Monday 3 October 2022

TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA

Tes dan Pengukuran Olahraga

Tinjauan Tes dan Pengukuran Olahraga

Tes dan pengukuran olahraga merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam latihan olahraga. Langkah pertama seorang pelatih untuk memulai latihan olahraga adalah melakukan tes dan pengukuran [1]. Tes dan pengukuran juga dapat digunakan untuk tujuan pendidikan untuk menginformasikan siswa, orang tua, dan guru penjas mengenai keterampilan tertentu yang mungkin penting untuk olahraga pendidikan. Penggunaan tes dan pengukuran yang tepat oleh pelatih dapat menghasilkan data yang berkualitas untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan [2]. Baru-baru ini, hasil tes dan pengukuran juga telah digunakan untuk membantu dalam pencegahan cedera melalui prehabilitasi atau untuk mengidentifikasi ketidakseimbangan otot. Pelatih didorong untuk melakukan tes dan pengukuran secara menyeluruh atau sebagian secara teratur sebagai sarana untuk memantau kemajuan atletnya [3]. 

Tes dan pengukuran olahraga dapat memberikan informasi berharga tentang tingkat kebugaran fisik atlit, menunjukkan peningkatan progresif atlit dari waktu ke waktu sebagai hasil dari program latihan. kemudian tes dan pengukuran dapat memberikan umpan balik yang bermanfaat kepada pelatih dan atlit dalam pengembangan olahraga jangka panjang [4]. Tes dan pengukuran harus dilakukan secara berkala atau sistematis. Sesi tes dan pengukuran olahraga juga bertujuan mengevaluasi pengaruh fisiologis atlet terhadap performa latihan dan sebagai alat untuk menyeleksi atlit serta mengukur kesiapan atlet menghadapi kompetisi-kompetisi olahraga [5]. Tes dan pengukuran paling sederhana yang digunakan untuk mengetahui perkembangan dalam latihan adalah tes dan pengukuran kondisi fisik. 


Prinsip tes dan pengukuran olahraga

Untuk mencapai efektivitas atau bukti kuat dari hasil tes dan pengukuran olahraga, maka adapun prinsip – prinsip tes dan pengukuran olahraga sebagai berikut:

1. Kekhususan (Specificity)
Tahapan dalam tes dan pengukuran olahraga mengandalkan prinsip utama, yaitu kekhususan pada olahraga atau aktivitas yang diminati. 
2. Keabsahan (Validity)
Secara umum, validitas mengacu pada kemampuan penilaian untuk mengukur apa yang hendak diukur, tetapi dapat diperluas untuk mencakup gagasan validitas ekologis di mana hasil tes dan pengukuran olahraga dibuat. 
3. Keandalan (Reliability)
Konsep reliabilitas yang mengacu pada konsistensi memperoleh nilai tertentu, sehubungan dengan peralatan/instrumen yang digunakan untuk melakukan tes dan pengukuran.
4. Waktu (Time)
Waktu adalah komponen penting dalam tes dan pengukuran. Waktu tes dan pengukuran harus diperhatikan atau disesuaikan kepada masing-masing cabang olahraga atau aktivitas.
5. Jumlah Atlet 
Jumlah atlet yang akan melaksanakan tes dan pengukuran disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Pelatih harus mengatur dan mengelola waktu seperti; berapa lama tes dan pengukuran dilaksanakan dan berapa lama atlit dapat menyelesaikan tes dan pengukuran tersebut.
6. Berurutan (Sequencing)
Dalam melaksanakan tes dan pengukuran pada atlit, tugas seorang pelatih harus mampu menyusun tes secara berurutan atau sistematis dan penuh perhitungan. Hal ini dimaksudkan agar atlit dalam melaksanakan tes dan pengukuran tidak mengalami penurunan tingkat kebugarannya ataupun timbul rasa jenuh yang dapat mempengaruhi penilaian dalam tes dan pengukuran 

Komponen- komponen tes dan pengukuran

Secara umum komponen-komponen tes dan pengukuran terdiri atas [6]:

