Thursday, 21 November 2019

TEQBALL INDONESIA

Halo apa kabar semua ? Saya harap teman-teman selalu sehat dan tetap bugar. Postingan kali ini akan membahas tentang Olahraga yang baru dan menarik, namanya TEQBALL. Olahraga TEQBALL digadang-gadang sebagai olahraga kaum millenial.. Waahh kedengarannya sangat seru ya teman-teman. Klo begitu langsung aja nih, berikut beberapa artikel yang saya rangkum mengenai TEQBALL. Selamat membaca gaess….




Foto 1. Saya Berama Tim Jakarta Teqball Club (JTC) di SMK 50 Jakarta, Thn 2021

Link Launching TEQBALL INDONESIA: https://youtu.be/C5_3DNg8f2M
Link Instagram Gue: https://www.instagram.com/p/B9dT2B4A9Vh/?igshid=u50f1hs873zt

Gambar 1. Teqball Double
(https://teqball.com/en/teqball/news/1st-anniversary-fiteq)

A. Apa itu Teqball ?
  1. Teqball is a new sport equipment and a new sport based on football (Teqball adalah peralatan olahraga baru dan olahraga baru berbasis sepakbola). (https://teqball.com/en)
  2. Teqball is a sport played between two players as a singles game or between three or four players as a doubles game, which resembles table tennis. It is played on a curved table and with a ball similar to a football, hit by any part of the body except the hands (Teqball adalah olahraga yang dimainkan antara dua pemain sebagai permainan tunggal atau antara tiga atau empat pemain sebagai permainan ganda, yang menyerupai tenis meja. Teqball dimainkan di atas meja melengkung dan dengan bola yang mirip dengan sepak bola, dipukul oleh bagian tubuh mana pun kecuali tangan ). (https://en.wikipedia.org/wiki/Teqball)
  3. … teqball can be played by 2 players (singles game), by 3 players (Canadian doubles), by 4 players (doubles game) or even by several more players similar to the ‘Round-the-tables’ game in Ping Pong (… teqball dapat dimainkan oleh 2 pemain (permainan tunggal), oleh 3 pemain (ganda Kanada), oleh 4 pemain (permainan ganda) atau bahkan oleh beberapa pemain lain yang mirip dengan permainan ‘Round-the-tables’ di Ping Pong). (https://teqball.com/en/functions/teqball)
  4. … teqball sendiri merupakan gabungan antara dua jenis olahraga yang sudah ada sebelumnya yakni tenis meja dan sepakbola. (https://www.indosport.com/multi-event/20151111/kenal-lebih-dekat-teqball-aliran-baru-sepakbola)
  5. … teqball tengah menjadi permainan baru yang mulai digemari. Mirip tenis meja, permainan ini lebih ke pertunjukan kemampuan olah bola dan konsentrasi dan akurasi. Bedanya jika di tenis meja atau ping pong meja bermainnya mendatar, teqball menggunakan meja melengkung. Jika di tenis meja memakai bat dan bola khusus, di teqball mesti menggunakan kaki dan kepala. Ukuran bolanya juga seperti bola sepak. (https://www.tribunnews.com/sport/2019/11/02/hellen-sarita-de-lima-ajak-kaum-milenial-tekuni-olahraga-teqball?page=2)
  6. … the sport is played on a curved ping-pong like table requiring football skills (… olahraga ini dimainkan di atas meja seperti ping-pong yang membutuhkan keterampilan sepak bola (https://www.rapidtvnews.com/2019061856403/eurosport-takes-teqball-to-the-world.html#axzz65k6mHEH3)
Jadi, dapat saya simpulkan bahwa : Teqball adalah olahraga campuran sepak bola, tenis meja dan sepak takraw yang menggunakan meja melengkung dan dimainkan dengan bagian tubuh manapun kecuali tangan serta dilarang menyentuh bola dengan bagian tubuh yang sama dua kali berturut-turut.


Gambar 2. Teqball Single
(https://i.ytimg.com/vi/dLi42TcsrdY/maxresdefault.jpg)


Foto 2. Jakarta Teqball Club (JTC) 2021

B. Sejarah dan Perkembangan Teqball (Internasional & Nasional)

Teqball was invented in 2014 in Hungary by two football enthusiasts, Gábor Borsányi, a former professional player and Viktor Huszár, a computer scientist (Teqball diciptakan pada tahun 2014 di Hunggaria oleh dua penggemar sepak bola, Gábor Borsányi, mantan pemain profesional dan Viktor Huszár, seorang ilmuwan computer).
Permainan teqball sebagai cabang olahraga baru dari Hongaria.

Pendiri dan penggagas utama Teqball adalah; Gábor Borsányi, Gyuri Gattyán dan Viktor Huszár. (https://teqball.com/en/teqball/about)  
  1. Gábor Borsányi : Pendiri dan penemu teqball, Dia adalah mantan pemain sepak bola profesional, yang pensiun pada usia muda. Olahraga selalu menjadi kegemarannya dan ia datang dengan ide teqball, bentuk sepakbola paling bersih.
  2. Gyuri Gattyán : Gyuri adalah pengusaha internasional, yang bertanggung jawab atas strategi bisnis teq. Dia mengakui olahraga baru dapat memberikan nilai baru kepada dunia.
  3. Viktor Huszár : Viktor adalah pikiran ilmiah dalam tim teq. Dia adalah ilmuwan komputer pencinta sepakbola, yang menempatkan sumber daya teknik di belakang proyek teqball & teqbox. Dia adalah presiden klub sepak bola universitas teknologi & ekonomi budapest. 
Federasi tingkat internasional Teqball adalah Fédération Internationale de Teqball ( FITEQ ). Piala Dunia Teqball adalah kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh FITEQ. Piala Dunia menyelenggarakan kompetisi Tunggal dan Ganda dengan pria dan wanita berpartisipasi bersama.

Gambar 3. Logo FITEQ
(https://www.linkedin.com/company/fiteq-f%C3%A9d%C3%A9ration-internationale-de-teqball)

Piala Dunia Teqball pertama diadakan di Budapest, Hongaria pada tahun 2017 dengan lebih dari 20 negara yang berpartisipasi. Versi 2018 dari acara ini diadakan pada 12 - 13 Oktober di Reims, Prancis dengan total 90 pemain yang berpartisipasi. Teqball dimasukkan dalam Pertandingan Pantai Afrika pertama di Sal, Cape Verde, pada 14 - 23 Juli 2019. Kamerun memenangkan gelar dengan mengalahkan Nigeria di final. 

Teqball, salah satu olahraga yang paling cepat berkembang di dunia, telah memberikan dorongan pertumbuhannya dengan penandatanganan kemitraan media internasional antara badan pengelola FITEQ (Fédération Internationale de Teqball) dan Eurosport.

Teqball saat ini sangat populer di masyarakat Eropa, utamanya disejumlah negara seperti Jerman, Inggris dan Belanda. ..... "Saat ini, kami sudah punya federasi teqball di 40 negara di dunia. Kami berharap punya perwakilan di 20 negara lainnya sebagaimana tren perkembangan cabang olahraga ini sejak 2014," kata Wakil Presiden Federasi Teqball Internasional Viktor Huszar kepada Antara di Jakarta, Minggu.  

Selain itu pada Juli 2015 lalu, sejumlah eks bintang Real Madrid pamer kebolehan di olahraga Teqball salah satunya ialah mantan bek Real Madrid, Ivan Campo. Ujvari Izabella merupakan salah satu atlet Teqball yang cukup terkenal saat ini. Perempuan kelahiran Budapest, Hungaria, 20 tahun silam ini sebelumnya ialah pesepakbola wanita yang sempat membela sejumlah klub di Hungaria, salah satunya, MTK Hungaria FC pada 2014 lalu. Selain geluti Teqball, Izabella juga salah satu freestyle sepakbola. (https://www.indosport.com/multi-event/20151111/kenal-lebih-dekat-teqball-aliran-baru-sepakbola/ujvari-izabella)

Teqball Masuk Ke Indonesia
"Semua ini berawal ketika FITEQ mempromosikan Teqball di Indonesia saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Kemudian FITEQ memberikan mandat kepada pak Erick Thohir selaku Ketua Penyelenggaraan Asian Games (INASGOC) untuk mendirikan organisasinya. Keinginan itu sudah kita wujudkan dengan mendirikan Pengurus Pusat Indonesia Teqbal (PP InaTeq)," kata Ketua Umum PP InaTec, Hellen Sarita de. (https://www.tribunnews.com/sport/2019/11/02/hellen-sarita-de-lima-ajak-kaum-milenial-tekuni-olahraga-teqball)

Kata Wakil Presiden Federasi Teqball Internasional Viktor Huszar saat berada di Jakarta. Permainan teqball sebagai cabang olahraga baru dari Hongaria ingin menjangkau negara-negara Asia selama penyelenggaraan Asian Games 2018 di Indonesia pada 18 Agustus - 2 September. Meskipun baru mengenalkan diri dalam Asian Games ke-18, Viktor mengklaim permainan teqball akan menjadi cabang olahraga pertunjukkan resmi dalam Asian Beach Games 2020 dan Asian Games Hangzhou 2022. Meja teqball yang dibawa Federasi Internasional Teqball, menurut Viktor, akan diberikan kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk dipamerkan di Rumah Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta. (https://asiangames.antaranews.com/berita/739092/permainan-teqball-ingin-jangkau-asia-lewat-indonesia)


Foto 3 . Saya bermain Teqball pada acara lunching Teqball di Gate 6 GBK, Jakarta, Thn 2019.

