Sunday, 26 January 2020

Uji Normalitas : Statistika Penjas

Contoh Uji Normalitas menggunakan aplikasi SPSS 22

Uji normalitas adalah salah satu uji persyaratan analisis dalam statistik untuk mengetahui data sampel dari populasi penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Oh iya teman-teman distribusi normal juga biasa disebut dengan Distribusi Gausse.

Beberapa teknik uji normalitas yang kita kenal diantaranya: Uji Lilliefors, Kolmogrov-Smirnov, Chi-Square dan Q-Q Plot. Analisis Varian dengan teknik analisis uji-t dan uji F menjadikan uji normalitas sebagai salah satu prasyarat dalam teknik analisis varian. Apabila prasayarat uji normalitas terpenuhi (Sig. > 0,05) maka teman-teman bisa melanjutkan ke uji analisis berikutnya sampai ke uji hipotesis.

Pada postingan kali ini kita akan menguji normalitas data dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 22. Berikut contoh data kekuatan otot lengan (X1), Keseimbangan Badan (X2) dan Kemampuan Servis atas Permainan Bola Voli (Y) dengan jumlah sampel (N) berjumlah 30 orang.

Contoh data Hasil Penelitian Sampel 
No
Nama Sampel
Kekuatan Otot Lengan (X1)
Keseimbangan Badan (X2)
Kemampuan Servis Atas Bolavoli (Y)
1
Abdillah
9
17,05
48
2
Adriansyah
8
7,23
22
3
Fauzi
12
9,27
37
4
Nurhadi
4
23,39
39
5
Ahmad
8
3,57
27
6
Ari
6
7
46
7
Ashar
2
3,89
26
8
Eko
10
12,38
48
9
Guritno
4
7,86
25
10
Hendra
2
5,13
28
11
Hery
8
7,23
35
12
Hudi
5
12,94
41
13
Irfan
4
18,12
28
14
Jaka
3
9,27
25
15
Jamalludin
6
7
37
16
Jecky
9
3,57
34
17
Juhriansyah
8
17,73
33
18
Kurniawan
6
12,68
27
19
Hairi
9
11,23
39
20
Buhari
6
18,12
39
21
Kadir
10
7
28
22
Arifin
6
12,94
38
23
Yaltsin
8
5,89
36
24
Niharja
6
10,92
37
25
Jaki
7
6,89
38
26
Romia
3
10,92
34
27
Rusdi
8
12,68
40
28
Sapto
9
17,73
41
29
Sugi
12
5,13
38
30
Wahyu
13
13,89
42

Selanjutnya, kita  melakukan perhitungan normalitas data dengan salah satu teknik uji normalitas yaitu Uji Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS 22. Berikut langkah-langkahnya:

a) Buka aplikasi SPSS 22

b) Klik sheet “Variable View” silahkan isi nama variabel


c) Klik sheet “Data View” silahkan ‘copas’ data kalian


d) Klik menu "Analyze" pada toolbar

e) Klik "Nonparametric Test"

f) Klik "Legacy Dialogs"

g) Pilih "1-Sample K-S"


h) Masukan ke tiga data variabel ke "Test Variable List"

i) Pada "Test Distribution" centang "Normal"

j) Klik "Ok". dan “Bim salabim”.....


k) Muncullah Output Normalitas data SPSS 22



Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas pada output SPSS 22 adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed). Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:
  1. Jika signifikansi yang diperoleh  > α , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau H0 diterima.
  2. Jika signifikansi yang diperoleh < α , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau H1 ditolak.
Dengan demikian akan mendapatkan hasil uji normalitas untuk data kekuatan otot lengan (X1) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 30 maka hasil yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 dengan nonparametric test yaitu Kolmogorov-Smirnov Test adalah = 0,130 sedangkan taraf signifikanfi adalah  0,200  > 0,05 sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal. 

Hasil uji normalitas untuk data keseimbangan badan (X2)  dengan jumlah sampel (N) sebanyak 30 maka hasil yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 dengan nonparametric test yaitu Kolmogorov-Smirnov Test adalah = 0,145 sedangkan taraf signifikan adalah 0,106  > 0,05 sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal. 

