teman-teman pecinta penjas mengetahui betul mengapa ini hanya sebatas konsepsi, tidak lain karena referensi yang kita miliki di pendidikan jasmani begitu sulit ditemukan dan biasanya masih bersifat umum. Namun itu bukan sebuah alasan bagi kita untuk tidak mengembangkan pendidikan jasmani kearah kesempurnaan dan jauh lebih baik lagi. Semoga postingan kali ini dapat menambah referensi mengenai supervisi pendidikan jasmani. “Let’s Rock”

A. Pengertian Supervisi Pendidikan Jasmani
  • Perkataan supervisi berasal dari Bahasa Inggris: “supervision” yang terdiri dari dua perkataan “super” dan “vision”. Super berarti atas atau lebih, sedangkan vision berarti melihat atau meninjau.
  • Secara etimologis supervisi (supervision) berarti melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan (orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan.
  • Supervisi (pandangan lama) adalah inspeksi / pengawasan. Inspeksi adalah kegiatan menyelidiki kesalahan para bawahan (guru) dalam melaksanakan instruksi atau perintah serta peraturan-peraturan dari atasannya.
  • Supervisi (pandangan modern) adalah pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu guru-guru (orang yang dipimpin) agar menjadi guru-guru atau personal yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas proses mengajar-belajar di sekolah.
  • Supervisi pendidikan jasmani (konsepsi) adalah kegiatan meninjau dan menilai kemampuan guru pendidikan jasmani secara adminstrasi dan akademik guna membantu dalam perbaikan-perbaikan agar mampu meningkatkan efektivitas proses mengajar-belajar pendidikan jasmani.

B. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI

Tujuan supervisi pendidikan jasmani sejalan dengan landasan bahwa pertumbuhan dan perkembangan guru penjas itu mutlak diperlukan karena ilmu pengetahuan termasuk bidang pendidikan dan pengajaran pendidikan jasmani terus-menerus berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman. Jadi tujuan supervisi pendidikan jasmani adalah menilai kemampuan guru pendidikan jasmani sebagai pendidik dan mengakar dalam bidang pendidikan jasmani terkhusus  guna membantu guru pendidikan jasmani melakukan perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan dengan menunjukkan kekurangan-kekurangannya agar diatasi dengan usaha sendiri.

Dengan kata lain supervisi pendidikan jasmani bertujuan menolong dan membantu guru-guru penjas agar dengan kesadarannya sendiri berusaha untuk berkembang dan tumbuh menjadi guru penjas yang lebih cakap dan lebih baik dalam menjalankan tugas-tugasnya.

C. SASARAN SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI
  • Secara umum sasarannya adalah guru pendidikan jasmani diharapkan akan menjalankan kepemimpinan yang lebih baik dalam kegiatannya membimbing proses belajar murid-muridnya. Karena itu supervisi pendidikan jasmani menaruh perhatian utama pada upaya-upaya peningkatan profesionalitas guru pendidikan jasmani sehingga memiliki kemampuan:
  1. Merencanakan kegiatan pembelajaran,
  2. Melaksanakan pembelajaran,
  3. Menilai proses dan hasil pembelajaran,
  4. Memanfaatkan hasil penilaian
  5. Memberikan umpan balik,
  6. Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan,
  7. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
  8. Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu pembelajaran,
  9. Memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran yang tersedia,
  10. Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, dan teknik),
  11. Melakukan penelitian praktis untuk perbaikan pembelajaran.
  • Secara khusus dapat diklasifikasikan:
  1. Sasaran administratif (teknis administratif) misal perangkat pembelajaran.
  2. Sasaran edukatif (teknis edukatif) misal pelaksanaan pembelajaran.
D. Teknik-teknik supervisi pendidikan jasmani

