Tuesday 10 January 2023

MASSAGE OLAHRAGA

MASSAGE OLAHRAGA

Massage 

Massage adalah seni ilmiah dan sistem assesmen dan juga penerapan teknik tertentu secara manual pada jaringan lunak superfisial kulit, otot, tendon, ligamen, dan fasia, serta struktur yang terletak di jaringan superfisial[1]. Massage merupakan terapi alami yang dapat dilakukan dimana saja dan dapat dilakukan tanpa menggunakan peralatan apapun[2]. Massage umumnya menggunakan tangan untuk pemijatan, karena tangan terhubung langsung ke otak dan dapat merasakan perubahan kepadatan jaringan. Para terapis massage menganggap pilihan terbaik saat melakukan massage dengan menggunakan tangan daripada menggunakan alat seperti busa. Dengan kata lain massage sepenuhnya pekerjaan yang menggunakan tangan. Keajaiban ada di tangan: tekanan yang diterapkan pada jaringan tubuh dengan tujuan merusak jaringan tersebut sehingga menyebabkan reaksi kimia[3]. 

Massage secara konvensional diyakini dapat meredakan nyeri otot, akan tetapi efek dari massage hanya memberikan rasa lega pada jaringan otot yang sifatnya sementara[4]. Massage hanya memiliki efek lokal pada metabolisme yang terutama disebabkan oleh peningkatan sirkulasi di seluruh area yang dimassage. Meskipun massage diberikan pada permukaan tubuh, hal itu mempengaruhi struktur yang terletak jauh di dalam tubuh[5].

Efek mekanis dari massage termasuk meredakan kelelahan otot dan mengurangi pembengkakan yang berlebihan. Massage bisa sangat bermanfaat saat mengobati jenis peradangan tertentu. Massage juga meregangkan adhesi otot. Tekanan mekanis dan peregangan jaringan membantu memobilisasi adhesi otot untuk dihilangkan oleh sistem peredaran darah. Massage juga meningkatkan sirkulasi darah. Meremas otot-otot yang rileks mengosongkan pembuluh darah ke arah tekanan yang diberikan. Ini merangsang kapiler kecil untuk membuka dan meningkatkan aliran darah di area yang dimassage. Saat istirahat, kira-kira 4 persen kapiler terbuka; ini dapat ditingkatkan menjadi 35 persen melalui pemijatan. Hasil akhirnya adalah peningkatan ketersediaan darah segar ke area yang dimassage, memungkinkan pertukaran zat yang lebih besar antara kapiler dan sel jaringan[6]. 

Massage Olahraga

Massage olahraga adalah ilmu dan seni menerapkan pijatan atau teknik tertentu untuk menjaga atlet tetap bugar dan mampu meningkatkan performa atletik[7]. Tangan, kaki, lutut, lengan, siku, dan lengan bawah digunakan untuk penggunaan sentuhan eksternal secara sistematis. Massage olahraga merupakan salah satu  aplikasi dari massage yang diterapkan secara khusus untuk olahraga. Massage dalam olahraga dimaksudkan untuk mendukung kebugaran, mengurangi stres fisik, meningkatkan performa dan memperpanjang atau mempersingkat waktu recovery.

Massage olahraga diketahui pertama kali diperkenalkan oleh Herodicus dari sekitar 500 SM[8]. Herodicus dianggap oleh banyak orang sebagai 'father of Sports Medicine'. Herodicus adalah guru Hippocrates (469–399 SM), yang dianggap sebagai 'Bapak Kedokteran'. Hippocrates mendalilkan bahwa cedera atlet tidak boleh dianggap sebagai akibat dari aib para Dewa, melainkan terkait dengan aktivitas atletik. Sejarah modern massage olahraga dimulai pada tahun 1924 saat Olimpiade di Paris. Galen (c. 150 C.E) merupakan seorang tabib Romawi yang terkenal, pernah menjadi tabib para gladiator. Galen memberikan instruksi untuk memijat ke seluruh tubuh dan ke segala arah "agar seluruh serat otot terpijat secermat mungkin". Galen percaya bahwa pijat setelah latihan, yang disebut Apotherapeia, membantu menghilangkan sisa sekresi yang dihangatkan dan diencerkan setelah latihan olahraga yang masih terperangkap di bagian tubuh yang padat atau penyebab kelelahan. Hal ini merupakan bukti yang menunjukkan bahwa massage khususnya dalam olahraga telah digunakan di banyak peradaban kuno.

