Saturday, 4 March 2023

Analisis Permainan Bulutangkis

Analisis Permainan Bulutangkis

👉Bulutangkis  

Bulutangkis merupakan salah satu olahraga permainan tercepat di dunia[1]. Begitu juga dengan perkembangan bulutangkis selama 20 tahun terakhir ini sangat cepat pesatnya sehingga menjadi olahraga Olimpiade yang sangat populer di seluruh belahan dunia. Bulutangkis sangat disukai dan dimainkan baik itu perempuan maupun laki-laki dari segala kelompok usia[2], karena selain permainannya yang seru ketika dimainkan dan juga bulutangkis ini merupakan salah satu olahraga yang dianggap jauh dari kontak fisik atau memiliki risiko cedera yang rendah[3]

Secara harfiah bulu tangkis berasal dari dua kata, yaitu bulu dan tangkis. Kata bulu diambil dari bentuk atau wujud "shuttlecock" yang terbuat dari bulu angsa. Sedangkan "tangkis" berasal dari kata dasar menangkis. Inti dari permainan bulu tangkis adalah menangkis pergerakan dari shuttlecock[4]. Konsep dasar dari cabang olahraga permainan bulutangkis adalah mempertahankan shuttlecock supaya tidak jatuh di bidang lapangan sendiri dan berusaha menjatuhkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan[5]. Bulutangkis atau juga sering disebut badminton adalah olahraga yang menggunakan raket yang dapat dimainkan oleh dua pemain (single) atau dua pasangan berlawanan (ganda), yang bermain dengan posisi berlawanan dan dibatasi oleh net[6]

Sedikit mengenai sejarah tentang bulutangkis, dimana bulutangkis diyakini berasal dari Negara India karena perangkat aturan pertama dirumuskan di Pune, Negara India pada tahun 1901. Kemudian oleh beberapa pewira tentara kerajaan Inggris yang menjajah India pada waktu itu, permainan ini dibawa ke Negara Inggris dan dikembangkan di sana. Pada tahun 1873, permainan ini dimainkan di taman istana milik Duke de Beaufort di Badminton Gloucester Shore, dari sinilah permainan ini kemudian diberi nama badminton. Permainan bulutangkis menjadi olahraga internasional setelah Kejuaraan All-England pertama. Pada tanggal 5 Juli 1934, International Badminton Federation (IBF) dibentuk dan aturan mainnya dibakukan dan Badminton World Federation (BWF) organisasi yang mengatur permainan bulutangkis hingga sampai saat ini. 

Bulutangkis berkembang dibanyak negara dan masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Belanda. Karena sudah cukup luas perkembangannya, maka perlu didirikan organisasi. Induk organisasi di Indonesia adalah PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia)[7]. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia[8]. Pemerintah sangat besar perhatiannya terhadap olahraga bulutangkis ini. Salah satu usaha yang dilakukannya adalah dengan memasukan cabang olahraga ini kedalam kurikulum pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menegah Pertama (SMP), Sekolah Menegah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi[9]

👉Keterampilan dasar di dalam permainan bulutangkis

👤Keterampilan Memegang Raket (Grip

Pegangan raket (grip) merupakan genggaman tangan di pangkal raket yang terbuat dari dua bahan yaitu towel (handuk) dan karet, gunanya untuk melindungi tangan biar kita tidak cedera dan nyaman saat melakukan pukulan-pukulan ketika bermain bulutangkis. Terdapat teknik-teknik pegangan grip yaitu[10] : 

a. American grip

  1. Tangan menggenggam raket di bagian ujung tangkai (handle) seperti memegang pukul kasur.
  2. Ibu jari dan jari telunjuk menempel pada tangkai.

b. Forehand grip

  1. Raket digenggam dengan posisi miring.
  2. Ibu jari dan jari telunjuk ditempelkan di tangkai raket yang sempit.
  3. Pegangan raket jangan diubah-ubah.

c. Backhand grip 

  1. Raket digenggam dengan posisi miring.
  2. Pada waktu menggenggam raket ibu jari diletakkan di bagian belakang tangkai raket, posisi jari-jari tangan diletakkan di bagian depan. 