  1. Nama Tes dan Pengukuran
  2. Tujuan tes dan pengukuran
  3. Alat dan Perlengkapan tes dan pengukuran
  4. Prosedur/Tata cara pelaksanaan tes dan pengukuran
  5. Penilaian tes dan pengukuran 
  6. Data Normatif atau Nilai standar tes
  7. Kelompok sasaran (umur,jenis kelamin, dll.) tes dan pengukuran
  8. Realibilitas tes dan pengukuran
  9. Validitas tes dan Pengukran

Perencanaan tes dan pengukuran olahraga

Tes dan pengukuran olahraga idealnya, dilakukan pada awal siklus latihan pra-musim karena hasil tes dan pengukuran yang dilakukan pada titik waktu ini akan memberikan informasi data dasar tentang kelebihan dan kelemahan atlit yang akan digunakan untuk membuat atau menyusun program latihan [7]. 

Berikut pedoman sebelum melaksanakan tes dan pengukuran olahraga [8]:

  1. Kenakan pakaian dan sepatu olahraga untuk tes dan pengukuran.
  2. Jangan makan selama 2 jam sebelum pengujian (termasuk minum kopi atau teh)
  3. Jangan mengkonsumsi alkohol selama 24 jam sebelum tes dan pengukuran.
  4. Jangan merokok selama 2 jam sebelum tes dan pengukuran.
  5. Jangan berolahraga pada hari pelaksanaan tes dan pengukuran.

Penting untuk diingat bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes dan pengukuran olahraga , antara lain:

  • Suhu lingkungan, tingkat kebisingan dan kelembaban
  • Kualitas tidur yang dimiliki atlet sebelum tes dan pengukuran 
  • Keadaan emosional atlet 
  • Obat yang  dikonsumsi atlet
  • Jam dan hari
  • Waktu sejak makan terakhir atlet
  • Kondisi permukaan lapangan (lintasan lari, rumput, jalan, gym)
  • Pengetahuan/pengalaman tes sebelumnya dari atlet
  • Akurasi pengukuran (waktu, jarak, dll)
  • Atlet yang benar-benar menerapkan upaya maksimal dalam tes dan pengukuran
  • Kurang pemanasan 
  • Jumlah atlit yang hadir
  • Kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan pelaksana tes dan pengukuran

Alat dan Perlengkapan tes dan pengukuran olahraga

Alat dan perlengkapan yang digunakan untuk tes dan pengukuran olahraga merupakan komponen utama keberhasilan pelaksanaan tes dan pengukuran. Anggaran untuk Alat dan perlengkapan tes dan pengukuran olahraga harus benar-benar disiapkan, karena semakin rumit tes dan pengukuran yang dilakukan maka biaya yang dibutuhkan untuk membeli Alat dan perlengkapan tes dan pengukuran juga sangatlah besar. Mungkin beberapa Alat dan perlengkapan tes dan pengukuran seperti: bangku, spidol, barbel, kerucut, stopwatch, timbangan, meteran dll. masih dapat terjangkau. Akan tetapi jika kita memakai alat perlengkapan tes dan pengukuran yang menggunakan teknologi (kamera digital, komputer, sensor/ infra red, dll.) yang inovatif dan canggih, sudah pasti biayanya sangat mahal.  

Berikut jenis Alat dan perlengkapan tes dan pengukuran untuk mengukur komponen fisik dasar (basic physical fitness), yaitu:

