Saturday 12 October 2019

PRINSIP PERIODISASI LATIHAN KEKUATAN

1. PENDAHULUAN

Di dalam Olahraga (Sport) tidak dapat dipungkiri keberhasilan seorang atlit yang  handal dan meraih juara dalam setiap kejuaraan tidak lepas dari kemampuan pelatih yang mampu merencanakan dan menyusun  program latihan buat atlitnya dengan sistematis.  Bompa (2000) mengatakan bahwa keberhasilan dalam sebuah pertandingan atau kejuaraan merupakan hasil dari perencanaan, kerja keras, komitmen dan latihan dari atlet adalah hal yang tidak bisa dibantah lagi. Seorang pelatih wajib untuk dapat membuat perencanaan pelatihan dengan melihat potensi yang dapat dikembangkan dari atlit yang dilatihnya.

Dalam kepelatihan perencanaan atau program latihan sering disebut dengan periodisasi. Periodisasi bukanlah hal yang baru dalam dunia kepelatihan, tetapi masih banyak pelatih yang kurang memahami tentang prinsip periodisasi. Hal tersebut dapat kita lihat dari sebagian besar pelatih tidak menyadari perbedaan antara periodisasi sebagai pembagian rencana tahunan dan periodisasi kemampuan biomotor dalam menyusun program latihan. Konsep periodisasi tidak terbatas pada struktur rencana pelatihan atau jenis pelatihan yang termasuk dalam fase pelatihan yang diberikan. Periodisasi adalah konsep yang berlaku untuk pengembangan kemampuan biomotor dominan untuk olahraga yang dipilih.

Tujuan pelatihan adalah untuk menginduksi adaptasi fisiologis dan memaksimalkan kinerja pada titik waktu tertentu, biasanya selama kompetisi utama tahun ini. Untuk mencapai tujuan ini, kesiapan atlet harus meningkat pada waktu yang tepat, sehingga memastikan potensi yang lebih besar untuk tingkat kinerja yang tinggi. Tingkat kesiapan atlet adalah interaksi yang kompleks antara pengembangan keterampilan, kemampuan biomotor, sifat psikologis, dan manajemen kelelahan. Pendekatan terbaik untuk mencapai sasaran-sasaran ini adalah dengan menggunakan pelatihan berkala yang secara logis dibangun dan diurutkan secara tepat.

Salah satu kemampuan biomotor dominan yaitu kekuatan (strength). Sebagaimana kita ketahui bersama kekuatan merupakan kemampuan dari suatu otot untuk bekerja menahan beban secara maksimal. Menurut Bompa (2005) semua olahraga membutuhkan kekuatan (mis. Lompat jauh). Kebanyakan dalam  olahraga, kemampuan biomotor yang dominan adalah kekuatan. Beberapa pelatih kurang  memahami dan memperhatikan perinsip latihan kekuatan yang ditujukan khusus untuk mengembangkan prestasi atlit. 

Idealnya seorang pelatih dapat memahami prinsip periodisasi dalam menambah kualitasnya  sebagai seorang pelatih yang handal dan juga memahami jenis-jenis kekuatan (strenght) sebagai biomotor domain yang dibutuhkan pada olahraga. Periodisasi dilaksanakan oleh pelatih dengan tujuan program latihan yang dibuat untuk atlit tidak amburadul atau asal-asalan sehingga pelatih terhindar dari melatih perkembangan biomotor domain yang tidak sesuai dengan kebutuhan olahraga yang digelutinya.

Berdasarkan uraian dia atas maka, penulis tertarik untuk membahas mengenai hal yang berkaitan dengan periodisasi  dan  kekuatan. Sesuai dengan yang telah penulis uraikan maka adapun judul makalah ini “Prinsip Periodisasi Latihan Kekuatan”.

Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas yaitu :
- Prinsip Periodisasi Latihan Kekuatan

Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini :
- Untuk mengetahui tentang prinsip periodisasi Latihan kekuatan


2. PEMBAHASAN

PERIODISASI
Periodisasi sebenarnya bukan hal yang baru dalam olahraga, tetapi masih banyak juga yang belum paham arti sebenarnya dari periodisasi. Betapa pun hebatnya pelatih melakukan kegiatan melatih, tetapi kalau belum memahami makna dari periodisasi itu sendiri tetap belum dapat disebut sebagai pelatih yang handal. 

Menurut Bompa (2009: 125) “The term periodization originates from the word period, which is a way of describing a portionordivisionof time. Periodization is a method by which training is divided into smaller, easy-to-manage segments that are typically referred to as phases of training (Istilah periodisation berasal dari Periode kata, yang merupakan Cara untuk menggambarkan pembagian waktu. Periodisasi adalah metode di mana pelatihan dibagi menjadi lebih kecil, mudah dikelola segmen yang biasanya disebut sebagai fase pelatihan). 

Periodisasi merupakan pembagian waktu yang dibuat oleh seorang pelatih dan diatur sedemikian rupa dalam bentuk harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan agar  pelatihan yang dilakukan bisa tepat sasaran atau sesuai dengan  tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan tersebut dan yang terpenting pelatihan itu mudah dilakukan.

Philostratus merupakan salah satu pencetus cikal bakal dikenalnya periodisasi pada Oliampiade Yunani. Tetapi jauh sebelum itu, konsep periodisasi sudah digunakan dalam Olimpiade kuno (776 SM hingga 393 M) dalam bentuk yang sangat primitif. Orang-orang ketika itu sudah membuat semacam perencanaan atau persiapan sebelum dan sesudah mereka turun berlaga di gelanggang. Konsep periodisasi milik Philostratus sendiri banyak mengadopsi dari konsep periodisasi pada zaman Olimpiade Kuno dimana dia telah membuat perencanaan tahunan yang sederhana dalam bentuk fase persiapan sebelum bertanding, fase saat bertanding dan fase masa istirahat setelah pertandingan. 

Konsep ini digunakan juga pada Olimpiade modern oleh olahragawan Amerika Serikat dan Eropa. Konsep Periodisasi pada awal abad ke-20 mengalami perkembangan yang sangat pesat, lebih canggih dari zaman sebelumnya. Ketika itu pelatih Jerman menggunakan rencana pelatihan tahunan, mereka membuat program  latihan 4 tahunan yang diprogram untuk persiapan Olimpiade 1936. Kemudian Negara Soviet setelah perang dunia II memulai program olahraga dengan membebankan anggaran kepada negara, pada saat itu mereka memilih  cabang olahraga atletik sebagai sarana untuk menunjukkan keunggulan sistem politik Soviet.

Seorang ilmuwan olahraga Rusia bernama Lenoid P. Matveyev pada tahun 1965 menerbitkan model pelatihan rencana tahunan. Matveyev menganalisa data atlet Rusia yang berlatih untuk menghadapi pertandingan Olimpiade 1952 di Helsinki, Finlandia melalui kuesioner yang telah dia bagikan. Hasil dari analisis yang dilakukakan menghasilkan model klasik periodisasi dimana pelatihan tahunan dibagi menjadi fase, subfase dan siklus pelatihan. Pelatihan terstruktur Matveyev memuncak dengan hanya satu fase kompetitif. Namun, latihan ini tidak memenuhi semua kebutuhan olahraga. 

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, para ilmuwan olahraga Rusia, Jerman, Rumania, dan Hongaria menerbitkan buku-buku tentang evolusi periodisasi dari zaman kuno ke periode pasca-Perang Dunia. Ketika teori periodisasi berevolusi, rencana pelatihan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan kompetitif atlet yang berpartisipasi dalam lebih dari satu kompetisi utama per tahun. Rencana pelatihan tahunan dikembangkan di mana dua kompetisi utama per tahun (rencana dua siklus), tiga kompetisi utama per tahun (rencana tiga siklus), dan beberapa rencana puncak dikembangkan. Selain itu, konsep periodisasi kemampuan motorik utama dikembangkan sebagai alat untuk meningkatkan keterampilan dan memaksimalkan kinerja atlet. 

Rencana tahunan  dibagi menjadi tiga fase utama: persiapan, kompetitif, dan transisi. Fase persiapan dan kompetitif dibagi menjadi dua sub-fase, yang diklasifikasikan sebagai umum dan spesifik karena tugasnya yang berbeda. Fokus dari subphase umum adalah untuk mengembangkan basis fisiologis dengan menggunakan banyak metode pelatihan nonspesifik. Subfase spesifik digunakan untuk mengembangkan karakteristik yang diperlukan untuk olahraga dengan menggunakan modalitas khusus olahraga. Fase pelatihan yang kompetitif dibagi lagi menjadi fase prakompetitif dan kompetitif. Setiap fase dari rencana tahunan berisi macrocycles dan microcycles. Masing-masing subunit ini memiliki tujuan yang berkontribusi pada tujuan rencana pelatihan tahunan.  

Menurut Bompa (2005) Periodisasi dibagi menjadi tiga fase utama: persiapan, kompetitif, dan  transisi. Fase persiapan dan kompetitif dibagi menjadi dua sub-fase, yang diklasifikasikan sebagai umum dan spesifik karena tugasnya yang berbeda. Fokus dari subphase umum adalah untuk mengembangkan basis fisiologis dengan menggunakan banyak metode pelatihan nonspesifik. Subfase spesifik digunakan untuk mengembangkan karakteristik yang diperlukan untuk olahraga dengan menggunakan modalitas khusus olahraga.

Gambar 1. Komponen Siklus Latihan


Lebih lanjut Menurut Bompa ( 2009:126) Periodisasi dapat diperiksa dalam konteks dua aspek penting pelatihan:
  1. Periodisasi membagi rencana pelatihan tahunan menjadi fase pelatihan yang lebih kecil, membuatnya lebih mudah untuk merencanakan dan mengelola program pelatihan dan memastikan bahwa kinerja puncak terjadi pada kompetisi utama.
  2. Periodisasi menyusun fase pelatihan untuk menargetkan kemampuan biomotor, yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan tingkat kecepatan, kekuatan, ketangkasan, dan ketahanan tertinggi.