Gambar 1. Teknik – teknik Menggenggam Raket (Sumber: Reserved, 2007)[11]

👤Keterampilan Gerak Footwork

Footwork yaitu gerakan kaki yang berfungsi mengatur badan sebagai penyangga untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa agar memungkinkan pemain dalam melakukan gerakan memukul shuttlecock sesuai dengan posisinya[12]. Untuk dapat memukul dengan baik maka pemain harus mempunyai kecepatan gerak kaki yang teratur[13]. Pada teknik footwork pemain bulutangkis perlu meningkatkan kelincahan posisi gerakan kaki dengan arah  ke depan, samping maupun belakang. Salah satu keuntungan dari latihan gerakan kaki adalah memaksimalkan efektivitas pukulan, apalagi saat melakukan pukulan smash[14]. Adapun bentuk latihan footwork [15], diantaranya:

  1. Pemain dikumpulkan dan diberi penjelasan mengenai pelaksanaan tes yang akan dilakukan. 
  2. Pemain berdoa dan diberi pemanasan secukupnya.
  3. Pemain sebagai peserta tes secara bergantian berdiri di tengah lapangan dengan posisi siap untuk memukul.
  4. Pemain memegang raket dan menunggu shuttlecock yang dipukul oleh pelatih/guru dari arah lapangan yang berlawanan.
  5. Pemain memukul shuttlecock yang menghampirinya disertai dengan melakukan gerakan footwork yang telah diajarkan oleh pelatih/guru sebelumnya.
  6. Shuttlecock yang telah berhasil dipukul atau di kembalikan oleh pemain akan di hitung.
  7. Sikap siap di tengah lapangan, pergerakan kaki saat mengambil shuttlecock, dan sikap akhir setelah melakukan pukulan, akan diamati dan diberikan penilaian.
  8. Pemain dapat melakukan gerakan sebanyak delapan kali berdasarkan arah gerakan footwork

Video 1. Keterampilan Gerak Footwork (Sumber: www.instagram.com)

👤Keterampilan Gerak Servis

😊Servis Panjang

Servis panjang adalah sevis yang digunakan guna menarik dan memaksa lawan untuk bergerak ke sisi belakang lapangannya atau menjauhi titik tengah lapangan[16]. Adapun Teknik melakukan servis Panjang, sebagai berikut:

  1. Posisi badan berdiri di dalam daerah servis. Kemudian pegang shuttlecock dan posisikan di depan badan. Memakai kaki belakang untuk menumpu berat badan.
  2. kemudian berat badan dialihkan ke arah depan lalu shuttlecock dijatuhkan. Dengan timing bersamaan, raket diayunkan ke depan atas melewati pinggang bagian bawah.
  3. Kemudian shuttlecock dipukul sekeras mungkin. Pukulan shuttlecock dilanjutkan sampai raket dalam posisi yang menghadap ke atas.
  4. Segera kembali ke posisi siap setelah memukul shuttlecock.

😊Servis Pendek  

Servis pendek adalah pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lain dengan arah diagonal yang bertujuan sebagai pembuka permainan, servis merupakan pukulan yang penting saat permainan bulu tangkis [17]. Adapun teknik melakukan servis pendek, sebagai berikut:

  1. Salah satu kaki tangan menggenggam raket sedangkan tangan yang lain memegang shuttlecock
  2. Posisikan salah satu kaki berada di depan kaki satunya
  3. Saat akan melempar dan memukul shuttlecock, pindahkan berat badan dari kaki belakang menuju kaki depan
  4. Pada saat bersamaan, ayunkan raket dari belakang tubuh mengarah ke depan. Posisi raket kira-kira setinggi bahu
  5. Lalu lempar dan pukul shuttlecock dengan raket


Video 2 dan 3. Keterampilan Gerak Servis Bulutangkis (Sumber: www.instagram.com )

👤Keterampilan Gerak Pukulan Lob

Pukulan lob merupakan pukulan yang menerbangkan shuttlecock tinggi dan jatuhnya shuttlecock adalah di daerah lapangan lawan bagian belakang [18]. Pelaksanaan pukulan lop, sebagai berikut:

  1. Gunakanlah teknik pegangan raket forehand, genggamlah raket dengan posisi di samping bahu. 
  2. Posisikanlah badan menyamping atau vertikal dengan arah net. Posisikan kaki kanan di belakang kaki kiri. Ketika bola atau shuttlecock dipukul, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri. 
  3. Ketika shuttlecock datang, pastikanlah posisi dalam keadaan siap memukul. 
  4. Ayunkanlah raket. Pukul shuttlecock seperti gerakan melempar yakni lecutkanlah pergelangan tangan pada saat raket mengenai shuttlecock. 
  5. Ketika shuttlecock menyentuh raket, tangan harus lurus. Posisi akhir raket mengikuti arah bola. 
  6. Biarkanlah ayunan raket ke arah bawah pinggang. 
  7. Setelah memukul, kaki kiri mendarat lebih dulu dan badan harus condong ke depan.

Gambar 2. Keterampilan Gerakan Pukulan Lob (Sumber: Brahms,2010)

👤Keterampilan Pukulan Dropshot

Pukulan dropshot yang dilakukan secara overhead dapat disebut dengan istilah pukulan chop. Pukulan dropshot shuttlecock tidak dipukul secara keras dan sekuat tenaga tetapi pada saat perkenaan shuttlecock dengan raket gerakan ayunan tangan yang memegang raket secara mendadak ditahan dan perkenaan itu ditahan serta diarahkan secara curam dengan mendorong sedikit raket kedepan sehingga shuttlecock yang dipukul secara dorongan perlahan itu dapat menghasilkan pukulan yang dekat dengan net[19]. Adapun Teknik melakukan pukulan dropshot, sebagai berikut:

  1. Memposisikan tangan dengan pegangan forehand
  2. Memegang raket dapat dilakukan dengan rileks
  3. Memegang raket dengan posisi menyamping badan
  4. Bergeraklah dengan cepat agar posisi tubuh berada di belakang shuttlecock 
  5. Raket dapat diayunkan dengan posisi tangan yang lurus serta shuttlecock dapat didorong atau disentuh dengan halus.
  6. Shuttlecock dapat diarahkan melengkung ke kanan apabila akan memberikan pukulan dropshot ke arah forehand, sebaliknya shuttlecock dapat diarahkan melengkung ke kiri apabila akan memberikan pukulan dropshot backhand
  7. Posisi terakhir pada raket yaitu dengan mengikuti arah shuttlecock.

Video 4. Keterampilan Gerak Pukulan Dropshot (Sumber:www.instagram.com)

👤Keterampilan Gerak Smash

Pukulan smash adalah bentuk pukulan keras dan tajam yang sering digunakan saat permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini keras, sangat cepat shuttlecock menuju lantai lapangan, sehingga pukulan smash membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis[20]. Adapun teknik melakukan smash, sebagai berikut:

  1. Fokus pandangan mengarah ke wilayah permainan lawan. 
  2. Posisi badan harus berdiri menyamping, dengan sisi yang tidak membawa raket harus menghadap ke net atau jaring. 
  3. Berat badan dipindahkan ke kaki yang berada di belakang. 
  4. Siku tangan dikekuk dan bersiaplah untuk melakukan smash
  5. Shuttlecock harus dipukul pada posisi setinggi mungkin sambil mengayunkan tangan ke depan dengan penuh tenaga. Untuk  memberikan tenaga, luruskan siku tangan saat memukul shuttlecock.
  6. Kemudian arahkan pergelangan tangan ke arah bawah untuk memberi tenaga lebih saat memukul shuttlecock.

Video 5. Keterampilan Gerak Pukulan Smash (Sumber: www.instagram.com)

Setelah kita mengenal beberapa macam keterampilan di dalam bulutangkis kita juga perlu mengetahui apa saja sih alat/perlengkapan bulutangkis yang digunakan dan juga kita haru mengetahui cara bermain bulutangkis yang benar biar saat bermain bulutangkis menjadi semakain mengasyikkan😎.

👮Fasilitas dan Peralatan

  • Untuk bermain bulutangkis, raket, net, dan shuttlecock diperlukan.
  • Ukuran lapangan: Panjang dan lebar lapangan. Lapangan ganda berukuran 13,40m × 6,10m. Tinggi jaring adalah 1,55 m di sisi dan 1,52 m di tengah.

