Friday, 27 September 2019

SEPAK TAKRAW : Makalah


BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang
Sepak takraw adalah suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan atau fiber. Dimainkan diatas lapangan yang berukuran panjang 13,42 m dan lebar 6.10 m. Di tengah-tengah dibatasi oleh jarring seperti permainan badminton.
Permainan ini dimainkan oleh 3 orang peregu , yang terdiri dari 2 regu. Dalam permainan ini banyak menggunakan kaki . Pada masa sekarang ini bola yang digunakan terbuat dari fiber yang dahulunya orang banyak menggunakan bola dari rotan.

Tujuan
Makalah ini disusun untuk mengenal permainan sepak takraw.

Manfaat
  • Mengetahui tentang sejarah sepak takraw
  • Mengetahui tentang teknik dasar sepak takraw
Rumusan Masalah
  • Pengertian sepak takraw  
  • Sejarah sepak takraw.
  • Teknik dasar permainan sepak takraw  
  • Lapangan sepak takraw.
  • Metode pembelajaran sepak takraw


BAB II
PEMBAHASAN


Pengertian sepak takraw
Sepak takraw adalah suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan atau fiber. Dimainkan diatas lapangan yang berukuran panjang 13,42 m dan lebar 6.10 m . Di tengah-tengah dibatasi oleh jarring seperti permainan badminton.

Sejarah sepak takraw
Kejuaraan paling bergengsi dalam sepak takraw adalah King’s Cup World Champions yang terakhir diadakan di Bangkok, Thailand. Permainan ini berasal dari zaman kesultanan melayu (634-713) dan dikenal sebagai sepak raga dalam bahasa melayu. Bola terbuat dari anyaman rotan dan pemain berdiri membentuk lingkaran .
Sepak takraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. Sepak berarti gerakan menyepak sesuatu dan takraw berarti bola atau barang bulat yang terbuat dari anyaman rotan.

Catatan sejarah terawal tentang sepak raga terdapat dalam sejarah melayu. Ketika pemerintahan Sultan Mansur Shah Ibni Almarhum Sultan Muzzaffar Shah (1459-1477). Seorang putranya bernama raja ahmad telah dibuang negeri Karena sudah membunuh anak bendahara, akibat persengketaan ketika bermain sepak raga. Raja ahmad kemudian diangkat menjadi sultan di pahang , bergelar Sultan Muhammad  Syah I Ibni Almarhum Sultan Mansur Shah.

Permainan sepak takraw berkembang pesat mulai tahun 1983 , seluruh daerah di Indonesia sudah memiliki pengurus daerah(pengda) atau sekarang bernama pengurus provinsi(pengprov) persatuan sepak takraw seluruh Indonesia (PSTI).

Permainan sepak takraw internasional telah membentuk induk organisasi tingkat asia sejak 1982, yang perkembangannya secara internasional sekarang ini sangat hebat . tidak hanya Negara-negara asia tenggara yang mengembangkan olahraga ini , tapi hamper seluruh bangsa di dunia ini mengembangkan permainan sepak takraw , seperti Amerika , Australia dsb.

Teknik dasar permainan sepak takraw.

Sepak sila
Sepak sila adalah sepakan dengan menggunakan kaki bagian dalam, berguna untuk  mengontrol bola dan member umpan kepada teman.
Cara melakukan sepak sila adalah:
  • Berdiri dengan satu kaki
  • Kaki tendang diangkat dengan setinggi paha dengan lutut dibengkokkan ke samping.
  • Bola ditendang dengan kaki bagian dalam
  • Pada waktu menendang, tungkai kaki dikeraskan dan digerakkan dari bawah ke atas
  • Pandangan kea rah bola dan sasaran
Sepak Kuda
Sepak kuda adalah sepakan dengan menggunakan punggung kaki, berguna untuk mengontrol bola rendah dan melakukan serangan
Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
  • Berdiri dengan satu kaki dengan sedikit kaki tumpuan di tekuk/dibengkokkan
  • Kaki tendangan diangkat lurus di depan badan setinggi pinggul
  • Bola ditendang dengan punggung kaki
  • Pada saat menendang kaki diluruskan
  • Pada saat menendang,punggung kaki di luruskan dengan gerakan mendorong kearah  depan.
Sepak Telapak Kaki
Sepak telapak kaki adalah sepakan dengan menggunakan telapak kaki yang berporos pada kekuatan pergelangan kaki, sepak telapak kaki berguna untuk menjangkau bola tinggi di dekat net dan menahan serangan lawan.
Cara melakukan sepak telapak kaki adalah:
  • Berdiri dengan satu kaki dan kaki yang satunya diluruskan di depan badan dengan telapa kaki mengarah ke bola.
  • Pada saat menendang bola, telapak kaki dengan mendorong kea rah depan. Pandangan diarahkan kea rah bola dan sasara
Teknik Menyundul Bola
Menyundul bola dengan kepala bagian depan, yang berguna untuk mengumpan bola kepada teman dan melakukan serangan.
Cara melakukan sundulan kepala adalah sebagai berikut:
  • Berdiri dengan sikap kuda-kuda
  • Badan dicondongkan ke belakang dengan kedua tangan ditempatkan  disamping badan dengan siku bengkok.
  • Sundul bola dengan kepala bagian depan
  • Pada waktu menyundul bola, badan digerakkan ke depan sambil mengeraskan leher.
  • Pandangan kea rah bola dan sasaran
Teknik Menahan Bola
Menahan bola yang datang dari lawan dapat dilakukan dengan dada dan paha.

