Thursday, 2 January 2020

ATP-PC

ATP adalah singkatan dari adenosine triphosphate. Tubuh manusia berjalan dengan satu sumber bahan bakar yaitu ATP. Manusia dapat menyimpan hanya sejumlah kecil ATP (seperti baterai). Dengan kata lain ATP merupakan sumber energi tubuh manusia. Beberapa sistem ini bekerja dengan cepat dan geram, memberikan pasokan ATP yang hampir instan; yang lain menyediakan energi pada tingkat yang lebih lambat. Beberapa terkuras dengan cepat; yang lain bisa pergi selamanya. Beberapa kegiatan dan gerakan olahraga menggunakan satu sistem lebih dari yang lain (Hatzel & Albrecht, 2014).

Ketika konsep pelatihan sistem energi pertama kali diartikulasikan oleh Fox dan Mathews dalam buku Interval Training (1974), itu adalah terobosan besar. Konsep pelatihan sistem energi itu disajikan sedemikian rupa sehingga konsep yang pernah menjadi domain eksklusif ilmuwan di laboratorium diartikulasikan dalam istilah yang pelatih dan praktisi dapat terapkan (Gambetta, 2007).

Komponen penting yang mendorong reaksi kimia adalah katalis. Di dalam tubuh manusia, katalis ini adalah enzim. Dibutuhkan reaksi dengan air dan bantuan enzim khusus - ATPase - untuk membebaskan energi dari ATP. Setelah energi dibebaskan (bersama dengan fosfat hilang), Anda berakhir dengan adenosin difosfat, atau ADP (bagian di difosfat berarti "two"). Ketika ADP hadir, sistem mulai hidup untuk mengisi kembali ATP. Inilah yang terjadi: 
ATP + H2O → ADP + Pi = ENERGI 
ADP + P * → ATP + Creatine
Di otot, ada penyimpanan senyawa, creatine phosphate (CrP), yang terdiri dari creatine plus sejumlah besar fosfat. Jika, setelah ATP dipecah menjadi ADP, fosfat ditambahkan ke ADP, sehingga merekonstitusi ATP, maka proses produksi energi dapat dilanjutkan. Penyimpanan fosfat akan diperlukan untuk ini, dan di situlah CrP masuk. Saat ATP terurai menjadi ADP, fosfat dapat diambil dari toko CrP untuk membuat ATP. Proses ini dapat dilanjutkan sampai toko CrP habis. Hidrolisis CrP untuk mensintesis ulang ATP diatur oleh enzim creatine kinase (Dick, 2014).



Sayangnya, energi ini tidak dapat diproduksi dengan cepat. Otot hanya menyimpan cukup ATP selama sekitar dua detik kerja. Hal ini dibatasi oleh kemampuan tubuh untuk memecah karbohidrat dan lemak dengan bantuan oksigen dan, pada gilirannya, kemampuan tubuh untuk mengirimkan oksigen yang dibutuhkan ke otot. (Gambetta, 2007). Diperlukan pemulihan 25-30 detik untuk resintesis sekitar setengah dari cadangan energi CrP ATP. Senyawa energi ini di otot kadang-kadang dikenal sebagai simpanan fosfagen dan ini mengacu pada CrP plus ATP (Dick, 2014). Untungnya, tubuh kita memiliki cara untuk menghasilkan energi berkelanjutan yang kita butuhkan. 

Untuk memahami cara kerja sistem energi tubuh manusia, kita mencontoh cara kerja kompresor udara. Kompresor udara adalah tangki besar yang menampung udara yang dapat  digunakan untuk mengisi ban atau menjalankan mesin. Pada tangki ini terdapat motor kecil yang mengompres udara dan pengukur yang menunjukkan jumlah tekanan udara di dalam tangki.

Sekarang bayangkan tangki penuh dengan udara bertekanan dan motor dimatikan. Bagaimana caranya menghidupkan kompresor kembali? Sederhana: kita menggunakan udara! Saat kita menggunakan udara, tekanan di dalam tangki turun dan tekanan di dalamnya menandakan motor menyala untuk mengompres lebih banyak udara.

Sistem energi tubuh Kita pada dasarnya mengikuti prinsip yang sama. Kita hanya memiliki dua detik ATP yang tersimpan di tubuh kita, tetapi ketika kita menggunakannya, kita menghidupkan sistem energi tubuh kita untuk mulai membuat ATP. Energi untuk bekerja dapat diturunkan secara anaerob atau aerobik. Sistem analitik menghasilkan energi dengan sangat cepat, menghasilkan output daya yang besar tetapi singkat. Tetapi terbatas dalam jumlah total energi yang dapat dihasilkannya. Sistem anaerob menyebabkan penumpukan asam laktat dan menipisnya simpanan PC (fosfokreatin), yang menghasilkan pengurangan daya yang cepat dan penurunan kecepatan yang signifikan. Sistem aerobik justru sebaliknya. Ini dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar. Sayangnya, energi ini tidak dapat diproduksi dengan cepat. Ini dibatasi oleh kemampuan tubuh untuk memecah karbohidrat dan lemak dengan bantuan oksigen dan, pada gilirannya, kemampuan tubuh untuk mengirimkan oksigen yang dibutuhkan ke otot (Gambetta, 2007)

Menurut Martens (2012) terdapat tiga sistem energi atau metode untuk menghasilkan ATP:
  1. Sistem fosfagen
  2. Sistem anaerob
  3. Sistem aerobik
Sistem fosfagen/Phosphocreatine (ATP-PC)
Adenosine triphosphate (ATP) adalah satu-satunya bahan bakar yang dapat digunakan sel untuk berkontraksi otot, membangun jaringan baru, dan mengangkut mineral dan limbah ke seluruh tubuh. Ketika tubuh membutuhkan ledakan energi untuk daya atau kecepatan, ia menggunakan ATP yang disimpan dalam sel, tetapi sel-sel hanya dapat menyimpan sekitar 80 hingga 100 gram ATP, cukup untuk bahan bakar berjalan satu menit atau lima hingga enam - sprint kedua. Ketika ATP dikonsumsi, phosphocreatine (PCr), yang disimpan dalam sel, meregenerasi ATP pada tingkat yang sangat tinggi melalui proses kimia yang kompleks. Ketika ATP dan PCr habis, asam laktat — produk sampingan dari pemecahan ATP terakumulasi dalam sel, yang memberi sinyal kepada rekan setimnya, sistem anaerob dan aerob, untuk ikut membantu. Karena PCr, atau hanya creatine, sangat penting untuk menghasilkan ATP, atlet dalam kekuatan dan kecepatan olahraga tidak ingin kehabisan asam amino esensial ini. Dengan demikian, banyak atlet saat ini mengambil creatine sebagai suplemen. Sistem ini memberikan dorongan energi langsung yang hanya berlangsung beberapa detik.