Pelari Finlandia Paavo Nurmi, dijuluki "flying finn", membawa terapis massage pribadi. Paavo memenangkan 5 medali emas dalam acara lari dan kemudian mengklaim bahwa program pelatihannya mencakup massage. Pada tahun 1982, AMTA mengembangkan program pelatihan pijat olahraga nasional dan pada tahun 1985 sebagai bagian dari kampanye publisitas. Mereka membentuk Tim Pijat Olahraga Nasional. Tokoh kunci dalam perkembangan ini adalah seorang pelatih atletik dan terapis pijat bernama Benny Vaughn. Segera setelah itu, tim dibubarkan[9]. Matt Bullock, mantan pelatih atletik untuk University of Illinois, judul bukunya ‘Athletic Training Methods To Massage’. Bullock menggunakan pengalamannya selama 11 tahun untuk menggabungkan "pengetahuan dan metode latihan  atletik modern". Bullock menyarankan siswa untuk mengikuti terapis pijat terlatih, tetapi juga mendorong mereka untuk mengembangkan teknik mereka sendiri dengan mengikuti beberapa aturan dasar. "Dia menginstruksikan siswa untuk memperoleh 'pengetahuan umum yang baik tentang struktur anatomi dan pemahaman menyeluruh tentang kondisi orang [atlet] untuk siapa dia bekerja.'' Bullock mengajarkan siswa untuk merencanakan sesi dan memilih teknik untuk mencapai efek yang diinginkan.

Massage telah digunakan di seluruh dunia selama ribuan tahun sebagai sarana rehabilitasi dan relaksasi. Banyak pelatih, atlet, dan ahli kedokteran olahraga percaya bahwa massage dapat meningkatkan recovery dari latihan, mengurangi risiko cedera, dan mempertahankan performa atletik. Massage Barat klasik atau Massage Swedia[10] adalah jenis massage yang paling umum digunakan oleh para olahragawan[11]. Massage Swedia terdiri dari effleurage, petrissage, friction dan tapotement. Berikut uraian massage Swedia :

1. Effleurage

Effleurage merupakan gerakan sapuan horizontal dibuat dengan jari, tangan, atau lengan bawah, biasanya sejajar dengan serat otot di bawahnya, bidang fasia, atau pola dermatom. Ini adalah teknik diagnostik dan terapeutik utama yang digunakan dalam terapi massage dan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Variabel dasar dari aplikasi ini adalah:

  • Tekanan: dangkal atau dalam
  • Arah: longitudinal atau transversal (ke serat otot)

Kata effleurage berasal dari bahasa Perancis effleureer yang berarti melewati. Teknik effleureer merupakan bentuk teknik massage di mana tangan meluncur di atas kulit dengan gerakan membelai dan selalu digunakan di awal, di antara dan akhir pijatan. Teknik effleurage dapat digunakan dengan tekanan dan kecepatan yang bervariasi tergantung tujuan dan tahapan pemijatan. Effleurage meliputi light stroking, firm stroking dan deep stroking[12]. 