Menahan Bola dengan dada
Teknik ini dilakukan bila bola datang setinggi dada. Caranya adalah sebagai berikut:
  • Berdiri dengan sikap kuda-kuda
  • Badan dicondongkan ke belakang sambil membusungkan dada
  • Pada saat badan menyentuh bola, badan di keraskan dan didorong ke depan hingga bola memantul dengan baik.
  • Pandangan diarahkan ke bola dan sasaran
Menahan Bola Dengan Paha
Bola dapat ditahan dengan paha apabila datangnya bola setinggi pinggang atau perut. Cara melakukan adalah sebagai berikut:
  • Berdiri dengan satu kaki dengan lutut sedikit ditekuk
  • Kaki yang lain diangkat dengan paha naik ke atas
  • Menahan bola dengan paha bagian atas
  • Pandangan kea rah bola dan sasaran

Lapangan sepak takraw
Ukuran lapangan :
  • Ukuran lapangan : P : 13.4 m , L : 6,1 m
  • Bebas rintangan setinggi 7,32 m
  • Baris batas tebal >3,8cm
  • Garis tengah tebalnya 3,8 cm
  • Garis seperempat lingkaran dengan jari jari 90 cm
  • Tempat servis dengan jarak 2,45 m dari garis belakang dan 3,05 m dari garis sampingan.
Jaring / net
  • Jaring dibuat dari bahan benang kasar , tali atau nylon dengan ukuran lubang-lubangnya 4-5 cm.
  • Lebar jaring : 72 cm
  • Panjang jaring : >6,71 cm
  • Tinggi net putra : 1,55 m dipinggir dan minimal 1,52 di bagian tengah. 
  • Tinggi net putri : 1,45 m dipinggir dan minimal 1,42 di bagian tengah .
  • Pada pinggir atas , bawah dan samping dibuat pita selebar 5 cm yang diperkuat dengan tali yang diikatkan pada kedua ring.Kedudukan tiang 30 cm diluar garis.
Bola takraw

Terbuat dari plastik dimana awalnya adalah terbuat dari rotan, dengan ukuran :
Lingkaran :
  • Putra : 42-44 cm
  • Putri : 43-45 cm
Berat :
  • Putra : 170-180gr
  • Putri : 150-160gr
Peraturan Permainan Sepaktakraw


Lapangan
  • Lapangan Sepaktakraw seukuran dengan lapangan Badminton yaitu :13,4 m x 6,10 m
  • Sepaktakraw dapat dimainkan dalam gedung atau diluar gedung (apabila dimainkan didalam gedung maka tinggi loteng minimal 8 m dari lantai).
  • Keempat isi lapangan ditandai dengan cet atau lakban yang lebarnya 4 cm, diukur dari pinggir sebelah luar.
  • Areal bebas minimal 3 m dari garis luar lapangan bebas dari rintangan
  • Centre cirle yaitu garis tengah dengan lebar 2 cm.
  • Quarter circle yaitu garis seperempat lingkaran  dipojok garis tengah radius 90 cm diikur dari garis sebelah dalam.
  • The service circle adalah lingkaran service dengan radius 30 cm berada ditengah lapangan, jarak dari garis belakang 2,45 m dan jarak dari titik tengah garis lingkaran  kegaris tengah (Centre Line) 4,25m, jarak titik tengah lingkaran adalah 3,05m dari kiri dan kanan garis pinggir lapangan. 
Ukuran Tiang Net
  • Putra: Tinggi net 1,55m dipinggir dan minimal 1,52 di bagian tengah.
  • Putri: Tinggi net 1,45m dipinggir dan minimal 1,42 di bagian tengah.
  • Kedudukan tiang 30cm diluar garis pinggir
Jaring atau Net
  • Net terbuat dari tali atau benang kuat atau nilon, dimana tiap lubangnya lebar 6 – 8 cm.
  • Lebar net 70 cm dengan panjang 6,10 m.
Bola Takraw
Terbuat dari plastik dimana awalnya adalah terbuat dari rotan, dengan ukuran :
  • Lingkaran 42-44 cm untuk putra dan 43-45 cm untuk putri.
  • Berat adalah 170-180 gr untuk putra dan 150-160 untuk putri.
Pemain-pemain
  • Permainan ini dimainkan oleh 2 (dua) “Regu” masing-masing regu terdiri dari 3 (tiga) orang pemain dan disetiap regu dilengkapi oleh 1 (satu) orang pemain cadangan.
  • 1 (satu) dari tiga pemain diposisi belakang disebut back atau “Tekong” sebagai penyepak mula untuk memulai permainan. Dua orang berada didepan yang berada pada sebelah kiri tekong  disebut “Apit kiri” dan yang berada pada sebelah kanan tekong  disebut “Apit kanan”.
Kesalahan-kesalahan

Kesalahan Pihak Penyepak Bola
  • Apabila sebagai pelambung masih memainkan bola, melemparkan bola pada teman sendiri, memantulkan, melempar dan menangkap lagi setelah wasit menyebut posisi angka.
  • Apabila mengangkat kaki, menginjak garis, menyentuh atau melewati garis bawah net ketika melakukan lambung bola.
  • Tekong melompat saat melakukan service, kaki tumpuan tidak berada dalam lingkaran atau menginjank garis lingkaran servis.
  • Tekong tidak menyepak bola yang dilambungkan kepadanya.
  • Bola menyetuh salah seorang pemain sendiri sebelum bola melewati net.
  • Bola jatuh diluar lapangan.
  • Bola tidak melewati net.
Kesalahan Pihak Penerima Service 
  • Berusaha mengalihkan perhatian lawan seperti : (isyarat tangan, menggertak, bersuara keras  atau membuat keributan).
Kesalahan kedua Pihak
  • Ada pemain yang mengambil bola dilapangan lawan.
  • Menginjak dan melewati satu telapak kaki garis tengah.
  • Ada pemain yang melewati lapangan lawan, walaupun diatas atau dibawah net kecuali pada saat ”The Follow Trugh Ball”
  • Memainkan bola lebih dari tiga kali.
  • Bola mengenai tangan.
  • Menahan atau menjepit bola antara lengan dan badan atau antara dua kaki dengan bola.
  • Bola mengenai loteng atau pembetas lainnya.
Sistem perhitungan angka
  • Apabila penerima servis melakukan ksesalahan otomatis akan memperoleh angka sekaligus melakukan sepak mula lagi bagi penyepak mula.
  • Angka kemenangan setiap set maksimum 21 angka, kecuali pada saat posisi angka 20-20, pemenang akan ditentukan pada saat selisih dua angka sampai batas akhir 25 poin, ketika 20-20 wasit utama menyerukan batas angka 25 poin.
  • Memberikan kesempatan istirahat 2 menit masing-masing pada akhir  set pertama atau kedua termasuk Tie Break.
  • Apabila masing-masing regu memnangkan satu set, maka pemain akan dilanjutkan dengan set “Tie Break” dengan 15 poin kecuali pada posis 14-14, pemenang akan ditentukan pada selisih dua angka sampai batas akhirnya angka 17.
  • Sistem perhitungan angka menggunakan Relly Poin
Pergantian pemain
  • Setiap “Regu” hanya dapat melakukan 1 (satu) kali pergantian pemain dalam satu pertandingan.
  • Pergantian pemain diperbolehkan setiap saat ketika bola mati melalui tim menejer atau pelatih yang disetujui oleh official atau petugas pertandingan.
  • Setiap regu dapat menominasikan maximum dua orang cadangan tetapi hanya bolah melakuka pergantian pemain kali.
  • Pemain yang mendapat kartu merah dapat diganti dengan ketentuan belum ada pergantian pemain sebelumnya.
Posisi pemain pada saat service
  • Sebelum permainan dimulai, kedua regu harus berada dilapangan masing-masing dalam posisi siap bermain.
  • Dalam melakukan sepak mula, salah satu kaki tekong berada dalam garis lingkaran service.
  • Kedua apit kita melakukan servis harus berada pada seperempat lingkaran.
  • Lawan atau regu penerima servis bebas bergerak didalam lapangan sendiri.
Official (petugas pertandingan)
Suatu pertandingan harus dipimpin technikal sebagai berikut :
  • 2 orang Technical Delegotate
  • 6 orang juri (dewan hakim)
  • 1 orang Official Refree
  • 2 orang wasit (wasit utama dan wasit dua)
  • 6 orang penjaga garis samping dan belakang
Pinalty (hukuman)
Pemain yang menggar peraturan ini akan dikenakan sangsi atau hukuman pernyataan dari wasit apabila :
  • Memperlihatkan sikap tidak sopan kepada pemain atau penonton juga pada wasit atas keputusan yang diambil.
  • Menghubungi wasit yang bertugas dengan keras mengenai suatu keputusan yang diambil.
  • Meninggakan lapangan permainan tanpa permisi kepada wasit yang memimpin pertandingan.
  • Memberikan bola kepada pihak lawan dengan menggunakan kaki atau melemparkannya dengan keras.
  • Berkelakuan tidak sopan selama permainan.
Apabila hal tersebut dilanggar oleh seseorang pemain maka wasit menggunakan kartu sebagai berikut:

