Tuesday 12 December 2023

Teqball Kalimantan Selatan Mengikuti Kejurnas Teqball Indonesia 2023

Olahraga Teqball

Teqball adalah olahraga memainkan bola diatas meja melengkung yang berasal dari Negara Hungaria. Olahraga Teqball secara resmi diakui sebagai olahraga Olimpiade, proses pengakuan sudah berjalan dengan baik dengan Federasi Internasional Teqball (FITEQ) berhasil mendapatkan pengakuan resmi oleh Dewan Olimpiade Asia (OCA) pada Agustus 2018, Asosiasi Komite Olimpiade Nasional Afrika (ANOCA) pada Juni 2019 dan Organisasi Federasi Olah Raga Oseania (OSFO) pada Maret 2020. Pada November 2020, FITEQ diberikan keanggotaan penuh dari Asosiasi Global Federasi Olahraga Internasional (GAISF). Beranggotakan 141 Federasi Nasional dan Tercatat lebih dari 2000 klub di seluruh dunia.

Teqball Indonesia

Di Tanah Air saat ini olahraga Teqball sudah mulai berkembang dan memasyarakat di bawah kepemimpinan Bapak Jovinus Carolus Legawa sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Teqball Seluruh Indonesia (PP. POTSI). Saat ini sudah terdapat 30 Provinsi yang bergabung dan aktif melakukan pembinaan cabang olahraga Teqball di Indonesia dan terus melakukan pemassalan cabang olahraga teqball dengan mensosialisasikan olahraga teqball ke satuan Pendidikan di Indonesia. PP POTSI ke depannya punya misi dan visi yang besar, yakni mewujudkan cabang olahraga Teqball Indonesia semakin dikenal dan berprestasi di dunia internasional serta mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia. 

Pada tahun 2023 Prestasi Internasional olahraga Teqball diperoleh Tim Nasional (Timnas) Teqball Indonesia Pada bulan Mei Tahun 2023, Teqball Indonesia berhasil mengikuti SEA Games 2023 di Kamboja sebagai olahraga eksebisi, Tim Teqball Indonesia sukses dan berjaya membawa pulang dua medali perak dalam kategori tunggal putra dan tunggal putri. Kemudian PP POTSI mengirimkan Kembali Timnas Teqball Indonesia ke World Teqball Champhionship 2023 di Bangkok, Thailand. Program PP POTSI yang terbaru adalah melaksanakan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Teqball Indonesia 2023 di Jakarta. Lebih jauh lagi, PP POTSI berkeinginan agar cabang olahraga Teqball dapat digelar di PON 2024 dan mampu berjaya kembali di SEA Games 2025 Thailand mendatang.

Gambar 1. Logo Persatuan Olahraga Teqball Seluruh Indonesia (POTSI)

Teqball Kalimantan Selatan

Teqball masuk di Provinsi Kalimantan Selatan dimulai dengan terbitnya Surat Mandat No. 9/INATEQ-PP/X/2022 oleh Ketua Umum PP POTSI yang diberikan kepada Dr. Arham Syahban, M.Pd. dan sekaligus menjadi Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Teqball Seluruh Indonesia (Pengprov POTSI) Kalimantan Selatan. Setelah dilaksanakannya Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) PP POTSI 2023 di Jakarta. Pada September Tahun 2022 Kepengurusan Olahraga Teqball Kalimantan Selatan terbentuk dengan terbitnya SK Kepengurusan Provinsi POTSI Kalimantan Selatan. POTSI Kalimantan Selatan sebagai wadah pembinaan prestasi cabang Olahraga Teqball di Provinsi Kalimantan Selatan. 

Kalimantan Selatan saat ini telah mendapatkan bantuan 1 buah Meja Teqball (Teq Lite) dari PP POTSI yang digunakan sebagai sarana pembinaan dan latihan atlet Teqball Kalimantan Selatan. Sosialisasi dan Pembinaan atlit Teqball di Provinsi Kalimantan Selatan masih terus digalakkan sampai saat ini. Pada bulan Desember 2023, Pengprov POTSI Kalimantan Selatan mengutus 3 orang perwakilan untuk mengikuti Penataran Wasit Nasional Olahraga Teqball di Jakarta dan Teball Kalimantan Selatan juga ikut serta dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Teqball Indonesia 2023 di Jakarta.


Gambar 2. Sertifikat Penghargaan Teqball Kalimantan Selatan

Kejurnas Teqball Indonesia 2023 di Jakarta

Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Teqball Indonesia 2023 bertujuan menjaring atlet-atlet potensial untuk dipersiapkan memperkuat Timnas Teqball Indonesia yang akan diterjunkan di Kejuaraan – kejuaraan tingkat Nasional dan Internasional.  Kejurnas Teqball Indonesia 2023 untuk mempersiapkan Olahraga Teqball menjadi Demonstration Sport pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh - Sumut Tahun 2024. 

Kejuaraan Nasional Teqball 2023 (National Teqball Championships 2023) yang berlangsung di GOR Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Senin-Rabu, Tanggal 4-6 Desember 2023 telah berhasil dan sukses diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Teqball Seluruh Indonesia (PP POTSI). 

Terdapat 6 provinsi yang ikut serta pada Kejurnas Teqball Indonesia 2023, yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Gambar 3. Atlet Teqball Kalsel (Wahyu) Berlaga di Kejurnas Teqball 2023 

Kejurnas Teqball 2023 mempertandingkan nomor Tunggal Putra, Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Putri, Ganda Campuran dan terdapat sebanyak 7 Medali yang diperebutkan.

Keikutsertaan Teqball Kalimantan Selatan pada Kejurnas Teqball Indonesia 2023 di Jakarta merupakan yang pertama kali. Teqball Kalimantan Selatan dianugerahi penghargaan sebagai “Inspiring Province” di Kejurnas Teqball Indonesia 2023. Kejurnas Teqball 2023 memberikan banyak Pelajaran yang berharga untuk bekal agar dapat meningkatkan prestasi dan demi kemajuan olahraga Teqball di Kalimantan Selatan. 

Gambar 4. Kejurnas Teqball 2023 di GOR UNJ Jakarta

Saat ini, Olahraga Teqball sudah semakin familiar di Masyarakat Kalimantan Selatan. Semoga Teqball Kalimantan Selatan dapat lebih berprestasi kedepannya. 

Salam Olahraga.. Jaya. 

Teball Indonesia.. Bersatu, Berjuang, Berprestasi.

Tuesday 10 October 2023

KEKUATAN STATIS DAN KEKUATAN DINAMIS

 KEKUATAN STATIS DAN KEKUATAN DINAMIS

(TES & PENGUKURAN OLAHRAGA)


A. KEKUATAN STATIS

Latihan Statis (Isometrik), Proses latihan isometrik melibatkan kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan pada sendi yang terkena. Sepanjang kontraksi, serabut otot mempertahankan panjang yang sama. Biasanya, latihan isometrik dilakukan pada permukaan atau benda yang tidak bergerak (misalnya, menekan tangan ke dinding). Akibat tekanan atau pengaruh fisik, otot-otot lengan berkontraksi, tetapi dinding tidak bereaksi atau bergerak (France, 2009).

1. PLANK (PRONE BRIDGE)

✅Tujuan

Tes ketahanan otot statis mengukur kemampuan otot tertentu untuk mempertahankan posisi tertentu untuk waktu yang lama.