Gambar 1. Contoh effleurage tubuh bagian belakang (Sumber: Cash, 1996) 

2. Petrissage 

Petrissage merupakan gerakan mengangkat, menggulung, meremas dan melepaskan jaringan, paling sering dengan tekanan yang berirama dan bervariasi. Variasi bisa satu tangan, dua tangan, tangan bergantian, menggambar dan kulit berputar[13]. Teknik petrissage dapat menghilangkan kecemasan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan secara positif mengubah respons alergi. Selain itu, petrissage telah terbukti meningkatkan mobilitas jaringan ikat dan ekstensibilitas otot, mengurangi ketegangan otot, meningkatkan kinerja otot, dan meningkatkan gerakan sendi. Teknik ini merangsang sirkulasi, umumnya melonggarkan dan melembutkan jaringan, dan memiliki efek pemanasan yang hebat. Namun, jika jaringan terlalu tegang karena cedera ringan atau kelelahan, petrissage mungkin terasa tidak enak dan menjengkelkan. Jika demikian, pijatan yang lebih dangkal harus digunakan terlebih dahulu sebelum mencoba melakukan teknik Petrissage lagi.

petrissage

Gambar 2. Contoh Petrissage tubuh bagian belakang (Sumber: Fritz, 2005) 

3. Friction 

Friction adalah salah satu teknik pemijatan tertua yang diketahui dan telah disebutkan dalam teks medis dan kesehatan sejak zaman kuno. Friction terdiri dari gerakan kecil dan dalam yang dilakukan di area lokal. Friction memberikan kekuatan geser ke jaringan. Gesekan menciptakan peradangan terapeutik. Teknik Friction digunakan pada otot, ligamen, tendon, dan selubung tendon untuk pencegahan dan pengobatan pembentukan jaringan parut. Teknik ini memecah jaringan parut, meningkatkan ekstensibilitas dan mobilitas struktur, mempromosikan orientasi normal serat kolagen, meningkatkan aliran darah jadi dengan demikian, mempercepat penyembuhan, mengurangi tingkat stres, dan memungkinkan penyembuhan terjadi. 

Friction adalah pijatan kuat dan kecil yang dilakukan bolak-balik di area terisolasi dengan bantalan jari atau ibu jari dengan tekanan yang cukup besar dibandingkan dengan teknik massage lainnya. Bantalan jari atau ibu jari bergerak dengan kulit dalam arah melingkar atau melintang dan dapat menempel pada otot, tendon, dan ligamen. Friction gerakannya berdampingan ke arah serat oleh karena itu sering disebut sebagai "gesekan melintang". Penting untuk dipahami bahwa teknik friction benar-benar mengganggu jaringan lama agar nanti menghasilkan serat yang baru dan karenanya harus digunakan dengan cermat dan hanya jika diperlukan. Friction dapat menyebabkan peradangan kecil yang terkontrol pada struktur ligamen, yang juga merangsang produksi kolagen.  

Gambar 3. Contoh Friction tubuh bagian belakang (Sumber: Cash, 1996)

4. Tapotement

Tapotement adalah teknik yang baik untuk merangsang otot. Tapotement adalah manipulasi stimulasi yang beroperasi melalui respons saraf. Teknik perkusi dilakukan dengan kedua tangan dibentuk menjadi bentuk cangkir yang dangkal memukul kulit secara bergantian dengan batas lateral jari kelima masing-masing tangan melibatkan gerakan pukulan ritmis bergantian atau simultan dari tangan ke tubuh. Saat jari-jari lainnya saling berdekatan saat memukul kulit menciptakan efek perkusi atau suara khas yang terdengar dalam namun lembut dengan kata lain menghasilkan suara hampa, bukan suara tamparan.  