Kartu Kuning dan Kartu Merah
  • Sebagai tanda peringatan seorang pemain yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib seperti yang diatas.
  • Apabiia pemain telah menerima kartu kuning pada pertandingan yang sama.
  • Sikap kasar dan tidak sopan seperti memukul, menendang, meludah dan lain-lain.
  • Menggunakan kata-kata kotor atau mencaci maki.
Metode Pembelajaran sepak takraw
  • Ceramah, pemanasan dan game, demonstrasi, penugasan, diskusi, dan timbal balik.
  • Media dan Alat Pembelajaran 
  • Lapangan (sepak takraw), tiang, net, dan bola sepak takraw.
Langkah - Langkah Pembelajaran
  1. Pendahuluan (25 menit)
  2. Guru menunjuk salah satu siswa untuk membariskan siswa. 
  3. Melakukan persensi.
  4. Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sepak sila dan sepak kura.
  5. Salah satu siswa ditunjuk sebagai pemandu pemanasan yang dimulai dari gerakan statis ke gerakan dinamis.
  6. Inti (35menit) + diskusi (15 menit)
  7. Guru menginstruksikan supaya siswa membentuk lingkaran mengelilingi dirinya.
  8. Guru memberikan contoh gerakan teknik sepak sila dan sepak kura.
  9. Guru membentuk dua barisan berbanjar disisi lapangan sebelah kiri dan dua barisan berbanjar disisi lapangan disebelah kanan yang saling berhadap-hadapan.
  10. Satu bola berada di barisan sisi sebelah kiri dan satu bola berada di sisi sebelah kanan dengan posisi bola saling bersilangan.
  11. Posisi terdepan dari barisan melambungkan bola lurus kedepan barisannya, kemudian posisi barisan terdepan yang menerima bola melakukan kontrol dengan sepak sila sebanyak dua kali.
  12. Pemain yang melemparkan bola segera menuju posisi terakhir dari barisannya, dan pemain yang menerima bola harus melempar bola ke arah pelempar sebelumnya supaya diterima posisi penggantinya. Dan seterusnya sampai semua melakukan lemparan dan kontrol dengan sepak sila.
  13. Setelah itu lakukan lemparan kembali dan setelah melakukan dua kali kontrol maka dilanjutkan dengan satu kali sepakan sila kearah yang berlawanan dan yang menerima harus melakukan dua kali kontrol dan satu kali sepakan sila ke arah yang berlawan dan seterusnya.
  14. Setelah semua melakukan tugas gerak di atas maka pasanglah net sebagai rintangan passing.
  15. Lakukan dua kali kontrol dan satu kali passing ke arah yang berlawanan secara bergantian.
  16. Untuk sepak kura, prosedurnya sama dengan sepak sila, namun bedanya pada saat mengontrol dan melakukan passing menggunakan sepak kura.
  17. Setelah semua melakukan tugas gerak di atas, maka guru mengumpulkan siswanya untuk berdiskusi tentang masalah apa saja yang di alami dan bersama-sama mencari solusi supaya siswa yang mengalami kesulitan dapat melakukan teknik dengan benar.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
  • Sepak takraw adalah suatu permainan yang menggunakan bola terbuat dari rotan atau fiber. Dimainkan diatas lapangan yang berukuran panjang 13,42 m dan lebar 6.10 m
  • Memperhatikan perkembangan olahraga sepak takraw sekarang ini , besar harapan prestasi cabang olahraga sepak takraw dimasa mendatang cukup cerah , karena olahraga ini sudah mulai diperhatikan oleh berbagai pihak walaupun belum seperti cabang olahraga lainnya.
  • Semoga prestasi dibidang olahraga sepak takraw ini  sudah bisa ditingkatkan lebih baik lagi dan untuk itu semua pihak harus mendukung olahraga ini agar bisa berkembang dan banyak generasi muda yang bisa mengukir prestasinya dibidang olahraga ini maupun yang lainnya. 