👮Cara Bermain Bulutangkis 

  • Di tunggal, ada satu pemain di setiap sisi dan, 
  • Di ganda, ada dua pemain di setiap sisi. 
  • Permainan dimulai dengan lemparan dan pemenang lemparan memiliki pilihan apakah akan melakukan servis atau menerima untuk melakukan servis atau memilih sisi manapun dari lapangan untuk memulai permainan.
  • Setiap pemain harus melakukan servis dari sisi lain lapangan dan pemenang setiap reli akan mendapatkan satu poin.
  • Poin permainan standar terdiri dari 21 poin dengan selisih dua poin. 
  • Pihak yang memenangkan permainan, melakukan servis pertama pada permainan berikutnya. 
  • Server dan penerima berdiri di lapangan servis yang berlawanan secara diagonal dan shuttlecock harus dipukul di bawah pinggang. 
  • Poros raket harus mengarah ke bawah dengan kedua kaki bersentuhan dengan permukaan lapangan sampai servis dilakukan.
  • “Let” adalah saat reli dihentikan tanpa poin apa pun.
  • “Let” dapat diberikan, jika: 
    • Ada gangguan yang tidak disengaja selama permainan, misalnya,; shuttlecock tersangkut di jaring setelah melewati jaring (kecuali selama servis).
    • Server melayani sebelum penerima siap. ⇒wasit tidak dapat mengambil keputusan. ⇒ kedua belah pihak melakukan kesalahan pengadilan layanan. ⇒ situasi lain yang dianggap sesuai.
  • Seorang pemain akan kalah dalam reli jika servis tidak benar atau server melewatkan servis atau shuttlecock mendarat di luar area yang ditentukan, shuttle melewati net, shuttle tidak melewati net, shuttlecock menyentuh dinding/langit-langit, atau shuttlecock memukul dua kali pada raket pemain dan bagian tubuhnya menyentuh net.
  • Ada tiga jenis kartu yang digunakan dalam bulu tangkis, yaitu kartu kuning untuk peringatan pertama karena pelanggaran, kartu merah untuk yang sudah diperingatkan sebelumnya, dan kartu hitam untuk mendiskualifikasi pemain karena tetap melakukan pelanggaran, hal ini akan membuat pemain didiskualifikasi untuk seluruh turnamen

👉 Pembelajaran Keterampilan Bermain Bulutangkis

Setelah peserta didik mencoba dan melakukan pembelajaran berbagai keterampilan dalam permainan bulutangkis (memegang raket dengan benar, langkah kaki/footwork, melakukan servis, smash, lob, dropshot, choop dengan segala variasinya dan lain sebagainya) baik sendiri, berpasangan atau bermain dengan lawan menurut peserta didik dapat memulai bermain bulutangkis dengan aturan sederhana sebagai berikut [21]:

  1. Atlet/Peserta didik berpasangan
  2. Mulailah permainan, pemain yang berada pada lapangan servis sebelah kanan memberikan servis pada lawannya pada lapangan yang separuh lagi secara menyilang atau diagonal.
  3. Melakukan servis atau menerima servis dan kaki berada di atas garis atau kedua kaki tidak berhubungan atau tidak di atas lantai sampai shuttlecock dipukul. Setiap shuttlecock yang jatuh di atas garis betas dianggap baik dan masuk
  4. Hitunglah permainan hingga mencapai angka tertinggi 11, kecuali terjadi perpanjangan dengan dua angka.
  5. Pemenangnya adalah atlet/peserta didik yang berhasil mencapai angka tertinggi terlebih dahulu.
  6. Susunlah rencana perbaikan dari aktivitas yang baru saja dilakukan baik sendiri, bersama teman atau guru untuk perbaikan aktivitas gerakan yang akan datang sesuai ketentuan gerakan yang ada dan benar.