arham syahban

Foto 4. Latihan Teqball di SMPN 111 Jakarta Barat, Thn 2021

Kegiatan awal pendirian PP InaTeq ditandai dengan Kursus Referee yang diikuti 20 peserta terdiri dari pelajar berusia di bawah 16 tahun dan beberapa pengurus PP InaTeq. Kegiatan yang berlangsung dari 1-3 November 2019 itu ,menampilkan tiga instruktur dari FITEQ yakni Augusztin, Norbert Foris, Renata Vasas dan Lea menyajikan masalah peraturan pertandingan dan permainan olahraga teqball. (https://sport.tempo.co/read/1267886/teqball-olahraga-generasi-milenial-yang-mulai-berkembang/full&view=ok)

Klik link dibawah ini, Kegiatan Pelatihan Wasit Teqball di SMP Negeri 111 Jakarta :
https://www.instagram.com/p/B4WmhhaHGQS/?utm_source=ig_web_copy_link


C. Alat Perlengkapan dan Aturan bermain Teqball

1. Alat Perlengkapan Teqball
  • Meja Teqball. Meja Teqbal atau Teqball ONE adalah peralatan olahraga revolusioner yang membutuhkan lebih dari dua tahun pengujian dan penelitian untuk akhirnya mengembangkan bentuk akhir yang inovatif dan canggih (bentuk meja melengkung). Jaringnya solid dan dengan demikian bola memantul kembali darinya, jadi dengan cara ini konsep permainan tanpa gangguan bukan lagi mimpi. Struktur tabel Teqball ONE, selaras dengan aturan. Berat meja teqball tentu lebih berat dibanding meja tenis meja karena harus menahan bola yang 250 kali lebih berat dibanding bola ping-pong. Meja teqball juga tahan terhadap suhu luar ruangan mulai -40 derajat celcius hingga 65 derajat celcius.
  • Bola Teqball. Teqball bisa dimainkan dengan bola sepak yang digunakan dalam sepakbola; Namun, ukuran bola resmi dan direkomendasikan yaitu bola sepak ukuran nomor 5 (lima).
Gambar 5. Perlengkapan Teqball
(https://scorum.com/en-us/football/@stimp1024/anyone-for-teqball)

2. Aturan Bermain Teqball

Menariknya di Teqball tidak aturan ketat yang membatasi permainan, tiap permainan yang dilakukan si pemain dibebaskan untuk mengembangkan alternatif di aturan Teqball.

Tetapi aturan resmi dari olahraga ini sangat sederhana:
  • Pertandingan Teqball terdiri dari tiga set terbaik.
  • Setiap set dimainkan hingga pemain / tim mencapai 20 poin.
  • Setiap pemain / tim memiliki dua upaya /kesempatan untuk menyelesaikan servis yang sukses.
  • Para pemain / tim mengubah servis setelah masing-masing empat poin.
  • Dilarang menyentuh bola dengan bagian tubuh yang sama dua kali berturut-turut.
  • Setiap pemain / tim diperbolehkan mengembalikan bola dengan maksimal 3 sentuhan oleh bagian tubuh mana pun, kecuali untuk tangan dan lengan.
  • Dalam ganda, tim memiliki maksimal 3 sentuhan, namun, rekan tim harus mengoper bola setidaknya satu kali untuk satu sama lain.
  • Saat bermain, baik meja maupun lawan tidak bisa disentuh.
  • Dalam hal bola tepi, reli harus diulang.
Aturan-aturan ini membuat olahraga ini sangat spektakuler dan cocok untuk tim sepak bola profesional bahkan untuk tujuan pelatihan. Teqball dapat dimainkan oleh 2 pemain (permainan tunggal), oleh 3 pemain (ganda Kanada), oleh 4 pemain (permainan ganda) atau bahkan oleh beberapa pemain lain. 

Demikianlah yang dapat saya rangkum mengenai olahraga Teqball, semoga olahraga ini dapat menjadi olahraga yang sangat popular dan menjadi olahraga prestasi khususnya di Negara Indonesia. Semoga postingan kali ini bermanfaat bagi para pembaca dan Salam Olahraga!!! 

Foto 2. Kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Jakarta.
Referensi:
  • https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=https://teqball.com/en&prev=search (di akses tanggal 19 Nopember 2019)
  • https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=https://teqball.com/en/functions/teqball&prev=search (di akses tanggal 19 Nopember 2019)
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Teqball (di akses tanggal 20 Nopember 2019)
  • https://sport.tempo.co/read/1267886/teqball-olahraga-generasi-milenial-yang-mulai-berkembang (di akses tanggal 20 Nopember 2019)
  • https://asiangames.antaranews.com/berita/739092/permainan-teqball-ingin-jangkau-asia-lewat-indonesia (di akses tanggal 19 Nopember 2019)
  • https://www.facebook.com/teqball/
  • https://www.tribunnews.com/sport/2019/11/02/hellen-sarita-de-lima-ajak-kaum-milenial-tekuni-olahraga-teqball (di akses tanggal 19 Nopember 2019)
  • https://www.indosport.com/multisport/20151111/kenal-lebih-dekat-teqball-aliran-baru-sepakbola/cara-bermain-teqball (di akses tanggal 19 Nopember 2019)
  • https://www.linkedin.com/company/fiteq-f%C3%A9d%C3%A9ration-internationale-de-teqball (di akses tanggal 20 Nopember 2019)
  • https://www.rapidtvnews.com/2019061856403/eurosport-takes-teqball-to-the-world.html#axzz65k6mHEH3 (di akses tanggal 19 Nopember 2019)
TEQBALL INDONESIA
#teqball #teqballindonesia #sejarahteqball #sejarahteqballindonesia

Wednesday, 13 November 2019

KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI

KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI

Sebelum kita memahami materi kita mengenai Kinerja Guru Pendidikan Jasmani, ada baiknya kita menguraikan makna dari Kinerja Guru secara rinci terlebih dahulu agar nantinya kita mudah memahami tentang Kinerja Guru Pendidikan Jasmani: 

1. Kinerja Guru
  • Menurut Mangkunegaran (2000:67), Istilah kinerja guru berasal dari kata job performance/actual permance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. (1)
  • Kinerja pendidik adalah perilaku atau respons yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika ia menghadapi suatu tugas. Kinerja tenaga pendidik menyangkut semua kegiatan atau tingkah laku yang dialami tenaga pendidik (Martinis Yamin dan Maisah, 2010:87). (2)
  • Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance (Inggris). Hasibuan (2001: 94) mengartikan kinerja sebagai pretasi kerja. Prestasi kerja menurut dia adalah suatu hasil kerja yang dicapai sesorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang disandarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Sementara Mangkunegara (2002: 67) mengartikan prestasi kerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan daam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Sulistyorini (2000:60), kinerja dapat dikatakan sebagai perilaku kerja seseorang guna mencapai tujuan yang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam diri individu seperti keterampilan dan upaya yang dimiliki, dan faktor dari luar diri individu seperti keadaan ekonomi dan kebijakan pemerintah. Demikian halnya menurut Sari (2004:12), kinerja adalah perilaku seseorang dalam melaksanakan fungsi dan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Ditambahkan pula bahwa pengertian kinerja ini dapat dimengerti melalui perilaku, hasil, dan keefektifan organisasi. Perilaku mengacu kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan perilaku individu memberikan hasil terhadap kerja yang bersifat objektif maupun subjektif. (3)
  • Menurut Mulyasa (2013:88) kinerja guru pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk membina dan mengembangkan guru profesional yang dilakukan dari guru, oleh guru, dan untuk guru. (4)
  • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “kinerja” memiliki arti sebagai (1) sesuatu yang dicapai; (2) prestasi yang diperlihatkan; (3) kemampuan kerja. Menurut Mangkunegara dalam Rahardi (2010) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tinggi rendahnya kinerja pekerja berkaitan erat dengan sistem pemberian penghargaan yang diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian penghargaan yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang. (5)
  • Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Gordon C Anderson, seperti yang dikutip Muheriono mengartikan kinerja sebagai ” hasil kerja yang dihasilkan oleh seseorang pegawai dalam satuan waktu tertentu.” Dengan demikian, kinerja berarti tindakan menampilkan atau melaksanakan suatu kegiatan, oleh karena itu kinerja sering juga diartikan sebagai penampilan kerja seseorang sebagai wujud pelaksanaan tugasnya. Kinerja sering juga disebut prestasi kerja yang diwujudkan seseorang sesuai tugas yang diembannya. (6)
  • Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Sedangkan Hasibuan (2001) menyatakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. (7)
  • Kinerja guru adalah ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Pengertian kinerja disini mengandung maksud sebagai kemampuan atau kecakapan seseorang yang dilandasi dari suatu pengetahuan atau knowledge, attitude, skill motivation untuk menghasilkan suatu hal yang sudah ditetapkan yakni suatu tujuan. (8)
  • Anwar (1986:86) mengartikan kinerja sama dengan performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas yang telah dijabarkan dan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimilki. (9)
  • Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran (Utami, 2006:13). (10)
  • Saleha (2017) Kinerja guru adalah prestasi yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku. Kinerja guru merupakan prestasi kerja guru sebagai hasil dorongan atau motivasi yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku. Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi. Kinerja guru akan optimal jika diiringi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan pada dirinya dan selalu berupaya meningkatkan keprofesionalitasnya dan tidak menjadikan aspek kesejahteraan sebagai aspek yang utama. (11)
2. Guru Pendidikan Jasmani ( Physical Education Teachers )
Selanjutnya kita akan merincikan yang dimaksud dengan Guru Pendidikan Jasmani. Berikut beberapa pendapat pengertian guru pendidikan jasmani ( Physical Education Teachers ):
  • Menurut Uno (2008:15) menjelaskan pula bahwa guru merupakan suatu profesi yang berarti jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. (12)
  • Menurut Wartono & Triyono (2012) “Profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu”. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian (expertise) khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu (di luar bidang pendidikan). (15)
  • Undang – undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang – undang RI Nomor 14 Tahun 2005 dan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengamatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Persyaratan akademik guru adalah S1/D-IV yang dibuktikan dengan ijasah sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penungasan. Persyaratan kompetensi guru mencakup penguasaan kompetensi pedagogic, professional, kepribadian, dan sosial yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang di peroleh melalui sertifikasi. (16)
  • Hal senada juga diungkapkan oleh Uno (2007:15) bahwa guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Seseorang bisa disebut guru apabila seseorang tersebut memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Dengan demikian, guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik (Rohman, 2007:11). (17)
  • Guru pendidikan jasmani berada dalam posisi yang sangat sentral dan berpengaruh. Oleh karena itu, harus menanamkan nilai-nilai dan filosofi melalui pendidikan jasmani dan olahraga karena berdampak langsung terhadap pengalaman partisipatif pendidikan jasmani dan olahraga. (14)
  • Dalam undang-undang RI no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 39 dikemukakan bahwa tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifiaksi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lainnya yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Selain itu Departemen Pendidikan Nasional melalui Dasar Standarisasi Profesi Guru dan Konseling mencantumkan bahwa, Guru pendidikan jasmani merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. menilai hasil pembelajaran pendidikan jasmani, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi guru pendidik jasmani (Ditjen Dikti, 2004:1). (13). 
Demikianlah beberapa teori tentang guru pendidikan jasmani. Menurut hasil analisis , pada dasarnya pengertian guru pendidikan jasmani sama dengan pengertian guru pada umumnya.