Karena efek rangsangannya yang kuat pada sistem saraf, tapotement memulai atau meningkatkan aktivitas simpatis sistem saraf otonom. Efek manipulasi bersifat refleksif kecuali untuk hasil mekanis perkusi dalam melonggarkan dan menggerakkan lendir di dada. Ini adalah stroke pilihan untuk melonggarkan dahak dan lendir di saluran udara. Bekam tidak boleh diterapkan di atas tonjolan tulang, di atas jaringan payudara pada wanita, dan di atas lokasi patah tulang. Tapotement adalah pukulan yang lebih efektif untuk menghilangkan asam laktat daripada petrissage. Membantu mengurangi nyeri otot tampaknya melalui membantu mengurangi nyeri otot yang tertunda (DOMS). DOMS disebabkan oleh pelepasan mediator kimiawi, peningkatan kadar cairan ekstraseluler, dan sensitisasi ujung saraf di area tersebut akibat kerusakan jaringan yang terkait dengan aktivitas tersebut. Massage membantu menghilangkan kelebihan cairan dari area tersebut dan memasukkan zat untuk membantu perbaikan jaringan. Sejauh membantu penyembuhan cedera, mereka telah menunjukkan bahwa massage meningkatkan kemampuan jaringan untuk sembuh lebih cepat.

Gambar 4. Contoh Tapotement tubuh bagian belakang (Sumber: Benjamin, 2005) 

Didalam olahraga umumnya massage digunakan sebagai salah satu teknik recovery untuk memfasilitasi recovery yang lebih cepat antar set[14] dengan peregangan ringan pada otot antagonis dan dengan melakukan massage otot agonis di antara set[15]. Sebagai bagian dari rencana recovery, massage dapat dilakukan sebelum latihan atau kompetisi disebut massage tahap persiapan dan setelah kompetisi atau latihan disebut massage tahap pemulihan. Massage tahap persiapan biasanya dilakukan 15-25 menit setelah pemanasan umum dan dirancang agar tubuh tetap rileks, mencegah tubuh menjadi dingin dan mengatur emosi sebelum bertanding. Massage tahap pemulihan atau massage relaksasi dapat diterapkan setelah kompetisi atau berolahraga. Jenis massage relaksasi dimulai 20-30 menit setelah kompetisi atau sesi latihan berakhir dan dapat berlangsung selama 7-12 menit. Massage yang dilakukan 1-2 jam setelah latihan yang berat harus berlangsung selama 15-20 menit. Jika olahraga menyebabkan kelelahan yang parah, massage dapat dilakukan beberapa kali sehari[6].

Massage juga merupakan salah satu metode pasif yang dapat digunakan dalam kegiatan pemanasan untuk meningkatkan performa fisik dengan melibatkan manipulasi mekanis jaringan tubuh yang diterapkan secara ritmis[16]. Terapi massage memiliki dampak besar pada jaringan ikat. Reaksi massage membuat jaringan ikat lebih cair, memungkinkan lebih banyak gerakan dan aliran, meningkatkan aliran darah yang lebih baik, dan dengan cepat membuang racun yang menyakitkan dari area tersebut. Waspadai penggunaan massage yang berlebihan gunakan hanya teknik recovery khusus yang memulihkan dan menyegarkan dan tidak menganggu performa atlet[17]. Massage tidak boleh terlalu keras tetapi harus individual dan harus diterapkan dari bagian terluar tubuh ke arah jantung.

Adapun Dasar-dasar teknik massage olahraga meliputi: sliding, kneading, compression, skin lifting, percussion, superficial friction, deep friction, and vibration[7]. Berikut uraian tiap-tiap teknik dasar massage olahraga : 

1. SLIDING

Sliding dilakukan dengan menggerakkan tangan melintasi kulit dari satu tempat ke tempat lain dan menekan secara merata. Sliding biasanya dilakukan dengan minyak atau krim untuk mengurangi gesekan dan iritasi. Sliding sangat bagus dan mudah dipelajari, serta memiliki banyak variasi dan kegunaan. 