1. Kunjungan Kelas & Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan Kelas 
Supervisor memasuki ruang kelas pada pelaksaan KBM. Teknik ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
  • Direncanakan pengawas dan diberitahukan kepada guru yang bersangkutan
  • Direncanakan oleh pengawas, tetapi tidak diberitahukan kepada guru yang bersangkutan
  • Direncanakan oleh guru, kemudian mengundang pengawas.
Kunjungan kelas ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dalam rangka peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran bukan menentukan kondite.
Kunjungan Antar Kelas. 
Guru dikelas yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam satu lingkungan sekolah
2. Kunjungan Sekolah & Kunjungan antar sekolah
Kunjungan Sekolah
Pengawas mengunjungi sekolah secara teratur untuk memberikan pembinaan, baik dengan pemberitahuan maupun mendadak atau atas undangan guru atau kepala sekolah.
Kunjungan antar sekolah
Guru-guru atau staff mengunjungi sekolah-sekolah yang dinilai berhasil dan patut dijadikan contoh. Pengawas dapat memanfaatkan guru sekolah lain untuk memberikan pembinaan.
3. Pertemuan Pribadi
Pertemuan pribadi adalah dialog antara pengawas dan guru mengenai usaha-usaha meningkatkan kemampuan profesional guru. Pertemuan pribadi dilakukan dengan dua cara, yaitu:
  • Pertemuan pribadi sebelum kunjungan kelas
Pertemuan ini membicarakan upaya perbaikan proses pembelajaran sehingga akan menjadi fokus obserfasi kelas.
  • Pertemuan pribadi sesudah kunjungan kelas.
Pertemuan ini membicarakan kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sehingga menjadi umpan balik bagii guru untuk memperbaiki dan meninghkatkan proses pembelajaran.
4. Rapat Dewan Guru & Diskusi Staf Guru
Rapat dewan guru merupakan pertemuan antar semua staf guru dan kepala sekolah yang membicarakan berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan dan proses pembelajaran. Maksud rapat dewan guru:
  • Mengatur seluruh anggota staf agar memiliki kesamaan tujuan
  • Mendorong anggota agar mengetahui tangung jawab masing-masing
  • Bersama-sama menentukan cara yang dapat dilakukan perbaikan PBM
  • Meningkatkan arus komunikasi dan informasi.
5. in-service training
Dalam bahasa Indonesia sering disebut pendidikan dalam jabatan. Istilah lain yang juga dipergunakan ialah up-grading atau penataran. In-service training dapat diartikan sebagi usaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang tertentu sesuai dengan tugasnya, agar dapat meningkatkan efesiensi dan produktivitas dalam melakukan tugas-tugas tersebut.
In-service training diberikan guru-guru yang yang dipandang perlu meningkatkan keterampilan nya/pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pendidikan.
Seorang guru pada dasarnya sudah dipersiapkan melalui Lembaga Pendidikan Guru sebelum terjun kedalam profesi sebagai guru yang disebut pre-service education. Diantara mereka banyak yang sudah cukup lama meninggalkan pre-service education dan bertugas di lingkungan seperti pedalaman, kampung-kampung  dan pulau-pulau terpencil  yang tidak memungkinkan untuk mengikuti berbagai perkembangan dan kemajuan. Disamping itu ada pula guru yang tidak berusaha untuk berkembang di dalam meningkatkan kemampuan sebagai pendidik dan tenggelam dalam kegiatan mengajar secara rutin. Untuk mengejar ketinggalan itu agar guru selalu up to date dalam menjalankan tugas-tugasnya diperlukan in-service training secara terarah dan berencana.
In-service training diperlukan juga, karena banyak guru-guru muda yang belum mendapat pengalaman dan bekal yang cukup dalam menghadapi pekerjaannya dari sekolah  yang mempersiapkannya untuk menjadi guru. Program in-service training tidak saja mengenai bidang pendidikan dan pengajaran, tetapi juga bidang ilmu-ilmu lainnya yang menjadi spesialisasi guru tersebut.
Kegiatan in-service training tidak terbatas pada kegiatan belajar di kelas saja, akan tetapi meliputi kegiatan-kegiatan yang sangat luas dan beraneka ragam. Kegiatan itu terdiri dari; kursus-kursus singkat, ceramah dari para ahli, diskusi-diskusi yang terarah, praktik di laborataorium, melakukan penyelidikan bersama tentang masalah masyarakat atau masalah murid, melakukan kunjungan ke obyek-obyek tertentu (karyawisata), kunjungan kelas/sekolah dan lain-lain.
E.Tahapan-tahapan supervisi pendidikan jasmani
  1. Penelitian terhadap keadaan guru/orang yang disupervisi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
  2. Penilaian (evaluation) yakni penafsiran tentang keadaan guru/orang yang disupervisi, baik mengenai kekurangan atau kelemahan-kelemahannya maupun tentang kebaikan-kebaikannya, berdasarkan data hasil penelitian.
  3. Perbaikan (improvement) yakni member bimbingan dan petunjuk untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan guru, serta mendorong pengembangan kebaikan-kebaikan/kelebihan setiap guru yang di supervisi. Usaha mengatasi kesulitan dan kelemahan itu harus dilakukan oleh guru yang bersangkutan.
  4. Pembinaan yakni kegiatan menumbuhkan sikap yang positif pada guru/orang yang disupervisi agar mampu menilai diri sendiri dan berusaha memperbaiki atau mengembangkan diri sendiri kearah terbentuknya keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang selalu up to date.
Demikianlah teman-teman pecinta pendidikan jasmani sekalian, pembahasan mengenai supervisi pendidikan jasmani yang penulis dapat postingkan. Terima kasih telah membaca semoga bermanfaat dan Penulis sangat mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun untuk postingan selanjutnya.