Sistem anaerob / Glikolisis anaerob
Ketika PCr dan dengan demikian ATP habis dan tubuh membutuhkan lebih banyak energi, sistem anaerob (juga dikenal sebagai sistem laktat) melompat untuk mengisi kembali ATP. Ia melakukannya dengan menggunakan karbohidrat sebagai bahan bakar, yang disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen atau sebagai glukosa dalam aliran darah. Glikogen hanyalah sekelompok molekul glukosa yang bergabung bersama. Sistem ini memberikan energi untuk aktivitas yang berlangsung lebih dari beberapa detik (mendekati lima menit) tetapi itu masih membutuhkan banyak ATP dengan cepat.
Glikolisis
Proses kimia memecah glikogen menjadi glukosa disebut glikolisis dan dapat terjadi sangat cepat atau lebih lambat. Glikolisis cepat (kadang-kadang disebut glikolisis anaerob) berarti memecah glikogen menjadi glukosa sedemikian cepat sehingga menghasilkan asam laktat. Glikolisis lambat (juga disebut glikolisis aerob) menghindari produksi asam laktat. Glikolisis cepat bukanlah sumber energi yang efisien. Ini hanya menghasilkan 2 molekul ATP per molekul glukosa sedangkan glikolisis lambat menghasilkan 38 molekul ATP per molekul glukosa. Glikolisis lambat tidak dianggap sebagai bagian dari sistem anaerob. 
Sistem glikolisis yang cepat memberikan energi hanya sekitar 60 hingga 90 detik ketika seseorang melakukan latihan yang intens. Kita mungkin berpikir bahwa itu adalah pasokan bahan bakar karbohidrat dalam bentuk glukosa dan glikogen yang membatasi produksi energi, tetapi itu tidak benar. Ini adalah musuh utama kita, asam laktat, akumulasi yang merupakan harga yang harus kita bayar ketika memproduksi energi terlalu cepat.
Asam laktat
Saat asam laktat menumpuk, ia menghambat produksi ATP, menghambat kekuatan yang dihasilkan oleh otot, dan merusak koordinasi. Inilah yang disebut: Sakit, secara harfiah, menyebabkan sensasi terbakar di otot. Ini juga merupakan sumber kelelahan fisik dan mental, ini bukan sumber nyeri otot setelah berolahraga. Berita baiknya adalah dengan melatih sistem glikolisis lambat, atlet dapat menunda produksi asam laktat, dan dengan melatih sistem glikolisis cepat, mereka dapat membersihkan asam laktat dari otot dan darah dengan lebih cepat.
Apa yang terjadi dengan asam laktat dalam tubuh? Sebagian besar dihilangkan dari otot melalui aliran darah dengan sangat cepat, dan luar biasa itu diubah menjadi bahan bakar untuk sistem energi aerobik. Ketika ahli fisiologi olahraga mempelajari hal ini, mereka menyadari bahwa olahraga ringan setelah latihan yang intens - disebut pemulihan aktif - membuat darah terus bergerak dan dengan demikian membantu menghilangkan asam laktat dari tubuh, alasan penting untuk mendapatkan pendinginan yang tepat.
Ketika intensitas latihan tinggi, tubuh memproduksi asam laktat lebih cepat daripada yang bisa membersihkannya. Asam laktat kemudian dengan cepat menumpuk di dalam darah. Titik di mana laktat darah mulai meningkat tiba-tiba disebut ambang laktat darah, atau ambang anaerob. Atlet yang sangat terkondisikan mengalami ambang batas ini pada 70 hingga 80 persen dari kapasitas latihan aerobik maksimum mereka, dibandingkan dengan atlet yang tidak terlatih, yang melakukannya pada 50 hingga 60 persen dari kapasitas aerobik maksimum mereka. Ambang laktat penting untuk dipahami karena merupakan indikator kapan seorang atlet beralih dari sistem energi yang didominasi aerobik ke dominan anaerob.
Sistem Energi Aerobik / Sistem Oksidatif
Untuk penggunaan jangka panjang yang efisien dari energi yang disimpan tubuh, sistem energi aerobik (glikolisis lambat) menang dengan mudah. Sistem ini menggunakan karbohidrat dan lemak, dikombinasikan dengan oksigen, untuk menghasilkan glukosa, yang diubah menjadi ATP. Saat istirahat, lemak menyediakan sekitar 67 persen energi untuk kehidupan sehari-hari dan karbohidrat sekitar 33 persen. Perhatikan bahwa hanya sistem energi aerobik yang menggunakan lemak untuk energi; lemak tidak dibakar oleh fosfagen atau sistem anaerob. Selama tubuh memiliki oksigen yang cukup, ia membakar lemak dan meminimalkan penggunaan pasokan karbohidrat yang terbatas, yang disimpan dalam bentuk glikogen. Dengan cara ini, tubuh secara cerdik menjaga glikogen tersedia sebagai cadangan untuk latihan intensif. Meskipun, ketika sistem energi aerobik menggunakan lemak sebagai bahan bakar, perlu karbohidrat untuk mengubah lemak menjadi glukosa dan karena itu bergantung pada sistem glikolisis cepat untuk menjaga ketersediaan karbohidrat tersedia untuk tujuan ini.

Kita cenderung berpikir negatif tentang lemak karena banyak dari kita menyimpan kelebihan lemak akibat makan terlalu banyak dan berolahraga terlalu sedikit. Namun, lemak adalah sumber energi yang sangat baik, menghasilkan 9 kalori energi per gram dibandingkan dengan hanya 4 kalori per gram dari karbohidrat. Jika seorang atlet memiliki berat 90 kilogram (198 pon) dan memiliki lemak tubuh 15 persen, ia akan memiliki 13,5 kilogram (30 pon) lemak. Jika dia bisa membakar semua lemaknya, dia akan memiliki energi 121.500 kalori — cukup untuk berlari 1.350 mil dengan kecepatan lambat atau bermain tenis selama 225 jam. Protein sebagai sumber energi. Protein digunakan terutama untuk pemeliharaan, perbaikan, dan pertumbuhan jaringan. Namun, protein dapat digunakan untuk produksi glukosa jika simpanan glikogen terlalu rendah, yang dapat terjadi ketika latihan terlalu keras dan tubuh tidak cukup istirahat dan diet untuk pulih. Kita tidak ingin membiarkan atlet menggunakan protein sebagai sumber energi. Ketika mereka melakukannya, mereka mengkanibal jaringan otot mereka dan bekerja terlalu keras untuk ginjal mereka. Sistem ini menyediakan energi untuk aktivitas yang tidak membutuhkan ATP dengan laju yang sangat tinggi tetapi membutuhkan ATP untuk bertahan lama sekali tanpa kelelahan.

Rekap dan interaksi sistem
Pemahaman kita tentang ketiga sistem energi ini akan membantu kita merencanakan dan melakukan program pelatihan kebugaran energi yang sehat. Jadi mari kita rekap bagaimana tiga sistem ini bekerja:
  1. Ketika tubuh membutuhkan ledakan energi segera, itu membakar ATP yang disimpan dalam sel, melakukannya secara anaerob. Phosphocreatine (PCr) melalui proses kimia yang kompleks dengan cepat mengisi kembali ATP. Sistem ini dapat menjadi sumber energi utama selama sekitar 5 hingga 60 detik tergantung pada intensitas kegiatan.
  2. Saat PCr dan dengan demikian ATP habis, tubuh memanggil sistem anaerob untuk mengisi kembali ATP. Itu melakukannya dengan menggunakan karbohidrat sebagai bahan bakar, yang diubah menjadi glukosa untuk menghasilkan ATP. Ketika proses ini terjadi dengan cepat dan tanpa oksigen, ia menghasilkan asam laktat yang membatasi pergerakan. Sistem ini menyediakan energi selama sekitar 60 hingga 90 detik.
  3. Untuk pasokan energi jangka panjang, sistem aerobik memenuhi kebutuhan dengan menggunakan karbohidrat dan lemak, dikombinasikan dengan oksigen, untuk menghasilkan glukosa, yang diubah menjadi ATP.

Mungkin terdengar seolah-olah ketiga sistem energi ini bekerja secara independen satu sama lain, tetapi bukan itu masalahnya. Apakah seorang atlet berlari 100 meter atau bersepeda 100 mil, ketiga sistem berkontribusi untuk total kebutuhan energinya, tetapi proporsi dari masing-masing bervariasi sesuai dengan aktivitas. Sistem fosfagen adalah sumber utama dalam sprint 100 meter, dan sistem aerobik dominan dalam kegiatan bersepeda 100 mil.

Semua sistem energi bergantung pada ATP. Ini diperlukan untuk gerakan yang diproduksi secara aerobik atau anaerob, tergantung pada intensitas latihan. Semua sistem dapat dilatih ke berbagai tingkatan. Seperti disebutkan sebelumnya, yang paling penting adalah fokus pada efisiensi dan interaksi sistem daripada mencoba menargetkan satu sistem untuk pengembangan. Kita akan mencapai ini dengan mendistribusikan pekerjaan kita dalam rencana pelatihan untuk mencocokkan tuntutan pengkondisian olahraga dengan kebutuhan atlet individu.

Dalam tuning yang sama, manusia akan mengembangkan kapasitas dan daya aerobik sebagaimana diperlukan dalam konteks meningkatkan kapasitas kerja secara keseluruhan. Ini semua sangat sejalan dengan pendekatan sistem untuk pengembangan atletik (Sports). Tidak ada satu komponen yang secara signifikan lebih penting daripada yang lain; yang penting adalah bagaimana masing-masing komponen cocok dengan konteks kesatuan yang utuh untuk setiap atlet.

Daftar Pustaka:
  • Dick, F.W. 2014. Sports Training Principles 6th Edition. Bloomsbury.
  • Gambetta, V. 2007. Athletics Development : the art & science of functional sports conditioning.
  • Hatzel, B. & Albrecht, R. 2014. Kinesiology for Dummies.
  • Martens, R. 2012. Successful Coaching. IV ed. Developing Your Coaching Philosophy. Human Kinetics.

Saturday, 28 December 2019

Fisiologi Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Fisiologi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
(Konsep)

Fisiologi adalah studi tentang fungsi tubuh (Wilmore, Costill, & Gleim, 1995:3). Fisiologis mempelajari bagaimana sistem organ tubuh, jaringan, sel, dan molekul dalam sel bekerja dan bagaimana fungsinya terintegrasi untuk mengatur lingkungan internal tubuh, suatu proses yang disebut homeostasis. Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan kesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang konstan (wikipedia). Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan mekanisme homeostasis pengaturan dalam organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada setiap organisme.