Gambar 2. Bagan Periodisasi

Periodisasi disusun untuk merangsang adaptasi fisiologis dan psikologis dan diurutkan untuk secara progresif mengembangkan komponen kinerja spesifik (fisik, teknis, dan taktis) sambil meningkatkan kapasitas kinerja atlet. Pendekatan berurutan untuk mengembangkan potensi atlet diperlukan karena tidak mungkin untuk mempertahankan kemampuan fisiologis dan psikologis atlet pada kapasitas maksimal sepanjang tahun pelatihan. Selain itu, kesiapsiagaan akan bervariasi tergantung pada fase pelatihan dan jenis pelatihan, tekanan psikologis, dan sosial yang dihadapi oleh atlet. Oleh karena itu, rencana pelatihan tahunan harus dibagi lagi menjadi beberapa fase yang secara berurutan mengembangkan aspek-aspek spesifik yang diperlukan untuk memaksimalkan kinerja.

KEKUATAN (STRENGTH)
Menurut Bompa (2009: 261) Strength is better defined as the ability of the neuromuscular system to produce force against an external resistance (Kekuatan didefinisikan lebih baik sebagai kemampuan sistem neuromuskuler untuk menghasilkan kekuatan melawan resistensi eksternal). Kekuatan merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang deperlukan dalam setiap cabang olahraga. Selanjutnya menurut Kardjono (2008:23) Kekuatan (Strength) adalah kemampuan untuk mengatasi ketegangan / kekuatan terhadap suatu tahanan. 50 kg adalah orang yang memiliki kekuatan 2 kali lebih besar dari orang yang hanya bisa mengangkat 25 kg. Kekuatan merupakan komponen biomotor yang penting dan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan otot dalam mengatasi beban selama berlangsungnya aktivitas olahraga. 
Gambar 3. Hubungan antara kemampuan biomotor utama (a) kekuatan (F), (b) kecepatan (S) dan (c) daya Tahan (E)

Sesuai dengan batasan kekuatan, yaitu latihan otot untuk melawan tegangan di antara tahanan, maka latihan-latihan yang cocok untuk memperkembang kekuatan adalah latihan-latihan tahanan, di mana kita harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Beban itu bisa memuat anggota tubuh kita sendiri, beban atau beban dari luar (perlawanan eksternal). Agar efektif, latihan-latihan tahanan haruslah dilakukan demi atlet yang harus mengeluarkan tenaga maksimal atau maksimal untuk menahan beban tersebut. Demikian pula, beban ini haruslah sedikit demi sedikit guna agar perkembangan otot terjamin. Oleh karena itu latihan-latihan tahanan haruslah lelalu merupakan latihan-latihan tahanan yang progresif, dan tidak berhenti pada satu beban berat atau bobot tertentu. 

Menurut Bompa (1994: 11) macam-macam kekuatan yang perlu diketahui yaitu:
  1. Kekuatan umum adalah kemampuan kontraksi seluruh sistem otot dalam mengatasi tahanan atau beban. Kekuatan umum merupakan unsur dasar yang melandasi seluruh program latihan kekuatan.
  2. Kekuatan khusus adalah kemampuan sekelompok otot yang diperlukan dalam aktivitas cabang olahraga tertentu.
  3. Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melawan atau mengangkat beban secara maksimal dalam satu kali angkat atau kerja.
  4. Kekuatan ketahanan adalah kemampuan otot atau sekelompak otot dalam mengatasi tahanan atau beban dalam jangka waktu yang relatiflama.
  5. Kekuatan kecepatan adalah kemampuan otot untuk menjawab setiap rangsang dalam waktu sesingkat mungkin dengan menggunakan kekuatan otot.
  6. Kekuatan absolut adalah kemampuan otot olahragawan untuk menggunakan kekuatan secara maksimal tanpa memperhatikan berat badannya sendiri.
  7. Kekuatan relatifadalah hasil dari kekuatan absolut dibagi berat badan.
  8. Kekuatan cadangan adalah perbedaan antara kekuatan absolut dan jumlah kekuatan yang diperlukan untuk menampilkan keterampilan dalam berolahraga

Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, dan juga memegang peranan penting dalam melindungi atlet/kita dari kemungkinan cedera. Kekuatan juga bisa menjadikan atlet bisa lari lebih cepat, melempar lebih jauh, mengangkat lebih berat, memukul, menendang lebih keras dll. 

Adapun tingkat kekuatan dipengaruhi:
  1. Panjang pendeknya otot
  2. Besar kecilnya otot
  3. Jauh titik beban dengan titik tumpu
  4. Tingkat transisi
  5. Jenis otot merah atau putih
  6. Potensi otot 
  7. Pemanfaatan potensi otot
  8. Kemampuan kontraksi otot.

Kekuatan otot adalah kemampuan tubuh dalam menggunakan daya. Serabut otot yang ada di dalam otot akan memberikan respons yang dibutuhkan beban dalam latihan. Respons ini akan membuat otot lebih efisien dan memberikan respons lebih baik kepada sistem urat syaraf pusat. Kekuatan saja belum cukup untuk disetujui oleh seorang atlet untuk mencapai prestasinya, karena memerlukan komponen fisik yang diperlukan selanjutnya hanya untuk kemampuan dasar biomotorik saja, akan tetapi harus menyediakan kemampuan yang telah dikembangkan dan saling berintegrasi. Cabang-cabang olahraga membutuhkan kekuatan yang lebih, ada yang membutuhkan kekuatan yang berulang-ulang dan lama, ada yang membutuhkan kekuatan sekejap akan eksplosif dan ada yang membutuhkan kekuatan yang maksimal saja.

PRINSIP PERIODISASI UNTUK KEKUATAN
Menurut Bompa & Buzzichelli (2015:42) setiap olahraga memiliki profil fisiologisnya sendiri dan kombinasi khas kemampuan biomotor yang diperlukan. Akibatnya, spesialis pelatihan yang efektif memahami secara intim apa yang memisahkan satu olahraga dari yang lain dan berhasil menerapkan prinsip-prinsip fisiologis ini dalam proses pelatihan sehari-hari. Periodisasi kekuatan harus didasarkan pada persyaratan fisiologis spesifik dari olahraga yang diberikan dan, sekali lagi, harus menghasilkan pengembangan tertinggi baik power, power endurance, atau daya tahan otot. Selanjutnya, latihan kekuatan harus berputar di sekitar kebutuhan periodisasi untuk olahraga yang dipilih dan menggunakan metode pelatihan khusus untuk fase pelatihan yang diberikan. Tujuannya adalah untuk mencapai kinerja puncak pada saat kompetisi besar. 

Menurut Bompa (2005) Para atlet dan pelatih di berbagai cabang olahraga menggunakan enam program utama yang sangat berpengaruh untuk latihan kekuatan, antara lain;

Bodybuilding (Binaraga)
Binaraga adalah olahraga kreatif di mana binaragawan dan pelatih memanipulasi variabel pelatihan (seperti set, repetisi, waktu istirahat, dan kecepatan eksekusi) untuk menghasilkan tingkat kelelahan tertinggi, diikuti oleh periode istirahat dan regenerasi. Ukuran dan kekuatan otot meningkat karena adaptasi dalam bentuk kelebihan energi substrat dan pertambahan protein otot. Binaragawan prihatin terutama dengan meningkatkan ukuran otot mereka. Untuk itu, mereka melakukan set 6 sampai 12 repetisi sampai habis. Teknik binaraga yang dipilih, seperti superset dan set drop, digunakan selama fase hipertrofi pelatihan untuk olahraga tertentu di mana tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan ukuran otot.

High-Intensity Training (Latihan Intensitas Tinggi)
HIT Melibatkan penggunaan beban latihan sangat tinggi sepanjang tahun. Atlet yang menggunakan pelatihan HIT sering mendapatkan kekuatan dengan sangat cepat tetapi cenderung kehilangan kekuatan dan daya tahan saat musim kompetisi mereka berlangsung. Selain itu, tingkat nyeri otot dan kelelahan saraf yang tinggi disebabkan oleh metode intensifikasi yang digunakan dalam program HIT (seperti repetisi paksa). atau perwakilan negatif) mengganggu pekerjaan fisik yang lebih spesifik, serta pekerjaan teknis atau taktis atlet selama pelatihan mingguannya.

Olympic Weightlifting (Angkat Berat Olimpiade)
Angkat berat Olimpiade memberikan pengaruh penting pada hari-hari awal latihan kekuatan. Bahkan sekarang, banyak pelatih yang menggunakan gerakan angkat beban Olimpiade tradisional (seperti jeck and clean, snatch dan power clean).

Power Training Throughout the year (Latihan Kekuatan sepanjang Tahun)
Beberapa pelatih dan pelatih, terutama di trek dan lapangan dan olahraga tim tertentu, percaya bahwa pelatihan kekuatan harus dilakukan dari hari pertama pelatihan melalui kejuaraan utama. Mereka berteori bahwa jika daya adalah kemampuandominan,ituharusdilatih untuk seluruh yang tahun, kecuali selama ini transisi fase (off season).

Powerlifting 
Powerlifting adalah tren terbaru dalam kekuatan dan pengkondisian. Ini adalah olahraga yang menarik, semakin populer, di mana peserta berlatih untuk memaksimalkan kekuatan mereka dalam squat, bench press, dan deadlift. 

Periodization of Strength (Periodisasi Kekuatan)
Periodisasi kekuatan harus didasarkan pada persyaratan fisiologis spesifik dari olahraga yang diberikan dan, sekali lagi, harus menghasilkan pengembangan tertinggi baik power, power endurance, atau daya tahan otot. Selanjutnya, latihan kekuatan harus berputar di sekitar kebutuhan periodisasi untuk olahraga yang dipilih dan menggunakan metode pelatihan khusus untuk fase pelatihan yang diberikan. Tujuannya adalah untuk mencapai kinerja puncak pada saat kompetisi besar.

Semua periodisasi program kekuatan dimulai dengan fase adaptasi anatomi umum yang mempersiapkan tubuh untuk fase yang akan diikuti. Bergantung pada persyaratan olahraga, mungkin berguna juga untuk merencanakan satu atau dua fase hipertrofi atau pembentukan otot. Salah satu tujuan periodisasi kekuatan adalah untuk membawa atlet ke tingkat kekuatan maksimum setinggi mungkin dalam rencana tahunan sehingga peningkatan kekuatan menjadi peningkatan kekuatan, daya tahan daya, atau daya tahan otot. Perencanaan fase adalah unik untuk setiap olahraga dan juga tergantung pada kematangan fisik atlet individu, jadwal kompetisi, dan tanggal puncak.