DAFTAR PUSATAKA

https://arham892.blogspot.com/2016/05/sepak-takraw_2.html
https://pengetahuanolahraga.wordpress.com/2011/01/23/peraturan-permainan-sepaktakraw/www.scribd.com/mobile/doc/241966295/MAKALAH-SEPAK-TAKRAW
xnewspro.blogspot.com/2013/02/makalah-sepak-takraw.html
http://elissapr.bl/2016/07/makalah-tentang-sepak-takraw.html
http://nanoardhianto.blogspot.com/2016/06/metode-pembelajaran-sepak-takraw-teknik.html
Syahban, Arham. "KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP KEMAMPUAN SEPAK SILA PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA MAHASISWA PUTRA STKIP PARIS BARANTAI KOTABARU." CENDEKIA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN 6.2 (2018): 8-14.

Saturday, 22 December 2018

GERAK DASAR

GERAK DASAR

Halo rekan-rekan pecinta pendidikan jasmani olahraga yang berbahagia, postingan kali ini akan membahas mengenai Gerak Dasar. Di dalam benak kalian pastinya bertanya-tanya “Apa sih itu Gerak Dasar??” Hal itupun dialami penulis saat pertama kali muncul ide saat berniat memposting pembahasan Gerak Dasar ini ke Blog. Setelah penulis mencari beberapa referensi yang terkait mengenai defenisi gerak dasar walhasil ketemu juga. “Let’s Rock”

Gerak Dasar merupakan gerak pengulangan yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan serta menjadikannya sebagai dasar dari pengalaman lingkungan mereka.

Pengembangan gerak dasar merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan: 
  • Proses pengembangan syaraf dan otot yang juga di pengaruhi oleh keturunan, 
  • Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya, 
  • Pengalaman gerak saat ini, 
  • Gerak yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu.
Di saat sebelum usia sekolah dasar, manusia sudah dapat mengendalikan gerak kasar dan setelah pada usia sekolah dasar terjadi perkembangan signifikan dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik dan melibatkan otot yang lebih kecil atau yang disebut gerak halus. Secara umum Gerak dasar dari manusia itu adalah berjalan, berlari, melompat dan melempar.

Pola Gerak Dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi kedalam tiga bentuk gerak sebagai berikut:
  1. Gerak Lokomotor (gerakan berpindah tempat) dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat. Misalnya jalan, lari dan lompat.
  2. Gerak non-Lokomotor (gerakan tidak berpindah tempat) dimana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat. Misalnya mendorong, menarik, menekuk dan memutar
  3. Gerak Manipulatif dimana ada sesuatu yang digerakkan. Misalnya melempar, menangkap, menyepak, memukul dan gerakan lain yang berkaitan dengan lemparan dan tangkapan.
BERBAGAI GERAKAN DASAR

A. GERAK LOKOMOTOR
1. BERJALAN
Jalan adalah suatu gerakan melangkah ke segala arah yang dilakukan oleh siapa saja dan tidak mengenal usia.
2. BERLARI
Berlari merupakan perkembangan dari gerakan berjalan. Perbedaanya terletak pada irama ayunan langkah. Pada gerakan lari iramanya lebih cepat dan saat-saat tertentu kedua kaki tidak menginjak tanah.
3. MELOMPAT
Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari satu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu aki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik.

B. GERAK NON-LOKOMOTOR
1. MENDORONG
Menolak dari bagian belakang atau bagian depan. Contoh; Mendorong tembok
2. MENARIK
Menghela (supaya dekat, maju, ke atas, ke luar). Contoh; permainan tarik tambang
3. MENEKUK
Melipat (barang yg agak kaku). Contoh: angkat kaki kanan sambil ditekuk membentuk sudut 90 derajat.
4. MEMUTAR
Menggerakkan supaya berputar (berpusing). Contoh; putar kedua lengan di muka badan.

C. GERAK MANIPULATIF
1. MELEMPAR
Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan ke arah tertentu. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan koordinasi beberapa unsur gerakan.
2. MENANGKAP
Awal dari usaha untuk menangkap yang dilakukan adalah berupa gerakan tangan untuk menghentikan suatu benda yang mengulir di lantai dan benda yang ada di dekatnya.
3. MENYEPAK
Gerakan menyepak adalah gerakan yang mempertahankan keseimbangan tubuh dalam posisi berdiri pada satu kaki sementara satu kaki lainnya diangkat dan diayun ke depan.
4. MEMUKUL
Gerakan memukul, misalnya memukul bola, dilakukan dengan cara sebagai berikut; mula-mula anak berusaha mengayunkan tangannya dengan lengan lurus ke arah depan atas. Selanjutnya gerakan akan berkembang dan mampu memukul bola dari samping ke arah depan serta memukul bola di atas kepala.
Bagi pecinta pendidikan jasmani olahraga istilah gerak lokomotor, non-lokomotor dan gerak manipulatif bukan lagi merupakan hal yang baru. Ke-tiga pola gerak dasar diatas sudah sering kita dengar dan sudah dihapal diluar kepala. Di dalam perkuliahan penulis sering mengatakan “sungguh terlalu” bagi Mahasiswa Pendidkan jasmani olahraga yang tidak mengetahui dan tidak pernah mendengar sama sekali istilah lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif. Sekali lagi “sungguh terlalu”.

KOMBINASI GERAK DASAR

Telah dikemukakan bahwa gerak dasar dari manusia itu adalah berjalan, berlari, melompat dan melempar. Kombinasi gerak dasar merupakan pengembangan dari gerak dasar yang diterapkan dan dikembangkan melalui berbagai variasi gerakan dasar. Kombinasi gerak dasar bertujuan untuk membina dan meningkatkan kebugaran jasmani, maupun untuk meningkatkan prestasi optimal pada suatu cabang olahraga.

Bentuk-bentuk kombinasi gerak dasar, antara lain;
1. Berbagai kombinasi jalan dan lari
Contoh; jalan dengan langkah panjang, kemudian lari secepat-cepatnya
2. Kombinasi lari dan lompat
Contoh; lari pelan-pelan, pada batas yang telah ditentukan lompat ke atas setinggi-tingginya
3. Kombinasi lari dan lempar
Contoh; lari secepat-cepatnya sambil membawa bola. Pada batas tertentu lemparkan bola
4. Kombinasi jalan, lari dan lompat
Contoh; berjalan biasa, bila ada tanda lari secepatnya kemudian lompat di atas bak pasir
5. Kombinasi jalan, lari dan lempar
Contoh; jalan beberapa meter, kemudian lari dan berhenti lemparkan bola mengenai sasaran
6. Kombinasi gerakan togok, lengan, bahu dan kaki
Contoh; meliuk-liukkan badan, mendorong benda yang tidak bergerak (tembok).
7. Gerak dasar dalam berbagai bentuk jalan
Contoh; menirukan cara berjalan salah satu binatang atau raksasa di dalam wayang.
Demikianlah para rekan-rekan pecinta pendidikan jasmani olahraga pembahasan mengenai Gerak Dasar yang penulis dapat postingkan. Terima kasih telah membaca semoga bermanfaat dan Penulis sangat mengharapkan kritikan dan masukan untuk postingan selanjutnya.