Hasil uji normalitas untuk data kemampuan servis atas bolavoli (Y) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 30  maka hasil yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 dengan nonparametric test yaitu Kolmogorov-Smirnov Test adalah = 0,148 sedangkan  taraf  signifikan adalah  0,092 > 0,05 sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal.

Sumber:

Jackson, S.L. 2009. Research Methods and Statistics: A Critical Thinking Approach. Third Edit ed. United States: Wadsworth, Cengage Learning.

https://www.arhamsyahban.com/2016/05/statistika-penjas-validasi-instrumen-tes.html

SYAHBAN, ARHAM. "KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN BADAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI STKIP PARIS BARANTAI KOTABARU." CENDEKIA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN 5.1 (2017).

Wednesday, 22 January 2020

PSIKOLOGI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

Conceptual

Psikologi pendidikan adalah studi tentang orang yang belajar, pembelajaran, dan pengajaran (Reynolds & Miller, 2003 dalam Muhid, n.d.: 1). Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu serta penerapan prinsip-prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia yang nantinya mempengaruhi proses mengajar dan belajar (djiwandono, 2002:2)

Sport and exercise psychology is the scientific study of people and their behavior in sport and exercise activities. Sport and exercise psychologists seek to understand and help elite athletes, children, the physically and mentally disabled, seniors, and average participants achieve peak performance, personal satisfaction, and development through participation (Psikologi olahraga dan latihan adalah studi ilmiah tentang orang-orang dan perilaku mereka dalam kegiatan olahraga dan olahraga. Psikologi olahraga dan olahraga berusaha untuk memahami dan membantu atlet elit, anak-anak, para penyandang cacat fisik dan mental, senior, dan peserta rata-rata mencapai kinerja puncak, kepuasan pribadi, dan pengembangan melalui partisipasi) (Weinberg & Gould, 1995 dalam Volkwein & Caplan, 2004:24).

Jadi, Psikologi mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia. Objek dari pendidikan jasmani dan olahraga adalah guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. Psikologi pendidikan adalah akumulasi pengetahuan, kebijaksanaan, dan teori yang didasarkan pada pengalaman yang mestinya dimiliki setiap guru pendidikan jasmani dan olahraga untuk memecahkan masalah pengajaran sehari‐hari dengan cerdas. Psikologi pendidikan jasmani dan olahraga bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses perubahan tingkah laku guru dan siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. 