Lebih lanjut tentang Homeostatis menurut Chalik (2012:2) yaitu kemampuan sistem fisiologi tubuh untuk mempertahankan keadaan di dalam tubuh yang relatif konstan. Homeostatis (homeo artinya “yang sama”; statis artinya “berdiri atau diam”). Istilah homeostatis diperkenalkan pertama kali oleh W.B.Cannon untuk menjelaskan berbagai proses fisiologik yang berfungsi untuk memulihkan keadaan normal setelah terjadi gangguan. Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan dapat berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik.

Karena fisiologi berfokus pada fungsi struktur tubuh, dasar untuk mempelajari fisiologi adalah memahami tentang Anatomi. Selain itu, baik anatomi dan fisiologi bergantung pada pengetahuan biologi, kimia, fisika, dan ilmu dasar lainnya. Pengertian tentang Anatomi bisa dilihat pada postingan sebelumnya.

Jadi konsepnya, Fisiologi pendidikan jasmani dan olahraga merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana fungsi-fungsi (faal) tubuh merespon dan beradaptasi saat kita melakukan aktifitas fisik dalam pembelajaran  pendidikan jasmani dan olahraga. 

Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain yaitu fisiologi sel (mempelajari fungsi sel dan bagian-bagiannya), fisiologi spesifik (mempelajari suatu organ), fisiologi sistemik (mempelajari fungsi organ secara sistemik), dan fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit terhadap suatu organ) (Puji, 2019:3). 
Fisiologi tubuh manusia dalam bentuk sistem organ yang meliputi 12 sistem sebagai berikut:
  1. Sistem integument
  2. Sistem skeletal
  3. Sistem muscular 
  4. Sistem persarafan 
  5. Sistem endokrin
  6. Sistem kardiovaskular
  7. Sistem limfatik
  8. Sistem pernapasan
  9. Sistem pencernaan
  10. Sistem perkemihan 
  11. Sistem reproduksi pria 
  12. Sistem reproduksi wanita
Sedangkan menurut (Chalik, 2019:3) Peran sistem organ dalam mempertahankan homeostasis sebagai berikut:
  1. Sistem Saraf = Mengatur aktivitas muskuler dan sekresi kelenjar 
  2. Sistem Endokrin = Mengatur proses metabolik melalui sekresi hormon 
  3. Sistem Muskuler = Berperan dalam menggerakkan tubuh dan terhadap termoregulator
  4. Sistem Sirkulasi = Mengangkut nutrien, oksigen, zat yang sudah tidak dibutuhkan tubuh
  5. Sistem Respirasi = Mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, mengatur keseimbangan asam basa (pH)
  6. Sistem Gastrointestinal = Mencerna dan menyerap makanan untuk memberikan nutrisi kepada tubuh
  7. Sistem Renal = Mengeluarkan senyawa-senyawa, produk yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh, mengatur volume dan tekanan darah, mengatur keseimbangan asam basa (pH)

Dalam fisiologi pendidikan jasmani pada umumnya membahas (sistem organ) manusia secara kompleks terdiri dari: Sistem Kardiovaskular, Sistem Respirasi, Sistem Alat Gerak dan Sistem Neuromuskular

Sistem Kardiovaskular
Sistem Kardiovaskular (Cardiovascular System) atau Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. (Wikipedia)

Sistem Respirasi
Sistem Respirasi (Respiratory System) atau Sistem pernapasan adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pernapasan (atau ventilasi) adalah proses menggerakkan udara masuk dan keluar dari paru-paru untuk memfasilitasi pertukaran gas dengan lingkungan internal tubuh, terutama dengan memasukkan oksigen dan membuang karbon dioksida. 

Selanjutnya Pernapasan terdiri dari 2 mekanisme yaitu inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas). Bernapas berarti melakukan inpirasi dan eskpirasi secara bergantian, teratur, berirama, dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan (Puji, 2019:53).

Pernapasan terbagi dua:
  • Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
  • Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Sistem Alat Gerak
Sistem Alat Gerak (Muskuloskeletal Sistem) manusia (sebelumnya sistem aktivitas) adalah sistem organ yang memberi manusia kemampuan untuk bergerak menggunakan sistem otot dan kerangka. Sistem muskuloskeletal menyediakan bentuk, dukungan, stabilitas, dan pergerakan ke tubuh. Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang berarti otot dan kata skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot- otot tubuh. Menurut Puji, (2019:15) Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu yang mempelajari tentang skeletal atau osteo tubuh adalah osteologi.

Sistem Neuromuskular 
Sistem Neuromuskular (Neuromuscular System) merupakan Serat otot dipersarafi oleh neuron motorik yang mengirimkan impuls dalam bentuk sinyal elektrokimia dari sumsum tulang belakang ke otot. Neuron motorik umumnya memiliki banyak cabang terminal di ujung aksonnya dan dengan demikian menginervasi banyak serat otot yang berbeda. Seluruh struktur adalah apa yang menentukan jenis serat otot dan karakteristiknya, fungsi, dan keterlibatan dalam latihan (Haff & Travis, 2016:8)

Sambungan neuromuskular (atau sambungan mioneural) adalah sinapsis kimia yang dibentuk oleh kontak antara neuron motorik dan serat otot. Pada sambungan neuromuskular inilah neuron motorik dapat mengirimkan sinyal ke serat otot, yang menyebabkan kontraksi otot. Otot memerlukan persarafan untuk berfungsi dan menghindari atrofi. Transmisi sinaptik pada sambungan neuromuskular dimulai ketika sebuah potensial aksi mencapai terminal prasinaptik dari neuron motorik, yang mengaktifkan kanal ion yang memungkinkan ion kalsium memasuki neuron. Ion kalsium memicu pelepasan neurotransmitter dari neuron motorik ke dalam celah sinaptik. Pada vertebrata, neuron motorik melepaskan asetilkolin (ACh), sejenis neurotransmitter, yang kemudian berdifusi melintasi celah sinaptik dan berikatan dengan reseptor nicotinic acetylcholine (nAChRs) pada sarcolemma. Pengikatan asetilkolin ke reseptor dapat mendepolarisasi serat otot, yang pada akhirnya akan menghasilkan kontraksi otot. (Wikipedia)

Langkah-langkah kontraksi otot dapat diringkas sebagai berikut:
  1. Inisiasi pemisahan ATP (oleh myosin ATPase) menyebabkan kepala myosin berada dalam keadaan "berenergi" yang memungkinkannya bergerak ke posisi untuk dapat membentuk ikatan dengan aktin.
  2. Pelepasan fosfat dari proses pemisahan ATP kemudian menyebabkan kepala myosin berubah bentuk dan bergeser.
  3. Ini menarik filamen aktin ke arah pusat sarkomer dan disebut sebagai power stroke; ADP kemudian dirilis.
  4. Setelah power stroke terjadi, kepala myosin terlepas dari aktin tetapi hanya setelah yang lain ATP mengikat kepala myosin karena proses pengikatan memfasilitasi detasemen.
  5. Kepala myosin sekarang siap untuk mengikat aktin lain (seperti yang dijelaskan pada langkah 1), dan siklus berlanjut selama ATP dan ATPase ada dan kalsium terikat pada troponin.
Seorang Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga sangat penting mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia secara fisiologis. Pengetahuan fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. Karena Kebutuhan tubuh siswa sangat berbeda selama kondisi istirahat dibandingkan dengan latihan. Peran guru mempelajari Fisiologi disini muncul untuk memahami bagaimana sistem organ siswa menyesuaikan aktifitasnya dalam respon terhadap tingkat aktivitas fisik atau ketika dihadapkan dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. Salah satu tujuan dari mengetahui fisiologi siswa adalah mengurangi resiko cedera dan pencegahan sakit sebelum dan setelah melakukan aktifitas fisik.