Terima Kasih, 
Salam Pendidikan Jasmani & Olahraga.... Jaya!!

Sumber:
  • Ateng, A. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
  • Ateng, A. (1993). Pendidikan Jasmani di Indonesia. Buletin P31K No.1. Diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Keolahragaan, Yayasan Ilmu Keolahragaan: Guna Krida Prakas JatiI, FPOK IKIP Jakarta
  • Gallahue, David L. (1996). Developmental Physical Education for Today's School Childreen. Brown & Benchmark Publishers. 
  • Simanjuntak, Victor G. dkk. (2009). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 3 SKS. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas
 Program Magister (S2) Pendidikan Jasmani & Olahraga, Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) Angkatan 2010

Friday, 21 December 2018

Gerakan Pemanasan (Warming-up)

Hai para sahabat pecinta Olahraga biasanya sebelum melakukan olahraga kita diwajibkan  menyiapkan kondisi tubuh atau fisik dalam kondisi siap melakukan olahraga. Biasanya berupa gerakan-gerakan kecil sebelum melakukan gerakan inti yang biasa disebut dengan Gerakan pemanasan (Warming-up). 

Gerakan Pemanasan (Warming-up) adalah  gerakan-gerakan yang dilakukan secara sistematis dan mempunyai tujuan yang bisa menghindari cidera pada kegiatan olahraga. Menurut Pescatell, dkk. (2014:164) Pemanasan adalah fase transisi yang memungkinkan tubuh menyesuaikan diri dengan tuntutan fisiologis, biomekanik, dan bioenergi yang berubah dari fase pengkondisian atau olahraga pada sesi latihan. Pemanasan juga meningkatkan range of movement (ROM) dan dapat mengurangi risiko cedera. 

Tujuan dari Gerakan Pemanasan tidak lain agar kecelakaan atau cidera dalam olahraga bisa dihindari seminimal mungkin, kegiatan pemanasan meningkatkan suhu otot dan aliran darah lokal dan mempromosikan respons kardiovaskular yang tepat untuk berolahraga (Pescatello, 2014:95). Lebih lanjut menurut Martens (2012:239) Adapun manfaat kita melakukan pemanasan (warming-up)  diantaranya:
  1. Peningkatan suhu tubuh dan jaringan
  2. Peningkatan aliran darah melalui otot
  3. Peningkatan denyut jantung, mempersiapkan sistem kardiovaskular untuk bekerja
  4. Peningkatan laju pelepasan energi dari sel
  5. Speed Peningkatan kecepatan di mana impuls saraf berjalan, dan dengan demikian peningkatan kecepatan dan efisiensi dengan mana otot berkontraksi dan rileks
  6. Mengurangi viskositas cairan sendi, meningkatkan rentang gerak sebanyak 20 persen
  7. Berkurangnya risiko cedera pada otot 
Gerakan Pemanasan dilakukan sesuai kebutuhan aktifitas fisik/cabang olahraga yang akan dilakukan. Seperti yang dijelaskan oleh Gambetta (2007:254) Warm-up consists of multiple stages that fall into two broad categories: general warm-up and specific warm-up. The stages are not equally divided; the proportion is usually 75 to 80 percent general to 20 to 25 percent specific. The specific warm-up segment is usually the first segment of actual practice; it consists of sport-specific activities usually done at a lower intensity. The stages of warm-up are sequenced to work from the ground up and the core out. There is an emphasis on hip position, awareness, and mobility. 

Martens (2012:239) Pemanasan memiliki tiga fase, yang harus dilakukan sesuai urutan yang dijelaskan setiap fase yang berlangsung 3 hingga 5 menit dengan total hingga 15 menit, berikut diantaranya adalah:
  1. Warm Pemanasan aerobik (Aerobic warm-up). Mulailah dengan kegiatan aerobik yang lambat seperti jogging, bersepeda, berenang, atau bermain ski, secara bertahap meningkatkan intensitasnya saat pemanasan berlangsung.
  2. Peregangan (Stretching). Selalu lakukan peregangan setelah memanaskan otot melalui aktivitas aerobik, bukan sebelumnya.
  3. Pemanasan keterampilan teknis (Technical skill warm-up). Latihlah kegiatan olahraga untuk melatih kelompok otot tertentu yang akan digunakan dan meninjau program motorik untuk keterampilan teknis.
Sejauh yang saya ketahui dalam gerakan pemanasan tidak ada urutan gerakan pemanasan yang baku serta waktu dan hitungan gerakan pemanasan tidak terbatas hanya 2x8 saja (tidak terbatas). Meskipun demikian adanya, alangkah eloknya dalam melakukan Gerakan Pemanasan dilakukan secara sistematis atau sesuai urutan agar tujuan yang diharapkan dalam melakukan Gerakan pemanasan dapat tercapai maksimal.  