Untuk memahami Psikologi Pendidikan jasmani dan olahraga dalam pengembangannya kita akan mengadaptasi pendekatan Weinberg & Gould, 1995, dimana secara umum terdapat tiga pendekatan yang berbeda: pendekatan perilaku, psikofisiologis dan kognitif-perilaku (Volkwein & Caplan, 2004). 
ORIENTASI PERILAKU: Orang dengan orientasi perilaku menganggap faktor penentu yang paling penting untuk perilaku atau belajar siswa sebagai bentuk lingkungan. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku, seperti pikiran, kepribadian, dan persepsi, tidak ditekankan. Penguatan dan hukuman dari lingkungan dianalisis dalam pendekatan ini. 
ORIENTASI PSIKOLOGIS-FISIOLOGIS: Psikolog pendidikan jasmani dan olahraga meyakini bahwa cara terbaik untuk mempelajari perilaku selama belajar pendidikan jasmani dan olahraga adalah dengan menyelidiki proses fisiologis otak dan pengaruhnya terhadap aktivitas fisik. Teknik biofeedback biasanya digunakan untuk melatih siswa belajar, misalnya dalam bermain sepak bola, siswa mengalami detak jantung yang berdetak kencang hubungannya dengan akurasi siswa saat akan menembak bola ke gawang.  
ORIENTASI KOGNITIF-PERILAKU: Para psikolog ini berasumsi bahwa perilaku ditentukan oleh lingkungan dan kognisi. Dimana siswa dapat melatih fokus dan pikiran mereka sambil berpartisipasi dalam kegiatan fisik, yang secara positif akan memengaruhi hasil partisipasi mereka. Teknik yang digunakan oleh psikolog perilaku kognitif meliputi penilaian kepercayaan diri, kecemasan, penargetan, bahasa visual, dan motivasi intrinsik. Penilaian ini kemudian dapat digunakan, misalnya, untuk evaluasi hasil belajar pendidikan jasmani dan olahraga.
Adapun konsep komponen-kompenen psikologi pendidikan Jasmani dan olahraga dapat di lihat pada bagan di bawah ini:
Manfaat dan tujuan dari psikologi pendidikan jasmani dan olahraga atau dengan kata lain Kontribusi psikologi pendidikan jasmani dalam perkembangannya adalah sebagai berikut (diadaptasi dari Reynolds & Miller, 2003):
  1. Mengakui kompleksitas perilaku manusia dan perlunya teori dan penelitian integratif yang mengontekstualisasikan pengajaran dan pembelajaran di sekolah sebagai sistem kehidupan yang kompleks, dinamis, dan dibangun berdasarkan prinsip individu dan relasional.
  2. Melihat manusia dan perilaku mereka secara holistik dan fokus tidak hanya pada proses kognitif dan intelektual, tetapi juga pada proses sosial dan emosional yang secara berbeda memengaruhi pembelajaran, motivasi, dan pengembangan.
  3. Menempatkan studi pengajaran dan pembelajaran dalam konteks sekolah yang beragam dan dalam domain konten tertentu dengan campuran metodologi kuantitatif dan kualitatif.
  4. Menganggap guru sebagai pembelajar yang pengembangan profesionalnya sendiri harus mencerminkan yang terbaik dari apa yang kita ketahui tentang pembelajaran, motivasi, dan pengembangan.
  5. Memikirkan kembali asumsi kritis tentang kemampuan dan bakat manusia, timbal balik dalam peran guru dan pelajar, dan fungsi dan tujuan sekolah sehingga kita dapat mempersiapkan siswa dengan lebih baik untuk kontribusi produktif ke dunia global dan pembelajaran seumur hidup dengan teknologi yang muncul.
  6. Mengakui peran sentral dari pemikiran dan persepsi peserta didik tentang pengalaman mereka dalam pembelajaran dan motivasi — untuk semua peserta didik dalam sistem, termasuk guru, administrator, orang tua, dan siswa. 
Sampai disini dulu ya gaess... nnti akan kita lanjutkan kembali..
Postingan  kali ini spesial untuk sang istri tercinta; Lolita Achraeny, S.Psi.
Semoga bermanfaat. Wassalam.. Salam Pendidikan Jasmani.. Jaya!

Daftar Pustaka :
  • Djiwandono, S. esti wuryani. (2002). Psikologi Pendidikan. Library Stikes Pekajangan.
  • Muhid, A. (n.d.). Psikologi Pendidikan. Diambil dari http://digilib.uinsby.ac.id/20023/1/Psikologi Pendidikan.pdf
  • Reynolds, W. M., & Miller, G. E. (2003). HANDBOOK of PSYCHOLOGY. In I. B. Weiner (Ed.), Educational Psychology (Volume 7, hal. 1–668). John Wiley & Sons, Inc.
  • Volkwein, K. A. E., & Caplan. (2004). Culture, Sport and Physical Activity. Sport, Culture & Society (Vol. 5). Meyer & Meyer Sport.

Wednesday, 15 January 2020

VO2max

Apa itu VO2max ?

VO2max singkatan dari Maximal Oxygen Uptake. Penyerapan oksigen maksimal (VO2max) adalah kekuatan aerobik maksimal tubuh dan didefinisikan sebagai 'penyerapan oksigen tertinggi yang dapat dicapai seseorang selama kerja fisik menghirup udara di permukaan laut' (Astrand dan Rodahl, 1986 dalam Dick, 2014). Penyerapan oksigen adalah perbedaan kandungan oksigen antara udara yang diilhami dan udara yang kadaluarsa, dinyatakan dalam ml / kg berat badan / menit. Dengan kata lain, itu adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh untuk memenuhi fungsinya pada waktu tertentu. Tentunya lebih banyak oksigen akan dibutuhkan dalam olahraga berat dan karenanya penyerapan oksigen akan meningkat. Namun, suatu titik akhirnya tercapai di mana tubuh tidak dapat mengambil oksigen lagi. Pada titik ini, nilainya disebut sebagai pengambilan oksigen maksimal.