Wassalam.
Salam Pendidikan Olahraga

Monday, 4 January 2016

Ototku Ototmu

Halo para pecinta Pendidikan jasmani dan Olahraga.
Postingan pada kesempatan ini akan membahas mengenai Otot manusia. Bagi sebagian orang bicara mengenai otot entah mengapa yang dibayangkan pasti atlit Binaraga (Ade Ray misalnya), mungkin sudah menjadi ikon klo otot adalah binaraga. Tapi dalam postingan kali ini kita tidak akan membahas itu tetapi membahas bagaimana sih struktur otot itu sendiri?, bagaimana ya cara otot melakukan respon?, dan bagaimana susunan jaringan otot penghubung?.. Sepintas pembahasan kali ini terlihat agak rumit, tetapi penulis akan menguraikannya sesederhana mungkin dan berharap dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh teman-teman.

Tahun 2010-2014

Bagaimana sih Struktur Otot itu Sendiri ??

Ada dua bagian jaringan di antara beberapa jaringan yang membangun tubuh manusia, yaitu:

· Sistem jaringan Rangka
· Sistem jaringan Otot

Fungsi keduanya adalah:

· Memberikan perlindungan (proteksi) kepada tubuh
· Memberikan dukungan dan membantu dalam melakukan gerakan

Dapat dibayangkan klo kedua sistem jaringan tersebut tidak dimiliki oleh tubuh, tubuh manusia seolah-olah meleleh terseret berat tubuh, seperti tubuh ‘Rich Richard’ dalam film Fantastic Four.

Di dalam sistem jaringan rangka terdapat sistem jaringan penunjang yang khusus yaitu Tulang.

Sistem jaringan Otot manusia diikatkan pada tulang oleh tendon (urat daging).

Salah satu ciri khas Otot adalah berkontraksi.

Pada waktu berkontraksi, otot-otot membangun ketegangan yang kemudian diteruskan pada tulang-tulang melalui tendon, kemudian terjadilah suatu gerakan.

Jadi, suatu Gerakan bisa terjadi sebenarnya merupakan hasil “duet maut” antara sistem jaringan rangka dan sistem jaringan otot. Luar biasa bukan!!

Otot-otot manusia memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran serta terdiri dari unit-unit yang kecil.

Myofibrils adalah elemen-elemen otot yang berkontraksi (mengerut), memanjang (meregang) dan rileks.

Elemen-elemen tersebut disusun oleh Sarcomeres yg merupakan unit-unit fungsional dari Myofibrils.

Sarcomeres penyusun utamanya adalah Myosin dan Actin yang mempersambungkan Myofilaments.


Bagaimana yah proses otot-otot manusia sampai bisa berkontraksi (mengerut), memanjang (meregang) dan rileks ??

