GAYA MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI
Gaya (style) mengajar sering juga disebut Strategi dalam pembelajaran. Ada berbagai macam bentuk strategi pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga, diantaranya yaitu: Strategi pembelajaran Komando, Strategi tugas individu/Latihan, Strategi Pembelajaran Resiprokal, Strategi Guided Discovery, Strategy Pembelajaran inkuiri.
1). Strategi Pembelajaran Komando
Strategi pembelajaran komando adalah pendekatan mengajar yang paling bergantung pada guru. Tujuannya adalah penampilan yang cermat. Guru menyiapkan semua aspek pengajaran dan ia sepenuhnya bertanggung jawab dan berinisiatif terhadap pengajaran dan memantau kemajuan besar dari perkembangan peserta didiknya. Pada dasarnya strategi pembelajaran ini ditandai dengan penjelasan, demonstrasi, dan latihan. Lazimnya, strategi pembelajaran itu dimulai dengan penjelasan tentang teknik baku, dan kemudian peserta didik mencontoh dan melakukannya berulang kali. Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Peserta didik dibimbing ke suatu tujuan yang sama bagi semuanya.
Memang Strategi pembelajaran komando kebanyakan terbukti efektif karena ilmu yang diperoleh oleh peserta didik akan cepat diserap dan dapat dimengerti, inilah peran guru dibutuhkan sepuasnya. Guru menyiapkan semua aspek pengajaran yang mendukung dan yang efektif. Kebebasan peserta didik sangat terbatas hanya kepada mau atau tidaknya mengikuti atau mematuhi perintah guru. Jadi peserta didik sepenuhnya bergantung kepada gurunya tentang tugas gerak apa yang dikerjakan. Secara teoritis dapat dinyatakan peserta didik tidak mempunyai kebebasan untuk membuat keputusan sehubungan dengan proses belajarnya. Jadi dalam strategi komando, peserta didik hanya dijadikan sebagai objek dan, dan guru adalah subjeknya.
Penerapan Strategi pembelajaran Komando :
- Ingin diajarkan ketrampilan khusus atau khas
- Menangani kelas yang sulit dikendalikan
- Ingin mencapai kemajuan yang lebih cepat
- Sekelompok anak yang memerlukan bantuan khusus
Berikut ini akan dijabarkan langkah-langkah mengenai prosedur strategi komando;
- Guru menyiapkan seperangkat kegiatan belajar mengajar yang pada umumnya berkenaan dengan bentuk, tempo, urutan, frekuensi, intensitas penilaian, dan tujuan pembelajaran.
- Guru menetapkan bentuk aba-aba atau komando berupa verbal atau bentuk lainnya, seperti tepuk tangan, peluit, bendera, dan sebagainya.
- Pada saatnya guru mendemonstrasikan kegiatan belajar baik berupa gerakan atau aba-aba.
- Guru menyiapkan peserta didik untuk menerima aba-aba dan melakukan gerakan-gerakan sesuai komando dari guru.
- Guru menghentikan pembelajaran bila ia menganggap bahwa peserta didik telah menguasai gerakan yang dimaksud.
Peran guru pada pembelajaran ini sangat dominan, yaitu sebagai pembuat keputusan pada semua tahap, karena pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi sepenuhnya dilakukan oleh guru, sedangkan peserta didik/peserta didik hanya berperan sebagai pelaku atau pun pelaksana saja yang sepenuhnya harus tunduk terhadap pengarahan, penjelasan, dan segala perintah dari guru.
Esensi dari strategi pembelajaran komando adalah adanya hubungan yang langsung dan cepat antara stimulus guru dan respon murid. Stimulus berupa tanda/komando yang diberikan guru, akan mengawali setiap gerakan peserta didik/peserta didik dalam menampilkan gerakan sesuai dengan contoh dari guru. Strategi pembelajaran komando sangat sesuai untuk kegiatan pembelajaran stretching, kalestenik dan teknik dasar.
Kelemahan dan Keunggulan Strategi pembelajaran komando
1. Kelemahan Strategi pembelajaran Komando Adalah :
- Kurang mengembangkan penalaran
- Kurang mengembangkan pembentukan sifat
- Tidak demokratis Penyaluran aspek sosial, emosional, dan kognitif sangat terbatas
2. Keunggulan strategi pembelajaran Komando adalah :
- Keseragaman gerak
- Jika dilakukan oleh banyak orang dapat membuat suasana indah dan menyenangkan
- Mengembangkan perilaku disiplin
- Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi
Sasaran strategi pembelajaran Komando;
- Respons langsung terhadap petunjuk yang diberikan
- Penampilan yang sama/seragam
- Mengikuti model yang telah ditentukan
- Ketepatan dan kecermatan respons
- Meningkatkan semangat kelompok
- penggunaan waktu secara efisien
2). Strategi Tugas Individu/Latihan
Dalam strategi pembelajaran ini peserta didik diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan, sedangkan guru memberi umpan balik kepada semua peserta didik secara perorangan. Disini guru bertanggung jawab menentukan tujuan pengajaran, memilih aktivitas dan menetapkan tata urut kegiatan untuk mencapai tujuan pengajaran. Strategi pembelajaran individu juga dikenal dalam istilah strategi pembelajaran latihan. Hal ini sangat sesuai untuk pembelajaran dalam penguasaan teknik dasar.