Basic Sliding: Tangan tetap rileks dan sejajar dengan permukaan tubuh selama melakukan gerakan. Gerakan geser panjang dilakukan di sepanjang area pijatan dengan tekanan yang sama. Tekanan berkurang pada tulang yang menonjol seperti siku atau tempurung lutut. Saat gerakan meluncur dilakukan dalam satu arah, tangan bergerak kembali ke titik awal dengan meluncur secara dangkal di atas permukaan kulit. Tekanan pukulan balik cukup untuk mempertahankan kontak

Faltering Effleurage: adalah kombinasi Sliding dan superficial friction yang ditemukan dalam massage Rusia. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan sedikit atau tanpa minyak dan memiliki efek pemanasan dan stimulasi. Dalam Faltering Effleurage, tangan meluncur pendek dan cepat secara bergantian di atas kulit

Thumb Slides: Sliding ibu jari di sepanjang otot tertentu dari sektor ke sektor pijatan sambil memberikan tekanan kuat. Segmen distal atau ibu jari adalah titik kontak. Ibu jari harus dalam garis lurus dengan jari-jari lengan bawah agar tidak merusak sendi ibu jari.

Broadening: Broadening mengacu pada teknik slide pertama yang dilakukan menekan otot dan jaringan fasia dan kemudian meluncur melintasi bagian pijatan dengan tegak lurus dengan panjang serat otot. Fungsi ini memperluas atau memisahkan jaringan. Teknik pemanjangan dapat digunakan pada otot perut dan tendon

2. COMPRESSION 

Dalam teknik kompresi, jaringan dikompresi terhadap jaringan lunak dan tulang di sekitarnya. Dalam pijat olahraga, jenis kompresi yang paling umum adalah kompresi palmar dan kompresi digital. Teknik kompresi palmar digunakan untuk meningkatkan sirkulasi lokal dan teknik kompresi digital digunakan untuk berbagai aplikasi "titik" atau titik tertentu.

Palmar Compression : dilakukan dengan meletakkan tangan pada kelompok otot dengan telapak tangan saling tumpang tindih. Bidang penerapan teknik ini adalah telapak tangan dan tumit, di mana jari memainkan peran yang lebih kecil. Perhatikan bahwa tangan atas bertumpu pada tulang metakarpal tangan bawah, bukan pergelangan tangan. Arahkan jari ke arah yang sama untuk menjaga pergelangan tangan dalam posisi netral. Menekan pergelangan tangan saat melakukan bench press atau memberikan tekanan saat pergelangan tangan dalam keadaan hiperekstensi dapat menyebabkan cedera pergelangan tangan.

Digital Compression : adalah teknik sederhana yang dilakukan dengan ibu jari, ujung jari atau siku. Tekanan yang cukup diterapkan untuk menekan jaringan di bawahnya. Kompresi digital dapat diterapkan poin demi poin ke otot tertentu atau sebagai aplikasi yang lebih lama ke titik tertentu

3. SKIN LIFTING 

Dilakukan dengan mengambil lapisan atas kulit dan mengangkatnya dengan lembut dari jaringan otot di bawahnya. Ada berbagai cara untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain yang mencakup area tertentu, dapat menggunakan dua tangan berdampingan untuk mengangkat, melepaskan, dan menggerakkan area kulit yang lebih luas.  Juga dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain secara bergantian dengan tangan kiri dan kanan. Jika kulit kendur dapat ditahan dan menggulung kulit dengan ibu jari, menekan kulit ke jari yang berlawanan, teknik terakhir ini disebut skin rolling. 

4. KNEADING 

Dasar kneading dimulai dengan tangan dalam posisi telapak tangan penuh. Saat memijat kelompok otot yang lebih besar seperti paha depan, gunakan gabungan dua tangan. Tekan dan angkat terlebih dahulu dengan satu tangan lalu dengan tangan lainnya dalam gerakan berirama dan bergantian. Ulangi gerakan ini di berbagai titik di sepanjang otot perut dengan kecepatan sedang. Berhati-hatilah untuk tidak mencubit kulit atau jaringan lemak. Sesuaikan tekanan untuk menghindari rasa sakit atau memar.

5. PERCUSSION 

Perkusi adalah istilah umum untuk berbagai teknik yang menggunakan perkusi tubuh yang cepat dan berirama. Enam bentuk perkusi yang biasa digunakan dalam sport massage adalah beating, hacking, slapping, cupping, pincement, and tapping.