Dewasa ini otot manusia diduga memiliki fungsi seperti yang digambarkan oleh Huxley’s Sliding Myofilament theory, yang pada intinya menyatakan bahwa serat-serat otot manusia menerima dorongan atau rangsangan saraf tubuh sehingga menyebabkan pelepasan ion-ion kalsium, kemudian dengan bantuan ATP (Adenosine triphosphate) secara otomatis ion-ion kalsium langsung mengikatkan diri (melebur) bersama dengan myosin, actin dan myofilamentsuntuk membentuk suatu ikatanelektrostatik (electrostatic bond) yang menyerupai dua kutub magnet yang masing-masing saling menarik. Ikatan elektrostatik inilah yang mengakibatkan serat-serat otot dapat menjadi pendek (mengerut), memanjang (meregang) dan pada waktu otot berhenti menerima rangsangan-rangsangan syaraf, maka otot dalam keadaan rileks. Menyusutnya elemen-elemen elastic akan memperbaiki panjang (ukuran) dari myofilaments seperti dalam keadaan sebelum berkontraksi.



bagaimana ya cara otot melakukan respon ??

Adalah Muscle spindle dan Golgi tendons organs(GTOs) merupakan biang keladinya. Mengapa demikian??
  • Muscle spindle
merupakan struktur syaraf yang rumit terletak secara paralel di sepanjang serat-serat otot. Karena letak struktur syaraf ini tertutup dalam perpaduan bentuk spindle yang melebur (seperti membentuk pipih pada ujungnya), sehingga dikenal sebagai serabut otot intrafusal. Muscle spindle berperan dalam perubahan panjang ukuran otot (karena meregang maupun mengerut) dan mempengaruhi tingkat kecepatan dari perubahan ukuran tersebut.
  • Golgi Tendons Organs (GTOs)
GTOs terletak pada urat daging (tendons) dekat dengan serat otot. GTOs berperan dalam memberikan isyarat akan kekenyalan maupun kekuatan otot.

a) Refleks Meregang (Stretch Reflex)

Merupakan suatu operasi dasar dari system syaraf yang membantu menjaga kesehatan otot dan mencegah luka. Otot yang sedang meregang, akan menjadi lebih panjang pada serat-serat otot (exstrafusal) dan muscle spindles-nya. Perubahan bentuk pada muscle spindle tersebut mengakibatkan terjadinya pembakaran pada refleks meregang. Kemudian terjadilah kontraksi pada otot. Contoh; hentakan pada lutut (patella reflex). Pada saat urat daging tempurung lutut diberi ketukan ringan, muscle spindle yang terletak parallel di sepanjang serat-serat otot akan meregang dan bentuknya akan berubah, dan menyebabkan muscle spindles mengalami pembakaran. Rangsangan ini akan sampai juga pada sumsum tulang belakang dan otak manusia.

b) Reciprocal Innervation

Otot-otot manusia melakukan fungsinya secara berpasangan, otot agonist dan otot antagonist. apabila pada saat sekumpulan otot agonist dalam keadaan berkontraksi maka otot antagonist yang berlawanan dalam keadaan rileks. Contoh; ketika lengan pada daerah siku dibengkokkan dengan mengkontraksikan otot-otot biceps, maka otot-otot triceps yang biasanya berperan meluruskan lengan pada siku harus rileks.

c) Inverse Myotatic Reflex

Otot-otot manusia biasanya mengalami relaksasi pada otot-otot tak sadar yang secara tiba-tiba melakukan peregangan, gejala ini disebabkan karena Inverse Myotatic Reflex. Adalah GTOs (Golgi tendons organs) diduga berperan terhadap adanya reflex tersebut. Pada saat intensitas kontraksi otot atau kontraksi peregangan pada tendon melampaui titik kritis tertentu, dengan segera terjadi reflex untuk menghalangi kontraksi otot tersebut, sehingga saat itu juga ketegangan otot menjadi berkuran atau hilang. Reaksi tersebut hanya dapat terjadi apabila rangsangan dari GTOs cukup memiliki kekuatan untuk menolak rangsangan excitatory dari muscle spindles. Relaksasi ini merupakan mekanisme protektif, yaitu suatu instrument pengaman yang digunakan untuk mencegah cedera pada tendon dan otot.


bagaimana susunan jaringan otot penghubung?

Jaringan penghubung merupakan jaringan otot yang paling banyak dalam tubuh manusia. Mereka mengikatkan diri secara bersama-sama dan memberikan dukungan pada berbagai macam struktur tubuh manusia. Fungsi lain dari jaringan penghubung ini termasuk sebagai jaringan pertahanan, proteksi, penyimpanan, transportasi, jaringan pendukung secara umum dan sebagai jaringan perbaikan.