Didalam strategi pembelajaran tugas ini peserta didik ikut serta menentukan cepat lambatnya tempo belajar, maksudnya guru memberikan keleluasaan bagi setiap peserta didik untuk menentukan sendiri kecepatan belajar dan kemajuan belajarnya. Dalam strategi pembelajaran ini, guru tidak menghiraukan bagaimana kelas organisasi, atau apakah peserta didik melakukan tugas itu secara serempak atau tidak karena hal itu tidak begitu penting baginya. Tugas dapat disampaikan secara lisan atau tulisan. Peserta didik melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya dan dia juga dapat dibantu oleh temannya, atau tugas itu dilaksanakan dalam sebuah kelompok kecil.
Ciri - Ciri Strategi tugas individu
- Rumusan tujuan, pemilihan aktifitas belajar dan urutan kegiatan belajar ditentukan oleh guru.
- Peserta didik hanya diberi kebebasan dalam menentukan tempo latihan
Penerapan Strategi tugas individu
- Tugas diberikan secara lisan atau tulisan
- Tugas lisan atau tulisan dibuat secara jelas dan singkat
- Peserta didik melakukan tugas dengan kemampuannya
Kelemahan dan Keunggulan Strategi tugas individu
Kelemahan
- Kurang mengembangkan kreatifitas
- Tugas yang kurang jelas dan terlalu panjang dapat menimbulkan lupa
- Bagi sebagian anak dapat menghindari dari tugas yang sebenarnya
Keunggulan
- Guru dapat memberikan umpan balik secara individual
- Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab
Dalam gaya latihan peserta didik diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan dan guru memberi umpan balik kepada semua peserta didik secara perorangan.
Peranan Guru Penjas dalam Strategi tugas individu :
- Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sendiri
- Memberi balikan secara individual
- Meningkatkan interaksi kepada individu
- Memberi kesempatan kepada peserta didik dalam penyesuaian diri
3). Strategi Belajar Kelompok Berpasangan (Resiprocal)
Pada strategi pembelajaran resiprokal, kelas diorganisir dan dikondisikan dalam peran-peran tertentu (dibagi menjadi dua kelompok), ada peserta didik/peserta didik yang berperan sebagai pelaku, dan sebagai observer (pengamat) terhadap aktivitas yang dilakukan oleh kelompok pelaku, sedangkan guru sebagai fasilitator. Kelompok peserta didik yang bertindak sebagai observer mengamati tampilan/aktivitas yang dilakukan oleh temannya (pelaku) dfengan membawa lembar observasi (pengamatan) yang telah disusun oleh guru, selanjutnya observer tersebut mengevaluasi tampilan dari kawannya yang bertindak sebagai pelaku. Dalam hal ini evaluasi dilakukan oleh peserta didik/peserta didik sendiri secara bergantian. Melalui upaya mengevaluasi aktivitas temannya, diharapkan peserta didik juga mengetahui konsep pelaksanaan yang benar, karena setiap peserta didik akan berperan sebagai observer (pengamat), maka mereka akan berupaya untuk menguasai konsep geraknya yang benar. Tanggungjawab dan pemberian umpan balik diberikan kepada peserta didik. Untuk pelaksanaan strategi pembelajaran resiprokal, peserta didik terlebih dahulu harus mempelajari teknik dasar, dan strategi pembelajaran resiprokal ini dilaksanakan pada pembelajaran teknik lanjutan.
Strategi pembelajaran resiprokal juga memberikan kesempatan kepada teman sebaya untuk memberikan umpan balik dan peranan ini memungkinkan:
- Peningkatan interaksi sosial antar teman sebaya
- Umpan balik secara langsung.
Sasaran Strategi pembelajaran Resiprokal;
- Tugas (Materi Pembelajaran):
- Memberi kesempatan untuk latihan berulang kali dengan seorang pengamat
- Peserta didik menerima umpan balik langsung
- Sebagai pengamat, peserta didik memperoleh pengetahuan penampilan tugas
- Peranan Peserta didik:
- Memberi dan menerima umpan balik
- Mengamati penampilan teman dan mengoreksi
- Menumbuhkan kesabaran dan toleransi
- Memberikan umpan balik
- Akibat ada interaksi sosial antara peserta didik dengan pasangannya :
- Umpan balik langsung
- Guru mengamati pelaku dan pengamat, tapi hanya berkomunikasi dengan pengamat
- Guru memberikan kriteria perilaku yang harus ditampilkan sebelum pelaksanaan pembelajaran.