Berikut beberapa Gerakan Pemanasan yang dapat kalian lakukan sebelum memulai Pelajaran Penjas, latihan, aktifitas fisik maupun berolahraga:

GERAKAN 1
Posisi tangan: lakukan dengan gerakan mendorong lurus ke atas
Posisi badan: lurus dan seimbang
Posisi kaki: tumit di angkat
Pernapasan: tarik napas  melalui hidung dan buang melalui mulut
Hitungan 2x8


 
GERAKAN 2
Posisi tangan: kedua ibu jari ditempelkan ke dagu & di dorong perlahan ke belakang
Posisi badan: lurus dan seimbang
Posisi kaki: lurus
Pernapasan: tarik napas  melalui hidung dan buang melalui mulut
Hitungan 2x8



GERAKAN 3
Posisi tangan: kedua melingkar d belakang kepala & di tarik perlahan kebawah dan tahan
Posisi badan: lurus dan seimbang
Posisi kaki: lurus
Pernapasan: tarik napas  melalui hidung dan buang melalui mulut
Hitungan 2x8


GERAKAN 4
Posisi tangan: di kepal dan disilangkan satu sama lain
Posisi badan: lurus dan seimbang
Posisi kaki: lurus
Pernapasan: tarik napas  melalui hidung dan buang melalui mulut
Hitungan 2x8
Dilakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri


GERAKAN 5
Posisi tangan: kedua tangan memegang lutut
Posisi badan: lurus & seimbang
Posisi kaki: satu kaki di angkat dengan lutut dibengkokkan
Pernapasan: tarik napas  melalui hidung dan buang melalui mulut
Hitungan 2x8
Dilakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri


GERAKAN 6
Posisi tangan: satu tangan memegang kura2 kaki
Posisi badan: lurus & seimbang
Posisi kaki: satu kaki di ditarik ke belakang & satu kaki lagi tetap lurus
Pernapasan: tarik napas  melalui hidung dan buang melalui mulut
Hitungan 2x8
Dilakukan secara bergantian kaki kanan dan kiri




GERAKAN 7
Posisi tangan: ke dua tangan memegang satu kaki
Posisi badan; lurus & seimbang
Posisi kaki: salah satu kaki diangkat dan disilangkan & kaki yang satu lagi tetap lurus
Pernapasan: tarik napas  melalui hidung dan buang melalui mulut
Hitungan 2x8
Dilakukan secara bergantian kaki kanan dan kaki kiri


Demikianlah beberapa gerakan pemanasan yang dapat kalian lakukan sebelum anda melakukan aktifitas fisik ataupun kegiatan olahraga lainnya, untuk lebih jelas dan detailnya akan saya bahas lagi pada postingan berikutnya dan tentunya masih berhubungan dengan pemanasan olahraga.

Terima kasih banyak kpd teman-teman yang telah membaca Blog saya. 
Sampai Jumpa pada postingan selanjutnya. 
SALAM OLAHRAGA



Sumber:

Gambetta, V. 2007. Athletic development : the art & science of functional sports conditioning. USA: Human Kinetics. Tersedia di www.HumanKinetics.com.

Martens, R. 2012. Successful Coaching. IV ed. Developing Your Coaching Philosophy. Human Kinetics.

Pescatello, L.S., Arena, R., Riebe, D. & Thompson, P.D. 2014. ACSM’s Guidelines for Exercise Testing and Prescription , Ninth Edition. 9th14 ed. American College of Sports Medicine. Lippincott Williams & Wilkins. Tersedia di http://antoinedl.com/fichiers/public/ACSM-guidelines-2014.pdf.


Wednesday, 15 August 2018

PERBEDAAN PENDIDIKAN JASMANI DAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

Postingan kali ini akan membahas tentang perbedaan pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga, ditinjau dari perbedaan tujuan, perbedaan dalam materi ajar, dan perbedaan dalam perencanaan dan evaluasi.

      Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga ini berisi tentang: penjelasan mengenai perbedaan tujuan pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga, perbedaan dalam materi ajar pendidikan dan pendidikan olahraga, perbedaan dalam perencanaan dan evaluasi pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga.

            1.     PERBEDAAN TUJUAN
Untuk memahami perbedaan tujuan pendidikan jasmani dan tujuan pendidikan olahraga tentunya harus mempertimbangkan hubungan pendidikan jasmani (physical education) dan pendidikan olahraga (sport education). Karena pemahaman pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga yang masih terbatas di kalangan Guru penjas maka sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan pembelajarannya. Dengan mempelajari materi ini sangat diharapkanakan membantu Guru penjas untuk memahami peranan, fungsi,dan tujuan pendidikan jasmani secara konseptual.
Dari pengertian pendidikan jasmani salah satu definisi yang sesuai sebagai dasar pelaksanaan kurikulum yaitu menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosional. Sedangkan pernyataan mengenai pendidikan jasmani yang dikembangkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah bagian integral dari pendidikan secara umum, berupa aktivitas jasmani, yang bertujuan meningkatkan individu secara organik, neuromuskular, intelektual, dan sosial.
Pada kontek lain pengertian olahraga adalah suatu teknik bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Sebagian para ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu teknik permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani.Jadi pendidikan olahraga adalah memanfaatkan olahraga yang dijadikan media untuk tujuan-tujuan pendidikan, khususnya pendidikan jasmani.
Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan untuk mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan atau pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia yang sportif, jujur, dan sehat.
Pada ruang lingkup olahraga menurut UU No 3 tahun 2005 tentang SKN poin 1 dijelaskan bahwa olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.
Dalam memberikan gambaran pada perbedaan tujuan pendidikan jasmani dan tujuan olahraga, maka sesuai dalam rincian Abdul Kadir Ateng dijelaskan bahwa pendidikan jasmani memiliki tujuan untuk pendidikan secara keseluruhan, kepribadian dan emosional, sedangkan tujuan olahraga lebih spesifik pada tujuan untuk mengembangkan kinerja motorik (motor performance/kinerja gerak untuk prestasi).
Lebih lanjut yang dikuatkan oleh Syarifudin, dalam bulletin pusat perbukuan, tujuan pendidikan jasmani adalah program yang dikembangkan sebagai sarana untuk teknik pertumbuhan dan perkembangan totalitas subjek, sedangkan pada tujuan pendidikan olahraga lebih fokus tujuannnya pada program yang dikembangkan sebagai sarana untuk mencapai prestasi optimal.
Jadi nuansa pendidikan jasmani pada dimensi fisik lebih luas pengembangannya, sedangkan dimensi fisik dalam pendidikan olahraga lebih spesifik pada pengembangan untuk teknik dalam olahraga. Tujuan pendidikan jasmani menurut Syarifudin dalam Pokok-pokok Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani memuat empat komponen tujuan, yaitu   
  1.  Komponen organik, merupakan gambaran tujuan aspek fisik dan psikomotor yang harus dicapai pada setiap proses pembelajaran, yang meliputi; kapasitas fungsional dari organ-organ seperti daya tahan jantung dan otot.
  2.  Komponen neuromuskuler, merupakan gambaran tujuan yang meliputi aspek kemampuan unjuk kerja keterampilan gerak yang didasari oleh kelenturan, kelincahan, keseimbangan, dan kecepatan. 
  3. Komponen intelektual, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan kognitif.
  4. Komponen emosional, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan afektif.