Perbedaan fisiologis antara orang dewasa dan anak-anak ketika memanipulasi prinsip-prinsip pelatihan menurut Bar-Or (1984) dan Rowland (1996) dalam Ayers & Sariscsany (2011: 91), sebagai berikut:
  1. Anak-anak menghasilkan lebih banyak panas, relatif terhadap ukuran tubuh, saat istirahat dan selama berolahraga (equal absolute workloads) daripada orang dewasa.
  2. Anak-anak berkeringat lebih sedikit daripada orang dewasa dan karenanya mengalami kesulitan menggunakan penguapan sebagai metode pembuangan panas.
  3. Anak-anak prapubertas tidak dapat mempertahankan olahraga di lingkungan yang panas dibandingkan dengan orang dewasa.
  4. Anak-anak kelelahan lebih cepat daripada orang dewasa ketika berolahraga di panas.
  5. Anak-anak kurang ekonomis dan menggunakan lebih banyak oksigen daripada orang dewasa pada intensitas latihan submaksimal tertentu.
  6. Denyut jantung anak-anak umumnya lebih tinggi daripada orang dewasa saat istirahat dan di semua tingkat latihan.
  7. Denyut jantung maksimal anak-anak bervariasi dari 195 hingga 205, dan ada variabilitas besar di antara masing-masing subjek.
  8. Anak-anak memiliki ventilation (volume of air moved) yang kurang efisien dibandingkan dengan orang dewasa.
  9. Anak-anak memiliki breathing frequencies (bf) yang lebih tinggi dan tidal volumes (VT) yang lebih rendah, atau volume udara baik yang dihirup atau dihembuskan dengan napas istirahat yang normal, dibandingkan dengan orang dewasa. 
  10. Anak-anak memiliki ventilasi paru yang lebih tinggi (breathing frequencies × tidal volumes) per liter oksigen yang dikonsumsi selama latihan submaksimal dan maksimal.
  11. Anak-anak mengalami hiperventilasi selama berolahraga lebih banyak daripada orang dewasa. 

Daftar Pustaka:
  • Ayers, S. F., & Sariscsany, M. J. (2011). Physical Education for Lifelong Fitness.
  • Chalik, R. (2012). Anatomi Fisiologi Manusia. In Pusdik SDM Kesehatan Kemenkes RI (Vol. 66).
  • Haff, G. G., & Travis, T. N. (2016). Essentials of Strength Training and Conditioning. In Human Kinetics (IV).
  • Homeostasis - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.). Retrieved December 26, 2019, from https://id.wikipedia.org/wiki/Homeostasis
  • Puji,  wahyuningsih H. (n.d.). Anatomi Fisiologi - PDF Drive. Retrieved December 27, 2019, from https://www.pdfdrive.com/anatomi-fisiologi-d49568377.html
  • Sambungan neuromuskular - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.). Retrieved December 28, 2019, from https://id.wikipedia.org/wiki/Sambungan_neuromuskular
  • Sistem peredaran darah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.). Retrieved December 28, 2019, from https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darah
  • Wilmore, J., Costill, D., & Gleim, G. (1995). Physiology of sport and exercise 5th edition. In Medicine & Science in Sports & Exercise. Retrieved from http://scholar.google.com/scholar?hl=en&btnG=Search&q=intitle:physiology+of+sport+and+exercise#0

Thursday, 26 December 2019

Cara Download eBook Pendidikan Jasmani dan Olahraga dari Google Books

Cara Download eBook Pendidikan Jasmani dan Olahraga dari GOOGLE BOOKS

Halo apa kabar semua.. Penulis harap teman-teman pecinta pendidikan jasmani dan olahraga selalu dalam keadaan sehat dan bugar. Postingan kali ini penulis akan berbagi sedikit pengetahuan tentang bagaimana cara men-download buku-buku elektronik pendidikan jasmani dan olahraga dari Google Booksdengan menggunakan web-web yang ampuh dan incredible. Baiklah, sebelum mengikuti langkah-langkah untuk men-download buku elektronik, ada beberapa hal yang harus 'sedikit' kita ketahui mengenai Google Books. langsung aja gaess..

Google Books atau Google Buku adalah sebuah layanan mesin pencari buku yang disediakan gratis oleh Google. tapi bukunya tidak gratis ya gaess.. wkwkwk... Fungsi mesin pencari buku ini, kita dapat dapat mengetahui pengarang, jumlah halaman, tahun terbitan, dan membeli buku tersebut. Pengguna juga dapat melihat cuplikan isi buku yang dibatasi (id.wikipedia.org).

Kemudian kenali dulu Karakteristik buku-buku elektronik yang terdapat di Google Books, diantaranya: 
  1. Full access = artinya bisa dibaca dan bisa di download
  2. Partial access = artinya hanya pratinjau tapi bisa dibaca dan bisa di download
  3. No access = nah ini yang 'sangar' gaess.. tidak bisa dibaca dan tidak bisa di download

Tapi, semuanya nanti bisa kita download kok, yang penting usaha dan niatnya men-download buku bukan untuk di komersilkan!!.. niatkan buku yang di download untuk belajar dan memperoleh pengetahuan saja ya gaess..

Berikut daftar Web yang ampuh dan keren, yang akan membantu kita untuk mendownload eBook dari GOOGLE BOOKS, yaitu : 
  • http://gen.lib.rus.ec/
  • http://bookzz.org/
  • http://libgen.me/
  • http://en.bookfi.net/
Berikutnya kita belajar sedikit tentang  File extensions. Apa itu File extensions?
File Extension adalah akhir dari file yang membantu mengidentifikasi jenis file dalam sistem operasi, seperti Microsoft Windows. Di Microsoft Windows, ekstensi nama file adalah periode yang sering diikuti oleh tiga karakter tetapi mungkin juga satu, dua, atau empat karakter. 

Secara umum file extension  buku-buku elektronik yang ada di Google Books berbentuk:
  1. Adobe Acrobat Reader (.pdf) = download aplikasinya di download.cnet.com (MOBI File Reader)
  2. Mobi File Reader = (.MOBI) = download aplikasinya di download.cnet.com (MOBI File Reader)
  3. EPUB File Reader = (.EPUB) = download aplikasinya di download.cnet.com (EPUB File Reader)
  4. ePub to PDF Converter  (ePub to PDF) = download aplikasinya di download.cnet.com (ePub to PDF Converter)

Sedikit catatan, jika file extension tidak dijumpai di komputer/laptop kalian, berarti kalian harus men-download aplikasinya (lihat link download diatas), agar file eBook yang di download bisa terbaca (open file) di komputer/laptop kita nantinya. 

Berikut Langkah-langkah sederhana untuk men-download buku – buku elektronik, khususnya eBook Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang berasal dari Google Books:
  1. Buka Om Google dan ketik GOOGLE BOOKS (Google Buku)
  2. Ketikkan Buku Pendidikan Jasmani dan Olahraga 
  3. Pilih eBook yang ingin di download 
  4. Copy judul dan Pengarang eBook tersebut.
  5. Buka jendela baru (new tab) cari dan buka link : google books advance search
  6. Ketikkan (paste) judul/kategori eBook pada find results di google books advance search
  7. Pada google books advance search (setting sesuai kebutuhan kita) terus masukkan judul buku yang ingin di cari pada kolom google search (letaknya di pojok kanan atas).. maka bukunya akan muncul di Google Books kembali
  8. Klik buku tersebut, lalu cek eBooknya lengkap atau tidak?
  9. Copy judul eBook tersebut, kemudian buka jendela baru, pilih salah satu Web ampuh kita ( lihat link web di atas klo lupa), misalnya kita menggunakan web: http://gen.lib.rus.ec/ 
  10. Copy-Paste judul eBook ke kolom search http://gen.lib.rus.ec/, enter dan akan muncul buku yang ingin kita download
  11. Sebelum men-download sesuaikan terlebih dahulu judul dan nama pengarang eBook yang ingin kita download, jangan sampai salah download.. ya gaess..
Gambar 1. Tampilan halaman http://gen.lib.rus.ec/

Gambar 2. Contoh eBook yang akan di download
Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada postikan kali ini, Selamat mencoba dan ber-modifikasi. Semoga postingan ini bermanfaat, penulis ucapkan terimakasih, salam pendidikan jasmani dan olahraga... Jaya!!!!

Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Buku
- https://www.computerhope.com/jargon/f/fileext.htm

Tuesday, 24 December 2019

SCOPUS Pendidikan Jasmani dan Olahraga

SCOPUS - Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Saat ini scopus telah menjadi sebagai ukuran reputasi intelektual. Bagi dosen memiliki jurnal atau artikel ilmiah publikasi internasional yang terindeks Scopus dan sebagainya adalah kewajiban untuk menambah nilai angka kredit guna naik pangkat (jafung). Sedangkan, bagi Mahasiswa (umumnya S2 & S3) biasanya merupakan salah satu syarat wajib untuk menyelesaikan studi (Tesis or Disertasi) pada perguruan tinggi. “Jadi intinya terindeks scopus merupakan ‘bonus’ yang mampu mengangkat rekam jejak kita dalam menulis, terutama pada saat kita ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi luar negeri yang kredibel”(Hanung Nindito Prasetyo). Artinya, tidak terlepas juga bagi Dosen-dosen dan Mahasiswa Pendidikan Jasmani & Olahraga di Indonesia untuk melakukan publikasi ilmiah yang terindeks Scopus.