Menurut Bompa (2009) Semua olahraga membutuhkan kekuatan (mis., Lompat jauh), daya tahan otot (mis., 800-1.500 m), atau kombinasi. Baik kekuatan otot dan daya tahan bergantung langsung pada kekuatan maksimal. Untuk mendukung pendapat ini, telah ditunjukkan bahwa atlet yang lebih kuat umumnya menghasilkan output daya yang lebih tinggi dan mengekspresikan tingkat daya tahan otot yang lebih tinggi.Tampaknya kekuatan maksimal harus ditingkatkan sebelum kapasitas pembangkit daya dapat ditingkatkan karena daya adalah produk dari kekuatan dan kecepatan maksimal.

Fase kekuatan maksimum telah disebut fase kekuatan dasar oleh beberapa penulis. Fase ini merupakan komponen penting dari fase persiapan rencana pelatihan tahunan. Fase ini juga merupakan komponen penting dari fase persiapan khusus karena ia dibangun berdasarkan adaptasi umum yang distimulasi dalam fase adaptasi anatomi dan mengembangkan atribut neuromuskuler yang diperlukan untuk pengembangan kekuatan otot.

Fase kekuatan maksimum dapat berkisar dari 1 hingga 3 bulan tergantung pada olahraga, kebutuhan atlet, dan rencana pelatihan tahunan. Untuk atlet yang olahraganya sangat bergantung pada kekuatan maksimal, seperti sepak bola Amerika atau shotput, fase ini bisa berada di ujung spektrum yang lebih panjang (3 bulan). Dalam olahraga yang maksimal kekuatan adalah fondasi, seperti bersepeda atau lari lintas alam, fase ini bisa lebih singkat (1 bulan). Pengembangan kekuatan maksimum paling baik dicapai dengan tiga hingga lima set empat hingga enam repetisi dengan beban pelatihan antara 75% dan 85% dari kapasitas maksimal (1RM).

Periodisasi Biomotor Kekuatan
Dalam banyak olahraga, kemampuan biomotor yang dominan adalah kekuatan. Menyadari hal ini, beberapa pelatih menggunakan latihan yang ditujukan khusus untuk mengembangkan kekuatan sepanjang tahun, dari tahap persiapan awal hingga awal fase kompetitif. Jenis pendekatan ini berasal dari kesalahpahaman tentang periodisasi dan prinsip-prinsip kekhususan.
Gambar 4. Periodisasi fase  biomotor kekuatan

Periodisasi biomotor  kekuatan akan berubah sepanjang fase rencana pelatihan tahunan. Perubahan-perubahan ini perlu mencerminkan jenis kekuatan yang dibutuhkan oleh olahraga, acara, atau atlet individu untuk kinerja optimal. Umumnya latihan yang digunakan HIT (pelatihan intensitas tinggi), biasanya pelatihan berbasis interval yang memodelkan olahraga atau aktivitas yang ditargetkan oleh rencana pelatihan. Fase pelatihan tidak terbatas pada durasi tertentu. melainkan, fokusnya adalah urutan dan proporsi antara fase pelatihan.

Periodisasi Monocycle Biomotor Kekuatan
Periodisasi Monocycle (satu siklus) merupakan rencana pelatihan yang mengandung satu fase kompetitif dan satu puncak utama. Rencana pelatihan ini dibagi menjadi tiga fase utama: fase persiapan, kompetitif dan transisi. Monocycle cocok diterapkan untuk olahraga musiman dengan satu puncak utama.
Gambar 5. Contoh Bagan periodisasi monocycle

Monocycle sangat disarankan sebagai model pelatihan tahunan dasar untuk atlet pemula dan junior. Rencana semacam itu memiliki fase persiapan yang panjang di mana atlet dapat mengembangkan elemen teknis, taktis, dan fisik dasar tanpa tekanan besar dari kompetisi. Monocycle adalah rencana tahunan khas untuk olahraga musiman dan olahraga yang ketahanannya adalah kemampuan biomotor dominan (misalnya; dayung, bersepeda, lari jarak jauh, dll.).

Periodisasi Bi-cycle Biomotor Kekuatan
Periodisasi Bi-Cycle (dua siklus) merupakan rencana pelatihan yang menekankan persiapan taktis dan teknis untuk menghadapi dua kompetisi utama (misalnya; kompetesi pertama bulan januari dan kompetesi kedua di bulan juli). Perencanaan latihan fase pertama lebih panjang dengan volume latihan jauh lebih besar pada latihan fase kedua. 
Gambar 6.  Contoh Bagan Periodisasi bi-cycle

Pendekatan yang digunakan dalam siklus kedua memungkinkan pelatihan dengan mudah dibagi menjadi pelatihan dan kompetisi. digunakan untuk atlet tingkat lanjut atau elit yang dapat memenuhi syarat untuk kejuaraan nasional. Bahkan dalam skenario ini, fase persiapan harus selama mungkin untuk memungkinkan pengembangan keterampilan mendasar. 

Periodisasi tri-cycle Biomotor Kekuatan
Periodisasi tri-Cycle (tiga siklus) merupakan periodisasi yang dilakukan untuk menghadapi tiga kompetisi utama yang ditargetkan. Tri-cycle dapat digunakan untuk olahraga seperti; tinju, berenang, angkat berat, atau gulat.
Gambar 7. Contoh Bagan Periodisasi tri-cycle 

Adaptasi anatomi, kekuatan maksimum, dan kekuatan dikembangkan selama subfase pertama pelatihan (persiapan umum). Ketika program maju atau mendekati fase kompetitif, penekanan pada faktor-faktor lain seperti teknik akan meningkat. Saat atlet bergerak ke fase transisi dari rencana pelatihan tahunan, persiapan fisik umum menjadi tujuan pelatihan yang dominan. Tri-Cycle direkomendasikan untuk atlet tingkat lanjut atau internasional. Agaknya, para atlet ini memiliki dasar yang kuat yang memungkinkan mereka untuk menangani rencana tahunan yang berisi tiga atau lebih puncak.

Durasi fase pelatihan sangat tergantung pada jadwal kompetitif untuk memberikan pedoman untuk mendistribusikan minggu pelatihan yang terkandung dalam setiap fase pelatihan.
Gambar 8. Pedoman Distribusi mingguan fase latihan dari rencana latihan tahunan

Periodisasi latihan kekuatan adalah alat penting dalam manajemen kelelahan yang terakumulasi sebagai respons terhadap stresor fisiologis, psikologis, dan sosiologis yang dihasilkan dari pelatihan dan kompetisi. Dalam membuat rencana tahunan, pelatih perlu mempertimbangkan efek dari pelatihan dan kompetisi pada pengembangan kelelahan dan tingkat stres yang dialami oleh atlet. Jika terstruktur dengan benar, rencana tahunan akan mengelola kelelahan ini dan mengurangi tingkat kelelahan selama kompetisi besar, ketika stres bisa sangat tinggi. Jika atlet mengalami tingkat kelelahan yang tinggi, akumulasi stres ini tampaknya berdampak negatif terhadap status psikologis. Disinilah seorang pelatih harus mempertimbangkan periodisasi kekuatan dengan seksama agar program latihan kekuatan yang dibuatnya terhindar dari masalah fisiologis dan psikologis atletnya.

Dalam melaksanakan periodisasi (monocycle, bi-cycle dan tri-cycle) latihan kekuatan sangat dituntut untuk seorang pelatih untuk selalu memperhatikan prinsip latihan kekuatan. Seorang atlit untuk memperoleh kekuatan yang maksimal maka program latihan beban atau beban latihan mesti dilaksanakan dengan sistematis dalam periodisasi latihan kekuatan. Ada banyak cara untuk secara rasional mengembangkan beban dan dengan demikian memperoleh adaptasi yang diinginkan, seperti tingkat hipertrofi yang lebih tinggi, daya tahan otot, kekuatan maksimum, atau kekuatan. 

Siklus-siklus yang dibuat oleh seorang pelatih harus memperhatikan beberapa parameter agar tubuh atlit saat latihan kekuatan mudah untuk beradaptasi dan memperoleh kekuatan yang maksimal dari hasil latihan nanti. 
Gambar 9. Parameter latihan kekuatan

Menurut Bompa (2009) adapun paramaeter latihan kekuatan sebagai berikut ini:
  • Repetisi 
Pengulangan Jumlah pengulangan per set sangat terkait dengan persentase maksimum 1-pengulangan (1RM) yang digunakan dan buffer yang diinginkan (perbedaan antara jumlah pengulangan yang dilakukan dalam satu set dan jumlah yang bisa dilakukan atlet untuk kelelahan pada persentase 1RM). Dengan sering melakukan repetisi maka kesalahan-kesalahan (buffer) gerakan dalam latihan dapat  dikurangi. Melakukan 3 hingga 6 repetisi dengan buffer 25 hingga 40 persen akan meningkatkan kekuatan maksimum, melalui peningkatan koordinasi intermuskular, dan kekuatan (apa yang beberapa orang sebut sebagai "metode kekuatan kecepatan").
  • Set
Set mempunya fungsi untuk meningkatkan kapasitas dan daya tahan kerja (lebih banyak volume). Jumlah set (volume) adalah variabel tunggal yang paling berpengaruh pada efek kelelahan residual pada pelatihan.
  • Tempo
Tempo adalah durasi rep penuh; oleh karena itu, ini mempengaruhi durasi yang ditetapkan. Pada gilirannya, baik tempo satu rep dan durasi yang ditetapkan secara langsung mempengaruhi efek pelatihan akhir. Tempo ditandai dengan tiga atau empat angka. Angka pertama menggambarkan durasi dalam detik dari fase eksentrik; angka kedua menggambarkan jeda antara eksentrik dan konsentris; angka ketiga menggambarkan durasi fase konsentris (X berarti eksplosif); dan angka keempat menggambarkan jeda antara fase konsentris dan eksentrik.
  • Interval Istirahat
Seperti tempo dan durasi yang diset, interval istirahat secara langsung memengaruhi efek latihan terakhir. Kita dapat meningkatkan interval istirahat jika siklus makro bergerak menuju penurunan repetisi dan peningkatan intensitas (persentase 1RM). Kita dapat mengurangi interval istirahat untuk meningkatkan daya tahan (lebih banyak kepadatan).
  • Teknik
Teknik juga harus dipertimbangkan; memang, itu seharusnya tidak pernah dikorbankan demi perkembangan beban yang salah. Seperti yang dikatakan Paul Chek, mengubah teknik untuk menggiling lebih banyak repetisi atau menyelesaikan yang berat hanyalah "superset tercepat di dunia" - tindakan yang berpotensi merugikan dan tentu saja menipu.