Pada tujuan pendidikan jasmani yang tertuang pada kurikulum 2004 lebih lanjut diuraikan, yaitu: meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. Secara umum tujuan pendidikan jasmani adalah:
  1. Untuk membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap social dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama. 
  2. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar.
  3. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokrasi melalui aktivitas jasmani. 
  4. Mengembangkan kemampuan gerak dalam keterampilan berbagai macam permainan. 
  5. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui  berbagai aktivitas jasmani.
  6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. 
  7. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.

Pendidikan jasmani harus dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia dengan berbagai macam pola, dan juga diselenggarakan pada sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Tujuan pendidikan jasmani konsisten dengan tujuan pendidikan umum. Berikut disajikan, tujuan-tujuan pendidikan jasmani yang menjadi pedoman kerja bagi guru-guru sekolah, misalnya:
  1. Tujuan untuk percaya terhadap diri sendiri, mengembangkan daya ingatan, keterampilan dalam proses fundamental untuk berbicara, menulis dan berhitung; penglihatan dan pendengaran, memperoleh pengetahuan kesehatan, pengembangan kebiasaan hidup sehat, mengenal kesehatan masyarakat; pengembangan untuk hiburan, intelegensi, perhatian terhadap keindahan, dan pengembangan budi pekerti yang baik. 
  2. Tujuan yang berhubungan dengan kemanusiaan, saling menghormati, persahabatan, kerja sama, berbudi bahasa luhur, menghargai keluarga dan bersikap demokrasi di rumah. 
  3. Tujuan untuk efisien ekonomi: menghormati pekerjaan, berkemampuan menyaring hal-hal yang berhubungan dengan informasi, berhubungan dengan efisiensi, berhubungan dengan apresiasi dan penyesuaian, ekonomi pribadi, pertimbangan terhadap pemakai, efisiensi dalam belanja, dan perlindungan terhadap pemakai. 
  4. Tujuan yang berhubungan dengan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan berkeadilan sosial, pengertian terhadap masyarakat, penilaian terhadap kritik, toleransi, kelestarian lingkungan, aplikasi masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, sebagai warga dunia yang baik, waspada terhadap hukum ekonomi, terhadap membaca dan menulis politik kewarganegaraan, dan taat terhadap demokrasi.
  Lebih spesifik mengulas tujuan pendidikan jasmani sesuai yang termaktub dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II pasal 4 disebutkan bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan demikian tujuan pendidikan tersebut harus menjadi perhatian guru-guru dalam menunaikan tugas mengajarnya agar sasaran yang diharapkan dapat tercapai.
Walaupun tujuan pendidikan secara umum sama sesuai dari penjelasan di atas, Daryl Siedentop (2004; 7) secara spesifik menjelaskan bahwa tujuan pendidikan olahraga: untuk mendidik peserta didik menjadi pemaindalam arti sepenuhnya dan membantu mereka mengembangkan kompetensinya, melek huruf, dan menjadi olahragawan yang antusias. Sedangkan objek olahraga secara umum adalah:
  1. Mengembangkan olahraga lebih spesifik pada teknis dan kebugaran.
  2. Menghargai dan dapat mengeksekusi olahraga lebih spesifik pada strategi bermain.
  3. Berpartisipasi pada tingkat sesuai tahapan perkembangan. 
  4.  Berbagi perencanaan danadministrasi pengalaman olahraga. 
  5. Bekerja secara efektif dalam suatu kelompok untuk mencapai sasaran bersama.
Dengan uraian mengenai berbagai tujuan baik pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga dapat lebih rinci bahwa pendidikan jasmani memiliki cakupan ruang lingkup lebih luas dibandingkan dengan pendidikan olahraga. Karena pada pendidikan jasmani pengembangan individu melalui kemampuan fisiknya, intelektualnya, dan perasaannya seorang individu ditingkatkan keterampilannya untuk mampu mengatasi dan menyelesaikan berbagai hal masalah yang berhubungan dengan lingkungan, permainan, dan kompetisi dalam olahraga.Sedangkan pada pendidikan olahraga pengembangan individu pada keterampilannya untuk mampu mengatasi dan menyelesaikan berbagai hal masalah yang berhubungan dengan kompetisi dalam olahraga.

            2.     PERBEDAAN DALAM MATERI AJAR
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Untuk menjamin agar pendidikan jasmani dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka materi yang disajikan dalam implementasi program-programnya di lapangan harus melalui strategi atau gaya-gaya pembelajaran yang efektif dan efisien, dalam arti memiliki fleksibilitas yang cukup tinggi dalam berinteraksi dengan berbagai faktor pendukung program pendidikan jasmani.
Program pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai usaha merancang komponen-komponen pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa.Tujuan pada bagian psikomotor adalah pencapaian keterampilan dan kebugaran jasmani secara optimal. Sementara itu, walaupun pendidikan jasmani menggunakan aktivitas fisik sebagai media proses pembelajaran, bukan berarti mengabaikan pengembangan bagian kognitif dan apektif, melainkan melalui dampak pengiring dari aktivitas fisik secara langsung dapat memberikan konstribusi terhadap pencapaian tujuan pada ranah kognitif dan afektif.
Pada penyajian pendidikan jasmani maupun pendidikan olahraga maka materi yang disajikan seyogyanya terakumulasi dalam ketiga ranah tersebut.Gabbard, Leblanc, dan Lowy (1987) mengutarakan bahwa pertumbuhan, perkembangan dan belajar lewat aktivitas jasmani akan mempengaruhi:
  1.  Ranah kognitif : Kemampuan berpikir (bertanya, kreatif, dan menghubungkan) kemampuan memahami (perceptual ability) menyadari gerak, dan penguatan akademik 
  2. Ranah psikomotor: Pertumbuhan biologik, kesegaran jasmani, keterampilan gerak, dan peningkatan keterampilan gerak. 
  3. Ranah Afektif:  Rasa senang, penanggapan yang sehat terhadap aktivitas jasmani, kemampuan menyatakan dirinya (mengaktualisasi diri), menghargai sendiri, dan ada konsep diri, Sukintaka (1992).
Membedakan pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga bahwa hal itu merupakan bagian dari pendidikan secara umum, dimana pendidikan jasmani tujuannya untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar menjadi manusia Indonesia seutuhnya.Sedangkan pendidikan olahraga tujuannya untuk membantu anak agar menguasai teknik tertentu (keterampilan) pada cabang olahraga. Materi yang disajikan pada pelaksanaan gerak dirancang secara sadar oleh guru yang diberikan dalam situasi yang tepat guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak.