Mengambil oksigen maksimum atau volume oksigen maksimum yang dapat digunakan dalam 1 menit selama latihan maksimum atau lengkap. Itu diukur sebagai mililiter oksigen yang digunakan dalam 1 menit per kilogram berat badan. Penyerapan VO2max  atau oksigen maksimal adalah salah satu faktor yang dapat menentukan kapasitas atlet untuk melakukan olahraga berkelanjutan dan terkait dengan daya tahan aerobik. (Mooren, 2012: 891)

VO2max mudah diukur; masih dianggap sebagai tes laboratorium standar emas untuk mengukur kebugaran aerobik (Gambetta, 2007).

Jika Anda bekerja sekeras yang Anda bisa, mungkin berjalan lebih cepat dan lebih cepat di atas treadmill sampai Anda lelah, pada akhirnya Anda akan mencapai puncak kemampuan Anda untuk menggunakan oksigen untuk membuat ATP. Ini dikenal sebagai pengambilan oksigen maksimal atau VO2max. (Hatzel et al., 2014)

Definisi Penyerapan oksigen maksimal (VO2max) merupakan penyerapan oksigen tertinggi yang dicapai selama latihan, sebagaimana dibuktikan oleh kegagalan untuk meningkatkan VO2max meskipun terjadi peningkatan output daya VO2max, oleh karena itu, kekuatan maksimal yang dapat diekspresikan oleh mekanisme aerobik. 

Kapan VO2max digunakan ?

VO2max secara luas dianggap sebagai pengukuran tunggal terbaik dari daya tahan kardiorespirasi atau kebugaran aerobik (Kenney et al., 2012). VO2max sering diganti dengan puncak VO2, yang mewakili VO2 tertinggi yang diperoleh saat kelelahan selama latihan tambahan. Dengan kata lain, secara tegas istilah VO2max harus digunakan hanya ketika dataran tinggi dalam relasi output daya VO2 selama tes latihan tambahan tercapai, lihat Gambar dibawah ini (Mooren, 2012):

Mengukur panas yang dihasilkan selama berolahraga itu sulit. Untungnya, oksigen, yang digunakan untuk membuat ATP, juga dapat diukur. Sebagai hasilnya, itu telah menjadi variabel utama ketika menentukan intensitas kerja dan kalori yang terbakar.

Konsentrasi oksigen di udara dapat digunakan untuk mengukur panas. Udara di sekitar Anda adalah sekitar 21 % oksigen. Sekarang ambil nafas dan buang napas. Konsentrasi oksigen di udara yang baru Anda hembuskan hanya sekitar 16 % oksigen. Ke mana sisa oksigen pergi? Anda menggunakannya di mitokondria untuk membuat ATP!

Kenapa VO2Max sangat penting ?

Olahraga meningkatkan kebutuhan energi jauh melebihi tingkat metobelisme istirahat (resting metabolic rate disingkat RMR). Metabolisme meningkat dalam proporsi langsung dengan peningkatan intensitas latihan (Kenney et al., 2012). 

Dengan mengukur berapa banyak udara yang Anda bergerak setiap menit (menghirup masuk dan keluar), Anda kemudian dapat menentukan volume oksigen (VO2) yang Anda gunakan setiap menit. VO2 biasanya diukur dalam liter yang digunakan per menit (L / mnt). Saat istirahat, VO2 mungkin serendah 0,25 L / mnt; selama latihan puncak, mungkin setinggi 6,0 L / mnt (Hatzel et al., 2014).

Bagaimana kerja VO2Max ?

VO2 On-Kinetics
Pola peningkatan penyerapan O2 selama transisi dari tingkat metabolisme yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, biasanya dari kondisi istirahat ke kondisi olahraga. Besarnya respons dijelaskan oleh amplitudo perubahan VO2 dari diam ke kondisi mantap latihan. Tingkat kenaikan ini biasanya digambarkan oleh konstanta waktu (waktu yang diperlukan untuk? 63% dari perubahan yang terjadi).
Dalam istilah aljabar, VO2max adalah produk dari cardiac output maksimal yang dikalikan dengan perbedaan konsentrasi O2 arteriovenous maksimal. Untuk variabel-variabel ini, perbedaan utama antara populasi, terutama yang bertanggung jawab atas perbedaan VO2max, terletak pada curah jantung maksimal, dan lebih khusus lagi dalam volume stroke maksimal, yang dapat sekitar 100% lebih tinggi dalam daya tahan yang sangat terlatih. atlet dibandingkan dengan kontrol tidak terlatih yang sehat. 