✅Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; matras;   

✅Pelaksanaan

  • Posisi badan berbaring telungkup di lantai
  • Saat terdengar aba-aba 'Mulai', tubuh diangkat, dimana siku, lengan bawah, dan jari kaki menjadi penopang tubuh. 
  • Posisi siku dibuka selebar bahu, kaki berdekatan tetapi tidak bersentuhan, dan jaga agar kaki, badan, dan leher tetap lurus.
  • Peringatan diberikan sebanyak dua kali jika posisi tubuh berubah, setelah itu maka tes dianggap berakhir. 

✅Penilaian

Akumulasi waktu sampai tidak mampu lagi menahan posisi plank, hitungan dalam detik.

✅Standar Penilaian

Untuk pria dan wanita dewasa, plank tingkat tinggi adalah 70%, tipikal 50%, dan rendah 30%.


2. HALF-SQUAT (WALL-SIT)

✅Tujuan

Tes ketahanan otot statis mengukur kemampuan otot tertentu untuk mempertahankan posisi tertentu untuk waktu yang lama.

✅Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; dinding/tembok yang rata;

✅Pelaksanaan

  • Berdiri dengan kaki sejajar dan dibuka selebar bahu, bagian belakang kepala rata di dinding. 
  • Sesuaikan tubuh dengan posisi duduk setengah jongkok dengan pergelangan kaki, lutut, dan pinggul tegak lurus (90°). 
  • Posisi lengan lurus kedepan. 
  • Tes dimulai saat mendengar aba-aba 'Mulai' 

✅Penilaian

Akumulasi waktu, dalam hitungan detik, hingga klien/atlet tidak mampu mempertahankan posisi yang diperlukan

✅Standar Penilaian

  • Untuk Laki-Laki, ketahanan half-squat diklasifikasikan sebagai tinggi pada persentil ke-75, tipikal pada persentil ke-50, dan rendah pada persentil ke-25.

  • Untuk Perempuan, tingkat ketahanan half-squat dianggap tinggi pada persentil 75; tipikal pada persentil 50; dan rendah pada persentil 25.


3. FLEXED-ARM HANG (BENT-ARM HANG)

✅Tujuan

Tes ketahanan otot statis mengukur kemampuan otot tertentu untuk mempertahankan posisi tertentu untuk waktu yang lama.

✅Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; Tiang Pull-up dan 1 orang pemandu

✅Pelaksanaan

  • Sebelum melakukan tes melakukan Pemanasan standar terlebih dahulu.
  • Dengan bantuan pemandu untuk mengangkat Anda ke mistar, raih dan pegang palang dengan kedua tangan lebih lebar dari bahu Anda pada jarak yang nyaman dengan telapak tangan menghadap ke depan dan ibu jari melingkari mistar. 
  • Tarik badan cukup tinggi hingga dagu berada di atas palang lalu tahan posisi tersebut. 
  • Setelah Anda tidak bergerak, pemandu akan mundur dan saya akan mengatakan 'Mulai' dan memulai tes”

✅Penilaian

Akumulasi waktu, dalam hitungan detik, hingga klien/atlet tidak mampu mempertahankan posisi yang diperlukan

✅Standar Penilaian

  • Pada Laki-laki, flex-arm diklasifikasikan menjadi tinggi pada persentil ke-70, tipikal pada persentil ke-50, dan rendah pada persentil ke-30.

  • Pada Perempuan, flex-arm diklasifikasikan menjadi tinggi pada persentil ke-70, tipikal pada persentil ke-50, dan rendah pada persentil ke-30.


B. KEKUATAN DINAMIS

Latihan dinamis atau isotonik berbeda dengan latihan isometrik karena terdapat pergerakan sendi selama kontraksi otot. Contoh klasik dari latihan isotonik adalah latihan beban dengan dumbel dan barbel. Saat beban diangkat sepanjang rentang gerak, otot memendek dan memanjang. Senam juga merupakan latihan isotonik (France, 2009).

1.  PARTIAL CURL-UPS

✅Tujuan 

Tes ketahanan otot dinamis mengukur kemampuan kelompok otot tertentu untuk melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama.

✅Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; metronom, pita pengukur, dan pita perekat untuk curl-up test; pull-up bar for atau pull-up test

Pelaksanaan

  • Pemanasan 
  • Berbaring telentang dengan tangan tepat di samping tubuh. 
  • Sesuaikan tubuh Anda sehingga jari-jari Anda menyentuh bagian pertama dari dua pita perekat di lantai dan kaki Anda sehingga lutut Anda berada pada sudut siku-siku (90°). 
  • Jaga agar kaki Anda tetap di tanah dan berdekatan tetapi tidak bersentuhan. 
  • Saat saya mengatakan 'Mulai', tekuk badan Anda dan mundur ke atas sehingga jari-jari Anda akan berpindah dari posisi awal di sepanjang lantai ke pita perekat kedua. 
  • Buka gulungan tubuh Anda secara perlahan sehingga jari-jari Anda kembali ke posisi awal dan terus bergerak maju mundur sehingga pita perekat tercapai dengan setiap bunyi bip yang terdengar dari metronom
  • Letakkan dua strip pita perekat sejajar satu sama lain di lantai dengan jarak 10 sentimeter (4 inci) dan atur metronom ke 40 denyut per menit dengan kecepatan 20 pengulangan per menit 

  

Penilaian

Jumlah pengulangan yang dapat diselesaikan klien atau atlet dengan tetap mempertahankan pola gerakan yang diperlukan atau dalam jangka waktu tertentu 

Standar Penilaian

  • Pada Laki-laki, curl-up parsial diklasifikasikan sebagai tinggi (dengan maksimal 75 repetisi): tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30.

  


  • Pada Perempuan, curl-up parsial diklasifikasikan sebagai tinggi (dengan maksimal 75 repetisi): tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30

  


2. PUSH-UPS

Tujuan 

Tes ketahanan otot dinamis mengukur kemampuan kelompok otot tertentu untuk melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama.

Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; alas/matras

Pelaksanaan

  • Pemanasan 
  • Berbaringlah rata di lantai dengan dada menghadap ke bawah dan Anda (kaki biasanya untuk pria; lutut biasanya untuk wanita) bersebelahan. 
  • Kemudian letakkan telapak tangan Anda di lantai sedikit lebih lebar dari bahu Anda. 
  • Selanjutnya, dorong tubuh Anda ke atas hingga hanya tangan dan (jari kaki biasanya untuk pria; lutut biasanya untuk wanita) menyentuh tanah untuk mengambil posisi awal. 
  • Saat saya mengatakan 'Mulai', tekuk siku hingga lengan atas sejajar dengan lantai lalu kembali ke posisi awal sambil menjaga kaki, badan, dan leher dalam satu garis lurus.

 

Penilaian

Jumlah pengulangan yang dapat diselesaikan klien atau atlet dengan tetap mempertahankan pola gerakan yang diperlukan atau dalam jangka waktu tertentu 

Standar Penilaian

  • Klasifikasi push-up pada anak laki-laki (diselesaikan dengan kecepatan tertentu, yaitu 20 repetisi per menit hingga rincian bentuknya): tinggi—persentil ke-70; tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30.


  • Klasifikasi push-up pada anak Perempuan (diselesaikan dengan kecepatan tertentu, yaitu 20 repetisi per menit hingga rincian bentuknya): tinggi—persentil ke-70; tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30 

  • Klasifikasi push-up pada Laki-Laki dewasa: tinggi—persentil ke-75; tipikal— persentil ke-50; rendah—persentil ke-25.

 


  • Klasifikasi push-up pada wanita dewasa: tinggi—persentil ke-75; tipikal— persentil ke-50; rendah—persentil ke-25.

3. SQUAT

Tujuan 

Tes ketahanan otot dinamis mengukur kemampuan kelompok otot tertentu untuk melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama.

Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; 

Pelaksanaan

  • Pemanasan 
  • Dalam posisi berdiri dengan kaki sejajar dan dibuka selebar bahu, letakkan tangan di belakang kepala atau silangkan tangan di dada. 
  • Saat saya mengatakan 'Mulai', tekuk lutut dan pinggul Anda untuk menurunkan tubuh Anda ke posisi duduk setengah jongkok dengan pergelangan kaki, lutut, dan pinggul pada sudut kanan (90°). 
  • Jaga punggung tetap lurus dan mata menghadap ke depan selama melakukan gerakan. 
  • Setelah paha Anda sejajar dengan lantai, hentikan gerakan ke bawah dan rentangkan lutut dan pinggul Anda untuk kembali ke posisi awal”

Penilaian

Jumlah pengulangan yang dapat diselesaikan klien atau atlet dengan tetap mempertahankan pola gerakan yang diperlukan atau dalam jangka waktu tertentu 

Standar Penilaian



4. PULL-UP

Tujuan 

Tes ketahanan otot dinamis mengukur kemampuan kelompok otot tertentu untuk melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama.

Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; Tiang Pull-up

Pelaksanaan

  • Pemanasan 
  • Raih dan pegang palang pada jarak yang nyaman di luar bahu Anda dengan kedua tangan sehingga telapak tangan menghadap ke depan dan ibu jari melingkari palang. 
  • Sambil mempertahankan genggaman, biarkan tubuh menggantung dengan siku terentang penuh. 
  • Saat saya mengatakan 'Mulai', tarik tubuh Anda ke atas mistar hingga dagu Anda berada di atas mistar lalu turunkan kembali ke posisi awal. 
  • Lanjutkan gerakan naik turun ini dan minimalkan gerakan atau ayunan tubuh yang berlebihan

 

Penilaian

Jumlah pengulangan yang dapat diselesaikan klien atau atlet dengan tetap mempertahankan pola gerakan yang diperlukan atau dalam jangka waktu tertentu 

Standar Penilaian

 

Sumber: (Ratamess, 2012)


5. SIT-UP

Tujuan 

Tes ketahanan otot dinamis mengukur kemampuan kelompok otot tertentu untuk melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama.

Peralatan 

Stopwatch atau alat pengatur waktu; matras

Pelaksanaan

  • Pemanasan 
  • Atlet dengan lembut meletakkan tangannya di belakang kepalanya sementara rekannya menopang pergelangan kakinya
  • Atlet dapat melakukan sit-up sebanyak mungkin dalam 1 menit. 

 Penilaian

Jumlah pengulangan yang dapat diselesaikan klien atau atlet dengan tetap mempertahankan pola gerakan yang diperlukan atau dalam jangka waktu tertentu 

Standar Penilaian

  • Klasifikasi sit-up pada anak laki-laki (pengulangan penuh diselesaikan dalam 30 detik; tangan dipegang di belakang kepala dengan pasangan memegang kaki): tinggi—persentil ke-70; tipikal— persentil ke-50; rendah—persentil ke-30

 


  • Klasifikasi sit-up pada anak perempuan (pengulangan penuh diselesaikan dalam 30 detik; tangan dipegang di belakang kepala dengan pasangan memegang kaki): tinggi—persentil ke-70; tipikal— persentil ke-50; rendah—persentil ke-30.

 


  • Klasifikasi sit-up pada anak laki-laki (pengulangan penuh diselesaikan dalam satu menit; lengan di depan dada dengan pasangan memegang kaki): tinggi—persentil ke-70; tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30.



  • Klasifikasi sit-up pada anak perempuan (pengulangan penuh diselesaikan dalam satu menit; lengan di depan dada dengan pasangan memegang kaki): tinggi—persentil ke-70; tipikal—persentil ke-50; rendah—persentil ke-30.

 


Sumber:

  1. France, R. C. (2009). Introduction to physical education and sport science.
  2. Ratamess, Ni. (2012). ACSM’s Foundation of Strength Training and Conditioning. Lippincott Williams & Wilkins.
  3. https://sporium.net/wp-content/uploads/2020/04/plank-1024x473.jpg
  4. https://pump-app.s3.eu-west-2.amazonaws.com/exercise-assets/07341101-Sit-(wall)_Thighs_small.jpg
  5. https://th.bing.com/th/id/OIP.8TidZFAfQXFA_QO0qeTNfgAAAA?pid=ImgDet&rs=1
  6. https://i.ytimg.com/vi/BqIVdguLob0/maxresdefault.jpg
  7. https://weighteasyloss.com/wp-content/uploads/2021/05/Narrow-Push-ups.jpg
  8. https://i0.wp.com/www.fitliferegime.com/wp-content/uploads/2021/08/Knee-push-up.jpg?w=660&ssl=1
  9. https://th.bing.com/th/id/R.63d842855e79c3806d9bbe8f85e747bb?rik=3urYxKpIT47r2A&riu=http%3a%2f%2fwww.thebarracksgym.com.au%2fuploads%2f1%2f1%2f2%2f1%2f112149449%2f5c8a5790.jpg&ehk=QpMwYn%2f4IMgDNhIErHfe2AJcHR5cxOUY9vW0TOd7IoE%3d&risl=&pid=ImgRaw&r=
  10. https://i.ytimg.com/vi/eQzRYWd8IWU/maxresdefault.jpg
  11. https://fitshim.com/wp-content/uploads/2021/04/mc-gill-curl-up-muscles-worked.jpg
  12. https://i.pinimg.com/originals/5e/4f/5d/5e4f5d9b7f430195003b8f97de24a17e.jpg
  13. https://th.bing.com/th/id/OIP.5MDRARCVVL_hMncKEfkevwHaHI?pid=ImgDet&w=1000&h=964&rs=1
  14. France, R. C. (2009). Introduction to physical education and sport science.
  15. Ratamess, Ni. (2012). ACSM’s Foundation of Strength Training and Conditioning. Lippincott Williams & Wilkins.

Tuesday 13 June 2023

ILMU GIZI OLAHRAGA

🏆 ILMU GIZI OLAHRAGA 🏆

Salah satu cabang ilmu olahraga adalah ilmu gizi olahraga. Pakar ilmu olahraga sangat penting dalam memberikan pemahaman tentang ilmu gizi yang tepat untuk meningkatkan kesehatan dan meningkatkan prestasi olahraga. Istilah "ilmu gizi" banyak digunakan untuk menggambarkan semua hal yang berkaitan dengan konsumsi makanan. Untuk memaksimalkan kinerja atlet, asupan gizi yang ideal sangat penting.

Tidak ada asupan gizi yang ideal untuk setiap atlet karena kebutuhan gizi harian atlet berbeda-beda satu sama lain, tetapi asupan gizi yang tepat membantu pertumbuhan dan perkembangan yang ideal, keseimbangan energi, komposisi tubuh yang tepat, kesehatan, umur panjang, dan fungsi fisiologis. Asupan gizi yang ideal terdiri dari konsumsi gizi yang tepat untuk pemeliharaan, perbaikan, dan pertumbuhan jaringan dan untuk menyediakan tubuh dengan energi yang cukup tanpa asupan energi yang berlebihan.

Dengan mendapatkan asupan gizi yang tepat, seorang atlet dapat mempertahankan intensitas latihan yang tepat selama fase latihan, mempercepat pemulihan, meningkatkan produksi energi, dan mengembangkan jaringan otot rangka. Selama latihan jangka panjang, asupan cairan dan karbohidrat yang cukup dapat membantu atlet menjadi lebih baik dalam perkembangan otot rangka dan meningkatkan kinerja atlet. Selain itu, asupan protein yang cukup dapat membantu mencegah efek kesehatan yang merugikan dari dehidrasi dan penipisan karbohidrat.