Gambar 3. Posisi bermain berpasangan atau ganda  (Sumber:Brahms, 2010)

👉 Fisiologis dan Komponen Fisik Bulutangkis

Bulutangkis sama dengan olahraga lainnya membutuhkan tuntutan fisiologis juga taktik, teknik, fisik serta mental untuk mencapai prestasi yang konsisten[22] karena ciri khas permainan bulutangkis membutuhkan gerakan cepat, gerakan eksplosif, banyak gerakan berlari, meloncat, refleks, kecepatan merubah arah dan juga membutuhkan koordinasi mata, tangan dan kaki yang baik[23] dan dengan tuntutan tinggi pada sistem alaktik-anaerobik. Durasi reli rata-rata dalam bulu tangkis adalah sekitar 4-5 detik, dengan waktu istirahat sekitar 10 detik, menghasilkan waktu bermain efektif sekitar 35%. Tingkat detak jantung rata-rata dalam bulu tangkis berkisar antara 75-85% dari detak jantung maksimal, dengan nilai tertinggi ditemukan pada pemain dengan tingkat keterampilan tertinggi. Laktat maksimum yang dilaporkan dalam literatur selama permainan pertandingan bervariasi dari 3–6 mmol•L−1, tetapi nilai yang jauh lebih tinggi yaitu 8–10,5 mmol•L−1 telah tercatat selama latihan di lapangan[24]. Tingginya frekuensi dan intensitas permainan selama pertandingan, serta tingginya denyut jantung maksimum dan denyut jantung rata-rata minimum menunjukkan bahwa bulu tangkis merupakan olahraga yang memerlukan persentase daya aerobik yang tinggi pada tingkat kompetitif dan tingkat daya aerobik yang tinggi pula[25]

Bulutangkis sebagai salah satu olahraga raket melibatkan permainan cepat dan reaktif di mana kesuksesan ditentukan oleh waktu reaksi dan perubahan arah yang cepat dan tepat. Lima faktor yang menunjukkan karakteristik fisiologis untuk olahraga bulutangkis, yaitu

  1. Sistem energi dominan: alaktik, aerobik, anaerobik laktik
  2. Ergogenesis (persentase kontribusi setiap sistem energi terhadap kinerja akhir) : 60% alaktik, 20% laktat, 20% aerobik
  3. Substrat energi utama: fosfat kreatin , glikogen
  4. Faktor pembatas : tenaga, daya reaktif, daya tahan
  5. Sasaran latihan: kekuatan, daya tahan, kekuatan maksimum[26]

Sebelum melakukan permainan bulutangkis sangat disarankan untuk melakukan peregangan dan pemanasan yang baik. Salah satu penelitian bulutangkis yang mengamati dorsofleksi pergelangan kaki telah mempelajari efek 55 pada otot betis pada pemain bulu tangkis. Subjek melakukan lima peregangan statis selama 15 detik menggunakan peregangan dinding berdiri standar tiga kali seminggu selama 12 minggu. Semua peregangan didahului dengan kenaikan tumit yang berkelanjutan selama 15 detik. Peningkatan rata-rata pada ROM dorsofleksi pergelangan kaki aktif adalah 5°, tetapi tidak signifikan secara statistik dibandingkan dengan kontrol.[27]

Otot pemain bulu tangkis dengan cepat mencapai kecepatan tinggi sebagai akibat dari resistensi inersia minimal dari raket ringan dan lengan pemain. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengerahkan gaya dan tenaga pada kecepatan tinggi sangat penting untuk melakukan penyesuaian cepat dalam pukulan[28]. Permainan bulutangkis melibatkan pergelangan tangan sebagai sumber yang mengakibatkan pukulan itu menjadi keras atau menjadi lemah. Pada Pukulan forehand bulutangkis misalnya itu adalah kerja daya pergelangan tangan[29]. Pergelangan tangan adalah kompleks sendi yang sangat mudah beradaptasi, menawarkan rotasi gerak ekstensi misalnya; gerakan pergelangan tangan saat melakukan pukulan seperti mencambuk dapat dilihat saat pemain melakukan pukulan backhand bulu tangkis. Adapun Komponen-komponen kerangka yang terlibat dalam gerakan pergelangan tangan yaitu:

  • (Lengan Bawah) : radius (tulang lengan), ulna (tulang hasta)
  • (Pergelangan Tangan) 8 karpal (scaphoid, lunate, triquetrum, pisiform, hamate, capitate, trapezoid, trapezium)
  • (Tangan) 5 metacarpals
  • (Jari) 14 phalanges (masing-masing 3 jari; ibu jari 2)[30]