- Peranan Guru
- Menjawab pertanyaan dari pengamat
- Berkomunikasi dengan pengamat
- Memantau pelaksanaan pembelajaran
- Hal-hal yang dilakukan guru sesudah pembelajaran:
- Menerima kriteria perilaku
- Mengamati penampilan perilaku
- Membandingkan dan mendiskusikan penampilan dengan kriteria perilaku
- Menyimpulkan hal hal mengenai penampilan kepada perilaku
- Menyimpulkan posisi atau level penampilan disbanding dengan kriteria
- Guru harus menjawab/ mengomentari pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan peserta didik.
- Hal yang perlu ditekankan kepada pengamat :
- Pengamat harus berperilaku sesuai dengan kriteria perilaku pengamat
- Pastikan bahwa pengamat memberikan umpan balik sesuai dengan kriteria perilaku.
Keunggulan dan kerugian
- Strategi pembelajaran ini memberikan keunggulan antara lain sbb:
- Memberikan umpan balik seketika tanpa di tunda tunda yang mempunyai pengaruh nyata terhadap proses belajar peserta didik. Umpan balik ini berupa informasi tentang apa yang diperbuatnya baik yang benar atau yang keliru.
- Dapat mengembangkan cara kerja dalam tim kecil. Sehingga aspek sosialnya berkembang.
- Meningkatkan proses belajar mengajar dengan cara mengamati secara sistematik gerakan atau pokok bahasan dari teman. Pada dasarnya, mengamati kegiatan belajar teman itu merupakan suatu proses belajar mengajar juga.
- Kelemahan itu dapat dikemukakan sbb:
- Sering menimbulkan situasi yang emosional antar apelaku dan pengamat yang disebabkan pengamat berlaku berkelebihan dalam menyampaikan informasi yang bersangkutan. Perilaku yang berkelebihan antara alain menyampaikan dengan nada mengejek, menghakimi, berstrategi pembelajaran mengurui yang serba tahu.
- Pada umumnya pelaku tidak tahan terhadap kritik peserta didik pengamat sehubungan dengan hasil belajar yang pemah dilakukan sebelumnya. Peserta didik pelaku tidak mau terima hasil pengamatan temannya. Situasi ini sering menimbulkan ketegangan anatara peserta didik pelaku dan peserta didik pengamat.
- Sering juga terjadi pasangan ini justru memantapkan suatu perilaku belajar yang sama, disebabkan mereka salah menafsirkan deskripsi gerakan atau pokok bahasan yang tertera dalam lembaran kerja.
4. Strategi Guided Discovery
Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund "discovery adalah proses mental di mana peserta didik mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip". Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2001:20). Sedangkan menurut Jerome Bruner "penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau iten pengetahuan tertentu". Dengan demikian di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang peserta didik dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga peserta didik dapat mencari jalan pemecahan (Markaban, 2006:9). Model penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator. Guru membimbing peserta didik dimana ia diperlukan.
Dalam model ini, peserta didik didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri sehingga dapat "menemukan" prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru (PPPG,2004:4). Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan peserta didik-peserta didiknya menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan. Model penemuan terbimbing atau terpimpin adalah model pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh peserta didik berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing (Ali, 2004:87). Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang di mana peserta didik berpikir sendiri sehingga dapat "menemukan" prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan. Menurut Markaban (2006:11-15) Di dalam model penemuan ini, guru dapat menggunakan strategi penemuan yaitu secara induktif, deduktif atau keduanya. Dengan penjelasan di atas model penemuan yang dipandu oleh guru ini kemudian dikembangkan dalam suatu model pembelajaran yang sering disebut model pembelajaran dengan penemuan terbimbing. Pembelajaran model ini dapat diselenggarakan secara individu dan kelompok. Model ini sangat bermanfaat untuk mata pelajaran penjas sesuai dengan karakteristik penjas tersebut. Guru membimbing peserta didik jika diperlukan dan peserta didik didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan sampai seberapa jauh peserta didik dibimbing tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari (Markaban, 2006:15).
Perlu diingat bahwa model ini memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila peserta didik dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan 'mengkonstuksi' sendiri konsep atau pengetahuan tersebut (PPPG, 2004:5).
Langkah-langkah Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing;
Menurut Markaban (2006:16) agar pelaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru penjas adalah sebagai berikut :
- Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada peserta didik dengan data secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh peserta didik tidak salah.