Untuk menjaga kesehatan dan fungsi fisiologis yang sehat, atlet harus mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi makro dan mikro yang cukup. Sesuai dengan pedoman gizi umum, konsumsi makanan yang direkomendasikan termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta air. Berikut uraian asupan zat gizi yang direkomendasikan tersebut:

💪Karbohidrat✅

Gizi makro yang menyediakan energi bagi tubuh adalah karbohidrat. Karbohidrat sederhana dan kompleks adalah dua jenis karbohidrat yang berbeda. 'Karbohidrat sederhana' ditemukan dalam susu dan buah-buahan, sedangkan 'karbohidrat kompleks' ditemukan dalam biji-bijian dan sayuran tertentu, seperti kacang-kacangan, kentang, dan kacang polong. Sebagian besar orang percaya bahwa karbohidrat kompleks lebih sehat dan membantu mereka berolahraga atau berolahraga. Glukosa, jenis karbohidrat yang paling umum, memberikan energi kepada jaringan tubuh dalam dua bentuk: glukosa darah atau glikogen otot dan hati. Dalam kebanyakan kasus, ada sekitar sepuluh hingga lima belas gram glikogen per kilogram massa otot tubuh, dan pembakaran glikogen menghasilkan sekitar 17 kJ/g (4,1 kkal/g). Glikogen yang terkandung di hati dan otot berjumlah sekitar 400 hingga 500 gram, sehingga total pengeluaran energi dapat berkisar antara 6600 dan 8300 kJ (1500 hingga 2000 kkal). Oleh karena itu, glikogen adalah depot energi terbatas. Gejala seperti mengantuk, mudah emosi, dan tubuh menjadi letih dan lesu adalah hasil dari kekurangan glukosa, juga dikenal sebagai hipoglikemia.

💪Protein✅

Protein berasal dari berbagai sumber hewani dan nabati dan sangat penting untuk kesehatan dan fungsi tubuh. Protein terutama digunakan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, dan juga membentuk hormon dan reseptor protein yang mengatur berbagai fungsi fisiologis tubuh. Protein juga dapat dipecah menjadi asam amino, yang dapat dimetabolisme lebih lanjut untuk menyediakan energi bagi tubuh. Tubuh dapat menjadi anabolik jika mereka mengonsumsi lebih banyak protein, terutama mereka yang melakukan latihan ketahanan rutin. Dalam keadaan anabolik, tubuh menggunakan asam amino untuk membuat protein, yang termasuk enzim, hormon, dan otot rangka.

💪Vitamin✅

Tubuh hanya membutuhkan sejumlah kecil zat organik yang disebut vitamin untuk melakukan fungsi pentingnya. Vitamin D adalah satu-satunya vitamin yang dapat diproduksi oleh tubuh, jadi kita harus mendapatkan vitamin D dari makanan yang kita makan atau dari suplemen. Dua jenis vitamin adalah larut dalam lemak dan larut dalam air. Jika Anda mengonsumsi vitamin yang larut dalam lemak terlalu banyak, itu bisa berbahaya dan memiliki efek toksik. Dipercaya bahwa tidak ada manfaat kesehatan atau atletik tambahan dari mengonsumsi vitamin yang larut dalam lemak (terutama vitamin E dan K) di atas tingkat yang direkomendasikan. Vitamin B-kompleks dan vitamin C adalah contoh vitamin yang larut dalam air. Banyak vitamin yang larut dalam air tidak tersimpan dalam tubuh, jadi perlu dikonsumsi secara teratur. Mereka bekerja dengan senyawa protein besar untuk membuat enzim aktif yang mengatur reaksi kimia dalam tubuh. Suplementasi dapat menyebabkan asupan vitamin yang berlebihan dalam urin.

💪Mineral✅

Enzim, hormon, dan vitamin dibuat dari mineral. Tubuh memiliki kelebihan mineral yang tidak diketahui melakukan fungsi biologis apa pun, dan dalam beberapa kasus mungkin berbahaya. Sebagian besar mineral ada di air, lapisan atas tanah, sistem akar tanaman dan pohon, dan jaringan hewan yang memakan tanaman dan air yang mengandung mineral. Mineral membantu tubuh berfungsi karena mereka menyediakan struktur -seperti tulang dan gigi, fungsi -seperti irama jantung dan kontraksi otot, dan regulasi -seperti metabolisme energi. Makanan biologis, seperti glikogen, trigliserida, protein, dan hormon, membutuhkan mineral.

💪Lemak✅

Lemak makanan memainkan peran penting dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K), membantu meningkatkan rasa dan tekstur makanan, dan dianggap mempertahankan rasa kenyang dan mencegah lapar. Tubuh menggunakan lemak yang diserap saat istirahat dan saat bergerak dan berolahraga untuk memberikan energi.

💪Air✅

Air sangat penting untuk kesehatan dan fungsi fisiologis yang baik. Air membentuk empat puluh hingga enam puluh persen berat badan seseorang; meskipun air tidak berkontribusi pada nilai gizi makanan, kandungan energi makanan tertentu biasanya berkorelasi dengan kadar airnya.

Pelatih cabang olahraga apapun wajib dan sangat penting untuk memperhatikan asupan gizi makro dan mikro yang tepat selama fase latihan dan kompetisi. Atlet di seluruh spektrum olahraga, dari olahraga yang membutuhkan kekuatan dan daya tahan tinggi hingga olahraga yang melibatkan ledakan, harus bekerja sama dengan pakar gizi olahraga untuk memastikan mereka mendapatkan asupan gizi mikro dan makro yang tepat. Tujuannya adalah agar atlet cabang olahraga tersebut dapat menunjukkan kinerja terbaik mereka selama latihan dan pertandingan.

Misalnya, atlet harus mendapatkan pasokan energi yang cukup selama pelatihan untuk memastikan bahwa intensitas dan durasi latihan yang tepat dapat dipertahankan sehingga mereka dapat meningkatkan kinerja. Untuk berbagai olahraga, strategi asupan cairan dan makanan yang tepat sebelum dan selama kompetisi sangat penting.

Pelatih dan atlet menjadi semakin sadar tentang bagaimana asupan vitamin, mineral, makronutrisi, dan vitamin dapat meningkatkan kinerja mereka dalam latihan dan dalam kompetisi. Para ahli gizi olahraga juga terus menyelidiki dan mempelajari zat gizi yang dapat meningkatkan kesehatan dan prestasi olahraga.