Prinsip peningkatan beban progresif semakin meningkatkan adaptasi dalam struktur dan fungsi tubuh atlet, sehingga meningkatkan potensi motoriknya dan pada akhirnya menghasilkan peningkatan kinerja. Tentu saja, tubuh bereaksi baik secara fisiologis dan psikologis terhadap peningkatan beban latihan (yaitu, dengan jumlah volume dan intensitas semua rangsangan pelatihan). Oleh karena itu, pelatihan juga menghasilkan perubahan bertahap dalam reaksi dan fungsi saraf, koordinasi neuromuskuler, dan kapasitas psikologis untuk mengatasi stres. Seluruh proses membutuhkan waktu dan kepemimpinan teknis yang kompeten.

Beberapa pelatih menggunakan beban latihan yang konsisten sepanjang tahun, yang disebut beban standar. Pendekatan ini dapat menyebabkan penurunan kinerja selama fase kompetitif akhir karena dasar fisiologis kinerja telah menurun dan mencegah peningkatan yang konsisten. Adaptasi dan kinerja yang unggul hanya dihasilkan dengan terus menerapkan peningkatan beban pelatihan.


3. PENUTUP

Kesimpulan
Dalam kepelatihan perencanaan atau program latihan sering disebut dengan periodisasi. Periodisasi merupakan pembagian waktu yang dibuat oleh seorang pelatih dan diatur sedemikian rupa dalam bentuk harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan agar  pelatihan yang dilakukan bisa tepat sasaran atau sesuai dengan  tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan tersebut dan yang terpenting pelatihan itu mudah dilakukan.

Kekuatan didefinisikan lebih baik sebagai kemampuan sistem neuromuskuler untuk menghasilkan kekuatan melawan resistensi eksternal). Kekuatan merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang deperlukan dalam setiap cabang olahraga. Sesuai dengan batasan kekuatan, yaitu latihan otot untuk melawan tegangan di antara tahanan, maka latihan-latihan yang cocok untuk memperkembang kekuatan adalah latihan-latihan tahanan, di mana kita harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Beban itu bisa memuat anggota tubuh kita sendiri, beban atau beban dari luar (perlawanan eksternal).

Periodisasi latihan kekuatan adalah alat penting dalam manajemen kelelahan yang terakumulasi sebagai respons terhadap stresor fisiologis, psikologis, dan sosiologis yang dihasilkan dari pelatihan dan kompetisi. Dalam membuat rencana tahunan, pelatih perlu mempertimbangkan efek dari pelatihan dan kompetisi pada pengembangan kelelahan dan tingkat stres yang dialami oleh atlet. Jika terstruktur dengan benar, rencana tahunan akan mengelola kelelahan ini dan mengurangi tingkat kelelahan selama kompetisi besar, ketika stres bisa sangat tinggi. 

Prinsip periodisasi kekuatan harus didasarkan pada persyaratan fisiologis spesifik dari olahraga yang diberikan. Latihan kekuatan harus berputar di sekitar kebutuhan periodisasi untuk olahraga yang dipilih dan menggunakan metode pelatihan khusus untuk fase pelatihan yang diberikan. Tujuannya adalah untuk mencapai kinerja puncak pada saat kompetisi besar. Prinsip peningkatan beban progresif semakin meningkatkan adaptasi dalam struktur dan fungsi tubuh atlet, sehingga meningkatkan potensi motoriknya dan pada akhirnya menghasilkan peningkatan kinerja. Tentu saja, tubuh bereaksi baik secara fisiologis dan psikologis terhadap peningkatan beban latihan (yaitu, dengan jumlah volume dan intensitas semua rangsangan pelatihan). Adaptasi dan kinerja yang unggul hanya dihasilkan dengan terus menerapkan peningkatan beban pelatihan


DAFTAR PUSTAKA
  • Bompa O., Tudor. 1999. Periodization Training for Sports: Programs for peak strength in 35 sports. York University, United States: Human Kinetics.
  • Bompa O, Tudor. 2000. Total Training for Young Champions. York University, United State: Human Kinetics.
  • Bompa O., Tudor, Michael C. Carrera. 2005. Periodization Training For Sports; Science-based Strength and Conditioning Plants for 20 Sports. United State. Human Kinetics.
  • Bompa O., Tudor, Haff G. Gregory. 2009. Periodization: Theory and Methodology of Training. York University, United States: Human Kinetics.
  • http://staffnew.uny.ac.id/upload/132300164/pendidikan/Bahan+Ajar+Met.+Mel.+Fisik+P.+Silat+7.+Kekuatan.pdf diakses pada hari Senin, Tanggal 20 September 2019, pukul. 20.00 WIB
  • http://eprints.unm.ac.id/14292/1/jurnal.pdf diakses pada hari Senin, Tanggal 20 September 2019, pukul. 20.00 WIB
  • http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/196105251986011-KARDJONO/KONDISI_FISIK.pdf diakses pada hari senin, tanggal 20 September 2019, pukul. 20.00 WIB




Wednesday 9 October 2019

PETANQUE (Cara Memulai Bermain Petanque)


Hello gaess.. para pecinta pendidikan jasmani yang berbahagia dimanapun Anda berada, postingan kali ini aku ingin berbagi informasi sedikit tentang olahraga baru yang mungkin sudah pernah ada diantara teman-teman sekalian yang mengetahuinya bahkan pernah memainkan olahraga ini. Tetapi saya yakin (dengan segenap jiwa raga) pasti lebih banyak lagi teman-teman sekalian yang sama sekali belum pernah mendengar dan menyaksikan secara langsung olahraga ini. Bahkan kalau mendengar dan membaca nama olahraga ini mungkin telinga dan matanya akan meriang dan iritasi......... hahahaa........ swry jk gaess’.  

Olahraga ini namanya PETANQUE ...iyaa... betul.... PETANQUE. Mendengar namanya saja sudah gurih dan nikmat serasa makan kue... hahaaa.. apalagi kalau dimainkan pasti lebih gurih dan nikmat... (entah apa yang merasukiku.. swry gaess). Kalian juga bisa menyebutnya dengan PETANK biar bibirnya enggak terkilir...hahahaaa...

FOKUS!! Postingan aku kali ini ingin membahas mengenai CARA MEMULAI BERMAIN PETANQUE, tapi sebelum membaca postingan aku, kalian klik link tentang PETANQUE dibawah ini, wajib dibaca biar akrab ‘siapa tau kalian keluarga’.

Foto bersama Coach Petanque Sulawesi Selatan

CARA MEMULAI BERMAIN PÉTANQUE

Peralatan
  • PĂ©tanque dimainkan oleh dua tim, di mana setiap tim terdiri dari satu (single), dua (double), atau tiga (triple) pemain.
  • Dalam permainan tunggal (single) dan ganda (double) masing-masing pemain bermain dengan tiga boule logam (bola besi; disingkat Bosi). Untuk permainan tiga orang (triple) setiap pemain hanya bermain menggunakan dua Bosi.
  • Lapangan permainan pĂ©tanque disebut medan (terrain) . pĂ©tanque pada umumnya dapat dimainkan di lapangan terbuka seperti; di taman, halaman sekolah, halaman rumah, dll. Tanpa menggunakan garis batas lapangan/medan kecuali pada pertandingan resmi lapangan pĂ©tanque di beri garis batas di sekeliling lapangan/medan pertandingan.
  • Di pĂ©tanque, pemain melempar sambil berdiri ataupun jongkok didalam sebuah lingkaran (ring) plastik merah yang memiliki ukuran berdiameter 50 cm. Apabila diluar pertandingan resmi kita tidak memiliki ring plastik, boleh membuat/menggambar  lingkaran sendiri di tanah dengan menggunakan ranting kayu dsb.  

Spesifikasi peralatan
  • Bola Besi (Bosi) atau Boules
  • Bosi yang digunakan dalam pertandingan kompetisi memiliki berat dan ukuran yang sama sesuai standar FIPJP  (FĂ©dĂ©ration Française de PĂ©tanque et Jeu Provençal). Bosi terbuat dari logam (biasanya baja) dengan diameter antara 70,5 dan 80 mm dan berat antara 650 dan 800 g.
  • Jack (Cochonnet)
  • Jack atau bola sasaran, adalah bola kecil yang terbuat dari kayu, kayu boxwood tradisional atau kayu beech, berdiameter 30 mm. Biasanya jack diberi warna yang cerah dan terang.
  • Lapangan/Medan atau Terrain
  • PĂ©tanque dapat dimainkan di hampir semua ruang terbuka yang datar. Tanah mungkin tidak teratur dan terganggu oleh pohon atau batu, dan permukaannya cenderung tidak rata, dengan beberapa area keras dan halus dan area lainnya kasar dan berbatu atau permukaan lapangan biasanya diberi kerikil yang halus.
Untuk lapamgan pertandingan, medan bermain yang besar dibagi lagi dan ditandai (biasanya menggunakan paku dan tali) menjadi medan bertanda persegi panjang sehingga beberapa permainan dapat dilakukan secara bersamaan. Untuk pertandingan turnamen, medan yang ditandai adalah persegi panjang setidaknya 4 meter dan 15 meter.


Awal Permainan
Permainan dimulai dengan cara diundi menggunakan lemparan koin untuk menentukan tim mana yang pertama kali bermain. Tim yang memenangkan undian memulai permainan dengan menempatkan lingkaran plastik, kemudian berdiri di lingkaran dan melemparkan jack ke jarak 6–10 meter. Seorang pemain dari tim yang melempar jack, melempar bosi pertama. Kemudian seorang pemain dari tim lawan melempar bola.