Apa itu Scopus ?? “Scopus adalah basis data abstrak dan kutipan literatur peer-review terbesar: jurnal ilmiah, buku, dan proses konferensi. Memberikan gambaran komprehensif tentang hasil penelitian dunia dalam bidang sains, teknologi, kedokteran, ilmu sosial, dan seni dan humaniora, Scopus menampilkan alat-alat pintar untuk melacak, menganalisis, dan memvisualisasikan penelitian. Scopus menawarkan fitur gratis untuk pengguna yang tidak berlangganan dan tersedia melalui Scopus Preview. Para peneliti dapat menggunakan Scopus untuk membantu penelitian mereka, seperti mencari penulis, dan mempelajari lebih lanjut tentang cakupan konten Scopus dan metrik sumber”(service.elsevier.com)

https://images.app.goo.gl/Wr8JjQn4ygZR8kp49
Dimiliki oleh Elsevier, salah satu penerbit utama dunia, Scopus adalah sebuah pusat data terbesar di dunia yang mencakup puluhan juta literatur ilmiah yang terbit sejak puluhan tahun yang lalu sampai saat ini (Msb_az). Scopus adalah pangkalan data pustaka yang mengandung abstrak dan sitiran artikel jurnal akademik. Scopus mengandung kurang lebih 22.000 judul dari 5.000 penerbit, 20.000 di antaranya merupakan jurnal tertelaah sejawat di bidang sains, teknik, kedokteran, dan ilmu sosial (termasuk kesenian dan humaniora). Pencarian di Scopus juga mencakup pencarian pangkalan data paten(id.wikipedia.org)

Fungsi utama Scopus adalah membuat indeks literatur ilmiah untuk memberikan informasi yang akurat mengenai metadata masing-masing artikel ilmiah secara individual, termasuk di dalamnya adalah data publikasi, abstrak, referensi, dll (Msb_az).

Jadi, bagi Dosen dan Mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang telah memiliki jurnal atau artikel ilmiah dan ingin mempublikasikannya agar terindeks Scopus maka wajib mengirim jurnal tersebut ke Scopus melalui website scimagojr.com. SCImago Journal & Country Rank (SJR) adalah portal yang tersedia untuk umum yang mencakup jurnal dan indikator ilmiah negara yang dikembangkan dari informasi yang terkandung dalam basis data Scopus® (Elsevier B.V.) (Perdomo FernĂ¡ndez and GĂ¡mez ColumbiĂ©). lihat gambar tampilan scimagojr.com di bawah ini:

https://www.scimagojr.com/
Melalui scimagojr.com kita akan diarahkan ke pengelola jurnal bidang-bidang ilmiah yang terindeks dalam Scopus, salah satunya jurnal bidang ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga. Pada umumnya, untuk mendapatkan jurnal bidang ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga di scimagojr.com, baik itu jurnal open access maupun yang bukan open access dengan mudah, kita tinggal mencari Journal Rankings di menu Home, langkah selanjutnya mengetikkan 'SPORTS SCIENCE' di All Subject Categories dan secara otomatis jurnal-jurnal yang berkaitan tentang Pendidikan Jasmani dan Olahraga akan muncul dari berbagai negara-negara di dunia yang lengkap dengan informasi seperti; jurnal H-index tertinggi sampai yang terendah, peringkat jurnal yang ditandai dengan simbol Q1, Q2, Q3 dan Q4. Lebih jelasnya lihat gambar SJR dibawah ini :

https://www.scimagojr.com/journalrank.php?category=3699&openaccess=true
Kemudian silahkan pilih jurnal sesuai keinganan anda. Sebelum ke portal jurnal yang dituju ada baiknya kita membaca SCOPE dari jurnal tersebut agar lebih meyakinkan bahwa jurnal yang kita tuju itu benar sesuai dengan bidang keilmuaan kita. Selanjutnya klik HOMEPAGE dan sim salabim.. anda sudah masuk ke salah satu portal jurnal pendidikan jasmani dan olahraga yang terindeks Scopus. Jangan lupa sebelum mengaploud (submit) jurnal anda, cek nomor ISSN journal tersebut, dan samakan dengan nomor ISSN di scimagojr.com (di page sebelumnya). Lebih jelasnya, perhatikan bagian yang diwarnai (kuning) pada gambar dibawah ini:

https://www.scimagojr.com/journalsearch.php?q=19900191849&tip=sid&clean=0
Berikut salah satu contoh Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang terindeks Scopus:

https://efsupit.ro/
Sebenarnya banyak lagi cara untuk memastikan jurnal itu sesuai dengan ekspektasi kita, tapi tidak akan dibahas kali ini, karena untuk saat ini pengetahuan penulis hanya sampai disitu... heheee. Dan sementara penulis masih terus belajar agar jurnal ilmiah juga bisa “tembus Scopus” heheeee.. btw Demikianlah yang dapat saya share pada postingan kali ini. Semoga bermanfaat bagi banyak orang dan bagi penulis sendiri. Semoga Pendidikan Jasmani dan Olahraga terus Jaya!! Terima kasih. 

Sumber:
  • Hanung Nindito Prasetyo. MAU TAHU JURNAL ANDA TERINDEKS SCOPUS ATAU TIDAK? - Hanung Nindito Prasetyo (HNP). 2015, https://hanungnp.staff.telkomuniversity.ac.id/mau-tahu-jurnal-anda-terindeks-scopus-atau-tidak/.
  • id.wikipedia.org. Scopus - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Scopus. Accessed 24 Dec. 2019.
  • Msb_az. Apa Itu Scopus? | PTI UMSURABAYA. 2016, http://pti.um-surabaya.ac.id/node/986.
  • Perdomo FernĂ¡ndez, Yuniel, and Arianna GĂ¡mez ColumbiĂ©. SJR - About Us. 2012, https://www.scimagojr.com/aboutus.php.
  • service.elsevier.com. What Is Scopus Preview? - Scopus: Access and Use Support Center. https://service.elsevier.com/app/answers/detail/a_id/15534/supporthub/scopus/#tips. Accessed 24 Dec. 2019.


Monday, 23 December 2019

PUBLIKASI JURNAL PENDIDIKAN JASMANI

Publikasi Jurnal Pendidikan Jasmani
(Tutorial)

Apa itu Jurnal? “Jurnal merupakan tulisan khusus yang memuat artikel suatu bidang ilmu tertentu. Jurnal juga merupakan tulisan yang dikeluarkan oleh seorang yang berkompeten di bidangnya dan diterbitkan oleh Suatu instansi (Lembaga). Jurnal Ilmiah mencakup semua bidang ilmu, seperti Ilmu Alam, Ilmu Sosial, Humaniora”(Jurnal ilmiah -Wikipedia).

Jurnal pada umumnya berisi sejumlah referensi yang menjadi rujukan penulisan tiap artikel. Jenis artikel yang ditulis tak sebatas laporan penelitian, namun bisa pula berupa review literatur. Artikel jurnal yang menrupakan laporan penelitian secara tipikal terdiri dari beberapa bagian dari judul, abstrak, deskripsi pengantar, kajian pustaka, metodologi, hasil analisis, diskusi dan implikasi hasil penelitian. Kadang disertai usulan tentang agenda riset lanjutan dan rekomendasi (sosiologis.com).
  
Bagi teman-teman yang telah memiliki Artikel ilmiah (pendidikan jasmani) boleh diterbitkan dalam jurnal ilmiah atau dalam bentuk buku. “Publikasi ilmiah saat ini sedang mengalami perubahan yang besar, yang muncul akibat transisi dari format penerbitan cetak ke arah format elektronik, yang memiliki model bisnis berbeda dengan pola sebelumnya. Tren umum yang berjalan sekarang, akses terhadap jurnal ilmiah secara elektronik disediakan secara terbuka. Hal ini berarti semakin banyak publikasi ilmiah yang dapat diakses secara gratis melalui internet, baik yang disediakan oleh pihak penerbit jurnal, maupun yang disediakan oleh para penulis artikel jurnal itu sendiri”. (Publikasi ilmiah - Wikipedia)

Bagi teman-teman yang ingin mempublikasikan Artikel (pendidikan Jasmani) ke jurnal ilmiah elektronik yang dapat diakses melalui internet perlu memperhatikan syarat dan ketentuan pengelola/pemilik dari jurnal tersebut. Kemudian agar tidak salah mengaploud karya ilmiah atau artikel (pendidikan Jasmani) ke jurnal on-line, sebaiknya sebelum mengupload harus memperhatikan Scope dari jurnal tersebut, dengan kata lain harus sesuai dengan bidang keilmuan.