3. Kinerja Guru Pendidikan Jasmani
Berikutnya kita akan membahas mengenai Kinerja Guru Pendidikan Jasmani. Menurut beberapa sumber tentang Kinerja Guru Pendidikan Jasmani yang saya kumpulkan sebagai berikut:
  • Pendidikan jasmani merupakan salah satu media aktivitas fisik yang berkaitan aktivitas gerak, meningkatkan keterampilan, kebugaran dan kesehatan dalam olahraga (Griwiryono, 2013:02). Berkaitan dengan itu guru PJOK harus bisa mengembangkan kreativitas dan kualitas mengajar guru agar apa yang diajarkan dapat dipahami dan diterima oleh peserta didik. Pendidikan jasmani dapat dikatakan bahwa sebagai dasar kesehatan fisik siswa dan gaya aktif seumur hidup (Patriksson, 2011:112). Oleh karena itu diperlukan kinerja guru yang terus ditingkatkan untuk keberhasilan dalam proses pembelajaran. Ketika guru termotivasi, kinerja mereka secara otomatis mencapai level tinggi. (20)
  • Kinerja guru mempunyai spesifikasi/kriteria tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. (18)
  • Senada dengan Lazuardi (2017) Standar Kompetensi Guru yaitu dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Dari Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. (21)
Martinis Yamin dan Maisah (2010:16-25) menjelaskan masing-masing indikator sebagai berikut:

a) Indikator Kompetensi Pedagogik 
Pada profil kompetensi pedagogik ditujukan untuk mengungkap aspek kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Indikator kepribadian guru dikatakan berkompeten atau memiliki kompetensi pedagogik apabila mampu: 
  • Mengidentifikasi perkembangan kognitif peserta didik 
  • Mengidentifikasi potensi khusus peserta didik 
  • Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik 
  • Merancang pembelajar an yang inovatif berdasarkan strategi yang dipilih 
  • Merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan karateristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar
  • Menata (setting) pembelajaran 
  • Melaksanakan pembelajaran yang kondusif 
  • Menggunakan dan mempersiapkan jaringan computer yang dapat diakses peserta didik 
  • Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar 
  • Menfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi dalam rangka aktualisasi diri 
b) Indikator Kompetensi Kepribadian

  • Bangga menjadi guru, dan percaya diri.
  • Bekerja mandiri secara profesional
  • Berperilaku tegas, dan manusiawi  
  • Memiliki judment dalam mengambil keputusan 
  • Berperilaku yang dapat diteladani peserta didik dan anggota masyarakat. 
  • Menampilkan pribadi yang jujur,
  • Menunjukkan tanggung jawab yang tinggi, 
  • Tidak diskriminatif dalam berkomunikasi dengan peserta didik 
  • Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik, 
  • Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan
c) Indikator Kompetensi Sosial

  • Tidak diskriminatif dalam berkomunikasi dengan peserta didik 
  • Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif 
  • Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik, 
  • Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan
d) Indikator Kompetensi Profesional 

Pada profil kompetensi profesional di tujukan untuk mengungkap aspek kemampuan guru dalam penguasaan mated pelajaran secara luas dan mendalam. Indikator guru dikatakan berkompeten atau memiliki kompetensi profesional apabila:
  • Memahami konsep, isi dan struktur Penjasorkes dalam kurikulum 
  • Memiliki pengetahuan dan penguasaan keterampilan gerak dasar , ketangkasan dan permainan Menerapkan konsep konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
  • Memanfaatkan IPTEK termasuk teknologi informasi dan komunikasi untuk pengayaan subtansi keilmuan.
  • Memiliki minat bergabung dalam organisasi profesi dan olahraga Melakukan upaya meningkatkan kemampuan professional. (19)
Keit Davis dalam Anwar Prabu menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: Human performance, Motivasi dan Ability. Untuk itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Human performance atau bahasa lainnya adalah penampilan seseorang
  2. Penampilan juga berpengaruh terhadap kinerja, seseorang yang penampilan yang rapi dan teratur akan berpengaruh terhadap kinerjanya.
  3. Motivasi merupakan suatu dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas atau pekerjaan. Seseorang yang memilki motivasi yang kuat atau tinggi maka biasa dikatakn hasil kerjanya juga akan lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang bekerja dengan motivasi yang rendah.
  4. Ability atau kemampuan adalah suatu hal yang juga turut mempengaruhi kinerja seseorang. Bagaimanapun kinerja seseorang akan meningkat apabila didukung oleh kemampuan yang memadai,adalah suatu hal yang mustahil menginginkan hasil kerja yang optimal tetapi tidak didukung oleh kemampuan yang memadai.
Guru Pendidikan Jasmani memiliki peran penting dalam pendidikan, kepemimpinan seorang guru pendidikan jasmani sangat diperlukan “a systematic and structured process in which we look at concrete aspects of teaching and learning with the overall goal of personal change and more effective practice (Farrel dalam Sinkinson, 2011:13). Kinerja guru perlu terus-menerus ditingkatkan karena gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, keahlian, kematangan emosional, moral, dan spiritual. Dengan demikian, akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan zamannya. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalannya.

Foto di Depan Kantor BKN, Jakarta 2019


Daftar Pustaka

  • Baruningsih, Palupi. (2011). Skripsi: PENGARUH SERTIFIKASI PROFESI GURU TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DI SMK SE-KABUPATEN SRAGEN. Digilib Unnes, Local Content Repository, Hal. 9, (1), Hal. 25 (12),  diakses dari https://lib.unnes.ac.id/2687/
  • Karman, M. (2012). PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 RAMBAH HILIR KECAMATAN RAMBAHILIR KABUPATEN ROKAN HULU, Hal. 5-6 (8), Hal. 23 diakses dari http://repository.uin-suska.ac.id/8249/1/2012_2012922.pdf
  • Kustikasari, Novia Milan. (2013) Skripsi: KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI YANG LULUS SERTIFIKASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAGELANG, Hal. 18 (4) diakses dari http://eprints.uny.ac.id/32340/1/SKRIPSI%20Novia%20Milan%20Kustikasari.pdf
  • Lazuardi, Wildan Amanda. (2017). KURANGNYA PROFESINALISME GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR, Hal. 437 (13), Hal. 439 (21) diakses dari http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/por/article/view/684/0
  • Mutakin, Tatan Zaenal. PENGARUH KOMPETENSI, KOMPENSASI, DAN LATAR BELAKANG TERHADAP KINERJA GURU. Jurnal Formatif 3(2): 145-156, Hal. 146-147 (3), Hal. 147 (17) diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/234968-pengaruh-kompetensi-kompensasi-dan-latar-3c6e1e16.pdf
  • Murwati, Hesti. (2013).  PENGARUH SERTIFIKASI PROFESI GURU TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI SE-SURAKARTA, Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE) Vol.1 No. 1, Hal. 16 (7) diakses dari https://eprints.uns.ac.id/1083/1/1896-4270-1-SM.pdf
  • Ngadenan, Placyntia & Tuasikal, Abdul Racham Syam. SURVEI KINERJA GURU PJOK DI SMP NEGERI SE-KOTA MOJOKERTO, Hal. 50 (20) diakses dari https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/article/view/29422
  • Saleha. (2017). Skripsi: PERBANDINGAN KINERJA GURU FISIKA TERSERTIFIKASI DAN BELUM TERSERTIFIKASI DI MADRASAH ALIYAH SE KABUPATEN JENEPONTO, Hal. 15-16 (11) di akses dari http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4063/1/Saleha.pdf
  • Salma. Syamsuri, Andi Sukri & Nurdin. (2016). PROFESIONALISME GURU PASCASERTIFIKASI. Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi Volume IV No. 2 November 2016, Hal. 155 (16) diakses dari https://docplayer.info/55490457-Jurnal-equilibrium-pendidikan-sosiologi-volume-iv-no-2-november-2016-issn-e-p.html
  • Sinkinson, Caroline (2011). An Assessment of Peer Coaching to Drive Professional Development and Reflective Teaching. Communications in Information Literacy, Volume 5, Issue 1, Article 3 2011. page 13,  Retrieved December 1, 2019 from https://pdxscholar.library.pdx.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1126&context=comminfolit
  • Sulastri, Erni (2011). Skripsi: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 JUWANA KABUPATEN PATI, Diglib Unnes, Hal. 13 (10) diakses dari https://lib.unnes.ac.id/7597/
  • Susanto, Ermawan. (2012). PENGETAHUAN GURU TENTANG NILAI-NILAI KARAKTER PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR, Hal. 84 (14) diakses dari https://scholar.google.co.id/citations?user=I_kY3pcAAAAJ&hl=id
  • Triyono & Wartono. (2012). PROFIL KINERJA GURU PENJAS SD NEGERI : Studi Kasus di UPT Purworejo, Banyuurip dan Kutoarao. Project Report: Universitas Terbuka, Hal. 11 (2), Hal. 9 (15), Hal. 11 (18) dan Hal. 16-18 (19) diakses dari  http://repository.ut.ac.id/6103
  • Ulfah, Farida. (2009). Skripsi: PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI AKUNTANSI SMA DAN SMK SE KABUPATEN JEPARA, Hal. 10 (9) diakses dari http://repository.uin-suska.ac.id/8249/1/2012_2012922.pdf
  • Utomo, Styo Budi. (2018). PENGARUH SERTIFIKASI DAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH HAYATUL ISLAM JAKARTA. Scientific Journal of Reflection: Economic, Accounting, Management and Bussines, Vol. 1, No. 3, Juli 2018,  Hal. 34 (5), diakses dari https://scholar.google.com/citations?user=NZspW-kAAAAJ&hl=en
  • Qowaid. (2015). PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP PENINGKATAN KINERJA GURU PAI DI SMP DAN MTS. EDUKASI: JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN VOLUME 13, NOMOR 3, Hal. 449 (6) diakses dari http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewjournal&journal=10615&issue=%20EDUKASI%20%7C%20VOLUME%2013,%20NOMOR%203,%20DESEMBER%202015