  1. Alat dan perlengkapan antropometri : Seperti stadiometer dan skinfold calipers.
  2. Alat dan perlengkapan resistensi : Termasuk barbel dan dumbel atau beban menggunakan mesin, medicine ball, sandbags, sleds dan weight vests
  3. Alat dan perlengkapan berbasis gravitasi dan implementasi lainnya: Alat seperti plyometric boxes, step benches, stairs, ataukah overhead mounted ropes mengharuskan atlet untuk memindahkan berat badan mereka untuk melakukan tugas yang dapat diukur dan dievaluasi. Freestanding atau pull-up bars atau dip stations, handgrip dynamometers. Selain itu, alat yang digunakan untuk menguji keseimbangan, misalnya: balok keseimbangan dan bantalan stabilitas busa ataukah untuk membantu mencapai posisi tubuh tertentu. Bantalan atau bangku khusus mungkin juga diperlukan untuk melakukan tes dan pengukuran keseimbangan.
  4. Alat dan perlengkapan mengukur jarak atau panjang : Untuk pengukuran panjang yang lebih pendek, menggunakan meteran mungkin cukup, sementara jarak yang lebih jauh mungkin memerlukan pita pengukur yang lebih panjang. Permukaan standar seperti lintasan lari, lapangan rumput, atau lapangan basket. Pengukuran jenis skala besar seperti: measuring wheel, field string dan field paint. pengujian fleksibilitas dapat dilakukan dengan menggunakan sit and reach test dengan sistem pengukuran built-in dan pengujian lompat vertikal (vertical jump)
  5. Alat dan perlengkapan mengukur waktu : Peralatan untuk mencatat waktu adalah stopwatch, timing gates menampilkan infrared photocells tersedia untuk penilaian kecepatan dan kelincahan. 
  6. Alat dan perlengkapan menghitung denyut jantung dan monitor GPS : Menghitung secara manual jumlah detak jantung selama jumlah waktu yang ditentukan menggunakan arloji atau jam, banyak jam tangan sekarang juga menampilkan kemampuan sistem penentuan posisi global disebut GPS yang memungkinkan penentuan kecepatan dan akselerasi selain waktu dan jarak.
  7. Treadmills dan rowing ergometers : Tes dan pengukuran dilakukan menggunakan treadmill dan ergometer. Dalam kasus di mana cuaca buruk atau kesulitan dalam menentukan kondisi terkontrol atau kondisi geografi, menggunakan treadmill mungkin adalah pilihan yang ideal. 
  8. Instrumen dan kuesioner : Beberapa tes dan pengukuran dapat disampaikan sebagai instrumen kertas atau elektronik atau kuesioner. 
  9. Pakaian olahraga atau seragam khsusus olahraga : Pakaian dan seragam yang digunakan saat melakukan tes dan pengukuran sangat mempengaruhi hasil tes dan pengukuran. Misalnya: alas kaki menggunakan sepatu dan yang memakai sendal jepit pasti hasil teskurnya akan berpengaruh. Jadi dalam pelaksanaan tes dan pengukuran khusus olahraga harus menggunakan seragam standar yang biasanya digunakan saat latihan.
  10. Formula matematika dan nomogram : Data hasil tes dan pengukuran dapat digunakan untuk memperkirakan tes dan pengukuran lainnya yang mungkin sulit diukur. Formula matematika dan nomogram ini tidak membutuhkan peralatan yang mahal. Data-data hasil tes dan pengukuran ini berasal dari hasil penelitian yang telah dianalisis statistik. 


Jenis tes dan pengukuran olahraga

Tes dan pengukuran berbasis lapangan (Field-based tests) merupakan jenis tes dan pengukuran yang umumnya digunakan pada olahraga baik secara tim ataupun individu. Karena tes dan pengukuran dilakukan di lapangan, maka biaya yang dikeluarkan saat melakukan tes dan pengukuran tidak terlalu besar, tidak seperti jika melakukan tes dan pengukuran menggunakan laboratorium. Jumlah orang yang dapat kita tes dan ukur bisa lebih banyak jika menggunakan lapangan dan juga waktu yang dibutuhkan relatif jadi lebih singkat saat melaksanakan tes dan pengukuran. Desain protokol tes dan pengukuran berbasis lapangan sering dimodifikasi agar lebih spesifik atau dangan kata lain bentuk tes dan pengukurannya dibuat semirip mungkin dengan ciri khas dari cabang olahraganya [9]. 