📖Sumber :

  • Bagchi, D., Nair, S., & Sen, C. K. (2019). Nutrition and Enhanced Sports Performance Second Edition. Academic Press is.
  • Block, M. E. (2016). A Teacher’s Guide to Including Students with Disabilities in General Physical Education (IV). Paul H. Brookes Publishing Co., Inc.
  • Cash, M. (1996). Sport & Remedial Massage Therapy. Ebury Press.
  • France, R. C. (2009). Introduction to physical education and sport science.
  • Fukuda, D. H. (2019). Assessments for Sport and Athletic Performance. Human Kinetics.
  • Ministry of Education and Training. (1998). The Ontario curriculum: Grades 1-8: Health and physical education. Ministry of Education and Training, 42.
  • Peterson, L. (2017). Sports injuries : prevention, treatment, and rehabilitation. CRC Press Taylor & Francis Group.
  • Potteiger, J. A. (2013). ACSM’s introduction to exercise science: Second edition. In ACSM’s Introduction to Exercise Science: Second Edition.
  • Rapeer, L. W. (1916). Minimum Essentials of Physical Education. In American Physical Education Review (Vol. 21, Issue 7). https://doi.org/10.1080/23267224.1916.10650449
  • Ratten, V. (2018). Sport Entrepreneurship: Developing and Sustaining an Entrepreneurial Sports Culture. Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-319-73010-3_9
  • Schoenfeld, B. (2016). Science and Development of Muscle Hypertrophy. In Science and Development of Muscle Hypertrophy. https://doi.org/10.5040/9781492595847
  • Woolf-May, K. (2006). Exercise Prescription: Physiological Foundations : a Guide for Health, Sport and Exercise Professionals. 274. http://books.google.com/books?id=ys-W_fsJxxoC&pgis=1

Saturday 4 March 2023

Analisis Permainan Bulutangkis

Analisis Permainan Bulutangkis

👉Bulutangkis  

Bulutangkis merupakan salah satu olahraga permainan tercepat di dunia[1]. Begitu juga dengan perkembangan bulutangkis selama 20 tahun terakhir ini sangat cepat pesatnya sehingga menjadi olahraga Olimpiade yang sangat populer di seluruh belahan dunia. Bulutangkis sangat disukai dan dimainkan baik itu perempuan maupun laki-laki dari segala kelompok usia[2], karena selain permainannya yang seru ketika dimainkan dan juga bulutangkis ini merupakan salah satu olahraga yang dianggap jauh dari kontak fisik atau memiliki risiko cedera yang rendah[3]

Secara harfiah bulu tangkis berasal dari dua kata, yaitu bulu dan tangkis. Kata bulu diambil dari bentuk atau wujud "shuttlecock" yang terbuat dari bulu angsa. Sedangkan "tangkis" berasal dari kata dasar menangkis. Inti dari permainan bulu tangkis adalah menangkis pergerakan dari shuttlecock[4]. Konsep dasar dari cabang olahraga permainan bulutangkis adalah mempertahankan shuttlecock supaya tidak jatuh di bidang lapangan sendiri dan berusaha menjatuhkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan[5]. Bulutangkis atau juga sering disebut badminton adalah olahraga yang menggunakan raket yang dapat dimainkan oleh dua pemain (single) atau dua pasangan berlawanan (ganda), yang bermain dengan posisi berlawanan dan dibatasi oleh net[6]

Sedikit mengenai sejarah tentang bulutangkis, dimana bulutangkis diyakini berasal dari Negara India karena perangkat aturan pertama dirumuskan di Pune, Negara India pada tahun 1901. Kemudian oleh beberapa pewira tentara kerajaan Inggris yang menjajah India pada waktu itu, permainan ini dibawa ke Negara Inggris dan dikembangkan di sana. Pada tahun 1873, permainan ini dimainkan di taman istana milik Duke de Beaufort di Badminton Gloucester Shore, dari sinilah permainan ini kemudian diberi nama badminton. Permainan bulutangkis menjadi olahraga internasional setelah Kejuaraan All-England pertama. Pada tanggal 5 Juli 1934, International Badminton Federation (IBF) dibentuk dan aturan mainnya dibakukan dan Badminton World Federation (BWF) organisasi yang mengatur permainan bulutangkis hingga sampai saat ini. 

Bulutangkis berkembang dibanyak negara dan masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Belanda. Karena sudah cukup luas perkembangannya, maka perlu didirikan organisasi. Induk organisasi di Indonesia adalah PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia)[7]. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia[8]. Pemerintah sangat besar perhatiannya terhadap olahraga bulutangkis ini. Salah satu usaha yang dilakukannya adalah dengan memasukan cabang olahraga ini kedalam kurikulum pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menegah Pertama (SMP), Sekolah Menegah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi[9]

👉Keterampilan dasar di dalam permainan bulutangkis

👤Keterampilan Memegang Raket (Grip

Pegangan raket (grip) merupakan genggaman tangan di pangkal raket yang terbuat dari dua bahan yaitu towel (handuk) dan karet, gunanya untuk melindungi tangan biar kita tidak cedera dan nyaman saat melakukan pukulan-pukulan ketika bermain bulutangkis. Terdapat teknik-teknik pegangan grip yaitu[10] : 

a. American grip

  1. Tangan menggenggam raket di bagian ujung tangkai (handle) seperti memegang pukul kasur.
  2. Ibu jari dan jari telunjuk menempel pada tangkai.

b. Forehand grip

  1. Raket digenggam dengan posisi miring.
  2. Ibu jari dan jari telunjuk ditempelkan di tangkai raket yang sempit.
  3. Pegangan raket jangan diubah-ubah.

c. Backhand grip 

  1. Raket digenggam dengan posisi miring.
  2. Pada waktu menggenggam raket ibu jari diletakkan di bagian belakang tangkai raket, posisi jari-jari tangan diletakkan di bagian depan. 

Gambar 1. Teknik – teknik Menggenggam Raket (Sumber: Reserved, 2007)[11]

👤Keterampilan Gerak Footwork

Footwork yaitu gerakan kaki yang berfungsi mengatur badan sebagai penyangga untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa agar memungkinkan pemain dalam melakukan gerakan memukul shuttlecock sesuai dengan posisinya[12]. Untuk dapat memukul dengan baik maka pemain harus mempunyai kecepatan gerak kaki yang teratur[13]. Pada teknik footwork pemain bulutangkis perlu meningkatkan kelincahan posisi gerakan kaki dengan arah  ke depan, samping maupun belakang. Salah satu keuntungan dari latihan gerakan kaki adalah memaksimalkan efektivitas pukulan, apalagi saat melakukan pukulan smash[14]. Adapun bentuk latihan footwork [15], diantaranya:

  1. Pemain dikumpulkan dan diberi penjelasan mengenai pelaksanaan tes yang akan dilakukan. 
  2. Pemain berdoa dan diberi pemanasan secukupnya.
  3. Pemain sebagai peserta tes secara bergantian berdiri di tengah lapangan dengan posisi siap untuk memukul.
  4. Pemain memegang raket dan menunggu shuttlecock yang dipukul oleh pelatih/guru dari arah lapangan yang berlawanan.
  5. Pemain memukul shuttlecock yang menghampirinya disertai dengan melakukan gerakan footwork yang telah diajarkan oleh pelatih/guru sebelumnya.
  6. Shuttlecock yang telah berhasil dipukul atau di kembalikan oleh pemain akan di hitung.
  7. Sikap siap di tengah lapangan, pergerakan kaki saat mengambil shuttlecock, dan sikap akhir setelah melakukan pukulan, akan diamati dan diberikan penilaian.
  8. Pemain dapat melakukan gerakan sebanyak delapan kali berdasarkan arah gerakan footwork

Video 1. Keterampilan Gerak Footwork (Sumber: www.instagram.com)

👤Keterampilan Gerak Servis

😊Servis Panjang

Servis panjang adalah sevis yang digunakan guna menarik dan memaksa lawan untuk bergerak ke sisi belakang lapangannya atau menjauhi titik tengah lapangan[16]. Adapun Teknik melakukan servis Panjang, sebagai berikut:

  1. Posisi badan berdiri di dalam daerah servis. Kemudian pegang shuttlecock dan posisikan di depan badan. Memakai kaki belakang untuk menumpu berat badan.
  2. kemudian berat badan dialihkan ke arah depan lalu shuttlecock dijatuhkan. Dengan timing bersamaan, raket diayunkan ke depan atas melewati pinggang bagian bawah.
  3. Kemudian shuttlecock dipukul sekeras mungkin. Pukulan shuttlecock dilanjutkan sampai raket dalam posisi yang menghadap ke atas.
  4. Segera kembali ke posisi siap setelah memukul shuttlecock.