Wednesday, 23 October 2019

MUSKA MOSSTON : Spectrum of Teaching Styles

Halo para pecinta Pendidikan Jasmani dimanpun berada, postingan kali ini akan membahas tentang seseorang yang sangat Fenomenal dan Populer dalam bidang Pendidikan Jasmani, Teori Beliau sangat terkenal di dunia... iya sekali lagi, di Dunia ya Gaess.., sudah pada kenal belom...??? kira-kira apa yang membuat beliau sangat fenomenal dan populer di bidang ilmu pendidikan dan khususnya bidang ilmu pendidikan jasmani..?? penasaran ya gaess??.. langsung aja, yuk dibaca!!

MUSKA MOSSTON
Muska Mosston, anak tunggal, lahir pada tanggal 5 Desember 1925 di Haifa, Israel dan meninggal dunia pada tahun 1994. Selama hidupnya muska sangat terobsesi dengan mengajar, khususnya pendidikan jasmani. Muska Mosston adalah perintis yang menemukan paradigma baru tentang mengajar dan belajar. Spectrum of Teaching Styles telah diterapkan di ruang kelas sekolah negeri dan swasta dalam semua materi pelajaran, semua kelas, dan dengan berbagai tingkat kinerja. Spectrum melengkapi guru dengan dasar-dasar pengetahuan untuk mengembangkan daftar perilaku profesional dengan tujuan bagaimana dan apa saja yang diperlukan seorang guru untuk terhubung dengan siswa dalam mendidik.

Muska Mosston lulus pertama di Institut Wingate di Israel di mana ia menerima penghargaan tertinggi. Setelah datang ke Amerika Serikat, Mosston mengajar fisika, geometri, matematika, bahasa Ibrani, dan pendidikan jasmani. Dia memperoleh gelar Sarjana dan Master dari City College of New York, gelar doktor dari Temple University di Philadelphia, dan kemudian pada tahun 1984 ia dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Jyvaskyla di Finlandia. Mosston menjadi Ketua Departemen Pendidikan Jasmani di Universitas Rutgers dan merupakan orang pertama yang mengubah namanya menjadi Departemen Kinesiologi. Selain itu, ia memiliki program televisi, Shape-UP, di CBS di New York City selama tujuh tahun.

Musston sangat senang mengajar dan menyukai pendidikan jasmani sebab peluang yang ditawarkan oleh pendidikan jasmani dalam pengembangan fisik, sosial, kognitif, etika, dan emosional. Ketika dia melihat anak-anak tidak diberi kesempatan untuk berpikir dan bergerak, dia menjadi bingung dan jengkel oleh rekan-rekannya yang tidak bisa memperluas pandangan mereka tentang apa itu pendidikan jasmani. Pada tahun 1966, Muska memperkenalkan Spectrum of Teaching Styles ke bidang Pendidikan Jasmani. Ketika ia berjuang untuk memajukan teori dan praktik pendidikan jasmani, ia sering dikucilkan oleh mereka yang keberatan dengan pandangan dan semangat yang ia miliki. Pandangan miring orang-orang itu tidak menghalangi Musston untuk terus berjuang  mengembangkan teori dan praktik pendidikan jasmani yang dia konsep. Bertahun-tahun kemudian, undangan untuk mempresentasikan teorinya datang dari seluruh dunia dan membawa Musston sebagai salah satu tokoh pendidikan dan khususnya pendidikan jasmani yang sangat populer.

Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, ia menganggap dirinya sebagai duta besar pendidikan, menyebarkan pesan kemanusiaan Spectrum dan ide-ide konsep universal gerakan perkembangan melintasi batas budaya dan agenda politik. Dia sangat menyentuh kehidupan orang-orang. Dia adalah inspirasi, tidak gentar dengan penolakan, setia pada misinya, dan berdedikasi untuk meningkatkan praktik dalam mengajar dan belajar (Sara Ashworth, Ed.D.).


Spectrum of Teaching Styles
Pada tahun 1966 Muska Mosston memperkenalkan Spectrum of Teaching Styles ke dalam bidang Pendidikan Jasmani. Spectrum of Teaching Styles dalam bahasa Indonesia artinya Spektrum Gaya Mengajar. Spektrum dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti; spek.trum /spèktrum/(n Fis) rentetan warna kontinu yang diperoleh apabila cahaya diuraikan ke dalam komponennya, (n Met) rangkaian atau urutan yang bersinambung.

Spectrum of Teaching Styles adalah teori “universal” tentang mengajar. Meskipun teori Spectrum of Teaching Styles ditulis untuk pendidikan jasmani, teori ini berlaku untuk semua disiplin ilmu. Spectrum itu bisa digunakan sebagai langkah analisis pembuat keputusan dalam menentukan suatu pendekatan pengajaran yang baru muncul, makanya spektrum itu umum dan luas.

Muska Mosston merumuskan Spectrum of Teaching Styles dan mempresentasikannya di bidang pendidikan jasmani lebih dari tiga puluh tahun yang lalu. Teorinya terus memengaruhi pedagogi karena ia menawarkan pengetahuan universal dan komprehensif tentang pengajaran dan pembelajaran. Teori Spectrum telah dirujuk secara terus menerus dalam kebanyakan buku teks metode pendidikan jasmani selama tiga dekade (Metzler, 2000; Graham, Holt, & Parker, 1998; Pangrazi, 1998; Rink, 1993; Siedentop, 1991; Hellison, 1985; Mitchell & Wright, 1977). Bahkan sampai sekarang teori Muska Mosston tentang mengajar, yang mengidentifikasi kerangka pemersatu yang menggambarkan gaya belajar-mengajar alternatif terus digunakan sebagai bahan literasi/daftar pustaka dalam setiap penelitian tentang pendidikan jasmani dan belajar-pembelajaran secara umum di seluruh dunia.
*Sangat luar biasa ya gaess... tepuk tangan dulu dong....lanjuut..

Mosston menyatakan “… neither teacher nor student can make decisions in a vacuum. Decisions are always made about something. This ‘something’ is the subject matter of teaching and learning”  (“baik guru maupun siswa tidak dapat membuat keputusan dalam ruang hampa. Keputusan selalu dibuat tentang sesuatu. 'Sesuatu' ini adalah subjek dari pengajaran dan pembelajaran). 

Statemen musston ini sangat viral pada saat itu, sehingga publik langsung menanggapinya dengan pro dan kontra. Tetapi musston berhasil mempertahankan teori tersebut, sehingga menjadi khasanah teori dalam dunia pendidikan jasmani yang digunakan di seluruh di dunia.