Jenis tes dan pengukuran olahraga dapat juga dibagi atas dua jenis [10], yaitu:

  1. Tes dan pengukuran yang berhubungan dengan kesehatan meliputi tes dan pengukuran untuk komposisi tubuh, kekuatan dan daya tahan otot, daya tahan kardiovaskular, dan kelentukan (body composition, muscle strength and endurance, cardiovascular endurance, and flexibility).
  2. Tes dan pengukuran yang berhubungan dengan keterampilan mencakup tes dan pengukuran untuk kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan keseimbangan/koordinasi (power, speed, agility, and balance/coordination). 

Adapun jenis tes dan pengukuran olahraga yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini adalah tes dan pengukuran komponen fisik dasar (basic physical fitness), antara lain:

  1. Antropometrik dan komposisi tubuh (anthropometrics and body composition)
  2. Kelentukan dan keseimbangan (flexibility and balance)
  3. Kecepatan dan kelincahan (speed and agility)
  4. Daya ledak dan eksplosif (power dan explosiveness)
  5. Kekuatan otot dan daya tahan otot (muscular strength and endurance)
  6. Daya tahan jantung (cardiovascular fitness)
  7. Pemantauan Latihan (Monitoring Training)

1. Antropometrik dan komposisi tubuh (anthropometrics and body composition)

Antropometrik adalah istilah yang terkait dengan bidang antropologi dan berkaitan dengan pengukuran perbandingan tubuh manusia. Biasanya di bidang personal training, pengukuran antropometrik mengukur lebar, panjang, ketebalan, dan keliling komposisi tubuh (mis., Lingkar lengan atas, dll.). Antropometrik memiliki pengaruh besar pada kapasitas dan atribut fisik apa yang dapat dilatih dalam konteks spesifik olahraga [11]. 

Komposisi tubuh mengacu pada jumlah jaringan lemak dan bebas lemak di dalam tubuh [12]. Massa bebas lemak/massa tubuh tanpa lemak adalah komponen yang terdiri dari tulang, otot, air, dan jaringan nonfat lainnya. 

Komposisi tubuh dapat diukur dengan tes dan pengukuran di laboratorium dan di luar laboratorium.  Mengukur tubuh dengan menyeluruh atau bervariasi. Untuk biaya dan tingkat akurasi alat tes pengukuran komposisi tubuh bervariasi. 

Adapun tes dan pengukuran untuk komposisi tubuh, sebagai berikut:

  1. Tinggi dan berat badan
  2. Body mass index  (BMI)
  3. Rasio pinggang-pinggul (ukuran lingkar pinggang dan pinggul)
  4. Lipatan kulit (skinfolds)
  5. Bioelectrical impedance analysis (BIA)


Secara umum atau biasanya pengukuran dasar antropometrik, massa, komposisi tubuh, dan rentang gerak atau disebut juga range of motion (ROM) akan dilakukan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan melakukan tes dan pengukuran komponen fisik dasar yang lainnya.

2. Kelentukan dan keseimbangan (flexibility and balance)

Kelentukan adalah kemampuan untuk menggerakkan sendi melalui berbagai gerakan [13]. Latihan kelentukan harus menargetkan unit otot-tendon utama dari bahagian bahu, dada, leher, batang tubuh, punggung bawah, pinggul, kaki (posterior dan anterior), dan pergelangan kaki [14]. Rentang gerak maksimum menghasilkan gerakan fleksibilitas [15].

Adapun Tes dan pengukuran kelentukan dan keseimbangan, sebagai berikut : 

  1. Sit-and-reach test 
  2. Back-scratch test 
  3. Total body rotation test 
  4. Shoulder elevation test 
  5. Tandem gait test
  6. Functional reach test 
  7. Balance error scoring system (BESS)
  8. Lumbar stability tests 



3. Kecepatan dan kelincahan (speed and agility)

Kecepatan adalah jarak gerakan per satuan waktu dan biasanya diukur sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak [16]. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu keterampilan motorik secepat mungkin. Kecepatan adalah bagian integral dari olahraga.