😊Servis Pendek  

Servis pendek adalah pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lain dengan arah diagonal yang bertujuan sebagai pembuka permainan, servis merupakan pukulan yang penting saat permainan bulu tangkis [17]. Adapun teknik melakukan servis pendek, sebagai berikut:

  1. Salah satu kaki tangan menggenggam raket sedangkan tangan yang lain memegang shuttlecock
  2. Posisikan salah satu kaki berada di depan kaki satunya
  3. Saat akan melempar dan memukul shuttlecock, pindahkan berat badan dari kaki belakang menuju kaki depan
  4. Pada saat bersamaan, ayunkan raket dari belakang tubuh mengarah ke depan. Posisi raket kira-kira setinggi bahu
  5. Lalu lempar dan pukul shuttlecock dengan raket


Video 2 dan 3. Keterampilan Gerak Servis Bulutangkis (Sumber: www.instagram.com )

👤Keterampilan Gerak Pukulan Lob

Pukulan lob merupakan pukulan yang menerbangkan shuttlecock tinggi dan jatuhnya shuttlecock adalah di daerah lapangan lawan bagian belakang [18]. Pelaksanaan pukulan lop, sebagai berikut:

  1. Gunakanlah teknik pegangan raket forehand, genggamlah raket dengan posisi di samping bahu. 
  2. Posisikanlah badan menyamping atau vertikal dengan arah net. Posisikan kaki kanan di belakang kaki kiri. Ketika bola atau shuttlecock dipukul, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri. 
  3. Ketika shuttlecock datang, pastikanlah posisi dalam keadaan siap memukul. 
  4. Ayunkanlah raket. Pukul shuttlecock seperti gerakan melempar yakni lecutkanlah pergelangan tangan pada saat raket mengenai shuttlecock. 
  5. Ketika shuttlecock menyentuh raket, tangan harus lurus. Posisi akhir raket mengikuti arah bola. 
  6. Biarkanlah ayunan raket ke arah bawah pinggang. 
  7. Setelah memukul, kaki kiri mendarat lebih dulu dan badan harus condong ke depan.

Gambar 2. Keterampilan Gerakan Pukulan Lob (Sumber: Brahms,2010)

👤Keterampilan Pukulan Dropshot

Pukulan dropshot yang dilakukan secara overhead dapat disebut dengan istilah pukulan chop. Pukulan dropshot shuttlecock tidak dipukul secara keras dan sekuat tenaga tetapi pada saat perkenaan shuttlecock dengan raket gerakan ayunan tangan yang memegang raket secara mendadak ditahan dan perkenaan itu ditahan serta diarahkan secara curam dengan mendorong sedikit raket kedepan sehingga shuttlecock yang dipukul secara dorongan perlahan itu dapat menghasilkan pukulan yang dekat dengan net[19]. Adapun Teknik melakukan pukulan dropshot, sebagai berikut:

  1. Memposisikan tangan dengan pegangan forehand
  2. Memegang raket dapat dilakukan dengan rileks
  3. Memegang raket dengan posisi menyamping badan
  4. Bergeraklah dengan cepat agar posisi tubuh berada di belakang shuttlecock 
  5. Raket dapat diayunkan dengan posisi tangan yang lurus serta shuttlecock dapat didorong atau disentuh dengan halus.
  6. Shuttlecock dapat diarahkan melengkung ke kanan apabila akan memberikan pukulan dropshot ke arah forehand, sebaliknya shuttlecock dapat diarahkan melengkung ke kiri apabila akan memberikan pukulan dropshot backhand
  7. Posisi terakhir pada raket yaitu dengan mengikuti arah shuttlecock.

Video 4. Keterampilan Gerak Pukulan Dropshot (Sumber:www.instagram.com)

👤Keterampilan Gerak Smash

Pukulan smash adalah bentuk pukulan keras dan tajam yang sering digunakan saat permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini keras, sangat cepat shuttlecock menuju lantai lapangan, sehingga pukulan smash membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis[20]. Adapun teknik melakukan smash, sebagai berikut:

  1. Fokus pandangan mengarah ke wilayah permainan lawan. 
  2. Posisi badan harus berdiri menyamping, dengan sisi yang tidak membawa raket harus menghadap ke net atau jaring. 
  3. Berat badan dipindahkan ke kaki yang berada di belakang. 
  4. Siku tangan dikekuk dan bersiaplah untuk melakukan smash
  5. Shuttlecock harus dipukul pada posisi setinggi mungkin sambil mengayunkan tangan ke depan dengan penuh tenaga. Untuk  memberikan tenaga, luruskan siku tangan saat memukul shuttlecock.
  6. Kemudian arahkan pergelangan tangan ke arah bawah untuk memberi tenaga lebih saat memukul shuttlecock.

Video 5. Keterampilan Gerak Pukulan Smash (Sumber: www.instagram.com)

Setelah kita mengenal beberapa macam keterampilan di dalam bulutangkis kita juga perlu mengetahui apa saja sih alat/perlengkapan bulutangkis yang digunakan dan juga kita haru mengetahui cara bermain bulutangkis yang benar biar saat bermain bulutangkis menjadi semakain mengasyikkan😎.

👮Fasilitas dan Peralatan

  • Untuk bermain bulutangkis, raket, net, dan shuttlecock diperlukan.
  • Ukuran lapangan: Panjang dan lebar lapangan. Lapangan ganda berukuran 13,40m × 6,10m. Tinggi jaring adalah 1,55 m di sisi dan 1,52 m di tengah.

👮Cara Bermain Bulutangkis 

  • Di tunggal, ada satu pemain di setiap sisi dan, 
  • Di ganda, ada dua pemain di setiap sisi. 
  • Permainan dimulai dengan lemparan dan pemenang lemparan memiliki pilihan apakah akan melakukan servis atau menerima untuk melakukan servis atau memilih sisi manapun dari lapangan untuk memulai permainan.
  • Setiap pemain harus melakukan servis dari sisi lain lapangan dan pemenang setiap reli akan mendapatkan satu poin.
  • Poin permainan standar terdiri dari 21 poin dengan selisih dua poin. 
  • Pihak yang memenangkan permainan, melakukan servis pertama pada permainan berikutnya. 
  • Server dan penerima berdiri di lapangan servis yang berlawanan secara diagonal dan shuttlecock harus dipukul di bawah pinggang. 
  • Poros raket harus mengarah ke bawah dengan kedua kaki bersentuhan dengan permukaan lapangan sampai servis dilakukan.
  • “Let” adalah saat reli dihentikan tanpa poin apa pun.
  • “Let” dapat diberikan, jika: 
    • Ada gangguan yang tidak disengaja selama permainan, misalnya,; shuttlecock tersangkut di jaring setelah melewati jaring (kecuali selama servis).
    • Server melayani sebelum penerima siap. ⇒wasit tidak dapat mengambil keputusan. ⇒ kedua belah pihak melakukan kesalahan pengadilan layanan. ⇒ situasi lain yang dianggap sesuai.
  • Seorang pemain akan kalah dalam reli jika servis tidak benar atau server melewatkan servis atau shuttlecock mendarat di luar area yang ditentukan, shuttle melewati net, shuttle tidak melewati net, shuttlecock menyentuh dinding/langit-langit, atau shuttlecock memukul dua kali pada raket pemain dan bagian tubuhnya menyentuh net.
  • Ada tiga jenis kartu yang digunakan dalam bulu tangkis, yaitu kartu kuning untuk peringatan pertama karena pelanggaran, kartu merah untuk yang sudah diperingatkan sebelumnya, dan kartu hitam untuk mendiskualifikasi pemain karena tetap melakukan pelanggaran, hal ini akan membuat pemain didiskualifikasi untuk seluruh turnamen