Ada dua jenis jaringan penghubung yang benar-benar berpengaruh pada daerah jangkauan gerakan manusia:

1. Collagenous connective tissue
2. Elastic connective tissue

Manakala serat-serat otot collegenous dominan maka daerah gerakan menjadi terbatas. Sebaliknya apabila yang mendominasi adalah serat-serat elastic, maka akan memberikan jangkauan gerak yang lebih besar.

Jaringan penghubung terdiri dari unit-unit yang sangat kecil, termasuk diantaranya adalah tendon, ligament dan fascia.

a. Tendon mengikatkan otot-otot pada tulang,
b. ligament mengikat dan mempertemukan tulang pada tulang lainnya dan
c. fascia merupakan seluruh jaringan penghubung di luar tendon dan ligament yang tidak mempunyai  nama khusus.

Jaringan fascia membungkus dan mengikat erat serat-serat otot menjadi bagian-bagian yang terpisah dan diberi nama sesuai dengan tempat (mata lubang) dimana serat-serat otot tersebut berada. Tempat-tempat dimana terdapat serat-serat otot adlah: endomysium, perimysium dan epimysium.


Otot ku dan otot mu adalah sesuatu yang paling dekat dengan kita, maka rawatlah, sayangilah, peliharalah dgn memberi latihan dan gizi yang baik dan cukup. Maka otot ku dan otot mu akan menjaga kita selama kita hidup. Semoga postingan kali ini bermanfaat bagi para pecinta penjas dan olahraga semuanya. Saran dan kritikan yang membangun senantiasa penulis harapkan.



Kata-kata yg musti teman-teman ingat:

  • actin
  • adenosine triphosphate (ATP)
  • collagenous connective tissue
  • elastic connective tissue
  • exstrafusal (serat-serat otot)
  • fascia
  • golgi tendons organs (GTOs) 
  • ikatan elektrostatik (electrostatic bond)
  • intrafusal
  • inverse Myotatic Reflex
  • kontraksi
  • ligament 
  • muscle
  • muscle spindle
  • myosin  
  • myofibril
  • otot agonist dan otot antagonist
  • reflect Meregang (Stretch Reflex) 
  • reciprocal Innervation 
  • sarcomeres
  • sistem jaringan rangka
  • sistem jaringan otot
  • tendons
  • tulang

Terima Kasih,
SALAM OLAHRAGA.

Friday, 25 September 2015

RPP PENDIDIKAN JASMANI (format)

Contoh Format RPP Penjasorkes;

Satuan Pendidikan      : SD Negeri Pulau Laut
Mata Pelajaran            : Penjasorkes
Kelas / Semester          : I / 1
Materi Pembelajaran   : Berjalan
Alokasi Waktu            : 2 x 35 menit

       I.      Standar Kompetensi    :    Mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana/ aktivitas jasmani dan nilai yang terkandung di dalamnya.

    II.      Kompetensi Dasar        :  Mempraktekkan gerak dasar jalan, lari dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri

 III.      Indikator
A.      Kognitif                 
Menjelaskan pengaruh  aktivitas jalan, lari, dan lompat terhadap pernapasan selama aktivitas.

B.       Psikomotor             
1.      Melakukan aktivitas berjalan keberbagai arah
2.      Melakukan aktivitas berlari keberbagai arah
3.      Melakukan aktivitas melompat keberbagai arah

         C.   Afektif
            Menerapkan dalam proses pembelajaran;
               1.  Karakter
                    a. Jujur
                    b. Tanggung jawab
                    c.  Disiplin

              2.  Keterampilan sosial
                    a. Mengikuti PBM dgn penuh semangat & bergembira
                    b. Sabar menunggu giliran (antrian)
                    c. Menjadi pendengar yang baik
                    d. Berkomunikasi

IV.  Tujuan Pembelajaran
A.      Kognitif                
Mampu memahami pengaruh  aktivitas jalan, lari, dan lompat terhadap pernapasan selama aktivitas.
B.       Psikomotor            
1.      Mampu melakukan aktivitas berjalan keberbagai arah
2.      Mampu melakukan aktivitas berlari keberbagai arah
3.      Mampu melakukan aktivitas melompat keberbagai arah
C.       Afektif
Mampu menerapkan dalam proses pembelajaran;
               1.  Karakter
                    a. Jujur
                    b. Tanggung jawab
                    c.  Disiplin
               2.  Keterampilan sosial
                    a. Mengikuti PBM dgn penuh semangat & bergembira
                    b. Sabar menunggu giliran (antrian)
                    c. Menjadi pendengar yang baik
                    d. Berkomunikasi

V.     Materi Ajar
         Gerak dasar jalan, lari dan lompat. (gerak lokomotor)

VI.    Model dan Metode Pembelajaran
         Model Pembelajaran      :     Personal
         Metode Pembelajaran    :     Ceramah, demonstrasi, dan pemberian tugas.