Berikut beberapa contoh link journal ilmiah bidang keilmuan pendidikan jasmani:
  1. https://www.jurnal-doc.com/jurnal/jurnal-tentang-pendidikan-jasmani-nasional/
  2. https://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-pendidikan-jasmani.html
  3. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji
  4. http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-jasmani
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, masing – masing pengelola/pemilik jurnal on-line diatas memiliki Syarat dan Ketentuan yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya Syarat dan Ketentuan Journal dapat kita uraikan sebagai berikut: 
  1. Biaya Akses : berarti biaya bulanan (belum termasuk pajak) yang harus Anda bayar sesuai daftar biaya yang dicantumkan pada Website Jurnal (yang Jurnal dapat merubah dari waktu ke waktu dengan sepengetahuan Anda);
  2. Informasi Rahasia : melingkup semua informasi yang dikomunikasikan antara pihak Perjanjian ini, baik secara tertulis, elektronik, atau lisan, termasuk Layanan ini, tapi tidak termasuk informasi yang sudah menjadi atau akan dijadikan untuk public, terkecuali yang sudah diungkapkan dan terbongkar tanpa hak atau oleh pihak pengguna atau lainnya secara tidak sah;
  3. Data : berarti data apapun yang Anda masukan atau dimasukan dengan kewenangan Anda kepada Website;
  4. Hak Kekayaan Intelektual : berarti paten, merek dagang, merek jasa atau layanan, hak cipta, hak pada disain, pengetahuan, atau hak kekayaan intelektual atau industri lainnya, maupun terdaftar atau tidak terdaftar;
  5. Layanan : berarti layanan pengelolaan akunting, finansial, dan operasional yang disediakan (dan dapat dirubah atau diperbarui dari waktu ke waktu) melalui Website; Website: berarti situs internet di domain www.jurnal.id atau situs internet lainnya yang di kelola oleh Jurnal;
  6. Jurnal : berarti Jurnal  yang terdaftar di Indonesia maupun di mancanegara
  7. Pengguna diundang : berarti setiap orang atau badan, selain pelanggan, yang memakai layanan dari waktu ke waktu dengan izin dari pelanggan;
  8. Pelanggan : berarti orang, maupun atas nama pribadi, organisasi atau badan lainnya, yang mendaftar untuk menggunakan Layanan; Anda : berarti pelanggan atau pengguna diundang.

Demikianlah Postingan kali ini semoga bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung ke blog aku. sampai jumpa pada postingan berikutnya.


Referensi:
  • Apa itu jurnal? Definisi & Contohnya | sosiologis.com. (n.d.). Retrieved December 23, 2019, from http://sosiologis.com/apa-itu-jurnal
  • Jurnal ilmiah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.). Retrieved December 23, 2019, from https://id.wikipedia.org/wiki/Jurnal_ilmiah
  • Publikasi ilmiah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.). Retrieved December 23, 2019, from https://id.wikipedia.org/wiki/Publikasi_ilmiah

Tuesday, 17 December 2019

WANITA DALAM PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

WANITA DALAM PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

Halo apa kabar teman-teman pendidikan jasmani  lover’s ... asyiik !! btw kesempatan kali ini kita akan membahas dan mengkonsep mengenai kegiatan wanita dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Pendidikan Olahraga).
Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Pendidikan Olahraga)
Menurut Baley dan Field (1976) yang memberikan pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui pemilihan aktivitas fisik yang akan menghasilkan adaptasi pada organik, syaraf otot, intelektual, sosial, kultural, emosional dan estetika. Defenisi tersebut sejalan dengan defenisi Pendidikan Jasmani dan Olahraga menurut Ateng (1992) mengemukakan: Pendidikan jasmani merupakan bagian integrasi dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional.
Wanita
  • Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk manusia yang berjenis kelamin atau bergender perempuan. Lawan jenis dari wanita adalah pria atau laki-laki. Wanita adalah panggilan umum yang digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa. Sapaan yang lebih sopan ataupun panggilan untuk wanita yang dihormati adalah "ibu". Anak-anak kecil berjenis kelamin atau bergender perempuan biasanya disebut dengan "anak perempuan". Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui (https://id.wikipedia.org/wiki/Wanita).
  • Dalam kamus besar bahasa indonesia online, wanita/wa•ni•ta/ n perempuan dewasa: kaum -- , kaum putri (dewasa); (https://kbbi.web.id/wanita).
  • Perempuan adalah manusia berjenis kelamin betina. Berbeda dari wanita, istilah "perempuan" dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-anak    (https://id.wikipedia.org/wiki/Perempuan)
Dari pengertian diatas menurut saya kita seharusnya lebih dominan atau lebih baik menggunakan kata perempuan dibandingkan kata wanita dalam pendidikan jasmani dan olahraga. Jadi dalam postingan kali ini saya akan membuat konsep mengenai: Perempuan dalam Pendidikan Jasmani.


Seperti yang telah saya kemukakan sebelumnya bahwa dalam pendidikan khususnya pendidikan jasmani dan olahraga penyebutan gender menurut saya yang lebih tepat adalah kata perempuan.  Hal pertama yang mendasari adalah kandungan arti/defenisi dari kata perempuan yang lebih luwes “dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-anak”.

Di Indonesia Peran dan hak perempuan dalam menempuh pendidikan jalur formal, jalur Nonformal dan Informal di Indonesia diatur dalam UUD 45 secara khusus telah dimuat, khususnya pasal 28 c, ayat 1 dan Pasal 31, ayat 1-5, dan kemudian disusul dengan berbagai undang-undang dan komitmen Indonesia dalam kancah internasional. Undang-undang dan instrumen yang dimaksud antara lain UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak, Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan, Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3670), Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, yang telah diratifikasi melalui UU No 11 tahun 2005, Education for All (pendidikan untuk semua), Confintea, Sustainability Develomment Goals (SDGs) dan lain-lain. 

Sebagaimana yang kita ketahui di Indonesia, kelompok layanan pendidikan menyelenggarakan pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. 
  1. Jalur formal: jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yaitu; Pendidikan Dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
  2. Jalur Nonformal: Jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
  3. Jalur Informal : jalur pendidikan keluarga dan lingkungan

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007, Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, Bab V. Pembinaan Dan Pengembangan Olahraga Bagian Kesatu, Pasal 21 menyebutkan ;
  1. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan, pengembangan bakat dan peningkatan prestasi dalam jalur keluarga, jalur pendidikan, dan jalur masyarakat.
  2. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan sebagai proses yang terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan.

Perempuan sebagai individu organik, neuromuskuler, intelektual, dan emosional.

Perempuan memang merupakan sosok yang berbeda dengan laki-laki, namun dalam proses aktifitas fisik terutama pendidikan jasmani tidak ada hal yang mengatur tentang perbedaan perlakuan pada perempuan dan laki-laki, tuntutan agar perempuan harus mengikuti gerakan pria dam pendidikan jasmani masih sering diperdebatkan. Sosiolog Michael Smith menyimpulkan bahwa mulai tahun 1970 an tingkat keterlibatan wanita dalam olahraga terus meningkat. Perambahan pada cabang – cabang olahraga keras sebagaimana yang kerap dilakukan pria, bukan lagi merupakan hal yang tabu. Kesadaran akan adanya persamaan antara pria dan wanita semakin membuka kesadaran kaum wanita, sehingga penerapan strategi  dalam cabang olahraga keras merupakan  sesuatu yang cukup mengasyikkan.

Kadang masalah perempuan dipermasalahkan oleh guru pendidikan jasmani itu sendiri, masih ada guru pendidikan jasmani yang memberikan perlakuan berbeda terhadap perempuan dan laki-laki, bahkan ada juga yang menempatkan perempuan sebagai penonton  saja apabila pendidikan jasmani sedang berlangsung. Dalam aktivitas jasmani sendiri terkadang terdapat argument bahwa perempuan  tidak baik berolahraga untuk mendapatkan persamaan, pendapat ini merupakan pendapat yang tidak logis dan tidak rasional, perempuan dianggap sebagai sosok yang feminim bukan merupakan hal yang baru apalagi teori feminism terhadap blog  tidak didasari pada ilmu pengetahuan yang mendasar, banyak penelitian yang mengkaji bagaimana keterlibatan wanita dalam olahraga, dimana pada penelitian tersebut memiliki implikasi yang sangat besar bahwa wanita banyak terlibat dalam lingkungan sosial olahraga, mereka mampu meningkatkan  kesadaran bahwa olahraga adalah bagian dari sebuah budaya, yang juga dapat dilakukan oleh wanita (Jay Coackley, 2003 : 51).