👉 Pembelajaran Keterampilan Bermain Bulutangkis

Setelah peserta didik mencoba dan melakukan pembelajaran berbagai keterampilan dalam permainan bulutangkis (memegang raket dengan benar, langkah kaki/footwork, melakukan servis, smash, lob, dropshot, choop dengan segala variasinya dan lain sebagainya) baik sendiri, berpasangan atau bermain dengan lawan menurut peserta didik dapat memulai bermain bulutangkis dengan aturan sederhana sebagai berikut [21]:

  1. Atlet/Peserta didik berpasangan
  2. Mulailah permainan, pemain yang berada pada lapangan servis sebelah kanan memberikan servis pada lawannya pada lapangan yang separuh lagi secara menyilang atau diagonal.
  3. Melakukan servis atau menerima servis dan kaki berada di atas garis atau kedua kaki tidak berhubungan atau tidak di atas lantai sampai shuttlecock dipukul. Setiap shuttlecock yang jatuh di atas garis betas dianggap baik dan masuk
  4. Hitunglah permainan hingga mencapai angka tertinggi 11, kecuali terjadi perpanjangan dengan dua angka.
  5. Pemenangnya adalah atlet/peserta didik yang berhasil mencapai angka tertinggi terlebih dahulu.
  6. Susunlah rencana perbaikan dari aktivitas yang baru saja dilakukan baik sendiri, bersama teman atau guru untuk perbaikan aktivitas gerakan yang akan datang sesuai ketentuan gerakan yang ada dan benar.

Gambar 3. Posisi bermain berpasangan atau ganda  (Sumber:Brahms, 2010)

👉 Fisiologis dan Komponen Fisik Bulutangkis

Bulutangkis sama dengan olahraga lainnya membutuhkan tuntutan fisiologis juga taktik, teknik, fisik serta mental untuk mencapai prestasi yang konsisten[22] karena ciri khas permainan bulutangkis membutuhkan gerakan cepat, gerakan eksplosif, banyak gerakan berlari, meloncat, refleks, kecepatan merubah arah dan juga membutuhkan koordinasi mata, tangan dan kaki yang baik[23] dan dengan tuntutan tinggi pada sistem alaktik-anaerobik. Durasi reli rata-rata dalam bulu tangkis adalah sekitar 4-5 detik, dengan waktu istirahat sekitar 10 detik, menghasilkan waktu bermain efektif sekitar 35%. Tingkat detak jantung rata-rata dalam bulu tangkis berkisar antara 75-85% dari detak jantung maksimal, dengan nilai tertinggi ditemukan pada pemain dengan tingkat keterampilan tertinggi. Laktat maksimum yang dilaporkan dalam literatur selama permainan pertandingan bervariasi dari 3–6 mmol•L−1, tetapi nilai yang jauh lebih tinggi yaitu 8–10,5 mmol•L−1 telah tercatat selama latihan di lapangan[24]. Tingginya frekuensi dan intensitas permainan selama pertandingan, serta tingginya denyut jantung maksimum dan denyut jantung rata-rata minimum menunjukkan bahwa bulu tangkis merupakan olahraga yang memerlukan persentase daya aerobik yang tinggi pada tingkat kompetitif dan tingkat daya aerobik yang tinggi pula[25]

Bulutangkis sebagai salah satu olahraga raket melibatkan permainan cepat dan reaktif di mana kesuksesan ditentukan oleh waktu reaksi dan perubahan arah yang cepat dan tepat. Lima faktor yang menunjukkan karakteristik fisiologis untuk olahraga bulutangkis, yaitu

  1. Sistem energi dominan: alaktik, aerobik, anaerobik laktik
  2. Ergogenesis (persentase kontribusi setiap sistem energi terhadap kinerja akhir) : 60% alaktik, 20% laktat, 20% aerobik
  3. Substrat energi utama: fosfat kreatin , glikogen
  4. Faktor pembatas : tenaga, daya reaktif, daya tahan
  5. Sasaran latihan: kekuatan, daya tahan, kekuatan maksimum[26]

Sebelum melakukan permainan bulutangkis sangat disarankan untuk melakukan peregangan dan pemanasan yang baik. Salah satu penelitian bulutangkis yang mengamati dorsofleksi pergelangan kaki telah mempelajari efek 55 pada otot betis pada pemain bulu tangkis. Subjek melakukan lima peregangan statis selama 15 detik menggunakan peregangan dinding berdiri standar tiga kali seminggu selama 12 minggu. Semua peregangan didahului dengan kenaikan tumit yang berkelanjutan selama 15 detik. Peningkatan rata-rata pada ROM dorsofleksi pergelangan kaki aktif adalah 5°, tetapi tidak signifikan secara statistik dibandingkan dengan kontrol.[27]

Otot pemain bulu tangkis dengan cepat mencapai kecepatan tinggi sebagai akibat dari resistensi inersia minimal dari raket ringan dan lengan pemain. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengerahkan gaya dan tenaga pada kecepatan tinggi sangat penting untuk melakukan penyesuaian cepat dalam pukulan[28]. Permainan bulutangkis melibatkan pergelangan tangan sebagai sumber yang mengakibatkan pukulan itu menjadi keras atau menjadi lemah. Pada Pukulan forehand bulutangkis misalnya itu adalah kerja daya pergelangan tangan[29]. Pergelangan tangan adalah kompleks sendi yang sangat mudah beradaptasi, menawarkan rotasi gerak ekstensi misalnya; gerakan pergelangan tangan saat melakukan pukulan seperti mencambuk dapat dilihat saat pemain melakukan pukulan backhand bulu tangkis. Adapun Komponen-komponen kerangka yang terlibat dalam gerakan pergelangan tangan yaitu:

  • (Lengan Bawah) : radius (tulang lengan), ulna (tulang hasta)
  • (Pergelangan Tangan) 8 karpal (scaphoid, lunate, triquetrum, pisiform, hamate, capitate, trapezoid, trapezium)
  • (Tangan) 5 metacarpals
  • (Jari) 14 phalanges (masing-masing 3 jari; ibu jari 2)[30]

👉Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik Permainan Bulutangkis

💃Latihan Daya Tahan Umum (Aerobik dan Anaerobik) untuk Bulutangkis

  1. Daya tahan lari (tidak kurang dari 30 menit) di berbagai medan sehingga perubahan kecepatan lari. Setiap 10 menit, lakukan speed-strength atau pliometrik agar tidak menjadikannya latihan ketahanan yang khusus untuk waktu yang lama.
  2. Mengendarai sepeda di jalan atau latihan dengan menggunakan ergocycle dengan intensitas bervariasi

💃Latihan Kekuatan (Kekuatan Kecepatan dan Daya Tahan Kekuatan) untuk Bulutangkis

  1. Latihan dengan menggunakan dumbbell dengan bobot ringan dan repetisi harus tinggi
  2. Lompat tali
  3. Latihan sirkuit (latihan untuk kaki, perut, lengan, dada, bahu, dan punggung), misalnya: sit-up, chin-up, push-up, latihan melempar medicine ball
  4. Latihan pliometrik

💃Latihan Kecepatan untuk Bulutangkis

  1. Lompat tali
  2. Latihan pliometrik, misalnya: latihan hurdles, squat jump, dll.
  3. Sprint dengan jarak pendek kurang lebih 20 meter
  4. Latihan Shadow, misalnya: latihan footwork tanpa shuttlecock

💃Latihan Koordinasi dan Kelincahan untuk Bulutangkis

  1. Latihan shadow
  2. Latihan khusus bulutangkis
  3. Juggling
  4. Latihan shooting bola basket ke keranjang basket

👉Contoh Program Latihan Permainan Bulutangkis :

⇒Latihan 1: Latihan Lompat Tali 

  • Waktu latihan sekitar 32 menit. 
  • Langkah 1: Melewatkan 45 detik, istirahat 15 detik (20 repetisi); 
  • Langkah 2: Melewatkan 30 detik, istirahat 15 detik (15 repetisi); 
  • Langkah 3: 15 detik melompat-lompat, istirahat 15 detik (10 repetisi).