- Dari data yang diberikan guru, peserta didik menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut
- Peserta didik menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
- Bila dipandang perlu,konjektur yang telah dibuat oleh peserta didik tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan prakiraan peserta didik, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.
- Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada peserta didik untuk menyusunnya
- Sesudah peserta didik menemukan apa yang dicari hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah penemuan itu benar.
Memperhatikan langkah-langkah model pembelajaran penemuan terbimbing diatas dapat disampaikan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Kelebihan sebagai berikut :
- Peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
- Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inguiry (mencari-temukan).
- Mendukung kemampuan problem solving peserta didik
- Memberikan wahana interaksi antar peserta didik, maupun peserta didik antar guru, dengan demikian peserta didik juga terlatih untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
- Lama membekas karena peserta didik dilibatkan dalam proses menemukannya.
Sedangkan kekurangannya sebagai berikut :
- Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
- Tidak semua peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan, beberapa peserta didik masih terbiasa dan mudah dimengerti dengan model ceramah
- Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.
- Contoh, Dalam strategi pembelajaran konvergen guru cukup memberikan perintah / intruksi dalam melakukan teknik gerakan dan peserta didik melakukan sesuai sepengetahuannya. Contoh : Bagaimana cara melakukan passing menggunakan kaki bagian luar dalam sepak bola/lakukan. Dalam strategi pembelajaran ini peserta didik dituntut kreatif karena guru hanya memberi intruksi / perintah dan peserta didik melakukan.
5). Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran peserta didik dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri
- Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
- Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Dengan de-mikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sum-ber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik. Akti-vitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara gu-ru dan peserta didik. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik berta-nya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
- Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri peserta didik tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, peserta didik akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik. Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini peserta didik memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
- Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
- Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik inter-aksi antara peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru, bahkan interaksi anta-ra peserta didik dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
- Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
- Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
- Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakanberbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenar-annya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
Dari beragamnya model pembelajaran dalam pendidikan jasmani, tentunya antara model yang satu dengan lainnya saling memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik dari model pembelajaran inkuiri adalah guru bukannya menunjukkan dan menceritakan pada peserta didik bagaimana untuk bergerak, tetapi guru menggunakan serangkaian pertanyaan untuk memunculkan keterikatan peserta didik pada domain psikomotor dan kognitif. Pada dasarnya, guru mengajukan sebuah pertanyaan yang memunculkan berbagai tipe pemikiran peserta didik, yang selanjutnya memunculkan jawaban berupa gerak yang diperlihatkan peserta didik. Tipe pertanyaan dapat bervariasi, disesuaikan dengan tingkat pemikiran dan jawaban gerak peserta didik. Pertanyaan-pertanyaan merupakan jantung dari model pembelajaran inkuiri. Dalam proses pembelajarannya guru membingkai masalah dan peserta didik memulai untuk berpikir dan bergerak, peserta didik diberi kebebasan untuk mengeksplorasi jawaban yang memungkinkan. Jadi dalam hal ini guru memberikan sejumlah pertanyaan untuk mendorong keingintahuan peserta didik yaitu pada bidang kognitif dan psikomotor.
Secara esensial, guru mengajukan sebuah pertanyaan yang dapat menimbulkan beberapa jenis pemikiran dari peserta didiknya, yang pada akhirnya peserta didik dapat memberikan jawaban atas dasar pemikirannya sendiri. Jadi pada intinya, model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani akan merangsang kognitif dan psikomotor peserta didik, karena peserta didik dituntut untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian mengekspresikan jawaban baik secara verbal ataupun melalui beberapa gerakan. Tujuan digunakannya model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan pemikiran peserta didik, memecahkan masalah dan memberi kebebasan pada peserta didik untuk bereksplorasi. (Metzler: 2000).
'Tarik Bukumu sebelum Tarik Selimutmu' (Arham Syahban) |
Referensi:
- A, Ghofir Muhaimin dan Nur Ali R. 1996. Strategi Belajar Mengajar ... Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka. Cipta.
- Markaban.(2006). Model Pembelajaran Matematika dengan pendekatan.Penemuan Terbimbing. Prosiding Penataran.PPPGM : Yogyakarta
- Metzler, Michael.W. (2000). Instructional Models For Physical Education. Allyn and Bacon. USA.
- Rusli, Lutan. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta. Departemen P&K.
- Tite Juliantine, (2009), Implementasi Model Inkuiri dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Makalah dalam Seminar Nasional 2 yang bertema “Revitalisasi Penjas Melalui Pembenahan Citra Paradigmatis, Esensi Filosofis Serta Struktur Kelembagaan” yang diselenggarakan oleh Prodi PJKRFPOK Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 21-22 Desember 2009.
- Toto Subroto, (2007). Strategi Pembelajaran Penjas. Universitas Terbuka: Jakarta