👉Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik Permainan Bulutangkis

💃Latihan Daya Tahan Umum (Aerobik dan Anaerobik) untuk Bulutangkis

  1. Daya tahan lari (tidak kurang dari 30 menit) di berbagai medan sehingga perubahan kecepatan lari. Setiap 10 menit, lakukan speed-strength atau pliometrik agar tidak menjadikannya latihan ketahanan yang khusus untuk waktu yang lama.
  2. Mengendarai sepeda di jalan atau latihan dengan menggunakan ergocycle dengan intensitas bervariasi

💃Latihan Kekuatan (Kekuatan Kecepatan dan Daya Tahan Kekuatan) untuk Bulutangkis

  1. Latihan dengan menggunakan dumbbell dengan bobot ringan dan repetisi harus tinggi
  2. Lompat tali
  3. Latihan sirkuit (latihan untuk kaki, perut, lengan, dada, bahu, dan punggung), misalnya: sit-up, chin-up, push-up, latihan melempar medicine ball
  4. Latihan pliometrik

💃Latihan Kecepatan untuk Bulutangkis

  1. Lompat tali
  2. Latihan pliometrik, misalnya: latihan hurdles, squat jump, dll.
  3. Sprint dengan jarak pendek kurang lebih 20 meter
  4. Latihan Shadow, misalnya: latihan footwork tanpa shuttlecock

💃Latihan Koordinasi dan Kelincahan untuk Bulutangkis

  1. Latihan shadow
  2. Latihan khusus bulutangkis
  3. Juggling
  4. Latihan shooting bola basket ke keranjang basket

👉Contoh Program Latihan Permainan Bulutangkis :

⇒Latihan 1: Latihan Lompat Tali 

  • Waktu latihan sekitar 32 menit. 
  • Langkah 1: Melewatkan 45 detik, istirahat 15 detik (20 repetisi); 
  • Langkah 2: Melewatkan 30 detik, istirahat 15 detik (15 repetisi); 
  • Langkah 3: 15 detik melompat-lompat, istirahat 15 detik (10 repetisi).

⇒Latihan 2: Latihan Lari di Lintasan:

  • Pemain berlari selama 15 menit mengelilingi lintasan sepanjang kurang lebih 400 meter dan menghitung berapa kali putaran yang mampu dia selesaikan. 
  • Hasil ini digunakan untuk mengukur daya tahan aerobik pemain atau VO2 max.

⇒Latihan 3: Latihan Melempar Medicine ball

  • Dua pemain duduk saling berhadapan dan melempar medicine ball bolak-balik di antara mereka. Bola diambil di belakang kepala dan dilempar ke pemain lawan. 
  • Istirahat dilakukan setiap 15 kali lemparan, ini bisa meningkatkan kekuatan daya tahan.