Kelincahan secara tradisional dianggap sebagai kemampuan untuk berhenti, memulai, dan mengubah arah seluruh tubuh dengan cepat. Kelincahan terdiri dari dua komponen utama: kecepatan dalam mengubah arah dan faktor kognitif.

Adapun tes dan pengukuran kecepatan dan kelincahan, sebagai berikut:

  1. T-test
  2. 5-10-5 test (pro agility or 20-yard shuttle run)
  3. 300-yard shuttle run
  4. Three-cone drill 
  5. Y-shaped reactive agility test  
  6. Repeated sprint ability test 
  7. Repeated change-of-direction test
  8. Hexagon agility test 
  9. Straight-line sprint 


4. Power dan daya ledak (power dan explosiveness)

Power adalah hasil dari gabungan kemampuan antara kekuatan dan kecepatan. Power merupakan kemampuan untuk menerapkan kekuatan tertinggi dalam waktu singkat [17]. Power otot (muscular power) adalah kemampuan otot untuk mengerahkan sejumlah kekuatan per satuan waktu, juga disebut sebagai daya ledak (explosiveness). 

Adapun tes dan pengukuran power dan daya ledak, sebagai berikut:

  1. Vertical jump test 
  2. Single-leg triple hop test
  3. Standing long jump test
  4. Medicine ball chest pass test
  5. Stair sprint power (Margaria-Kalamen) test 
  6. Rowing ergometer peak power test
  7. Forward overhead medicine ball throw test
  8. Backward overhead medicine ball throw test 
  9. Rotating medicine ball throw test


5. Kekuatan otot dan daya tahan otot (muscular strength and endurance)

Kekuatan otot didefinisikan sebagai satu kali kekuatan maksimal yang diberikan pada daerah sendi atau kelompok otot [18]. 

Daya tahan otot juga khusus untuk sendi dan kelompok otot. Daya tahan otot menunjukkan kemampuan untuk menerapkan kekuatan berulang kali dari waktu ke waktu.

Adapun tes dan pengukuran kekuatan otot dan daya tahan otot, sebagai berikut: 

  • One-repetition maximum strength test: 

    1. Back squat
    2. Leg press 
    3. Bench press 
    4. Bench pull

  • Multiple-repetition maximum strength test 
  • Maximal handgrip strength test 
  • Static muscular endurance tests: 

    1. Prone bridge or plank 
    2. Half-squat or wall-sit 
    3. Flexed-arm or bent-arm hang 

  • Dynamic muscular endurance tests: 

    1. Partial curl-ups or bent-knee sit-ups
    2. Push-ups 
    3. Squats
    4. Pull-ups 

  • YMCA bench press test


6. Daya tahan jantung (cardiovascular fitness)

Daya tahan jantung adalah fungsi dari kapasitas aerobik tubuh atau kemampuannya untuk mengambil dan menggunakan oksigen melalui paru-paru, jantung, dan otot selama latihan. Daya tahan jantung identik dengan olahraga aerobik, dimana sistem energi dipengaruhi oleh penggunaan oksigen saat melakukan aktivitas olahraga.

Adapun tes dan pengukuran daya tahan jantung, sebagai berikut:

  1. Yo-Yo intermittent recovery test 
  2. Distance-based walk and run tests 
  3. 20-meter multi-stage shuttle run (or PACER or beep test)
  4. Time-based walk or run tests (12-minute test) 
  5. 45-second squat test (or Ruffier-Dickson test) 
  6. Submaximal step test (or Queens College or YMCA step test) 
  7. Submaximal rowing ergometer test 


7.  Monitoring Training

Seorang pelatih dapat mengetahui apakah atlet mengalami kemajuan atau tidak  melalui hasil tes dan pengukuran monitoring training secara berkala. Monitoring training secara ketat membantu pelatih mencegah overtraining, kelelahan, dan cedera. Monitoring dilakukan selama kegiatan pelatihan (teori dan praktek), pelaksanaan, sampai dengan tahap pendampingan[19]. 