           3.     PERBEDAAN DALAM PERENCANAAN DAN EVALUASI
                  a)     Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) apa kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok;  (2) bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam pengalaman belajar beserta alokasi waktu dan alat sera sumber belajar yang diperlukan; dan (3) bagaimana mengetahui pencapaian kompetensi yang ditandai dengan penyusunan indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
Selain pengertian tersebut dapat dipahami pengertian berikut, bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Pada konteks ini, yang dimaksud mata pelajaran tersebut adalah pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
Silabus diterapkan dalam proses pembelajaran, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Pengkajian dan pengembangan secara berkelanjutan dilakukan dengan memperhatikan catatan dari  hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran),dan evaluasi rencana pembelajaran secara menyeluruh.

                  b)    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus yang telah disusun pada langkah sebelumnya. RPP disusun untuk setiap kali pertemuan. Di dalam RPP tercermin kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Selain pengertian tersebut, juga dikemukakan pengertian lain tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini, yaitu; rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pelaksanaan pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali  pertemuan atau lebih.

                  c)     Evaluasi
Pada  penilaian sering dikenal dengan sistem gain score dan final score pada suatu proses pembelajaran maupun pelatihan. Gain score berarti penilaian yang didasarkan pada pertambahan nilai, yaitu selisih antara hasil panilaian awal dan hasil penilaian akhir yang didapat oleh peserta didik, dan ini yang ditekankan dalam menilai hasil belajar anak. Sedangkan nilai akhir (gain score) menjadi penekanan dalam penilaian yang dilakukan pada olahraga kompetitif.
Seluruh peserta didik dalam suatu sekolah wajib mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam pendidikan jasmani, sehingga partisipasi dalam penjas disebut sebagai partisipasi wajib. Sedangkan untuk memilih keikutsertaan anak pada suatu kelompok berlajar cabang olahraga tertentu pada pendidikan olahraga.
Secara sepintas kita membahas mengenai apa itu evaluasi. Stufflebeam seperti yang dikutif Suparman (2012; 301) evaluasi adalah suatu investigasi, penelitian, penyelidikan, atau pemeriksaan yang sistematik terhadap nilai suatu objek. Pada halaman yang sama Scriven menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses menentukan manfaat, harga, dan nilai dari sesuatu dan evaluasi adalah produk dari proses tersebut.
Setelah memahami apa yang harus dilakukan dalam perencaan dan evaluasi, selanjutnya pada akhir materi ini akan dirinci lebih lanjut perbedaan dalam perencanaan dan evaluasi pada pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga.  Untuk memudahkan membedakannya maka Anda dapat menelaah lebih lanjut diagram berikut:
                                             Diagram 1 Perbedaan dalam perencanaan
PENDIDIKAN JASMANI
PENDIDIKAN OLAHRAGA
1.   Tujuan berisi program sebagai sarana untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan totalitas peserta didik
1.   Tujuan berisi program sebagai sarana untuk mencapai prestasi (teknik kecabangan).
2.   Materi yang diberikandisesuaikan dengan kebutuhan/kemampuan peserta didik.
2.   Materi yang diberikan untuk mencapai target penguasaan teknik kecabangan guna mencapai prestasi optimal.
3.   Intensitas kerja fisik disesuaikan dengan kemampuan organ-organ tubuh peserta didik.
3.  Intensitas kerja fisik harus mendekati siklus pertandingan.
4.   Pelaksanaan  permainan menggunakan peraturan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran (dimodifikasi).
4.   Pelaksanaan permainan memakai peraturan dalam kecabangan olahraga.
5.   Alat dan sarana dapat dimodifikasi sesuai kemampuan peserta didik.
5.   Alat dan sarana harus sesuai yang dipergunakan pada perlombaan/pertandingan olahraga.
6.   Peserta didik semua diharapkan dapat melakukan kegiatan proses pembelajaran
6.   Peserta didik tidak semua dapat melakukan kegiatan proses pembelajaran
7.   Media aktivitas gerak fisik menggunakan; aktivitas permainan, aktivitas olahraga, dan aktivitas lainnya.
7.   Media aktivitas gerak fisik menggunakan; aktivitas permainan dalam cabang olahraga.

                                                      Diagram 2 Perbedaan evaluasi
PENDIDIKAN JASMANI
PENDIDIKAN OLAHRAGA
1.   Kontek evaluasi untuk menilai proses pembelajaran terhadap kemajuan peserta didik
1.   Kontek evaluasi untuk menilai proses pembelajaran terhadap hasil materi peserta didik
2.   Penilaian terhadap peserta didik dilakukan terhadap proses pelaksanaan keterampilan
2.   Penilaian terhadap peserta didik dilakukan terhadap hasil capaian keterampilan
3.   Alat ukur penilaian menggunakan  acuan patokan (kriteria).
3.   Alat ukur penilaian cenderung menggunakan  acuan norma (baku).
4.   Dasar evaluasi meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor
4.   Dasar evaluasi lebih dominan pada psikomotor

Foto bersama Asesor BAN-PT Bidang Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

    DAFTAR PUSTAKA

Coakley, J. (2007). Sport and Character Development among Adolescents.Makalah dipresentasikan dalam the Improved Sport for Hundreds of Millions of Chinese Children, Beijing, China.

Daryl Siendentop, Peter A. Hastie, dan Hans van der Mars, (2004). Complete Guide to Sport Education, United States: Human Kinetics.

Harsuki, (2003).Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kirk, D. (2010). Physical Education Futures.London: Routledge.

Siedentop, D. & Lock, L. (1997).Making a Difference for Physical Education: What professors and practitioners must build together.Journal of Physical Education,  Recreation and Dance, 68: 25-33.

Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

đŸŒº MODEL EVALUASI CIPPđŸŒº đŸ‘‰Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block