Kemudian adalagi Statetmen Mosston yang sangat fenomenal, dan menjadi sumber motivasi Musston yang menjadi cikal bakal kelahiran teori spektrum, mari kita simak: 
At the time the ideas of the Spectrum came about, I was teaching at Rutgers University presenting my students with ideas, notions, techniques, and experiences in teaching. One day a student approached me and said: “I want to talk to you about the things you are teaching us.” “Certainly,” I replied. “What is it?” After a slight pause, the student uttered: “I can’t be you!” “Thank you,” I responded— and began to walk away. “Furthermore,” the student said, “I don’t want to be like you.” I was quite stunned. I was upset. It took me some time to recover, but that statement kept gnawing at my mind. Is that what I was doing to my students? Did I impose my ideas on them? Did I demand replication of “me”? It was, indeed, a moment of revelation. I realized that my experiences, my idiosyncrasies were mine—solely mine. I realized that they were only a part of the story of teaching. But, what is the other part? Or perhaps other parts? I kept asking myself: What is the body of knowledge about teaching that is beyond my id oysyncractic behavior? Is there such a possibility? Is it possible to identify a framework, a model, a theory that will embrace the options that exist in teaching, or a framework that might embrace future options? It became clear to me that arbitrary teaching, scattered notions, fragmented ideas, and isolated techniques—successful as they might be—do not constitute a cohesive framework that can serve as a broad, integrated guide for teaching future teachers. The search for a universal structure of teaching had begun. It has been a search for a “unified theory” that will show and explain the relationship between deliberate teaching behavior and learning behavior, a theory that will identify with consistency the structure of the options in teaching and learning behavior. The search was for a single, unifying principle that governs all teaching—hence the identification of the axiom: Teaching behavior is a chain of decision making. (Mosston & Ashworth) 
"Suatu hari seorang siswa mendekati saya dan berkata, “Saya ingin berbicara dengan Anda tentang hal-hal yang Anda ajarkan kepada kami.” “Tentu saja,” jawab saya. “Ada apa?” Setelah terdiam beberapa saat, siswa itu berkata, “Aku tidak bisa menjadi kamu!” “Terima kasih,” jawabku— dan mulai berjalan pergi. "Lebih jauh lagi," kata siswa itu, "aku tidak ingin menjadi seperti kamu." Aku cukup terkejut. Saya kesal. Butuh beberapa waktu untuk pulih, tetapi pernyataan itu terus menggerogoti pikiran saya. Apakah itu yang saya lakukan pada murid-murid saya? Apakah saya memaksakan ide saya pada mereka? Apakah saya menuntut replikasi "saya"? Memang, itu adalah saat pengungkapan. Saya menyadari bahwa pengalaman saya, keanehan saya adalah milik saya — hanya milik saya. Saya menyadari bahwa mereka hanya bagian dari kisah pengajaran. Tetapi, apa bagian lainnya? Atau mungkin bagian lain? Saya terus bertanya pada diri sendiri: Apa isi pengetahuan tentang pengajaran yang berada di luar perilaku istimewa saya? Apakah ada kemungkinan seperti itu? Apakah mungkin untuk mengidentifikasi kerangka kerja, model, teori yang akan merangkul opsi-opsi yang ada dalam pengajaran atau kerangka kerja yang mungkin merangkul opsi masa depan? Menjadi jelas bagi saya bahwa pengajaran yang sewenang-wenang, gagasan yang tersebar, gagasan yang terpecah-pecah, dan teknik-teknik yang terisolasi — sesukses mungkin — tidak membentuk kerangka kerja yang kohesif yang dapat berfungsi sebagai panduan yang luas dan terpadu untuk mengajar guru-guru masa depan. Pencarian struktur pengajaran universal telah dimulai. Ini telah menjadi pencarian untuk "teori terpadu" yang akan menunjukkan dan menjelaskan hubungan antara perilaku mengajar yang disengaja dan perilaku belajar, sebuah teori yang akan mengidentifikasi dengan konsistensi struktur pilihan dalam perilaku belajar-mengajar. Pencarian itu untuk satu prinsip tunggal, pemersatu yang mengatur semua pengajaran — maka identifikasi aksioma: Perilaku mengajar adalah rantai pengambilan keputusan" (Mosston & Ashworth, 1994, hlm. vii-viii).
Teori Spectrum of Teaching Styles milik Muska Mosston sangat mengagumkan karena teori ini menggambarkan kemungkinan struktur keputusan belajar-mengajar; itu menyajikan aksioma yang mencakup semua pendekatan belajar-mengajar; ini menyajikan alasan yang menjelaskan mengapa setiap opsi diurutkan sebagaimana adanya, dan menyajikan fokus pembelajaran dari setiap opsi. Kerangka kerja ini tidak tergantung pada usia, konten, jenis kelamin, tingkat, dan tingkat kemampuan. Ini adalah teori pemersatu tentang struktur pengajaran dan pembelajaran. Inti dari Teori ini adalah; Keputusan adalah elemen penting dalam rantai peristiwa yang membentuk hubungan belajar-mengajar. 

Jadi, tidak heran banyak orang yang menggunakan teori milik Musston ini diseluruh Dunia. Muska Mosston dan Sara Ashwort telah memberikan ratusan lokakarya di empat benua. Selama bertahun-tahun dengan Center on Teaching di New Jersey, mereka berdua telah memberikan lebih dari 250 presentasi. Pada 1984-85 ceramah di Skotlandia berubah menjadi tur ceramah sebelas bulan di mana mereka memberikan 87 presentasi di sebelas negara Eropa. Rencana perjalanan Mosston untuk tahun 1994 termasuk presentasi di Yunani dan Kreta, Venezuela, Israel, Swedia, dan Colorado dan Virginia di AS. Sayangnya, Muska Mosston meninggal pada Juli 1994, sebelum jadwal presentasinya di Puerto Rico, Belanda, dan Taiwan.

Meskipun Mosston telah tiada, tetapi teman-teman seperjuangan Mosston dan orang –orang yang terinspirasi dengan Mosston, mereka berkomitmen untuk terus melanjutkan dan mengembangkan teori spektrum ini. Berikut statemen mengenai Teori Musston:

Spectrum Colleagues, Rudy and Suzanne Mueller mengungkapkan: 
“Mosston's Spectrum of Teaching Styles has made a monumental contribution to pedagogy and the concept of conscious and deliberate teaching” 
(Spectrum of Teaching Styles Mosston telah memberikan kontribusi yang monumental untuk pedagogi dan konsep pengajaran yang sadar dan disengaja).

“Teaching Physical Education can change your life as a teacher”  
(Michael Goldberger, Ph.D. (Professor and Director School of Kinesiology and Recreation Studies James Madison University Harrisonburg, VA).

Demikianlah postingan kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi kita semua, terutama bagi guru Pendidikan Jasmani yang ada di seluruh Dunia dan khususnya di Negara Indonesia. terima kasih.

Daftar Pustaka:
  • Mosston, Muska dan Sara Ashworth. 2008. Teaching Physical Education; First Online Edition,2008. Dari https://spectrumofteachingstyles.org/assets/files/book/Teaching_Physical_Edu_1st_Online.pdf
  • Mosston, Muska dan Sara Ashworth. Teaching Physical Education; First Online Edition. Copy right holder, Sara Ashworth at sashworth@spectrumofteachingstyles.org
  • https://spectrumofteachingstyles.org/index.php?id=55
  • https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/spektrum

Monday, 21 October 2019

POSTMODERNISME

POSTMODERNISME
(FILSAFAT ILMU)

PENDAHULUAN
Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan (Tumanggor dan Carolus, 2017: 14). Filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan (mater scientarium). Filsafat ilmu sebagai bagian integral dari filsafat secara keseluruhan perkembangannya tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan filsafat itu sendiri secara keseluruhan. ilmu pengetahuan tentunya selalu mengalami perkembangan dari tahun ketahun ataupun dari abad-keabad. Karena sifat dari manusia yang memang selalu tidak merasa puas terlebih dalam hal keilmuan. Manusia dalam sejarahnya selalu berusah untuk mencari kebenaran salah satunya dengan berpikir kritis. Perkembangan pemikiran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan dalam berbagai hal, tentunya hal itu tidak lepas dari keinginan manusia yang selalu menginginkan sebuah perubahan karena bertambahnya persoalan dan juga kebutuhan. 

Postmodernisme yang muncul diakibatkan karena kegagalan Modernisme dalam mengangkat martabat manusia. Bagi postmodernisme, paham modernisme selama ini telah gagal dalam menepati janjinya untuk membawa kehidupan manusia menjadi lebih baik dan tidak adanya kekerasan. Paham modernisme dicirikan dengan gerakan rasionalisme yang begitu gencar. Rasionalisme telah menggiring manusia pada sebuah masa pencerahan yang disebut dengan mainstream pemikiran modernisme dan fakta sosialnya disebut modernitas. Setelah berjalan sekian dekade kemapanan dan kenyamanan paham modernisme mendapat kritik dan pergeseran paradigma. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa modernisme membawa kehancuran bagi manusia, peperangan terjadi dimana-mana yang hal ini mengakibatkan manusia hidup dalam menderita. Pandangan modernisme menganggap bahwa kebenaran ilmu pengetahuan harus mutlak serta objektif, tidak adanya nilai dari manusia (Setiawan dan Ajat: 2018).

Filosof paham Postmodernism yang paling populer bernama Jean Francois Lyotard lahir di Versailles, Perancis pada tahun 1924 dan meninggal dunia di Paris pada tahun 1998. Setelah lulus dari Universitas Sorbonne pada tahun 1950, Lyotard menjadi guru SMU di Constantine, Aljazair. Ia kemudian bersimpati dan terlibat dengan gerakan kemerdekaan Aljazair dan akhirnya kembali ke Paris pada tahun 1959 untuk menjadi asisten dosen di almamaternya, Universitas Sorbonne. Pada tahun 1960-an ia mengajar di Naterre, tetapi senantiasa bersama kaum terpelajar lainnya seperti Sartre, Deleuze, Foucault, Lacan terlibat dan aktif dalam gerakan anti perang. Tahun 1970 – 1972, ia mengajar di Institute Polytechnique de Philosophie Vincennes, dan dilanjutkan di Universaitaire de Paris VIII St. Denis pada tahun 1972 – 1987. Lyotard meraih gelar doktor sastra pada tahun 1971 (Umanailo: 2018).

Dalam makalah ini, kelompok kami akan membahas secara fokus dan rinci terhadap paham postmodernisme yang merupakan suatu ide baru yang menolak atau pun yang termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada tentang teori pemikiran masa sebelumnya. Adapun batasan masalah yang akan dibahas diantaranya; pengertian postmodernisme, kelahiran postmodernisme, perkembangan postmodernisme, asas-asas pemikiran postmodernisme, postmodernis, modernisme dan postmodernitas, peluang postmodernisme dan terakhir tantangan postmodernisme.