Adapun tes dan pengukuran monitoring training, sebagai berikut:

  1. Heart rate measurement 
  2. Body weight maintenance and hydration status
  3. Fluid loss evaluation 
  4. External training load 
  5. Internal training load 
  6. Perceptual well-being 
  7. Physical readiness


Sumber :

[1] S. Schlosberg, M. A. Liz Neporent, and T. S. Drenth, Fitness For Dummies. 2005.

[2] D. H. Fukuda, Assessments for Sport and Athletic Performance. Human Kinetics, 2019.

[3] H. Ramsbottom, “Strength and Conditioning for Gymnastics,” Gymnast. BC, 2018.

[4] A. Dean et al., Advanced fitness assessment & exercise prescription, vol. 35, no. 11. 1998.

[5] T. O. Bompa and G. G. Haff, Periodization: theory and methodology of training, 5th ed. the United States of America: Human Kinetics, 2009.

[6] B. Mackenzie, 101 Performance Evaluation Test. London: Electric Word plc, 2005.

[7] A. Turner and P. Comfort, Advanced Strength and conditioning: An Evidence-based Approach. New York: Routledge, 2018.

[8] A. L. Golding, R. C. Myers, and E. W. Sinning, Y’s Way to Fitness Testing. 1989.

[9] P. Gamble, Strength and conditioning for team sports : sport-specific physical preparation for high performance. 2010.

[10] Ni. Ratamess, ACSM’s Foundation of Strength Training and Conditioning. Philadelphia, Baltimore, New York, London, Buenos Aires, Hongkong, Sidney, Tokyo: Lippincott Williams & Wilkins, 2012.

[11] A. Turner, Routledge Handbook Of Strength And Conditioning: Sport-specific Programming for High Performance. New York, USA: Routledge Taylor & Francis Group, 2018.

[12] J. A. Potteiger, ACSM’s introduction to exercise science: Second edition. 2013.

[13]L. Martin, Sports Performance Measurement and Analytics. New Jersey: Pearson Education, Inc, 2016.

[14] S. Blair et al., Guidelines for Exercise Testing and Prescription, Fourth Edition, vol. 23, no. 10. 1991.

[15] T. O. Bompa and M. C. Carrera, Periodization Training For Sports. 2005.

[16] G. G. Haff and T. N. Travis, Essentials of Strength Training and Conditioning, IV. USA: Human Kinetics, 2016.

[17] T. Bompa and C. Buzzichelli, Periodization Training for Sports, Third Edition, 3rd Editio. United States: Human Kinetics, 2015.

[18] W. R. Thompson, ACSM’S: Rersources for the Personal Trainer, 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2010.

[19] Sujarwo, I. Samsi, and L. Wibawa, “The Implementation Of Study Tour Learning Model To Nurture Environmental Care Behavior,” Yogyakarta State Univ., vol. 01, pp. 1–7, 2017, [Online]. Available: http://www.albayan.ae.

Sumber Gambar:

shorturl.at/ERSW7 shorturl.at/aHPVX shorturl.at/cdNU5 shorturl.at/aef24 shorturl.at/bfJMQ  

shorturl.at/pqtW2 shorturl.at/afgv6 shorturl.at/vWZ89 shorturl.at/fpT48 shorturl.at/aEW06  

shorturl.at/fqW15 shorturl.at/AMNR0 shorturl.at/dgpv7 shorturl.at/bLQTZ shorturl.at/EPTZ6  

shorturl.at/cjmrU shorturl.at/jEHUY shorturl.at/knuOR shorturl.at/ghs24 shorturl.at/ghov5  

shorturl.at/bGQ27 shorturl.at/enX58 shorturl.at/bLO12 shorturl.at/JKNZ6 shorturl.at/dgkP2  

shorturl.at/vXZ26  shorturl.at/eJKYZ shorturl.at/jXZ37 shorturl.at/AFJQ7 shorturl.at/abQ06