Saat permainan berlangsung, tim dengan bosi yang paling dekat dengan jack dikatakan "poin". Tim yang tidak membuat poin, melempar boule berikutnya. Tim itu terus melempar boule sampai mendapatkan poin, atau kehabisan bosi.

Jika suatu saat bosi terdekat dari masing-masing tim sama jauhnya dari jack, maka tim yang melempar bosi terakhir melempar lagi. Jika bosi masih berjarak sama maka tim bermain bergantian sampai salah satu tim membuat kesalahan yang fatal. Jika boule masih berjarak sama pada akhir round maka tidak ada tim yang mencetak poin.

Tim yang memenangkan pertandingan round pertama, memulai kembali round berikutnya dengan memasang lingkaran (ring) plastik di daerah bosi yang dilemparkan pada round pertama, kemudian mengambil jack, berdiri di lingkaran, dan melemparkan jack untuk memulai round (babak) berikutnya.


Poin atau Skor
Permainan selesai ketika kedua tim telah melemparkan semua bosi mereka, atau ketika jack keluar  dari permainan (mati). Jika permainan selesai dengan cara yang biasa - dengan jack masih hidup dan satu tim dengan bosi terdekat - maka tim dengan bosi terdekat memenangkan akhir dan skor satu poin untuk masing-masing bosi yang lebih dekat ke jack daripada bosi tim lain yang terdekat.

Jika jack masih hidup tetapi ada situasi "equidistant boules" di akhir round, maka tidak ada tim yang mencetak poin. Jika jack mati di akhir dan salah satu tim (tim lawan kehabisan bosi) masih memiliki bosi yang tersisa untuk dimainkan, tim itu mencetak satu poin untuk setiap bosi yang masih ada di tangannya. Kalau tidak, tidak ada tim yang mencetak poin sampai round (babak) itu berakhir

Contoh: Tim Dosen melawan Tim Mahasiswa
  • Tim Dosen memiliki bosi terdekat dengan jack, tetapi dua bosi terdekat adalah milik Tim Mahasiswa. Tim Dosen mencetak satu poin. Tim Mahasiswa tidak mendapat poin.
  • Tim Dosen memiliki 2 bosi lebih dekat dari 1  bosi terdekat Tim Mahasiswa dari jack. Tim Dosen mencetak dua poin. Tim Mahasiswa tidak mendapat poin.


Pemenang 
Permainan terdiri dari beberapa mènes (bahasa prancis), end atau round (bahasa Inggris). Jack (bola sasaran kayu kecil) dilemparkan ke lapangan, diikuti oleh kedua tim melemparkan bosi mereka.

Setelah kedua tim melempar semua bosi mereka, tim dengan bosi yang paling dekat dengan jack memenangkan permainan. Tim yang menang mencetak satu poin untuk masing-masing bosi yang lebih dekat daripada bosi terdekat tim lawan. Itu berarti bahwa tim yang menang secara teori dapat mencetak sebanyak enam poin pada akhirnya, tapi kebanyakan poin yang bisa di raih hanya 1 atau 2 point dalam tiap round.

Saat permainan berlangsung, setiap tim mengumpulkan poin sampai salah satu tim mencapai 13 poin. Tim yan lebih dulu mengumpulkan 13 poin itulah yang menjadi pemenangnya.

Teknik Melempar Bosi (Bola Besi)
  • Bosi dapat dilemparkan dengan cara apa pun yang diinginkan pemain, tetapi cara tradisional adalah dengan memegang bosi dengan telapak tangan ke bawah, dan kemudian melempar dengan ayunan lengan bawah lengan yang berakhir dengan gerakan pergelangan tangan ke atas.  Melempar dengan cara ini akan membuat backspin pada bosi dan memberi pemain kontrol maksimum dan fleksibilitas saat melempar.
  • Bosi dapat digelindingkan menyusuri tanah, dilemparkan pada ketinggian yang biasa, atau bahkan dilemparkan sangat tinggi (a high lob atau portĂ©e ).
  • Pemain biasanya membawa meteran untuk mengukur titik dekat.
  • Di awal sampai akhir permainan, sebelum melempar jack, jika tidak ada ruang yang cukup bagi pemain untuk melemparkan jack ke jarak hukum maksimum 10 meter, maka pemain diizinkan untuk memindahkan lingkaran kembali ke titik di mana ada cukup ruang.
  • Di lapangan/medan dengan batas yang ditandai dengan senar, bosi atau jack harus benar - benar melewati tali garis batas sebelum dianggap keluar dan dinyatakan mati.


Strategi
Secara umum, strategi untuk memenangkan permainan  dengan “Pointing” dan “Shooting”
  • Pointing yaitu bagaimana bosi tersebut diposisikan di tempat tertentu, biasanya posisi bosi sangat dekat jaraknya dengan jack.
  • Shooting yaitu bagaimana seorang pemain melemparkan bosi secara langsung kearah bosi lawan agar jauh dari dari jack.

Lemparan terbaik disebut ‘carreau’. yaitu tembakan yang mengenai bosi lawan secara tepat, kemudian bosi kita yang menggantikan posisi bosi lawan.

Pemain yang jago untuk menembak secara akurat disebut ‘shooters’. Pemain yang biasanya jago ‘pointing’  disebut pointer. Sebagai strategi, pointer dimainkan terlebih dahulu dan penembak ditahan sebagai cadangan jika lawan sangat tangguh.

Strategi Melempar Bosi dan Jack
Beberapa strategi ketika melempar bosi yang harus diperhatikan, yaitu:
  • Secara tradisional, aturan dasar petanque adalah posisi bosi berada di depan jack dengan jarak yang sangat dekat. Bosi dengan posisi lebih dekat dan berada di depan jack  jauh lebih berharga daripada yang ada di belakang jack. Jika bosi kita di depan jack dapat mempersulit tim lawan untuk meraih posisi bosi mereka dekat dengan jack, bahkan bisa saja tim lawan sengaja atau tidak sengaja mengenai bola kita sehingga bosi kita terdorong lebih dekat dengan jack.
  • Seorang Pointer harus teliti dan memperhatikan situasi sebelum mengarahkan bosi yang dimilikinya, pointer yg baik mengetahui kapan harus mempertahankan bosi dan kapan menempatkan bola agar tim lawan terpancing untuk menghabiskan bosi yang dimiliki shooter dari tim lawan.
  • Secara umum, sangat tidak disarankan jika melakukan shooting dengan bosi terakhir yang tim kita miliki. Keputusan yang tepat  adalah melemparkan bosi terakhir yang tim kita miliki kearah jack dan  berusaha agar bosi kita sedekat mungkin dengan jack, hal ini membatasi tim lawan dengan hanya memenangkan satu poin.

Beberapa strategi melempar jack yang harus diperhatikan, yaitu:
  • Lemparkan jack ke jarak di mana shooter kita merasa paling nyaman untuk melakukan shooting, ataukah shooter tim lawan merasa tidak nyaman dengan posisi jack yang kita tempatkan.
  • Lemparkan jack ke daerah yang disukai oleh pointer kita, atau yang mungkin sulit untuk pointer tim lawan.
  • Mengecoh tim lawan dengan melemparkan jack ke posisi baru pada lapangan yang tak terduga oleh tim lawan dengan memainkan jarak jauh dan pendek.

Sumber:

https://en.wikipedia.org/wiki/P%C3%A9tanque (7 Oktober 2019)
https://id.wikipedia.org/wiki/P%C3%A9tanque (6 Oktober 2019)
https://beritajatim.com/pendidikan-kesehatan/apa-itu-petanque-cabor-baru-di-pon-2019/ (7 Oktober 2019)
https://makassar.tribunnews.com/2019/03/20/fopi-sulsel-akan-gelar-turnamen-petanque-pesertanya-dari-indonesia-timur-apa-itu-petanque (7 Oktober 2019)

ANALISIS PERBANDINGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA AMERIKA

MAKALAH

ANALISIS PERBANDINGAN MANAJEMEN 
PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
THE UNITED STATES OF AMERICA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan dua bidang yang sangat penting di dalam budaya masyarakat The United States of America (USA). Dalam bidang Olahraga, USA sebagaimana kita ketahui bersama telah menyelenggarakan 8 (delapan) kali ajang Olimpiade. Sampai saat ini USA telah meraih 2.301 medali dalam Olimpiade Musim Panas dan 253 medali dalam Olimpiade Musim Dingin, prestasi yang sangat luar biasa dan kebanggaan masyarakat USA dalam bidang keolahragaan. Medali-medali tersebut berasal dari beberapa olahraga yang sangat populer di kalangan masyarakat USA diantaranya adalah; Bisbol, Futbol Amerika, Bola Basket, Hoki es, Golf, Tinju, Selancar, Skateboarding, Tenis lapangan, Snowboarding, Pacuan kuda dan Balap Mobil (NASCAR).

Pendidikan Jasmani di United State of America (USA) sama dengan pendidikan pada umumnya. Pendidikan Jasmani sudah diberikan kepada anak-anak semenjak mereka sudah mulai duduk dibangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi, baik sekolah atau perguruan tinggi yang berstatus negeri maupun berstatus swasta. Di USA anak-anak dapat memperoleh pendidikan dengan bersekolah dirumah yang dikenal dengan sekolah rumah atau Homeschooling. Menurut Bryan (2000) Struktur dan status pendidikan jasmani (Physical Education) di USA telah berubah secara signifikan selama 40 tahun terakhir. Pendidikan jasmani telah berubah dari komponen penting dan bernilai pendidikan anak-anak pada tahun 1950-an dan 1960-an menjadi tidak penting dan terancam dengan eliminasi pada tahun 1970-an dan 1980-an untuk sekali lagi mencapai tingkat status pada 1990-an.

Pendidikan di USA dikelola oleh negara bagian dan pemerintah daerah namun tetap dibawah naungan Departemen Pendidikan USA sebagai lembaga yang mengatur anggaran Pendidikan jasmani dari pemerintah federal. Dalam bidang pendidikan, The United State of America merupakan negara yang memiliki sekolah-sekolah yang sangat terkenal di dunia baik yang berstatus negeri maupun swasta. Memang apabila dibandingkan dengan negara manapun, USA merupakan salah satu negara yang memiliki kesadaran akan dunia pendidikan yang sangat tinggi di dunia sehingga PBB menetapkannya sebagai salah satu negara yang memiliki indeks pendidikan tertinggi ke-12 di dunia pada tahun 2006. Buta aksara masyarakat USA diperkirakan hanya sekitar 1% yang artinya 99% masyarakat USA bisa membaca.