Beating : Dalam bentuk perkusi yang disebut beating, tangan dikepal ringan. Gunakan sisi tangan yang sedikit empuk dan jari kelingking membentuk permukaan yang mencolok. Pergelangan tangan tetap longgar, tidak kaku selama gerakan

Hacking : Saat hacking, tangan dipegang sedemikian rupa sehingga telapak tangan saling berhadapan, dan jari-jari diluruskan dengan sedikit menekuknya. Kelingking yang kelima lebih santai dari yang keempat; yang keempat lebih santai dari yang ketiga; dll. Jari kelingking dan ujung jari keempat dan ketiga membentuk permukaan utama yang mencolok. Sisi tangan juga bisa ditepuk ringan.

Slapping: Dalam slapping, tangan dipegang dengan telapak tangan menghadap ke badan atlet. Gunakan seluruh permukaan telapak tangan atau hanya bantalan jari untuk menepuk kulit dengan ringan. 

Cupping : Dalam cupping, tangan dipegang sedemikian rupa sehingga ibu jari dan jari-jari saling menekan dan sedikit ditekuk, dengan permukaan telapak tangan cekung membentuk cangkir. Permukaan yang mencolok adalah tepi luar "cangkir" yang dibentuk oleh kelingking, ujung jari, ibu jari, dan telapak tangan. Bagian tengah telapak tangan tidak bersentuhan. Suara berongga dihasilkan selama massag.

Tapping : Dalam Tapping, ujung jari atau bahan yang lembut mengetuk kulit. Ini adalah teknik perkusi yang paling halus dan berguna untuk wajah, kepala, dan dada.

Pincement : tangan dipegang dengan telapak tangan menghadap ke tubuh atlet. Jempol dan jari digunakan untuk menggenggam atau melepaskan jaringan di atasnya dengan lembut. Tekan dengan cepat, tetapi jangan menekan kulit secara agresif.

6. FRICTION 

Friction adalah salah satu teknik massage tertua yang diketahui dan telah disebutkan dalam teks medis dan kesehatan sejak zaman kuno. 

Superficial Friction: berfungsi untuk merangsang dan meningkatkan aliran darah superfisial untuk menghasilkan efek pemanasan. Misalnya, menggosok kulit dengan cepat saat kedinginan adalah hal yang normal. Gesekan permukaan dapat digunakan di salah satu dari beberapa posisi tangan yang berbeda (misalnya telapak tangan, buku jari, atau sisi tangan). Bagian yang digunakan bergerak bolak-balik dengan cepat pada permukaan kulit sehingga menimbulkan gesekan. Hasilnya adalah kemerahan dan pemanasan jaringan 

Deep friction : Gesekan yang diarahkan ke jaringan yang lebih dalam sangat spesifik dalam penerapannya dan oleh karena itu diterapkan pada area kontak kecil dengan ibu jari, ujung jari atau telapak tangan. Tangan tidak bergerak di atas permukaan kulit seperti saat menggosok permukaan, tetapi menggerakkan kulit di atas jaringan di bawahnya. Ketika tekanan yang lebih dalam diterapkan, gerakan pada titik-titik kecil dalam struktur seperti ligamen atau ligamen seperti tendon dapat digerakkan terhadap jaringan di sekitarnya.

7. VIBRATION 

Vibration adalah gerakan pijat yang berulang dan lebih terfokus yang melibatkan gerakan kecil yang sangat cepat. Gerakan vibration halus atau kasar yang menciptakan respons refleksif. Teknik vibration diterapkan dengan gerakan gemetar di ujung jari atau tangan. Tangan pada posisi telapak tangan penuh bertumpu ringan pada kulit.  Vibration adalah teknik yang dilakukan dengan meletakkan kedua tangan di kulit tubuh dan dengan lembut menekan dan menggetarkan kulit tubuh dengan cepat dengan mengontraksikan otot-otot ekstremitas atas secara isometrik.