Daftar Pusaka

  1. B.-V. Brahms, Badminton Handbook : Training – Tactics – Competition. Meyer & Meyer Sport, 2010.
  2. M. S. Anwar, Health and Physical Education: Textbook for Class IX, First Edit. New Delhi: National Council of Educational Research and Training, 2016.
  3. F. C. Mooren, “Encyclopedia of Exercise Medicine in Health and Disease,” in Encyclopedia of Exercise Medicine in Health and Disease, Frank C. Mooren, Ed. Germany: Springer, 2012, p. 931.
  4. N. Resika, “Kontribusi Kekuatan Genggaman dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Ketepatan Servics Pendek Pada Atlet Bulu Tangkis PB. Malaka,” Progr. Stud. Pendidik. Jasm. Stkip Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh 2020, p. 13, 2020.
  5. Z. Zarwan and S. Hardiansyah, “Penyusunan Program Latihan Bulutangkis Usia Sekolah Dasar Bagi Guru PJOK,” J. Pendidik. dan Olahraga, vol. 2, no. 1, pp. 12–17, 2019.
  6. A. Sunarya and J. Sutrisno, “Sistem Informasi Penyewaan Lapangan Bulutangkis dan Penjualan Perlengkapan Maestro Angkasa,” J. Idealis, vol. 1, no. 1, p. 358, 2018.
  7. A. Priyatama, “Model pengembangan bahan ajar skema mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kelas xi berbasis android,” Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, 2019.
  8. khitam ari Sutrisno, “Artikel Hubungan Antara Kekuatan Otot Bahu , Power Otot Smash Bulutangkis Pada Atlet Putra Pb Kanor Kab . Bojonegoro Tahun 2017,” vol. 02, no. 05, p. 8, 2018.
  9. Sumaryoto and S. Nopembri, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan: SMA/MA/SMK/MK Kelas X. Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
  10. Zulbahri and C. Melinda, “Metode Practice Style dan Guided Discovery Style Serta Keterampilan Teknik Dasar Atlet Bulutangkis,” Pros. SENFIKS (Seminar Nas. Fak. Ilmu Kesehat. dan Sains), vol. 1, no. 1, pp. 28–37, 2019.
  11. A. R. Reserved, “Sure Fire Badminton Drills.” pp. 1–98, 2007, [Online]. Available: www.badmintom-information.com.
  12. D. R. Alica and A. S, “Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Dan Kelincahan Terhadap Kemampuan Footwork Atlet Bulutangkis,” J. Patriot, vol. Vol 1 No 2, no. 2018, pp. 493–507, 2019.
  13. Yusup Hidayat, S. C. Bumi, and R. Alamsyah, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan: Untuk kelas X SMA/MA/SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun, 2010.
  14. Badminton Friends, “Badminton Articles,” 2003.
  15. S. A. Susilo, “Pembinaan Olahraga Bulu Tangkis Bagi Anak Desa Senaru,” Artik. Pengabdi. Masy., 2021.
  16. V. I. Suardi and Donie, “Kemampuan Servis Mahasiswa Bulutangkis Dasar,” J. Patriot, vol. 63, no. 8, pp. 402–408, 2018.
  17. M. R. Dermawan, “UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BACKHAND PENDEK BULU TANGKIS MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA SMAN 8 PEKANBARU,” 2014.
  18. A. Awira, A. Y. Prawira, and D. Dariyanto, “Keterampilan Pukulan Lob Bulutangkis Melalui Pembelajaran Terpimpin pada Siswa Sekolah Dasar,” Edukatif  J. Ilmu Pendidik., vol. 4, no. 1, pp. 1119–1125, 2022, doi: 10.31004/edukatif.v4i1.1750.
  19. M. Jannah, “Kontribusi Kelenturan Pergelangan Tangan Terhadap Hasil Pukulan Dropshot Bulutangkis pada Mahasiswa Kelas F Semester 5 Penjaskesrek FKIP UIR,” 2016.
  20. H. Y. Prayadi and H. A. Rachman, “Pengaruh Metode Latihan Dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Smash Bulutangkis,” J. Keolahragaan, vol. 1, no. 1, pp. 63–71, 2013, doi: 10.21831/jk.v1i1.2346.
  21. K. Pendidikan, D. A. N. Kebudayaan, and R. Indonesia, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) untuk Kelas XI SMA/ SMK. 2017.
  22. S. K. Yadav, “International Journal of Physical Education, Sports and Yogic Sciences,” IJPESYS Ref. Res. J., vol. 1, no. 8, pp. 1689–1699, 2012.
  23. T. Karyono, “Pengaruh Metode Latihan Dan Power Otot Tungkai Terhadap Kelincahan Bulutangkis,” J. Olahraga Prestasi, vol. 12, no. 1, p. 116489, 2016, doi: 10.21831/jorpres.v12i1.9496.
  24. A.Lees, J.-F.Kahn, and I.W.Maynard, Science and Racket Sports III. Routledge, 2004.
  25. D. C. Manrique and J. J. González-Badillo, “Analysis of the characteristics of competitive badminton,” vol. 8, pp. 62–66, 2003.
  26. T. Bompa and C. Buzzichelli, Periodization Training for Sports, Third Edition, 3rd Editio. United States: Human Kinetics, 2015.
  27. J. Ylinen, Stretching therapy for sport and manual therapy, no. July. 2008.
  28. G. G. Haff and T. N. Travis, Essentials of Strength Training and Conditioning, IV. USA: Human Kinetics, 2016.
  29. Richard A. Magill and D. I. Anderson, Motor Learning and Control: Consepts and Applications, X. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc, 2014.
  30. F. W. Dick, Sports Training Principles 6th Edition, 6th ed. London: Bloomsbury, 2015.

Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

🌺 MODEL EVALUASI CIPP🌺 👉Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block