Di sisi lain, denyut jantung maksimal biasanya hanya terkait dengan usia subjek / atlet. Atas konsep-konsep ini, dalam mata pelajaran yang sehat, dan pada atlet faktor pembatas utama VO2max biasanya diidentifikasi dalam kapasitas maksimal pengiriman O2 ke otot rangka oleh sistem kardiovaskular, sedangkan difusi O2 perifer dan kapasitas oleh serat otot rangka untuk memanfaatkan O2 akan mewakili faktor yang relatif kecil (meskipun masih signifikan). Situasi dapat berbeda dalam kondisi seperti latihan dengan massa otot kecil, atau hipoksia, dll. Sedangkan untuk pasien, setiap gangguan dalam mekanisme yang mengatur jalur kompleks untuk O2, dari udara sekitar ke mitokondria dari serat otot rangka (paru dan alveolar ventilasi, difusi O2 alveolo-kapiler, ketidakcocokan ventilasi / perfusi, fungsi kardiovaskular, kapasitas angkut darah O2, kapilarisasi otot dan difusi O2 perifer, metabolisme oksidatif otot rangka), dapat menurunkan VO2max.

Nilai oksigen pada sistem pernapasan 
Otot-otot diafragma, tulang rusuk, dan perut melakukan kedua pekerjaan elastis untuk menghasilkan ekspansi paru-paru selama inspirasi dan kerja resistif untuk menghasilkan peningkatan aliran inspirasi dan ekspirasi, yang belakangan meningkat secara tidak linier pada latihan yang sangat tinggi. intensitas saat aliran menjadi sepenuhnya bergolak. Dengan demikian, kerja total otot pernafasan meningkat beberapa kali lipat dari istirahat ke latihan intensitas tinggi. Perkiraan biaya oksigen dari peningkatan pekerjaan ventilasi ini rata-rata 1,8 mL.VO2 . L-1 VE . min- 1 selama latihan sedang. Setelah itu, biaya oksigen untuk bernapas naik tidak sebanding dengan peningkatan VE dan rata-rata 2,9 mL VO2 . L-1 VE . min- 1 pada latihan maksimal. Sebagai bagian dari total tubuh VO2, biaya oksigen untuk olahraga hiperpnea rata-rata 3% hingga 5% selama latihan sedang dan 8% hingga 10% pada ˙VO2max pada dewasa muda yang tidak terlatih (40-50 mL . Kg-1 . min-1). Nilai untuk otot pernapasan VO2 selama latihan maksimal adalah variabel di antara subyek, dengan beberapa subjek terlatih (VO2max > 60 mL .  Kg-1 .  Min-1) yang membutuhkan 13% hingga 16% dari total VO2max ( 47). (Peter A. Farrell, Michael Joyner, 2012), lebih jelasnya lihat gambar dibawah berikut:
Keterangan Gambar: 
Pekerjaan dan nilai oksigen untuk bernafas pada tingkat yang berbeda dari ventilasi kondisi-mantap selama latihan di empat jenis subjek berbeda. Pada pria berusia 30 tahun yang tidak terlatih pada pengambilan oksigen maksimum (VO2max), biaya oksigen untuk pernapasan mendekati 10% dari VO2max, sedangkan pada pria berusia 70 tahun yang sangat terlatih dan wanita berusia 30 tahun (pada VO2max sebanding) sebagai pria muda yang tidak terlatih) biaya kerja dan oksigen untuk bernafas secara signifikan lebih tinggi. Pada atlit muda yang sangat terlatih yang bekerja pada VO2max yang jauh lebih tinggi (75 mL . kg-1 .  min-1) dan pada ventilasi yang jauh lebih tinggi, biaya oksigen untuk pernapasan mendekati 15% hingga 16% dari VO2max.