⇒Latihan 2: Latihan Lari di Lintasan:

  • Pemain berlari selama 15 menit mengelilingi lintasan sepanjang kurang lebih 400 meter dan menghitung berapa kali putaran yang mampu dia selesaikan. 
  • Hasil ini digunakan untuk mengukur daya tahan aerobik pemain atau VO2 max.

⇒Latihan 3: Latihan Melempar Medicine ball

  • Dua pemain duduk saling berhadapan dan melempar medicine ball bolak-balik di antara mereka. Bola diambil di belakang kepala dan dilempar ke pemain lawan. 
  • Istirahat dilakukan setiap 15 kali lemparan, ini bisa meningkatkan kekuatan daya tahan.

Daftar Pusaka

  1. B.-V. Brahms, Badminton Handbook : Training – Tactics – Competition. Meyer & Meyer Sport, 2010.
  2. M. S. Anwar, Health and Physical Education: Textbook for Class IX, First Edit. New Delhi: National Council of Educational Research and Training, 2016.
  3. F. C. Mooren, “Encyclopedia of Exercise Medicine in Health and Disease,” in Encyclopedia of Exercise Medicine in Health and Disease, Frank C. Mooren, Ed. Germany: Springer, 2012, p. 931.
  4. N. Resika, “Kontribusi Kekuatan Genggaman dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Ketepatan Servics Pendek Pada Atlet Bulu Tangkis PB. Malaka,” Progr. Stud. Pendidik. Jasm. Stkip Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh 2020, p. 13, 2020.
  5. Z. Zarwan and S. Hardiansyah, “Penyusunan Program Latihan Bulutangkis Usia Sekolah Dasar Bagi Guru PJOK,” J. Pendidik. dan Olahraga, vol. 2, no. 1, pp. 12–17, 2019.
  6. A. Sunarya and J. Sutrisno, “Sistem Informasi Penyewaan Lapangan Bulutangkis dan Penjualan Perlengkapan Maestro Angkasa,” J. Idealis, vol. 1, no. 1, p. 358, 2018.
  7. A. Priyatama, “Model pengembangan bahan ajar skema mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kelas xi berbasis android,” Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, 2019.
  8. khitam ari Sutrisno, “Artikel Hubungan Antara Kekuatan Otot Bahu , Power Otot Smash Bulutangkis Pada Atlet Putra Pb Kanor Kab . Bojonegoro Tahun 2017,” vol. 02, no. 05, p. 8, 2018.
  9. Sumaryoto and S. Nopembri, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan: SMA/MA/SMK/MK Kelas X. Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
  10. Zulbahri and C. Melinda, “Metode Practice Style dan Guided Discovery Style Serta Keterampilan Teknik Dasar Atlet Bulutangkis,” Pros. SENFIKS (Seminar Nas. Fak. Ilmu Kesehat. dan Sains), vol. 1, no. 1, pp. 28–37, 2019.
  11. A. R. Reserved, “Sure Fire Badminton Drills.” pp. 1–98, 2007, [Online]. Available: www.badmintom-information.com.
  12. D. R. Alica and A. S, “Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Dan Kelincahan Terhadap Kemampuan Footwork Atlet Bulutangkis,” J. Patriot, vol. Vol 1 No 2, no. 2018, pp. 493–507, 2019.
  13. Yusup Hidayat, S. C. Bumi, and R. Alamsyah, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan: Untuk kelas X SMA/MA/SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun, 2010.
  14. Badminton Friends, “Badminton Articles,” 2003.
  15. S. A. Susilo, “Pembinaan Olahraga Bulu Tangkis Bagi Anak Desa Senaru,” Artik. Pengabdi. Masy., 2021.
  16. V. I. Suardi and Donie, “Kemampuan Servis Mahasiswa Bulutangkis Dasar,” J. Patriot, vol. 63, no. 8, pp. 402–408, 2018.
  17. M. R. Dermawan, “UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BACKHAND PENDEK BULU TANGKIS MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA SMAN 8 PEKANBARU,” 2014.
  18. A. Awira, A. Y. Prawira, and D. Dariyanto, “Keterampilan Pukulan Lob Bulutangkis Melalui Pembelajaran Terpimpin pada Siswa Sekolah Dasar,” Edukatif  J. Ilmu Pendidik., vol. 4, no. 1, pp. 1119–1125, 2022, doi: 10.31004/edukatif.v4i1.1750.
  19. M. Jannah, “Kontribusi Kelenturan Pergelangan Tangan Terhadap Hasil Pukulan Dropshot Bulutangkis pada Mahasiswa Kelas F Semester 5 Penjaskesrek FKIP UIR,” 2016.
  20. H. Y. Prayadi and H. A. Rachman, “Pengaruh Metode Latihan Dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Smash Bulutangkis,” J. Keolahragaan, vol. 1, no. 1, pp. 63–71, 2013, doi: 10.21831/jk.v1i1.2346.
  21. K. Pendidikan, D. A. N. Kebudayaan, and R. Indonesia, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) untuk Kelas XI SMA/ SMK. 2017.
  22. S. K. Yadav, “International Journal of Physical Education, Sports and Yogic Sciences,” IJPESYS Ref. Res. J., vol. 1, no. 8, pp. 1689–1699, 2012.
  23. T. Karyono, “Pengaruh Metode Latihan Dan Power Otot Tungkai Terhadap Kelincahan Bulutangkis,” J. Olahraga Prestasi, vol. 12, no. 1, p. 116489, 2016, doi: 10.21831/jorpres.v12i1.9496.
  24. A.Lees, J.-F.Kahn, and I.W.Maynard, Science and Racket Sports III. Routledge, 2004.
  25. D. C. Manrique and J. J. González-Badillo, “Analysis of the characteristics of competitive badminton,” vol. 8, pp. 62–66, 2003.
  26. T. Bompa and C. Buzzichelli, Periodization Training for Sports, Third Edition, 3rd Editio. United States: Human Kinetics, 2015.
  27. J. Ylinen, Stretching therapy for sport and manual therapy, no. July. 2008.
  28. G. G. Haff and T. N. Travis, Essentials of Strength Training and Conditioning, IV. USA: Human Kinetics, 2016.
  29. Richard A. Magill and D. I. Anderson, Motor Learning and Control: Consepts and Applications, X. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc, 2014.
  30. F. W. Dick, Sports Training Principles 6th Edition, 6th ed. London: Bloomsbury, 2015.

OLAHRAGA TEQBALL

 BUKU OLAHRAGA TEQBALL Penulis: Dr. Arham Syahban, M.Pd. ISBN: 978-623-08-1117-3 Tahun Terbit: 2024 Penerbit: Rajawali Pers PT Rajagrafindo ...

OnClickAntiAd-Block