Pendidikan Jasmani Di USA terbagi atas Pandangan pertama, atau juga sering disebut pandangan tradisional, menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani (dikhotomi). Pandangan pendidikan jasmani berdasarkan pandangan dikhotomi manusia ini secara empirik menimbulkan salah kaprah dalam merumuskan tujuan, program pelaksanaan, dan penilaian pendidikan. Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan jasmani ini cenderung mengarah kepada upaya memperkuat badan, memperhebat keterampilan fisik, atau kemampuan jasmaniahnya saja. Kemudian, pandangan yang kedua yaitu Pandangan modern, atau sering juga disebut pandangan holistik. Pandangan ini memandang kehidupan sebagai totalitas. Siedentop (1990), mengemukakan, “pendidikan jasmani modern yang lebih menekankan pada pendidikan melalui aktivitas jasmani didasarkan pada anggapan bahwa jiwa dan raga merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan.

Dari uraian yang telah paparkan diatas, maka penulis tertarik untuk membahas materi dalam makalah ini dengan judul “Analisis Perbandingan Pendidikan Jasmani dan Olahraga United Satates of America”.

1.2. Rumusan Masalah
        Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu;
  • Analisis Perbandingan Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga United Satates of America (USA) ?
1.3. Tujuan
        Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini ;
  • Untuk mengetahui Perbandingan manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga United Satates of America (USA).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Manajemen Penjas dan Olahraga
  • Defenisi Manajemen; (Management can be defined as the process of administering and controlling the affairs of the organization, irrespective of its nature, type, structure and size) Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses mengelola dan mengendalikan urusan organisasi, terlepas dari sifat, jenis, struktur, dan ukurannya (https://businessjargons.com/management.html).
  • Definisi pendidikan jasmani di Amerika oleh Pangrazi dan Dauer (1992) sebagai berikut, “pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak dan harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan definisi tersebut”. Wall dan Murray (1994), mengemukakan hal serupa dari sudut pandang yang lebih spesifik, “masa anak-anak adalah masa yang sangat kompleks, dimana pikiran, perasaan, dan tindakannya selalu berubah-ubah. Oleh karena sifat anak-anak yang selalu dinamis pada saat mereka tumbuh dan berkembang, maka perubahan satu element sering kali mempengaruhi perubahan pada eleman lainnya. Oleh karena itulah, adalah anak secara keseluruhan yang harus kita didik, tidak hanya mendidik jasmani atau tubuhnya saja”
  • Defenisi Pendidikan Olahraga (Sport Pedagogy) adalah bidang studi akademis, yang terletak di persimpangan antara olahraga dan pendidikan. Sebagai suatu disiplin, pedagogi olahraga berkaitan dengan pembelajaran, pengajaran dan pengajaran dalam olahraga, pendidikan jasmani dan bidang-bidang terkait aktivitas fisik. Sementara pedagogi olahraga sebagian besar dianggap sebagai sub-disiplin ilmu olahraga (di Amerika Utara sering disebut sebagai kinesiologi), landasan teoretisnya juga didukung oleh ilmu pendidikan umum. Oleh karena itu, pedagogi olahraga subdisiplin ilmiah bersekutu dengan bidang, sains, dan pendidikan olahraga (Wikipedia).
  • Defenisi Manajemen olahraga ; Manajemen olahraga adalah bidang bisnis yang berhubungan dengan olahraga dan rekreasi. Beberapa contoh manajer olahraga meliputi sistem front office dalam olahraga profesional, manajer olahraga perguruan tinggi, manajer olahraga rekreasi, pemasaran olahraga, manajemen acara, manajemen fasilitas, ekonomi olahraga, keuangan olahraga, dan informasi olahraga (Wikipedia).
  • Defenisi Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga; Manajemen olahraga melibatkan setiap kombinasi keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, penganggaran, memimpin, dan mengevaluasi dalam konteks organisasi atau departemen yang produk atau layanan utamanya terkait dengan olahraga atau aktivitas fisik, (DeSensi, Kelley, Blanton dan Beitel, 2003) (https://www.shapeamerica.org/career/fields/sport-management.aspx).
2.2. Analisis Perbandingan Manajemen Penjas dan Olahraga United States of America
  •  Manajemen Pendidikan Jasmani USA
Di United States of America (USA), Struktur dan status pendidikan jasmani (PE) telah berubah secara signifikan selama 40 tahun terakhir. Pendidikan jasmani telah berubah dari komponen penting dan bernilai pendidikan anak-anak pada tahun 1950-an dan 1960-an menjadi tidak penting dan terancam dengan eliminasi pada tahun 1970-an dan 1980-an untuk sekali lagi mencapai tingkat status pada 1990-an. Pada 1950-an dan 1960-an. Amerika merasa perlu dipersiapkan secara fisik untuk aksi militer. Namun, tahun 1990-an, USA meningkatkan perhatian pada masalah terkait kesehatan yang dikaitkan dengan kurangnya olahraga dan aktivitas fisik. Dengan meningkatnya pengakuan olahraga dan aktivitas fisik yang jauh ini, pendidikan jasmani sekali lagi mendapatkan status di sekolah umum.

Namun, Pendidikan jasmani di USA secara teratur diperiksa oleh distrik sekolah setempat yang membuat keputusan mengenai anggaran dan keuangan. Para pemimpin pendidikan, cendekiawan, guru, administrator dan orang tua telah menyerukan konsentrasi yang lebih besar pada mata pelajaran akademik dan kurang penekanan pada pendidikan jasmani. program pendidikan jasmani akhirnya di hapuskan pada program sekolah. Namun, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa pendidikan jasmani menjadi lebih dihormati di bagian akhir abad ke-20 dan awal abad 21.

Di United States of America, pendidikan jasmani dipengaruhi oleh “progressive education”. Maksud progressive education ini menyatakan bahwa semua pendidikan harus memberi kontribusi terhadap perkembangan anak secara menyeluruh, dan pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan. Pendidikan jasmani di Amerika Serikat diartikan sebagai pendidikan melalui aktivitas jasmani (education through physical). Pandangan ini kita kenal dengan pandangan Holistik yang dipelopori oleh Wood dan selanjutnya oleh Hetherington pada tahun 1910.

Pendidikan Jasmani berubah yang tadinya lebih menekankan pada gimnastik dan fitnes menjadi lebih merata pada seluruh aktivitas fisik termasuk olahraga, bermain dan rekreasi. Dalam prosesnya siswa dituntut untuk menerima Olahraga dalam kurikulum di sekolah-sekolah karena mengandung nilai-nilai pendidikan. Akhirnya, Olahraga terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Olahraga menjadi populer, siswa menyenanginya dan ingin mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi di sekolah-sekolah.

Daryl Siedentop (1982) mengemukakan keyakinannya bahwa olahraga dapat dipandang sebagai mata pelajaran pendidikan jasmani. Keyakinan ini, bagaimanapun, merasa emosi oleh keprihatinannya mengenai banyak pendekatan pedagogis untuk pengajaran olahraga dalam pendidikan jasmani di mana konten didekontekstualisasikan dari budaya olahraga terkait. Siedentop (1982) berpendapat bahwa olahraga hanya dapat dipandang sebagai subjek pendidikan jasmani jika situasi ini diatasi dan pengalaman siswa tentang olahraga dalam pendidikan jasmani kaya akan pendidikan dan dikontekstualisasikan dalam pemahaman mereka tentang budaya olahraga kontemporer. Siedentop (1982) mengusulkan model kurikulum dan instruksional yang mensimulasikan fitur kontekstual utama olahraga dengan pedagogi yang berpusat pada siswa di mana siswa secara bertahap memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk belajar.

Kesadaran akan perlunya aktivitas jasmani untuk kesehatan di USA memanglah sangat tinggi. Namun, Status pendidikan jasmani di USA paling lemah. Hal ini diukur dari kurangnya siswa di sekolah-sekolah negara bagian dan distrik tidak memilih atau mengambil mata pelajaran pendidikan jasmani. Mereka berpendapat bahwa kurikulum pendidikan jasmani terbatas, tidak seperti klub Olahraga yang populer disekolah-sekolah. Akibatnya, sangat sulit untuk menumbuhkan kecintaan pada pendidikan jasmani pada semua siswa.

Masalah berikutnya di USA adalah kekurangan guru mata pelajaran pendidikan jasmani. Saat ini kebutuhan akan guru pendidikan jasmani hampir dua kali lipat. Banyak Sekolah-sekolah yang tidak memiliki guru pendidikan jasmani di beberapa negara dan distrik di Amerika serikat. Akibatnya, mengharuskan mata pelajaran pendidikan jasmani diampuh oleh guru di luar mata pelajaran pendidikan jasmani. Bisa dibayangkan bagaimana bila mata pelajaran pendidikan jasmani di ajarkan oleh pengajar yang tidak memiliki sertifikasi dalam bidang pendidikan jasmani, siswa akan menderita atau dirugikan karena keterampilan dan kebugarannya tidak akan berkembang dengan baik. Selain itu, terdapat beberapa sekolah akan mempekerjakan pelatih yang tidak memiliki sertifikat pendidik untuk mengajar atau  mengampuh mata pelajaran penjas.

Masalah lain pendidikan jasmani di sekolah-sekolah Amerika Serikat adalah konflik peran guru-pelatih. Di USA, pendidikan jasmani terkait erat dengan olahraga, terutama di tingkat menengah. Dalam banyak kasus, guru pendidikan jasmani juga diminta untuk melatih tim olahraga setelah sekolah sebagai bagian dari tugas mengajar mereka. Berkali-kali kinerja guru / pelatih diukur dalam persentase pemenang olahraga dan bukan dalam pengajaran sekolah yang efektif. Ini, pada gilirannya, menyebabkan para guru yang dihadapkan dengan dilema ini untuk lebih berkonsentrasi pada perencanaan praktik olahraga dan strategi permainan daripada mempersiapkan dan mengajar kelas pendidikan jasmani mereka. Ini menciptakan lingkungan di mana pendidikan jasmani adalah kepentingan sekunder atau tersier dalam hierarki sekolah.