PEMBAHASAN
Pengertian Postmodernisme
  1. Postmodernisme merupakan suatu pemberontakan pada janji modernisme yang menjanjikan keadilan dan kemakmuran manusia yang dinilai gagal memenuhi janjinya ( Eddy Peter P. dalam Rachmat: 2011)
  2. Postmodernisme merupakan suatu ide baru yang menolak atau pun yang termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada tentang teori pemikiran masa sebelumnya yaitu paham modernisme yang mencoba untuk memberikan kritikan-kritikan terhadap modernisme yang dianggap telah gagal dan bertanggung jawab terhadap kehancuran martabat manusia; ia merupakan pergeseran ilmu pengetahuan dari ide-ide modern menuju pada suatu ide yang baru yang dibawa oleh postmodernisme itu sendiri (Setiawan dan Ajat, 2018)
  3. Pascamodernisme ( atau postmodernisme, posmodernisme, post-mo ) adalah gerakan abad akhir ke-20 dalam seni, arsitektur, dan kritik, yang melanjutkan modernisme. Berdasarkan asal-usul kata, pascamodernisme, berasal dari bahasa Inggris yang artinya paham (-isme) yang berkembang setelah (pasca) modern (https://id.wikipedia.org/wiki/Pascamodernisme).
  4. Postmodernisme adalah suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide zaman modern. Zaman modern dicirikan dengan pengutamaan rasio, objektivitas, totalitas, strukturalisasi/ sistematisasi, universalisasi tunggal dan kemajuan saints (Muhlisin, 2000)
  5. Postmodernism is a broad movement that developed in the mid- to late 20th century across philosophy, the arts, architecture, and criticism, marking a departure from modernism. The term has been more generally applied to the historical era following modernity and the tendencies of this era (Postmodernisme adalah gerakan luas yang berkembang pada pertengahan hingga akhir abad ke-20 melintasi filsafat , seni , arsitektur , dan kritik , menandai penyimpangan dari modernisme. Istilah ini telah lebih umum diterapkan pada era sejarah setelah modernitas dan kecendrungan era ini (https://en.wikipedia.org/wiki/Postmodernism).
  6. Postmodernisme adalah lawan dari modernisme yang dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia modern ( Lyotard dalam Rachmat: 2011).
Kelahiran Postmodernisme
Pencetus pemikiran postmodernist, pertama kali adalah Arnold Toynbee pada tahun 1939. sedangkan Charles Jencks, menegaskan juga bahwa lahirnya konsep postmodernisme adalah dari tulisan seorang Spanyol Frederico de Onis. Dalam tulisannya Antologia de la poesia espanola e hispanoamericana (1934), Yang memperkenalkan istilah postmodernisme untuk menggambarkan reaksi dalam lingkup modernisme. Toynbee dianggap sebagai pencetus istilah tersebut dibuktikan dengan bukunya yang terkenal berjudul Study of History (Muhlisin: 2000).

Istilah “Postmodernisme” muncul pertama kali di kalangan seniman dan kritikus di New York pada 1960-an dan diambil alih oleh para teoretikus Eropa pada 1970-an. Salah satunya, Jean-François Lyotard, dalam bukunya, The Postmodern Condition: A Report on Knowledge, menyerang mitos yang melegitimasi jaman modern (“narasi besar”), pembebasan progresif humanitas melalui ilmu, dan gagasan bahwa filsafat dapat memulihkan kesatuan untuk proses memahami dan mengembangkan pengetahuan yang secara universal sahih untuk seluruh umat manusia (Umanailo: 2018).

Postmodernisme lahir di St. Louis, Missouri, 15 Juli 1972, Pukul 3:32 sore. Ketika pertama kali didirikan, proyek rumah Pruitt-Igoe di St. Louis dianggap sebagai lambang arsitektur modern. Tetapi, para penghuninya menghancurkan bangunan itu dengan sengaja. Pemerintah mencurahkan banyak dana untuk merenovasi bangunan tersebut. Akhirnya, setelah menghabiskan jutaan dollar, pemerintah menyerah. Pada sore hari di bulan Juli 1972, bangunan itu diledakkan dengan dinamit. Peristiwa peledakan ini menandai kematian modernisasi dan menandakan kelahiran postmodernisme (Rachmat, 2011: 93).

Berdasarkan asal-usul kata, pascamodernisme (atau postmodernisme, posmodernisme, post-mo), berasal dari bahasa Inggris yang artinya paham (-isme) yang berkembang setelah (pasca) modern. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1930 pada bidang seni oleh Federico de Onis untuk menunjukkan reaksi dari modernisme. Kemudian pada bidang Sejarah oleh Toyn Bee dalam bukunya Study of History pada tahun 1947.  Setelah itu berkembang dalam bidang-bidang lain dan mengusung kritik atas modernisme pada bidang-bidangnya sendiri-sendiri (https://id.wikipedia.org/wiki/Pascamodernisme).

Istilah Postmodernisme mula-mula diperkenalkan oleh salah satu filosof poststrukturalisme terkenal yang bernama Jean Francois Lyotard. Gagasan besar Lyotard tentang postmodernisme dalam karyanya yang berjudul “The Post-Modern Condition: A Report and Knowledge telah memikat perhatian masyarakat di dunia, yaitu gagasan penolakan terhadap karya The Grand Narrative yang akhirnya membuat sekat perbedaan antara filsafat postmodernisme dengan filsafat modernisme. 

Perkembangan Postmodernisme
Aliran Postmodernisme berkembang pesat pada 1970-an dengan beberapa tokoh yang dikenal gigih menolak aliran modernisme dan menawarkan solusi terbaik dalam upaya untuk mengikuti perkembangan zaman yang serba menuntut. Tokoh-tokoh itu ialah ; Jeans Francois Lyotard, Michael Foucault, Jacques Derrida, Richard Rorty, dan sebagainya, dan orang-orang ini dikenal sebagai gembong aliran postmodernisme (Rachmat, 2011: 95).

Munculnya postmodernisme tidak dapat dilepaskan dari modernisme itu sendiri. Kata modernisme mengandung makna serba maju, gemerlap, dan progresif. Modernisme selalu menjanjikan pada kita untuk membawa pada perubahan ke dunia yang lebih mapan di mana semua kebutuhan akan dapat terpenuhi. Rasionalitas akan membantu kita menghadapi mitos-mitos dan keyakinan-keyakinan tradisional yang tak berdasar, yang membuat manusia tak berdaya dalam menghadapi dunia ini (Setiawan dan Ajat, 2018:28).

Sebagian orang beranggapan, postmodernisme adalah pengembangan dari modernitas. Perbedaan pendapat dua kelompok mengenai pemahaman Post-modernisme cukup berbeda secara signifikan. Satu konsep mengatakan bahwa modernisme berseberangan dengan postmodernisme bahkan terjadi paradoks yang kontras. Sedang yang lain menganggap bahwa postmodernisme adalah bentuk sempurna dari modernisme, seperti pijakan tangga yang satu dengan tangga berikutnya secara berurutan. Dalam konsep ini kita tidak dapat masuk jenjang tangga postmodernisme tanpa melalui tahapan tangga modernisme (Muhlisin, 2000).

Bagi Lyotard dengan postmodernisme-nya menganggap bahwa untuk mengaktifkan ilmu pengetahuan adalah dengan menghidupkan perbedaan-perbedaan, keputusan-keputusan, dan keterbukaan pada tafsiran-tafsiran baru. Ia tidak percaya bahwa ilmu pengetahuan dapat diwadahi oleh suatu badan pemersatu yang berupa sistem stabil. Sebab menurutnya, ilmu pengetahuan itu tumbuh sebagai sistem yang organik, dalam arti tidak homogen apalagi tertutup pada eksperimentasi dan permainan berbagai kemungkinan wacana  (Umanailo: 2018).

Postmodem menolak penjelasan yang harmonis, universal, dan konsisten yang merupakan bagian identitas dasar yang membuat kokoh dan tegaknya modernisme. Kaum postmodernis mengkritik dan menggantikan semua itu dengan sikap menghargai kepada perbedaan dan penghormatan kepada yang khusus (partikular dan lokal) untuk menolak anggapan-anggapan modernisme yang membawa keyakinan bahwa filsafat melalui rasio sebagai sarananya mampu merumuskan hal-hal yang dapat berlaku secara universal. Postmodernisme menolak penekanan kepada penemuan ilmiah melalui metode sains. Metode ilmiah ini merupakan fondasi intelektual dari modernisme untuk menciptakan dunia yang seolah-olah lebih baik pada masa-masa awal masa pencerahan. Metode ilmiah telah mengantarkan modernisme dalam bentuk praktisnya berbagai teknologi. Postmodernisme menolak cara pandang tunggal atau paradigma tunggal dan sebaliknya menyatakan bahwa terdapat banyak paradigma atau perspektif dalam melihat realitas dunia. 