Tekanan maksimum pada laju aliran dan volume paru apa pun juga ditunjukkan untuk inspirasi dan kedaluwarsa. Untuk orang dewasa muda yang sehat dengan VO2max normal dan VE maksimum sekitar 110 hingga 120 mL . kg-1 .  min-1, batas mekanis maksimum dari aliran-volume amplop tidak tercapai, bahkan selama latihan maksimal. EELV tetap di bawah level istirahat dan EILV adalah 70% hingga 80% dari TLC. 

Perubahan pola pernapasan saat berolahraga. Spirogram di sebelah kiri adalah dari subjek istirahat yang menunjukkan volume tidal normal, ekspirasi maksimal ke volume residu, kemudian inspirasi maksimal untuk kapasitas paru total. Dengan olahraga ringan hingga berat (pada subjek yang tidak terlatih dan sangat terlatih) peningkatan ventilasi dicapai dengan meningkatkan frekuensi pernapasan dan volume pasut. Volume tidal meningkat dengan melanggar pada volume cadangan ekspirasi dan inspirasi. Volume paru ekspirasi yang berkurang dipertahankan pada latihan maksimal pada subjek yang tidak terlatih (VO2max 45 mL. kg-1. min-1). Pada subjek terlatih (VO2maks 75 mL. kg-1. min-1), ventilasi, frekuensi pernapasan, dan volume pasut semua lebih tinggi, dan pada latihan maksimal, volume paru akhir ekspirasi meningkat.

Tes dan Pengukuran VO2Max

Tes untuk mengukur v.VO2max mudah dijalankan dan ditafsirkan. Pada lintasan standar 400 meter dalam kondisi angin sepoi-sepoi, seorang atlet berlari sejauh mungkin dalam enam menit. Rekam jarak lari dalam meter. Untuk menentukan v.VO2max, ambil jarak lari dalam meter dan bagilah dengan waktu lari dalam detik. Waktu selalu 360 detik (6 menit 3 60 detik = 360). Misalnya, jika atlet mampu menempuh jarak 1.560 meter, maka itu akan dibagi dengan 360, menunjukkan v.VO2max sebesar 4,3 meter per detik. Sangat penting untuk mengulang tes setiap enam hingga delapan minggu untuk menentukan level baru. Penelitian dan praktik menunjukkan bahwa variabel-variabel ini meningkat cukup cepat. Bahkan, dalam penelitian awal Billat menggunakan enam latihan per minggu yang terdiri dari empat sesi mudah dan satu sesi di v.VO2max dan satu sesi di ambang laktat selama empat minggu, ia bisa mendapatkan peningkatan 3 persen dalam v.VO2max dan 6 peningkatan persen dalam ekonomi berjalan (Anderson 2000 dalam Gambetta, 2007).

Daftar Pustaka : 
  • Dick, F.W. 2014. Sports Training Principles 6th Edition. Bloomsbury.
  • Gambetta, V. 2007. Athletics Development : the art & science of functional sports conditioning.
  • Hatzel, B. & Albrecht, R. n.d. Kinesiology for Dummies.
  • Hatzel, B., Albrecht, R. & Glass, S. 2014. Kinesiology for Dummies. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
  • Kenney, W., Wilmore, J. & Costil, D. 2012. Physiology of Sport and Exercise 5th edition.
  • Mooren, F.C. 2012. VO2max. Encyclopedia of Exercise Medicine in Health and Disease. Springer.
  • Peter A. Farrell, Michael Joyner, V.C. 2012. ACSM’s Advanced Exercise Physiology Second Edition. 2nd ed. ed. American College of Sports Medicine. Tersedia di https://www.researchgate.net/publication/304951799_ACSM’s_advanced_exercise_physiology_Second_edition.

RENCANA PEMBELAJARAN PRAKTIK MATA KULIAH SEPAK TAKRAW: SEPAK SILA

đŸ‘‰SEPAK SILAđŸ‘ˆ RENCANA PEMBELAJARAN PRAKTIK MATA KULIAH SEPAK TAKRAW PJKR STKIP PARIS BARANTAI

OnClickAntiAd-Block