Peran perempuan dalam pendidikan jasmani selalu penuh dengan kontroversi, terutama bila dikaji melalui norma sosial yang muncul dimasyarakat, terutama norma sosial akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

Meskipun demikian masih banyak mitos yang berkembang dimasyarakat yang menyesatkan,  seperti mitos yang mengatakan  perempuan yang melakukan aktivitas jasmani terlalu tinggi akan menggangu pada sistem reproduksinya, hal itu terjadi dikarenakan aktivitas jasmani sangat berpengaruh bagi proses metabolisme tubuh manusia. Bukti bukti menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara bertambahnya aktivitas olahraga dengan meningkatnya kejadian menarche (menstruasi untuk pertama kalinya) yang terlambat maupun disfungsi menstruasi (Harsuki, 2003 : 226). Hal ini tentu menjadi permasalahan serius dalam lingkungan sosial masyarakat mengingat menstruasi masih dianggap sebagai hal yang kotor, negative dan bahkan membahayakan, dan menurut penelitian tidak ditemukan penurunan kecakapan kognitif, perseptual dan motorik apabila aktivitas fisik dilakukan saat menstruasi.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan mitos mitos yang menempatkan perempuan pada titik lemah kegiatan jasmani diharapkan mampu dihapuskan, dengan harapan bahwa tidak ada perbedaan proses pendidikan jasmani pada pria dan perempuan, terutama dalam lingkungan sekolah yang terkadang siswi selalu mempunyai alasan unttuk  tidak mengikuti kegiatan jasmani.

Lebih lanjut, Scraton (1992 dan Connell, 2008; Penney, 2002a; Wellard, 2007) dalam Kathleen Armour (2011:204) Penelitian awal pada akhir 1980-an menunjukkan bagaimana ideologi feminitas mendukung praktik pendidikan jasmani anak perempuan. Guru memiliki gagasan yang sangat kuat tentang jenis kegiatan yang cocok untuk anak perempuan, menghasilkan sikap stereotip terhadap kemampuan dan motivasi mereka. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa praktik kontemporer dalam pendidikan jasmani, untuk anak perempuan dan anak laki-laki, tetap sangat didukung oleh wacana gender. Contohnya, masih banyak anak laki-laki yang tidak diberi kesempatan untuk mengalami gerakan dengan cara yang kreatif, seperti yang ditawarkan di kelas dansa. Demikian pula, banyak anak perempuan ditolak kesempatan untuk mengalami tubuh mereka dengan cara yang kuat dan kuat seperti, misalnya, dituntut dalam permainan rugby.

Pendidikan jasmani merupakan sebuah pengalaman belajar yang amat penting untuk dilalui seseorang, manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman dan pengalaman itu terjadi antara manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social, lingkungan merupakan tempat berlangsungnya pendidikan, itulah yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan, khususnya yang terjadi pada tiga lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kerjasama, yang ditandai dengan  adanya kerjasama ekonomi, memiliki fungsi mensosialisasikan atau mendidik anak anak sehingga anak berkembang dengan baik.

Perempuan adalah salah satu penentu dalam berhasil dan tidaknya pendidikan dalam keluarga, karena kerluarga merupakan kesatuan social terkecil yang merupakan kelompok kekerabatan yang bertempat, dari hal tersebut sangatlah disayangkan jika wanita tidak mengikuti proses pendidikan jasmani secara maksimal, mengingat tujuan pendidikan adalah membekali manusia untuk kehidupan yang akan datang dan membentuk budaya di masyarakat. Perempuan sebagai pelopor dan pengarah anak anak dalam keluarga mempunyai tugas penting yang semuanya didapatkan melalui pendidikan jasmani yang baik.

Pendidikan jasmani memegang perana penting dalam kehidupan manusia, pendidikan jasmani mengandung nilai nilai pembentukan karakter dan kepribadian manusia, dari sisi fisiologis pendidikan jasmani bertujuan menciptakan manusia yang terampil, sehat jasmani dan rohani. Dalam pendidikan jasmani keterampilan-ketrampilan gerak tidak dibatasi oleh kemampuan kondisi fisik seseorang, baik perempuan ataupun laki-laki karena didalam pendidikan jasmani yang menjadi penilaian adalah proses bagaimana keterampilan itu terjadi bukan pada hasil gerakan akan tetapi dari sisi proses belajar gerak, secara teoritis manusia bergerak karena disesuaikan dengan kebutuhan lingkungannya.

#pendidikanjasmani #pendidikanolahraga 

Daftar Pustaka:
  • Ateng, A. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
  • Baley; J.A. dan Field D.A. (1976). Physical Education and Physical Educator. (Ed.2) Boston: Allyn and Bacon, Inc.
  • Coackley, Jay. 2003. Sport in Society : Issues & Controversies. Singapore : Mc Graw Hill.
  • Coakley, Jay J. 1990. Sport in Society Issues and Controversies. Fourth Edition. Time  Mirror/Mosby College Publishing – St. Louis-Toronto-Boston-Los Altos. 
  • http://kapalperempuan.org/pemenuhan-hak-pendidikan-perempuan/
  • Glass Steve, Brian Hatzel, Rick Albrecht. 2014. Kinesiology For Dummies.John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. page 260-261
  • Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 
  • Kathleen Armour. 2011. Sport Pedagogy An Introduction for Teaching and Coaching, University of Birmingham. Routledege Taylor & Francis.

Tuesday, 10 December 2019

PENDIDIKAN OLAHRAGA

PENDIDIKAN OLAHRAGA

Defenisi Pendidikan Olahraga
Sebelum memahami defenisi dari pendidikan olahraga, saya mengajak kalian kembali untuk melihat dasar Pendidikan Olahraga di Indonesia dari segi Peraturan Perundang-undangan Pemerintahan Republik Indonesia. Bunyinya sebagai berikut;

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (3) Sistem Keolahragaan Nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang saling terkait secara terencana, sistimatis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek yang terikat dengan Keolahragaan atau dengan kata lain pendidikan berada dalam sistem keolahragaan. Jadi, legitimasi untuk Pendidikan Olahraga di Indonesia sudah nampak yang tertuang dalam Undang-Undang RI. Kemudian lebih lanjut, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VI Ruang Lingkup Olahraga Pasal 17, Ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan:
  1. Olahraga Pendidikan;
  2. Olahraga Rekreasi; Dan
  3. Olahraga Prestasi.
Pada pasal 17 bagian (a) diatas menyebutkan tentang olahraga pendidikan. itulah point yang akan kita buat agar mudah memahami tentang defenisi pendidikan olahraga, kemudian mari kita lihat lagi dua UU RI dibawah ini yang menjelaskan defenisi pendidikan dan defenisi olahraga, sebagai berikut;
  1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional  Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 yang dimaksud dengan: (1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
  2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (4) Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.
Akhirnya defenisi Pendidikan Olahraga dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (11) Olahraga Pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

Dari defenisi diatas dapat kita mengartikan dan memahami bersama bahwa Pendidikan Olahraga di Indonesia disebut juga Pendidikan Jasmani dan Olahraga atau yang biasa disingkat dengan PenjasOR.

Siedentop, dkk. (2011) Pendidikan olahraga adalah model kurikulum dan instruksi yang dirancang untuk memberikan siswa dengan pengalaman otentik yang menyeluruh dan menyenangkan dan yang berkontribusi pada keinginan mereka untuk menjadi dan tetap aktif secara fisik sepanjang hidup mereka. Model Pendidikan Olahraga dikembangkan pada awal 1990-an

oh iya, untuk pengertian Pendidikan Jasmani dan Olahraga itu sendiri banyak para ahli dari berbagai negara yang telah mendefenisikan makna dari Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Silahkan anda mencari pengertian Pendidikan Jasmani dan Olahraga di postingan saya sebelumnya. Okey kita lanjut ya gaesss.....

Pendidikan Olahraga (Pendidikan Jasmani dan Olahraga) di Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Bab VI Ruang Lingkup Olahraga Pasal 18 berbunyi; 
  1. Olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan.
  2. Olahraga pendidikan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal melalui kegiatan intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler.
  3. Olahraga pendidikan dimulai pada usia dini.
  4. Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan formal dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan.
  5. Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan nonformal dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
  6. Olahraga pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dibimbing oleh guru/dosen olahraga dan dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan yang disiapkan oleh setiap satuan pendidikan. Setiap satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berkewajiban menyiapkan prasarana dan sarana olahraga pendidikan sesuai dengan tingkat kebutuhan.
  7. Setiap satuan pendidikan dapat melakukan kejuaraan olahraga sesuai dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara berkala antarsatuan  pendidikan yang setingkat.
  8. Kejuaraan olahraga antarsatuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional, dan internasional.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007, Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, Bab V. Pembinaan Dan Pengembangan Olahraga Bagian Kesatu, Pasal 21 menyebutkan ;
  1. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan, pengembangan bakat dan peningkatan prestasi dalam jalur keluarga, jalur pendidikan, dan jalur masyarakat.
  2. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan sebagai proses yang terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab VI. Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan, Bagian Kesatu Pasal 14 Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jadi dalam postingan ini saya akan membahas jenjang pendidikan formal saja. 