Asas-asas Pemikiran Postmodernisme
Menurut Rachmat (2011: 95-96) asas-asas pemikiran kaum Postmodernisme sebagai berikut;
  1. Penafian atas keuniversalan suatu pemikiran (totalism)
  2. Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas personal maupun sosial secara terus-menerus, sebagai ganti dari yang permanen yang amat mereka tentang
  3. Pengingkaran atas semua jenis ideologi. 
  4. Konsep berfilsafat dalam era Postmodernisme adalah hasil penggabungan dari berbagai jenis fondasi pemikiran. Mereka tidak mau terkungkung dan terjebak dalam satu bentuk fondasi pemikiran filsafat tertentu
  5. Postmodernisme tidak memiliki asas-asas yang jelas (universal dan permanen). Bagaimana mungkin akal sehat manusia dapat menerima sesuatu yang tidak jelas asas dan landasannya? Jika jawaban mereka positif, jelas sekali, hal itu bertentangan dengan pernyataan mereka sendir; sebagaimana postmodernis selalu enekankan untuk mengingkari bahkan menentang hal-hal yang bersifat universal dan permanen.
Kemudian Muhlisin (2000) menyebutkan ciri dari Postmodern adalah melingkupi hal-hal secara konseptual ide yang meliputi: 
  1. Ide yang menghendaki penghargaan besar terhadap alam ini sebagai kritik atas gerakan modernisme yang mengeksploitasi alam. 
  2. Ide yang menekankan pentingnya bahasa (Hermeneutik, Filologi) dalam kehidupan manusia dengan segala konsep dan analisanya yang kompleks, ini sebagai antitesa atas kondisi modernisme atas kuasa tafsir oleh mesin birokrasi ilmu pengetahuan. 
  3. Ide besar untuk mengurangi kekaguman terhadap ilmu pengetahuan, kapitaslisme, dan teknologi yang muncul dari perkembangan modernisme. Dengan alasan bahwa semua itu telah melahirkan konstruksi manusia sebagai obyek yang mati dalam realitas kehidupannya. Sehingga menjauhkan manusia dari humanismenya itu sendiri. 
  4. Ide pentingnya inklusivitas dalam menerima tantangan agama lain atas agama dominant sehingga terbuka munculnya ruang dialogis. Ini muncul sebagai akibat menjamurnya dan tumbuhkembangnya realitas modernis yang menempatkan ideologi sebagai alat pembenar masing-masing. 
  5. Sikap yang cenderung permisive dan menerima terhadap ideologi dan juga agama lain dengan berbagai penafsiran. 
  6. Secara kasuistik munculnya ide pergeseran dominasi kulit putih di dunia barat. Merupakan ide-ide cemerlang yang menjadi daya dorong kebangkitan golongan tertindas, seperti golongan ras, gender, kelas minoritas secara sosial yang tersisihkan. 
  7. Ide tentang tumbuhnya kesadaran akan pentingnya interdependensi secara radikal dari semua pihak dengan cara yang dapat dan memungkinkan terpikirkan oleh manusia secara menyeluruh.
Ilmu pengetahuan bagi Postmodernisme bersifat relatif, tidak ada ilmu pengetahuan yang kebenarannya absolut. Dan melihat suatu peristiwa tertentu juga ketika ingin menilainya harus dilihat dari segala sisi, tidak hanya terfokus pada satu sisi tertentu. Pluralisme merupakan ciri pemikiran postmodernisme selanjutnya. Hasil teknologi modern dalam bidang transportasi dan komunikasi menjadikan era pluralisme budaya dan agama telah semakin dihayati dan dipahami oleh banyak orang dimanapun mereka berada. Adanya pluralisme budaya, agama, keluarga, ras, ekonomi, sosial, suku pendidikan, ilmu pengetahuan, politik merupakan sebuah realitas. Artinya bahwa mentoleransi adanya keragaman pemikiran, peradaban, agama dan budaya. Sehingga menciptakan suatu adanya heterogen, bermacam-macam bukan homogen. Keanekaragaman ini harus ditoleransi antara satu dengan yang lainnya bukan saling menjatuhkan apalagi sampai terjadinya suatu konflik tertentu (Setiawan dan Ajat, 2018).

Postmodernisme, Modernisme dan Postmodernitas
  1. Postmodernisme merupakan suatu pemberontakan pada janji modernisme yang menjanjikan keadilan dan kemakmuran manusia yang dinilai gagal memenuhi janjinya. Postmodernisme lahir karena melihat kegagalan modernitas yang “di-rohi” oleh modernisme, yang mulanya menginginkan manusia sebagai subjek, namun kenyataannya, kaum postmodernisme berpendapat, modernitas dan modernisme malah menjadikan manusia sebagai objek (Rachmat: 2011).
  2. Modernisme adalah pemikiran yang mengagungkan akal budi serta rasionalitas manusia sebagai sumber pengetahuan menuju kebebasan. Modernisasi lahir karena memandang manusia terbelenggu oleh dogma-dogma tradisional dan agama, sehingga menyebabkan manusia selalu menjadi objek, dari dogma tersebut. Modernisme sangat berpusat pada manusia sebagai subjek bukan objek (Rachmat, 2011: 98). Sedangkan menurut Maksum dalam Setiawan dan Ajat (2018) Kata modernisme mengandung makna serba maju, gemerlap, dan progresif. Modernisme selalu menjanjikan pada kita untuk membawa pada perubahan ke dunia yang lebih mapan di mana semua kebutuhan akan dapat terpenuhi. Rasionalitas akan membantu kita menghadapi mitos-mitos dan keyakinan-keyakinan tradisional yang tak berdasar, yang membuat manusia tak berdaya dalam menghadapi dunia ini.
  3. Postmodernitas adalah kondisi di mana masyarakat tidak lagi diatur oleh prinsip produksi barang, melainkan produksi dan reproduksi informasi dimana sektor jasa menjadi faktor yang paling menentukan. Masyarakat adalah masyarakat konsumen yang tidak lagi bekerja demi memenuhi kebutuhan, melainkan demi memenuhi gaya hidup (Rachmat, 2011: 97-98). Pascamodernisme (atau postmodernisme, posmodernisme, post-mo)  dibedakan dengan Pascamodernitas (Postmodernitas). Jika pascamodernisme lebih menunjuk pada konsep berpikir,  pascamodernitas lebih menunjuk pada situasi dan tata sosial produk teknologi informasi, globalisasi, fragmentasi gaya hidup, konsumerisme yang berlebihan, deregulasi pasar uang dan sarana publik, usangnya negara dan bangsa, serta penggalian kembali inspirasi-inspirasi tradisi. Hal ini secara singkat sebenarnya ingin menghargai faktor lain (tradisi, spiritualitas) yang dihilangkan oleh rasionalisme, strukturalisme dan sekularisme (https://id.wikipedia.org/wiki/Pascamodernisme). 
Beberapa teori sosial postmodernisme antara lain, Teori Sosial Postmodern Moderat. Teori ini yang menyatakan bahwa ada keterputusan antara modernisme dengan postmodernisme. Namun ada yang mengatakan bahwa kendati postmodernisme memiliki perbedaan penting dengan modernisme, namun ada semacam persambungan antara keduanya (Ritzer & Goodman, dalam Setiawan dan Ajat: 2018).
Walaupun modernisme ke postmodernisme ada persamaan yang berkesinambungan, tapi sangat jauh perbedaan penting dalam jarak waktu antara keduanya. Prinsipnya, kapitalisme yang dalam perkembangannya kini berada pada fase lanjutannya masih menjadi gambaran dominan, tetapi telah menimbulkan logika kultural baru, yang disebut sebagai postmodernisme. Berikut ini beberapa istilah yang digunakan oleh aliran modernisme dan postmodernisme atau pembeda antara keduanya (Maksum dalam Setiawan dan Ajat: 2018) sebagai berikut:

Peluang Postmodernisme
Peluang Postmodernism dapat dilihat dari kelebiha-kelebihan postmodernisme yang dimilikinya. Menurut Setiawan dan Ajat (2018:45) Kelebihan Postmodernisme, seperti; dapat membuat kita peka terhadap kemungkinan bahwa wacana besar positif, prinsip-prinsip etika positif, dapat diputar dan dipakai untuk menindas manusia. Menurut Franz Dahler, postmodernisme memiliki segi positif, yaitu keterbukaan untuk kebhinekaan masyarakat, untuk toleransi, perlawanan terhadap monopoli, dominan agama, aliran dan ideologi tertentu, hingga menguntungkan demokrasi. 