VII.    Sumber / Media Pembelajaran          
1.      Buku cetak Penjasorkes
2.      Sempritan 1 buah
3.      Kertas Berwarna 100 buah
4.      Simpai dari rotan 10 buah
5.      Balok kayu ukuran 5 x 10 cm sebanyak 20 buah
6.      Ban bekas 10 buah

VIII. Proses Belajar Mengajar atau Skenario Pembelajaran
A.      Pendahuluan 

Kegiatan
Waktu

1.       Berbaris bersaf dua, berdoa,  presensi, dan apersepsi.

2.      Pemanasan dengan bermain

a.       Tabur Bunga

Peserta didik dibagi dalam 2 kelompok yang saling berhadapan berjarak kira-kira 4 meter, masing-masing peserta didik telah diberi kertas berwarna sebanyak 5 lembar, dengan menunggu aba-aba dari guru berupa bunyi sempritan, bunyi sempritan pertama semua peserta didik melempar kertas warna yang dipegang tadi kearah depan atas, bunyi sempritan kedua peserta didik berlomba dengan temannya untuk memungut kembali kertas yang telah dilemparkan tadi dengan cepat kemudian berlari secepatnya kembali keposisi awal.

b.      Tanam Jagung

Peserta didik dibagi dalam 2 kelompok yang saling berhadapan berjarak kira-kira 4 meter, masing-masing peserta didik telah diberi kertas berwarna sebanyak 5 lembar, dengan menunggu aba-aba dari guru berupa bunyi sempritan, bunyi sempritan pertama semua peserta didik meletakkan satu kertas warna yang dipegang tadi diletakkan didepan, kemudian kertas tersebut diinjak oleh satu kaki (melangkah kedepan dengan menginjak kertas yang tadi diletakkan di lantai/tanah) begitu seterusnya sampai kelima kertas yang dipegang itu semuanya diletakkan dan diinjak, setelah semua kertas tersebut diletakkan maka peserta didik kembali keposisi awal sambil melangkah menginjak kertas yang diletakkan tadi.Bunyi sempritan kedua peserta didik berlomba dengan temannya untuk memungut kembali kertas yang telah diletakkan tadi dengan cepat kemudian berlari secepatnya kembali keposisi awal.

5 menit

 

5 menit

 









5 menit


 













         B.   Inti 

         Kegiatan

Waktu
Peserta didik dibariskan 5 baris kebelakang (jumlah baris disesuaikan dengan jumlah ban bekas/simpai/garis lingkaran), kemudian satu persatu peserta didik melangkah dengan melewati ban bekas tersebut sebagai jembatan. Untuk mengatur langkah kaki peserta didik, maka jarak antara setiap ban diatur sedemikian rupa. Setiap peserta didik selesai melakukan gerak tersebut diharapkan kembali ke barisan awal diposisi paling belakang.

1.      Melangkah kebelakang
Peserta didik dibariskan 5 baris kebelakang (jumlah baris disesuaikan dengan jumlah ban bekas/simpai/garis lingkaran) membelakangi ban, kemudian satu persatu peserta didik melangkah kebelakang (berjalan mundur) dengan melewati ban bekas tersebut sebagai jembatan. Untuk mengatur langkah kaki peserta didik, maka jarak antara setiap ban diatur sedemikian rupa. Setiap peserta didik selesai melakukan gerak tersebut diharapkan kembali ke barisan awal diposisi paling belakang.