Pendidikan umum di United States of America (USA) dikelola oleh negara bagian dan pemerintah daerah, serta diregulasikan oleh Departemen Pendidikan USA dengan anggaran dari pemerintah federal. Di sebagian besar negara bagian, anak-anak diwajibkan bersekolah ketika berusia enam atau tujuh tahun (taman kanak-kanak atau kelas satu) sampai mereka berusia delapan belas tahun (kira-kira kelas dua belas, akhir dari sekolah menengah atas). Pendidikan jasmani menghadapi kurangnya dukungan federal, yang telah menyebabkan pengurangan program dan sumber daya Physical Activity (McMurrer, 2008). Kurangnya dukungan federal ini sebagian besar disebabkan oleh hasil yang tidak disengaja dari "Undang-Undang Dasar dan Sekunder “No Child Left Behind Elementary and Secondary Act," yang berfokus pada prestasi dan akuntabilitas siswa dalam mata pelajaran inti (mis., Membaca dan matematika; McKenzie & Lounsbery, 2009). Akibatnya, sekolah lebih sedikit mempersembahkan waktu dan sumber daya untuk pendidikan jasmani untuk membebaskan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk mata pelajaran sekolah lainnya (Siedentop, 2009).

Lembaga dan organisasi Pendidikan jasmani dan olahraga, tidak ada undang-undang federal yang mengamanatkan jumlah hari dan menit pendidikan jasmani setiap minggu Institute of Medicine (IOM), 2013; McKenzie & Lounsbery, 2009; Story et al., 2009). SHAPE America – The Society of Health and Physical Educators, yang sebelumnya dikenal sebagai  The American Alliance for Health, Physical Education, Recreation and Dance (AAHPERD) merekomendasikan sekolah-sekolah dasar dan menengah untuk menyediakan 150 menit dan 225 menit pendidikan jasmani mingguan National Association for Sport and Physical Education, (Asosiasi Nasional untuk Olahraga dan Pendidikan Jasmani, 2004).

Dengan berbagai masalah dan kendala yang dihadapi, dasar dan tugas utama dalam mengembangkan pendidikan jasmani di USA sangatl banyak tantangannya. Meskipun organisasi seperti The American Alliance for Health, Physical Education, Recreation and Dance (AAHPERD) dan The National Association for Sport and Physical Education (NASPE) menganjurkan dan menerbitkan standar untuk pendidikan jasmani sekolah, penentuan apa yang penting biasanya dilakukan oleh pemerintah negara bagian, distrik sekolah setempat, dan guru pendidikan jasmani. Di tingkat lokal, apa yang dianggap penting biasanya tergantung pada orientasi kurikuler guru. Orientasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh sekolah. Dalam perkembangan Pendidikan Jasmani di USA, tercatat 3 (tiga) momen yang telah membawa pendidikan jasmani ke garis depan dan kepedulian warga dan administrator sekolah yang telah membantu meningkatkan status pendidikan jasmani ;
  • Pengembangan dan promosi standar dan tolok ukur untuk pendidikan jasmani oleh Asosiasi Nasional untuk Olahraga dan Pendidikan Jasmani,
  • Temuan-temuan dari laporan Surgeon Generars 1996, dan
  • Proposal Undang-Undang Pendidikan Jasmani untuk Kemajuan tahun 1999 oleh Senator Amerika Serikat Ted Stevens.
Saat ini pendidikan jasmani menjadi perhatian yang lebih besar bagi para pembuat kebijakan sekolah. Agar suatu mata pelajaran memiliki kredibilitas di USA, penting baginya untuk memiliki standar dan tolok ukur yang harus dicapai siswa sebelum lulus dari sekolah menengah. Berkembangnya kurikulum mata pelajaran Pendidikan jasmani dan olahraga menunjukkan bahwa praktisi dan peneliti melihat potensi untuk memperoleh pembelajaran siswa yang selaras dengan standar pendidikan jasmani dari badan pemerintahan relatif. The National Association for Sport and Physical Education (NASPE) menetapkan standar konten nasional untuk pendidikan jasmani menekankan pada siswa kompetensi (keterampilan dan pembelajaran taktis), aktivitas fisik dan kebugaran, dan pengembangan pribadi dan sosial.

Pengalaman para guru dan duru pelatihan guru formal. Tugas utama untuk pendidikan jasmani di Amerika Serikat umumnya diklasifikasikan ke dalam empat kategori:
  • Pengembangan kebugaran,
  • Pengembangan keterampilan,
  • Pengembangan afektif, dan
  • Perkembangan kognitif
Di United States of America, jumlah anak-anak yang hidup dalam kemiskinan, milik geng, dan yang tidak menerima manfaat sosial melambung sangat tinggi. Untuk mengatasi masalah sosial yang berkembang ini, program pendidikan jasmani telah fokus pada pencapaian hasil seperti:
  • menghormati hak dan perasaan orang lain,
  • partisipasi dan upaya yang giat,
  • pengarahan diri sendiri.
  • sensitivitas dan daya tanggap terhadap kesejahteraan orang lain, dan
  • menggunakan perilaku ini di luar kelas pendidikan jasmani
Hasil seperti strategi pembelajaran, aturan anatomi, fisiologi, kesehatan, dan pemikiran kritis adalah tugas utama untuk program dengan pembenaran kognitif. banyak sekolah menengah memperluas kurikulum pendidikan jasmani mereka untuk memasukkan pelatihan dalam karir terkait pendidikan jasmani seperti pelatihan atletik. Para sarjana menganjurkan pengembangan keterampilan berpikir kritis sebagai tugas utama pendidikan jasmani. berpendapat bahwa pendidikan jasmani adalah area di mana pemikiran kritis dapat digunakan terbaik karena kenyataan bahwa tantangan fisik, kognitif, dan afektif adalah bagian dari kelas setiap hari, Kesimpulan Untuk mengatakan bahwa status pendidikan jasmani di USA baik positif atau negatif akan tidak akurat dan tidak adil. Apa yang bisa dikatakan. Apakah pendidikan jasmani menghadapi masa ketika statusnya dapat berubah baik atau buruk. Jelaslah bahwa kepedulian publik terhadap kesehatan fisik dan mental anak-anak adalah hebat dan iklim saat ini telah memberikan kesempatan pendidikan jasmani untuk kembali menjadi aspek penting dari kurikulum sekolah.

Pada bulan Desember 2015, Kongres A.S. mengotorisasi kembali Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah (ESEA) dengan nama “Every Student Success Act” (ESSA). ESSA menggantikan "No Child Left Behind Elementary and Secondary Act" dan memberikan kerangka kerja untuk pendidikan dasar dan menengah di USA. Hal  penting, ESSA memasukkan komentar yang menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dan fisik adalah komponen kunci dari "pendidikan yang menyeluruh." Konsep "pendidikan menyeluruh" menggantikan istilah "mata pelajaran inti" yang awalnya digunakan di ESEA. Penting bahwa pendidik dan pemimpin legislatif di semua tingkatan mengambil langkah (pun intended) untuk melihat bahwa sekolah memberikan pengalaman belajar yang efektif yang mempengaruhi kesehatan dan perilaku. Sebagai hasil dari pendidikan jasmani yang diidentifikasikan sebagai bagian dari pendidikan yang menyeluruh, isinya mungkin akan meningkat dalam hal pentingnya, yang akan membutuhkan pendidikan jasmani di semua tingkatan yang disampaikan oleh guru yang disertifikasi sebagai spesialis pendidikan jasmani. Menekankan pentingnya memiliki anak yang sehat di sekolah akan membantu meningkatkan tingkat permainan di antara matematika, sains, dan pendidikan Jasmani. Demikian juga, menjadikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan yang menyeluruh akan membutuhkan sistem pertanggungjawaban yang memastikan bahwa tujuan dan standar kurikuler terpenuhi. Akibatnya, guru dan administrator harus bertanggung jawab untuk memenuhi standar jika tujuannya adalah untuk mengimplementasikan program pendidikan jasmani dan olahraga  berbasis kualitas.
  • Manajemen Olahraga USA
Olahraga terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat USA. Olahraga menjadi populer, sampai mempengaruhi dalam bidang pendidikan, olahraga sangat disenangi siswa di sekolah-sekolah dan siswa sangat antusias untuk mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam olahraga. Olahraga disekolah dibentuk dalam bentuk organisasi-organisasi disesuaikan dengan tingkatan sekolah di USA. Adapun organisasi olahraga di USA dibagi atas;
  1. Olahraga Profesional
  2. Olahraga Perguruan Tinggi
  3. Olahraga Sekolah Menengah; tim dan individu
  4. Olahraga Amatir
Sebagaimana yang kita ketahui dari keempat organisasi diatas terdapat dua organisasi olahraga yang menyentuh di bidang pendidikan. Organisasi olahraga perguruan tinggi dikhususkan untuk mahasiswa perguruan tinggi. National Collegiate Athletic Association (NCAA) merupakan badan/organisasi pengelola olahraga perguruan tinggi terbesar di USA. Salah satu program NCAA ini sering memberikan Beasiswa perguruan tinggi kepada siswa maupun atlit . Sedangkan, Organisasi Olahraga Sekolah Menengah, dikhususkan untuk siswa yang duduk dibangku Sekolah Menengah. Federation of State High School Associations (NFHS) merupakan lembaga yang menaungi bidang olahraga di sekolah menengah negeri maupun swasta. NFHS telah mendorong dan meningkatkan pertumbuhan partisipasi anak perempuan dalam melakukan olahraga.

Title IX (undang-undang hak sipil federal di United States of America yang disahkan sebagai bagian dari Amandemen Pendidikan tahun 1972) adalah masalah yang semakin penting dalam hukum olahraga perguruan tinggi. Undang-undang tersebut, disahkan pada tahun 1972, menjadikannya ilegal bagi lembaga yang didanai pemerintah federal untuk melakukan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin atau gender. Dalam undang-undang olahraga, undang-undang sering merujuk pada upaya untuk mencapai kesetaraan bagi olahraga perempuan di perguruan tinggi. Kantor Hak Sipil (OCR) dibebankan dengan menegakkan undang-undang ini. Lembaga ini menerapkan tes tiga cabang untuk sekolah untuk mematuhi:

Apakah peluang untuk atlet wanita dan pria sebanding dengan pendaftaran mereka?
Apakah sekolah memiliki sejarah memperluas peluang atletik untuk wanita?
Apakah sekolah telah menunjukkan keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan siswa?