Lebih lanjut Rachmat (2011) menguraikan peluang Postmodernisme sebagai berikut:
  1. Postmodernisme menawarkan pikiran baru yang toleran terhadap pluralitas, pembongkaran, dan lokalitas
  2. Postmodernisme menerima bentuk tradisional tetapi dengan cara yang lebih berbeda, yaitu dengan cara melebih-lebihkan
  3. Postmodernisme membangkitkan kembali ketertarikan dalam sejarah dan hal-hal yang bersifat tradisional. Aliran ini tidak meniru segala sesuatu yang ada pada periode yang sebelumnya, tetapi menggunakan berbagai macam gaya yang ada pada masa lalu dan menggabungkannya.
Tantangan Postmodernisme
Menurut Rachmat (2011) terdapat 3 tantangan Postmodernisme, yaitu;
  1. Penafian atas keuniversalan suatu pemikiran (totalism)
  2. Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas personal maupun sosial secara terus menerus, sebagai ganti dari permanen yang amat mereka tentang.
  3. Pengingkaran atas semua jenis ideolagi.
Kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh  Muhlisin (2000) mengenai tantangan postmodernisme sebagai berikut;
  • Para penganut postmodernisme beranggapan, tidak ada realita yang bernama rasio universal. Yang ada adalah relativitas dari eksistensi plural. Oleh karenanya, perlu dirubah dengan cara berpikir dari “totalizing” menuju “pluralistic and open democracy” dalam segala aspek kehidupan. Dari sini dapat diketahui, betapa postmodernisme sangat bertumpu pada pemikiran individualisme sehingga dari situlah muncul relativisme dalam pemikiran seorang postmodernis. Ini jelas sangat berbeda dengan konsep metode ilmiah dan gejala ilmu pengetahuan modern yang menitikberatkan pada konseptualisasi dan universalisasi teori. Misalnya kita mengenal konsep induksi, deduksi, silogisme dan lain sebagainya yang menjadi acuan pokok untuk menemukan ide universal akan sebuah pengetahuan modern. Disinilah postmodernisme berpendapat semuanya itu hatus ditinggalkan dan ditinjau ulang.
  • Penekanan adanya pergolakan pada identitas personal maupun sosial secara terus-menerus yang tiada henti. Hal itu sebagai solusi dari konsep yang permanen dan mapan yang merupakan hasil dari kerja panjang modernisme. Postmodernis memberikan kritik bahwa hanya melalui proses berpikirlah yang dapat membedakan manusia dengan makhluk lain. Jika pemikiran manusia selalu terjadi perubahan, maka perubahan tadi secara otomatis akan dapat menjadi penggerak untuk perubahan dalam disiplin lain. Postmodernisme menolak segala bentuk konsep fundamental —bersifat universal—yang bernilai sakralitas seolah menempati posisi sebagai tumpuan atas konsep-konsep lain. Manusia postmodernis diharuskan selalu kritis dalam menghadapi semua permasalahan, termasuk dalam mengkritisi prinsip-prinsip dasar – dasar pengetahuan modern yang dianggap baku dan mapan.
  • Selayaknya dalam konsep berideologi, ruang lingkup dan gerak manusia akan selalu dibatasi dengan mata rantai keyakinan prinsip yang permanen. Sedang setiap prinsip permanen dengan tegas ditolak oleh kalangan postmodernis. Oleh karenanya, manusia postmodernis tidak boleh terikat pada ideologi permanen apapun, termasuk ideologi agama sekalipun.
  • Setiap eksistensi obyektif dan permanen harus diingkari. Atas dasar pemikiran relativisme, manusia postmodernis ingin membuktikan tidak adanya tolok ukur sejati dalam penentuan obyektifitas dan hakekat kebenaran,kebenaran agama sekaligus. Ini tentu sangat berbeda dengan paradigma modernisme pada ilmu pengetahuan modern yang sangat menekakan obyektifitas dalam prosesdur ilmiah untuk mendapatkan kebenaran. Ungkapan Nietzsche(1844-1900), “God is Dead”. Atau ungkapan lain seperti “The Christian God has ceased to be believable”, terus merebak dan semakin digemari oleh banyak kalangan di banyak negara Barat, Sebagai bukti atas usaha propaganda mereka yang mengusung tema konsep nihilisme dalam filsafat posmodernism.
  • Semua jenis epistemologi harus dibongkar. Kritik tajam secara terbuka merupakan asas pemikiran filsafat postmodernisme. Pemikiran ataupun setiap postulat—yang bersifat prinsip—yang berkaitan dengan keuniversalan, kausalitas, kepastian dam sejenisnya akan diingkari. Berbeda halnya pada zaman Modernis, semua itu dapat diterima oleh manusia modernis. Ini mengandung arti bahwa rencana postmodernisme adalah dalam rangka mengevaluasi kembali segala pemikiran yang pernah diterima pada masa modernisme, dengan cara mengkritisi dan menguji ulang. Meskipun pada prakteknya sulit sekali untuk menemukan kerangka epistemologi yang jelas dari gaya pemikiran posmodernisme itu sendiri.
  • Postmodernisme memiliki ide besar melakukan pengingkaran penggunaan metode permanen dan paten dalam menilai fakta dan realitas serta ilmu pengetahuan. Jika dilihat secara spintas, postmodernist cenderung menerapkan metodologi berpikir “asal comot” dengan mainstream pemikiran yang kurang jelas dan tidak beraturan. Postmodernisme seolah tampak menghalalkan segala cara sehingga cenderung bebas nilai. Namun ini perlu disadari bahwa postmodernisme hakekatnya Postmodernisme ingin membuka berbagai penafsiran baru atas kekakuan yang diciptakan oleh paham modern. Era postmodernisme adalah era pemikiran dengan pola penggabungan dari berbagai jenis pondasi pemikiran filosofis. Posmodernist tidak mau terkungkung dan terjebak dalam satu bentuk pondasi pemikiran filsafat. Hal ini dilakukan untuk menentang kaum tradisional yang tidak memiliki pemikiran maju karena mengacu pada satu asas pemikiran saja. Postmodernisme mengakui bahwa apa yang ada sekarang ini adalah apa yang disebut dengan post philosophy, puncak perbedaan dengan filsafat modernis. Dengan jenis filsafat inilah, mereka ingin meyakinkan kaum intelektual bahwa dengan berpegangan prinsip tersebut dapat meraih berbagai hal yang menjadi impian dalam kehidupan era kontemporer.
Kritik terhadap postmodernisme antara lain pemikir postmodernisme kurang tegas terhadap membedakan apakah mereka menciptakan teori atau mengarang sastra. Habermas merasa argumen para postmodernis sarat dengan sentimen normatif. Ciri discourse postmodernisme dalam ilmu pengetahuan memahami fenomena modern yang bernama pengetahuan. Ia mempertanyakan tentang ”apa itu pengetahuan yang benar” secara genealogis dan arkeologis, dalam arti, dengan melacak bagaimana pengetahuan itu mengembangkan diri selama ini. Misalnya konseptual tentang ”kegilaan”, ”seksualitas”, manusia”, ”gender” dan lain sebagainya yang biasa dianggap ”natural” itu sebenarnya adalah situs-situs produksi dari ilmu pengetahuan. kelemahan postmodernisme, pertama, postmodernisme yang sangat semangat mempromosikan narasi-narasi kecil, ternyata buta terhadap kenyataan bahwa banyak juga narasi kecil yang mengandung banyak kebusukan. Kedua, postmodernisme tidak membedakan antara ideologi, di satu pihak dan prinsip-prinsip universal etika terbuka, di pihak lain. Ketiga, postmodernisme menuntut untuk menyingkirkan cerita-cerita besar demi cerita kecil atau lokal (Setiawan dan Ajat, 2018:45).
Berkaitan dengan postmodernisme mengandung sejumlah konseptualisasi yang kompleks. Postmodernisme memiliki pengertian yang cukup ambigu. Postmodernisme merupakan gabungan dan peleburan dari berbagaia gaya pemikiran filosofis.  

PENUTUP
Kesimpulan
Istilah Postmodernisme mula-mula diperkenalkan oleh salah satu filosof poststrukturalisme terkenal yang bernama Jean Francois Lyotard. Gagasan besar Lyotard tentang postmodernisme dalam karyanya yang berjudul “The Post-Modern Condition: A Report and Knowledge telah memikat perhatian masyarakat di dunia, yaitu gagasan penolakan terhadap karya The Grand Narrative yang akhirnya membuat sekat perbedaan antara filsafat postmodernisme dengan filsafat modernisme. Kemudian Tokoh-tokoh Postmodernisme yang lainnya ialah ; Michael Foucault, Jacques Derrida, Richard Rorty, dan sebagainya, dan orang-orang ini dikenal sebagai gembong aliran postmodernisme. Meskipun demikian, Pencetus pemikiran postmodernist, pertama kali adalah Arnold Toynbee pada tahun 1939. sedangkan Charles Jencks, menegaskan juga bahwa lahirnya konsep postmodernisme adalah dari tulisan seorang Spanyol Frederico de Onis. Dalam tulisannya Antologia de la poesia espanola e hispanoamericana (1934), Yang memperkenalkan istilah postmodernisme untuk menggambarkan reaksi dalam lingkup modernisme. Toynbee dianggap sebagai pencetus istilah tersebut dibuktikan dengan bukunya yang terkenal berjudul Study of History. 

Munculnya postmodernisme tidak dapat dilepaskan dari modernisme itu sendiri. Sebagian orang beranggapan, postmodernisme adalah pengembangan dari modernitas. Dalam konsep ini kita tidak dapat masuk jenjang tangga postmodernisme tanpa melalui tahapan tangga modernisme. Ini terlihat dari defenisi postmodernisasi itu sendiri, Postmodernisme merupakan suatu ide baru yang menolak atau pun yang termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada tentang teori pemikiran masa sebelumnya yaitu paham modernisme yang mencoba untuk memberikan kritikan-kritikan terhadap modernisme yang dianggap telah gagal dan bertanggung jawab terhadap kehancuran martabat manusia; ia merupakan pergeseran ilmu pengetahuan dari ide-ide modern menuju pada suatu ide yang baru yang dibawa oleh postmodernisme itu sendiri.

Kelebihan Postmodernisme, seperti; dapat membuat kita peka terhadap kemungkinan bahwa wacana besar positif, prinsip-prinsip etika positif, dapat diputar dan dipakai untuk menindas manusia. Menurut Franz Dahler, postmodernisme memiliki segi positif, yaitu keterbukaan untuk kebhinekaan masyarakat, untuk toleransi, perlawanan terhadap monopoli, dominan agama, aliran dan ideologi tertentu, hingga menguntungkan demokrasi. Adapun, kelemahan postmodernisme, pertama, postmodernisme yang sangat semangat mempromosikan narasi-narasi kecil, ternyata buta terhadap kenyataan bahwa banyak juga narasi kecil yang mengandung banyak kebusukan. Kedua, postmodernisme tidak membedakan antara ideologi, di satu pihak dan prinsip-prinsip universal etika terbuka, di pihak lain. Ketiga, postmodernisme menuntut untuk menyingkirkan cerita-cerita besar demi cerita kecil atau lokal.

Kenangan belajar bersama teman kelas di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Tahun 2019

Sumber:
  • Johan, Setiawan dan Ajat Sudrajat. 2018. Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya terhadap Ilmu Pengetahuan. Diakses pada 19 Oktober 2019 https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/33296/20204  
  • Muhlisin. 2000. Artikel. Postmodernisme dan Kritik Ideologi Ilmu Pengetahuan Modern. Diakses pada 18 Oktober 2019, dari http://artikel.dikti.go.id/pelatihan/index.php/pojs40/article/view/570/248
  • Rachmat, Aceng, et al. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
  • Sugiyanto, Dimensi Kajian Ilmu Keolahragaan. Dimensi Kajian Ilmu Keolahragaan (Sport Science, Vol. 01 No. 01 1 /4)  Diakses pada 19 Oktober 2019, dari  https://eprints.uns.ac.id/1977/1/158-288-1-SM.pdf
  • Tumanggor, Raja O. Dan Carolus S. 2017. Pengantar Filsafat untuk Psikologi. Yogyakarta: PT Kani Sius
  • Umanailo, M. Chaorul B. 2018. Postmodernisme dalam Pandangan Jean Francois Lyotard. Diakses pada 19 Oktober 2019, dari https://www.researchgate.net/publication/323935831_POSTMODERNISME_DALAM_PANDANGAN_JEAN_FRANCOIS_LYOTARD/link/5ac935434585151e80a7abe2/download
  • Wikipedia. Filsafat Pendidikan. Diakses pada 20 Oktober 2019, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_pendidikan
  • Wikipedia. Filsafat. Diakses pada 19 Oktober 2019, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
  • Wikipedia. Postmodernism. Diakses pada 19 Oktober 2019, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Postmodernism

Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

🌺 MODEL EVALUASI CIPP🌺 👉Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block