Vibration meningkatkan sirkulasi darah lokal dan melemaskan otot. Getaran digunakan untuk merangsang proses tubuh. Getaran dapat menenangkan jaringan saraf, misalnya saat mengobati radang saraf tepi. Jika rasa sakitnya parah, getaran ringan dapat mengurangi impuls nyeri, sehingga teknik pemijatan lainnya dapat digunakan. Metode getaran didasarkan pada frekuensi getaran pada tubuh.

Berikut contoh penerapan massage olahraga pada atlet sepak bola. Bagian-bagian tubuh yang disarankan menjadi area massage untuk atlet sepak bola[18] , sebagai berikut:

  1. Kaki = aspek plantar kaki (jaringan di bawah kaki yang membentang dari tumit hingga jari-jari kaki)
  2. Pergelangan kaki dan betis = Otot triceps surae, peroneal, dan tibialis anterior.
  3. Kaki, termasuk lutut dan paha = Quadriceps femoris, adduktor, dan otot hamstring
  4. Area gluteal dan pinggul = Gluteus maximus, medius dan minimus, piriformis, dan otot TFL.
  5. Tulang belakang, dengan fokus pada punggung bagian bawah = Otot erector spinae, quadratus lumborum, latissimus dorsi, rhomboids, dan trapezius.
  6. Bahu = Infraspinatus, teres minor, subscapularis, deltoid, dan otot pectoralis mayor dan minor

Gambar 5. Saran area massage untuk atlet sepak bola (Sumber: Jelvéus, 2011)


Referensi:

[1] S. M. Fritz, SPORTS & EXERCISE MASSAGE: Comprehensive Care In Athletics, Fitness, & Rehabilitation. Canada: Elsevier Mosby, 2005. 

[2] M. Cash, Sport & Remedial Massage Therapy. London: Ebury Press, 1996.

[3] M. J. Boyle, Advances in Functional Training Training Techniques for Coaches, Personal Trainers and Athletes. USA: On Target Publications, 2010.

[4] T. O. Bompa, Periodization Training for Sports: program for peak strength in 35 sport, 3rd ed. United States: Human Kinetics, 1999.

[5] K. Premkumar, The Massage Connection: Anatomy And Physiology. Canada: Lippincott Williams & Wilkins, 2004.

[6] T. O. Bompa and G. G. Haff, Periodization: theory and methodology of training, 5th ed. the United States of America: Human Kinetics, 2009.

[7] P. J. Benjamin and S. P. Lamp, Understanding Sports Massage, 2nd edition. Human Kinetics, 2005.

[8] L. Peterson, Sports injuries : prevention, treatment, and rehabilitation. CRC Press Taylor & Francis Group, 2017.

[9] S. Jurch, Pulling Back the Curtain: A Look at Sports Massage Therapy. Jurch Performance Education, 2015.

[10] S. Capellini and michael van weldensteve, Massage for Dummies. New York: Hungry Minds, 1999.

[11] V. B. Issurin, “New horizons for the methodology and physiology of training periodization,” Sport. Med., vol. 40, no. 3, pp. 189–206, 2010, doi: 10.2165/11319770-000000000-00000.

[12] T. Paine, The Complete Guide to Sports Massage, 2nd edition. London, Berlin, New York, Sydney: Bloomsbury, 2013.

[13] S. M. Fritz, Sports & Exercise Massage, 2nd edition. Elsevier Mosby, 2013.

[14] T. O. Bompa and M. C. Carrera, Periodization Training For Sports. 2005.

[15] T. Bompa and C. Buzzichelli, Periodization Training for Sports, Third Edition, 3rd Edition. United States: Human Kinetics, 2015.

[16] Gavin L. Moir, Strength and Conditioning : A Biomechanical Approach. Burlington: Jones & Bartlett Learning, 2016.

[17] V. Gambetta, Athletics Development : the art & science of functional sports conditioning. United States: Human Kinetics, 2007.

[18] A. Jelvéus, Integrated Sports Massage Therapy. 2011.