Pada 1995 Gender in Equity Disclosure Act disahkan untuk mewajibkan sekolah membuat laporan tahunan, publik tentang tingkat partisipasi atletik pria-wanita, merekrut berdasarkan gender, dan dukungan keuangan. Keputusan Mahkamah Agung USA di Brown University V. Cohen, adalah aspek penting dari litigasi untuk olahraga wanita.

Dalam kebijakan pemerintah USA tidak ada agen pemerintah Amerika yang bertugas mengawasi olahraga. Namun, President's Council on Physical Fitness and Sports memberikan saran kepada Presiden melalui Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, mensosialisasikan tentang aktivitas fisik, kebugaran, dan olahraga, dan mempromosikan aktivitas fisik rutin untuk kesehatan semua warga Amerika. Untuk mengatur partisipasi Amerika dalam Gerakan Olimpiade dan mempromosikan olahraga Olimpiade  U.S. Congress  telah mencarter United States Olympic Committee . Kongres juga melibatkan dirinya dalam beberapa aspek olahraga, terutama kesetaraan gender dalam atletik perguruan tinggi, obat-obatan terlarang dalam olahraga pro, siaran olahraga dan penerapan undang-undang antimonopoli ke liga olahraga.

USA menawarkan peluang tanpa batas untuk terlibat dalam olahraga, baik sebagai peserta atau sebagai penonton. Hukum olahraga di USA tumpang tindih dengan hukum perburuhan, hukum kontrak, hukum persaingan atau antimonopoli, dan hukum gugatan. Secara historis, masalah paling kontroversial seperti hak pilihan bebas, gaji minimum, ukuran pasukan, wajib militer, batasan gaji, alasan pemutusan hubungan kerja, dan penangguhan, masalah batasan penggunaan obat-obatan dalam olahraga.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga melibatkan setiap kombinasi keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, penganggaran, kepemimpinan, dan evaluasi dalam konteks organisasi atau departemen yang produk atau layanan utamanya terkait dengan olahraga atau aktivitas fisik.

Perencanaan pendidikan jasmani dan olahraga; Pendidikan Jasmani berubah yang tadinya lebih menekankan pada gimnastik dan fitnes menjadi lebih merata pada seluruh aktivitas fisik termasuk olahraga, bermain dan rekreasi. Dalam prosesnya siswa dituntut untuk menerima Olahraga dalam kurikulum di sekolah-sekolah karena mengandung nilai-nilai pendidikan. Akhirnya, Olahraga terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Olahraga menjadi populer, siswa menyenanginya.

Pengorganisasian pendidikan jasmani dan olahraga; The National Association for Sport and Physical Education (NASPE), The Society of Health and Physical Educators Organisasi (SHAPE America) yang sebelumnya dikenal dengan The American Alliance for Health, Physical Education, Recreation and Dance (AAHPERD).

Pengarahan pendidikan jasmani dan olahraga; Saat ini pendidikan jasmani menjadi perhatian yang lebih besar bagi para pembuat kebijakan sekolah. Agar suatu mata pelajaran memiliki kredibilitas di USA, penting baginya untuk memiliki standar dan tolok ukur yang harus dicapai siswa sebelum lulus dari sekolah menengah. Berkembangnya kurikulum mata pelajaran Pendidikan jasmani dan olahraga menunjukkan bahwa praktisi dan peneliti melihat potensi untuk memperoleh pembelajaran siswa yang selaras dengan standar pendidikan jasmani dari badan pemerintahan relatif.

Pengendalian pendidikan jasmani dan olahraga; Pendidikan umum di United States of America (USA) dikelola oleh negara bagian dan pemerintah daerah, serta diregulasikan oleh Departemen Pendidikan USA. Dalam undang-undang olahraga USA, undang-undang sering merujuk pada upaya untuk mencapai kesetaraan bagi olahraga perempuan di perguruan tinggi. Kantor Hak Sipil (OCR) dibebankan dengan menegakkan undang-undang ini. Keputusan Mahkamah Agung United States of America (USA) di Brown University V. Cohen, adalah aspek penting dari litigasi untuk olahraga wanita. Pada bulan Desember 2015, Kongres A.S. mengotorisasi kembali Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah (ESEA) dengan nama “Every Student Success Act” (ESSA). ESSA menggantikan "No Child Left Behind Elementary and Secondary Act" dan memberikan kerangka kerja untuk pendidikan dasar dan menengah di USA.

Penganggaran pendidikan jasmani dan olahraga; Pendidikan jasmani di USA secara teratur diperiksa oleh distrik sekolah setempat yang membuat keputusan mengenai anggaran dan keuangan. Pendidikan jasmani di United States of America (USA) dikelola oleh negara bagian dan pemerintah daerah, serta diregulasikan oleh Departemen Pendidikan USA dengan anggaran dari pemerintah federal. Pemerintah mewajibkan sekolah membuat laporan tahunan, publik tentang tingkat partisipasi atletik pria-wanita, merekrut berdasarkan gender, dan dukungan keuangan.

Kepemimpinan pendidikan jasmani dan olahraga; Para pemimpin pendidikan, cendekiawan, guru, administrator dan orang tua telah menyerukan konsentrasi yang lebih besar pada program pendidikan yang merujuk pada upaya untuk mencapai kesetaraan. Title IX (undang-undang hak sipil federal di United States of America yang disahkan sebagai bagian dari Amandemen Pendidikan tahun 1972) adalah masalah yang semakin penting dalam hukum olahraga perguruan tinggi. Undang-undang tersebut, disahkan pada tahun 1972, menjadikannya ilegal bagi lembaga yang didanai pemerintah federal untuk melakukan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin atau gender.

Evaluasi pendidikan jasmani dan olahraga; Penting bahwa pendidik dan pemimpin legislatif di semua tingkatan mengambil langkah (pun intended) untuk melihat bahwa sekolah memberikan pengalaman belajar yang efektif yang mempengaruhi kesehatan dan perilaku. Sebagai hasil dari pendidikan jasmani yang diidentifikasikan sebagai bagian dari pendidikan yang menyeluruh, isinya mungkin akan meningkat dalam hal pentingnya, yang akan membutuhkan pendidikan jasmani di semua tingkatan yang disampaikan oleh guru yang disertifikasi sebagai spesialis pendidikan jasmani. Menekankan pentingnya memiliki anak yang sehat di sekolah akan membantu meningkatkan tingkat permainan di antara matematika, sains, dan pendidikan Jasmani. Demikian juga, menjadikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan yang menyeluruh akan membutuhkan sistem pertanggungjawaban yang memastikan bahwa tujuan dan standar kurikuler terpenuhi. Akibatnya, guru dan administrator harus bertanggung jawab untuk memenuhi standar jika tujuannya adalah untuk men
gimplementasikan program pendidikan jasmani berbasis kualitas.

3.2. Saran

  1. Pemerintah di Negara manapun, wajib melibatkan praktisi, cendikiawan, guru dan dosen pendidikan jasmani dan olahraga dalam menyusun rancangan Undang-Undang tentang Keolahragaan.
  2. Guru merupakan aspek yang sangat penting dalam berkembangnya pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah, maka dari itu perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan Guru harus dua kali lebih besar dari yang ada sekarang.


DAFTAR PUSTAKA
  • http://anungproboismoko.blogspot.com/2012/11/pendidikan-jasmani-di-amerika-serikat.html.(27 September 2019)
  • https://arham892.blogspot.com/2016/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_18.html(27 September 2019)
  • https://businessjargons.com/management.html (27 September 2019)
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Sports_in_the_United_States (28 September 2019)
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Sport_management  (28 September 2019)
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Sports_law_in_the_United_States (6 Oktober 2019)
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Sport_pedagogy (27 September 2019)
  • http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196509091991021 BAMBANG_ABDULJABAR/Konsep_Pendidikan_Jasmani_.pdf  (27 September 2019)
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat (28 September 2019)
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat#Pendidikan (28 September 2019)
  • https://id.wikipedia.org/wiki/National_Collegiate_Athletic_Association (6 Oktober 2019)
  • http://www.thesmartjournal.com/perceptions.pdf (28 September 2019)
  • https://www.shapeamerica.org/career/fields/sport-management.aspx (27 September 2019)
  • https://www.researchgate.net/publication/243666764_Sport_Education_physical_education_for_the_new_millennium?enrichId=rgreq30d72bb5ecf83ae9b6aa7cd00b7308c8XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzI0MzY2Njc2NDtBUzoxNTgzNzQzMzExNjY3MjBAMTQxNDc3MDc5MTIzMg%3D%3D&el=1_x_3&_esc=publicationCoverPdf (29 September 2019)
  • https://www.researchgate.net/profile/Bryan_Mccullick?amp%3BenrichSource=Y292ZXJQYWdlOzIzNTc5MjAyMztBUzo5OTA5NzU3OTA5ODEyOUAxNDAwNjM4MTEzMzMz&amp%3Bel=1_x_5&amp%3B_esc=publicationCoverPdf (27 September 2019)
  • https://www.icsspe.org/system/files/Cooper%20et%20al%20%20Implementing%20Policies%20to%20Enhance%20Physical%20Education%20and%20Physical%20Activity%20in%20Schools.pdf (28 September 2019)
  • Irfandi & Rahmat, Zikrur. 2017. Manajemen Penjas dan Olahraga. Surakarta: Yuma Pustaka.

Download Format Pdf : https://drive.google.com/open?id=1CFdarUlWU4j8JOF9jm8MwGy16fRV3ypU
Download Format Ppt : https://docs.google.com/presentation/d/1DNAGZ0OHj22P-yFA8yMk-ug_MK2BhFyq0JmFJTeeEJk/edit?usp=sharing

ARCHERY

  ARCHERY ARCHERY ACCORDING TO EXPERTS Archery is a static sport with a stable sequence of movements throughout the shot [1].  The sport of ...

OnClickAntiAd-Block