2.      Melangkah kesamping
Peserta didik dibariskan 5 baris kebelakang (jumlah baris disesuaikan dengan jumlah ban bekas/simpai/garis lingkaran) dengan posisi menyampingi ban, kemudian satu persatu peserta didik melangkah kesamping (berjalan menyamping) dengan melewati ban bekas tersebut sebagai jembatan. Untuk mengatur langkah kaki peserta didik, maka jarak antara setiap ban diatur sedemikian rupa. Setiap peserta didik selesai melakukan gerak tersebut diharapkan kembali ke barisan awal diposisi paling belakang.

       3.      Melangkah panjang
Peserta didik dibariskan 5 baris kebelakang (jumlah baris disesuaikan dengan jumlah ban bekas/simpai/garis lingkaran) dengan posisi menghadap ke ban, kemudian satu persatu peserta didik melangkah kedepan (berjalan kedepan) dengan melewati ban bekas tersebut sebagai jembatan. Untuk mengatur langkah kaki peserta didik, maka jarak antara setiap ban diatur sedemikian rupa, sampai pada akhirnya nanti peserta didik tidak lagi melangkah tetapi sudah berlari. Karena pada pelaksanaannya dengan jarak antar ban yang cukup berjauhan sehingga mereka harus melangkah kedepan dengan jarak yang panjang dan pada akhirnya akan melompat (ada saat kedua kaki tidak kontak dengan tanah). Setiap peserta didik selesai melakukan gerak tersebut diharapkan kembali ke barisan awal diposisi paling belakang


10 menit






10 menit



 




10 menit



 





            10 menit



















C.      Penutup

         Kegiatan

Waktu
1.      Jalan berkeliling, tepuk tangan sambil bernyanyi.

2.       Penjelasan tentang apa yang telah dipelajari atau dipraktikkan, serta penjelasan persiapan materi untuk Minggu depan.

10 menit

                  5 menit


IX.    Penilaian
1.      Penilaian Indikator Kognitif
Pertanyaan
Kualitas Jawaban
1
2
3
1.      Pada saat melangkah kedepan bagian telapak kaki yang mana duluan kontak dengan tanah pada proses orang yang berjalan



2.      Kalau kaki kanan melangkah kedepan, maka tangan  sebelah mana yang harus diayun kedepan pada gerakan orang jalan



3.      Bagaimana posisi badan pada saat orang berjalan



Jumlah Skor yang diperoleh





Keterangan;
Ă˜  Kualitas Jawaban hanya menggunakan rentang penilaian 1 sampai 3, karena akan sangat sulit dalam menentukan nilai untuk kualitas jawaban yang diberikan oleh peserta didik dalam hal penentuan nilai antara 1 dan 2, 2 dan 3, serta 3 dan 4, apabila misalnya rentang penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 4 atau 1 sampai 5. Tetapi bila menggunakan rentang nilai antara 1 sampai 3, maka akan sangat mudah Anda dalam penentuan nilai, bila kualitas jawaban peserta didik tepat maka nilainya 3, bila kualitas jawaban peserta didik sedikit kurang tepat maka nilainya 2, dan bila kualitas jawaban peserta didik sangat kurang tepat nilainya tentu 1.
Ă˜  Jumlah Skor yang diperoleh peserta didik, diperoleh dari akumulasi nilai yang diperoleh oleh peserta didik setelah menjawab sejumlah pertanyaan, kemudian diberi nilai setiap pertanyaan tersebut berdasarkan dengan kualitas jawabannya.
Ă˜  Jumlah Skor Maksimal, diperoleh dengan cara. Jumlah butir soal/pertanyaan dikalikan dengan Nilai Tertinggi pada penilaian Kualitas Jawaban.
Ă˜  Nilai 20, adalah Bobot Skor untuk Indikator Kognitif

2.      Penilaian Indikator Psikomotor
Item Penilaian
Kualitas Gerak
1
2
3
Berjalan
1.      Posisi kepala, tegak pandangan lurus kedepan



2.      Posisi badan, tegak



3.      Posisi tangan, ayunan lengan seirama dengan langkah kaki (kalau kaki kanan melangkah kedepan maka secara bersamaan tangan kiri diayun juga kedepan) ayunan lengan relaks tidak kaku.



4.      Posisi kaki, kaki diangkat bukan digeser kedepan, lutut agak dibengkokkan disaat melangkah kedepan dengan mendarat mulai dari tumit dan berakhir dengan ujung jari kaki (salah satu kaki senantiasa kontak dengan tanah).