Kemudian Jenjang Pendidikan Formal di Indonesia, dapat dijabarkan sebagai berikut;
  1. Pendidikan Dasar. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
  2. Pendidikan Menengah. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
  3. Pendidikan Tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.
  4. Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. 
  5. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab XI Kurikulum, Bagian Keempat, Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan dan Program Pendidikan; Paragraf 2 Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar; 

Pasal 77I (1) Struktur Kurikulum SD/MI, SDLB atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas muatan:
  1. Pendidikan agama;
  2. Pendidikan kewarganegaraan;
  3. Bahasa;
  4. Matematika;
  5. Ilmu pengetahuan alam;
  6. Ilmu pengetahuan sosial;
  7. Seni dan budaya;
  8. Pendidikan jasmani dan olahraga;
  9. Keterampilan/kejuruan; dan
  10. Muatan lokal.
Pasal 77J (1) Struktur Kurikulum SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas muatan:
  1. Pendidikan agama;
  2. Pendidikan kewarganegaraan;
  3. Bahasa;
  4. Matematika;
  5. Ilmu pengetahuan alam;
  6. Ilmu pengetahuan sosial;
  7. Seni dan budaya;
  8. Pendidikan jasmani dan olahraga;
  9. Keterampilan/kejuruan; dan
  10. Muatan lokal.
Paragraf 3, Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, Pasal 77K, poin (1) Kurikulum pendidikan menengah terdiri atas;
  • Muatan umum untuk SMA/MA, SMALB dan SMK/MAK;
  • Muatan peminatan akademik SMA/MA dan SMK/MAK;
  • Muatan pilihan lintas minat atau pendalaman minat untuk SMA/MA, SMALB;
  • Muatan peminatan kejuruan untuk SMK/MAK; dan
  • Muatan pilihan lintas minat atau pendalaman minat untuk SMK/MAK.
Point ke-(2) Muatan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
  1. Pendidikan agama;
  2. Pendidikan kewarganegaraan;
  3. Bahasa;
  4. Matematika;
  5. Ilmu pengetahuan alam;
  6. Ilmu pengetahuan sosial;
  7. Seni dan budaya;
  8. Pendidikan jasmani dan olahraga;
  9. Keterampilan/kejuruan; dan
  10. Muatan lokal.
Untuk Peguruan Tinggi diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagian Keempat Pendidikan Tinggi Pasal 19 (1) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.  Kemudian Pasal (20) Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.


Adapun tujuan dari pendidikan jasmani dan olahraga disebutkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007, Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, Bab V. Pembinaan Dan Pengembangan Olahraga, Bagian Ketiga Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan, Pasal 25 berbunyi;
  1. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani serta pengembangan minat dan bakat olahraga.
  2. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan Sistem Pendidikan Nasional.
  3. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan melalui kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab. VII, Bagian Kedua, Pembinaan dan Pengembangan, Olahraga Pendidikan, Pasal 25
  1. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan sistem pendidikan nasional.
  2. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru/dosen olahraga yang berkualifikasi dan memiliki sertifikat kompetensi serta didukung prasarana dan sarana olahraga yang memadai.
  3. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan pada semua jenjang pendidikan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan olahraga sesuai dengan bakat dan minat.
  4. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dengan memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat peserta didik secara menyeluruh, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
  5. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara teratur, bertahap, dan berkesinambungan dengan memperhatikan taraf pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
  6. Untuk menumbuhkembangkan prestasi olahraga di lembaga pendidikan, pada setiap jalur pendidikan dapat dibentuk unit kegiatan olahraga, kelas olahraga, pusat pembinaan dan pelatihan, sekolah olahraga, serta diselenggarakannya kompetisi olahraga yang berjenjang dan berkelanjutan.
  7. Pasal 25 Ayat (1) Yang dimaksud dengan sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan sistem pendidikan nasional dalam ketentuan ini adalah bahwa olahraga pendidikan sebagai subsistem keolahragaan nasional, dalam pembinaan dan pengembangannya tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. Ayat (4) Yang dimaksud dengan secara menyeluruh dalam ketentuan ini adalah mencakup seluruh ranah kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007, Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, Bab V. Pembinaan Dan Pengembangan Olahraga, tertuang pada pasal-pasal berikut;

Pasal 26
(1) Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan menjadi tanggung jawab Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional.
(2)Tanggung jawab Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
  1. pembinaan dan pengembangan pelatih olahraga untuk ditempatkan pada satuan pendidikan, pusat pembinaan dan pelatihan olahraga, dan klub/ perkumpulan/ sasana/sanggar olahraga;
  2. penyediaan sarana pelatihan olahraga;
  3. penyelenggaraan proses pembinaan dan pelatihan olahraga;
  4. pembinaan dan pengembangan pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar;
  5. pembinaan dan pengembangan pusat pembinaan dan latihan olahraga mahasiswa;
  6. pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga pendidikan; dan
  7. penyelenggaraan kejuaraan olahraga bagi peserta didik secara nasional maupun internasional.
(3) Tanggung jawab menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional meliputi:
  1. pengembangan kurikulum; 
  2. penyediaan prasarana dan sarana olahraga;
  3. pembinaan guru, tutor, dan dosen olahraga; 
  4. penyelenggaraan proses belajar mengajar;
  5. pengembangan unit kegiatan olahraga dan kelas olahraga;
  6. pengembangan sekolah khusus olahragawan; 
  7. pengembangan sekolah menengah kejuruan olahraga; dan
  8. penyelenggaraan perlombaan/pertandingan dan festival olahraga antar satuan pendidikan.
(4) Selain tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional dapat mengembangkan kebijakan pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(5) Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional harus saling berkoordinasi untuk mencapai tujuan penyelenggaraan olahraga pendidikan.
(6) Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan di satuan pendidikan yang menjadi tanggung jawab menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan agama dilaksanakan bersama secara koordinatif dengan Menteri sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 27
  1. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan pada satuan pendidikan dilakukan oleh guru, tutor atau dosen olahraga yang berkualifikasi dan berkompetensi.
  2. Pembinaan dan pengembangan kegiatan olahraga pada satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melibatkan pelatih atau pembimbing olahraga yang memiliki sertifikat kompetensi dari induk organisasi cabang olahraga bersangkutan atau instansi pemerintah.
Pasal 28
  1. Pemerintah dan pemerintah daerah meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha untuk membentuk dan mengembangkan pusat pembinaan dan pelatihan olahraga serta sekolah olahraga.
  2. Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi pemberdayaan perkumpulan olahraga dan penyelenggaraan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan, yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan.
  3. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana olahraga yang disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan, melalui koordinasi antar instansi terkait.
Pasal 29
  1. Peserta didik yang dibina di pusat latihan olahraga prestasi baik tingkat nasional maupun tingkat daerah, yang karena kegiatannya mengurangi kegiatan persekolahannya diberikan prioritas pemenuhan kegiatan persekolahannya secara khusus.
  2. Penyelenggaraan kegiatan persekolahan secara khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai oleh pelaksana pusat latihan olahraga prestasi tingkat nasional atau tingkat daerah.
Semoga Postingan kali ini bisa menjadi petunjuk agar anda sekalian dapat memahami dan menjadi langkah awal mencari referensi tentang Pendidikan Olahraga. Sekian dan terima kasih.

With Bpk. DR. H. Syahruddin Saleh, M. Kes (UNM Makassar)
Sumber:
  • http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2005/3TAHUN2005UU.htm diakses pada tanggal 9 Desember 2019. print.
  • https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/PP0322013.pdf diakses pada tanggal 9 Desember 2019. print.
  • https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/4737/pp-no-16-tahun-2007 diakses pada tanggal 9 Desember 2019. print.
  • https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/73199/perpres-no-95-tahun-2017 diakses pada tanggal 9 Desember 2019. print.
  • Siedentop Daryl, Peter A. Hastie, Hans van der Mars. 2011. Complete Guide to Sport Education: second edition. Human Kinetics: ISBN-10: 0-7360-9838-0 (print) ISBN-13: 978-0-7360-9838-0 (print), Page 1 

Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

đŸŒº MODEL EVALUASI CIPPđŸŒº đŸ‘‰Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block