Keterangan;
Ă˜  Kualitas Gerak hanya menggunakan rentang penilaian 1 sampai 3, karena akan sangat sulit dalam menentukan nilai untuk kualitas gerak yang dipraktikkan oleh peserta didik dalam hal penentuan nilai antara 1 dan 2, 2 dan 3, serta 3 dan 4, apabila misalnya rentang penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 4 atau 1 sampai 5. Tetapi bila menggunakan rentang nilai antara 1 sampai 3, maka akan sangat mudah Anda dalam penentuan nilai, bila kualitas gerak peserta didik baik maka nilainya 3, bila kualitas gerak peserta didik sedikit kurang baik maka nilainya 2, dan bila kualitas gerak peserta didik sangat kurang baik nilainya tentu 1.
Ă˜  Jumlah Skor yang diperoleh peserta didik, diperoleh dari akumulasi nilai yang diperoleh oleh peserta didik setelah melakukan/mempraktikkan gerakan, kemudian diberi nilai setiap item yang Anda amati tersebut berdasarkan dengan kualitas gerakannya.
Ă˜  Jumlah Skor Maksimal, diperoleh dengan cara. Jumlah item yang akan Anda nilai dari unjuk kerja peserta didik dikalikan dengan Nilai Tertinggi pada penilaian Kualitas Gerak.
Ă˜  Nilai 50, adalah Bobot Skor untuk Indikator Psikomotor

3.      Penilaian Indikator Afektif
Item Prilaku
Kualitas Prilaku
1 (Ya)
2 (Tidak)
1.      Disiplin


2.      Jujur


3.      Tanggung jawab


4.      Mendengar arahan


5.      Sabar menunggu giliran (antrian)




Keterangan;
Ă˜  Kualitas Prilaku hanya menggunakan rentang penilaian 1 sampai 2, karena akan sangat sulit dalam menentukan nilai untuk kualitas prilaku yang diterapkan oleh peserta didik dalam hal penentuan nilai antara 1 dan 2, 2 dan 3, serta 3 dan 4, apabila misalnya rentang penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 4 atau 1 sampai 5. Tetapi bila menggunakan rentang nilai antara 1 sampai 2, maka akan sangat mudah Anda dalam penentuan nilai, karena yang akan diidentifikasi hanya Ya atau Tidak, bila peserta didik menerapkan prilaku yang sesuai dengan yang diharapkan/baik maka nilainya 2, bila kualitas prilaku peserta didik penerapannya menyimpang maka nilainya 1, kenapa hanya Ya atau Tidak karena dalam penerapan prilaku tentu tidak ada yang setengah-tengah. Misalnya setengah jujur, tetapi yang ada adalah hanya Jujur atau Tidak Jujur.
Ă˜  Jumlah Skor yang diperoleh peserta didik, diperoleh dari akumulasi nilai yang diperoleh oleh peserta didik melalui penerapan sikap yang ditampakkan, kemudian diberi nilai setiap item yang Anda amati tersebut berdasarkan dengan kualitas prilakunya.
Ă˜  Jumlah Skor Maksimal, diperoleh dengan cara. Jumlah item yang akan Anda nilai dari item prilaku peserta didik dikalikan dengan Nilai Tertinggi pada penilaian Kualitas prilaku.
Ă˜  Nilai 30, adalah Bobot Skor untuk Indikator Afektif.
Setelah Anda selesai melakukan penilaian dan penghitungan nilai terhadap masing-masing ketiga indikator (kognitif, psikomotor, dan afektif) tersebut, maka langkah selanjutnya yang Anda tempuh adalah menjumlahkan ketiga nilai hasil perhitungan dengan menggunakan masing-masing rumus ketiga indikator tersebut.Sehingga nilai yang Anda peroleh tersebut adalah merupakan nilai yang diperoleh oleh setiap orang peserta didik pada materi tersebut.


Mengetahui,                                                                                        Kotabaru, 15 Mei 2016
Kepala Sekolah SDN Pulau Laut                                                       Guru Mapel Penjasorkes
                       


(…………………………..)                                                                (………………….……….)
NIK.                                                                                                    NIK.





Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

đŸŒº MODEL EVALUASI CIPPđŸŒº đŸ‘‰Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block