Wednesday 1 July 2020

Homo Ludens_ Pendidikan Jasmani

Di dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga sering kita mendengar guru dan dosen dalam menguraikan materi tentang pendidikan jasmani sering menyebutkan tentang Homo Ludens. Pernahkah kalian bertanya kenapa begitu sangat penting? Ya benar saja, karena homo ludens merupakan suatu tatanan konsep dasar dalam pendidikan jasmani yang mengaitkan pemahaman bahwa anak merupakan sebagai makhluk bermain. Pemahaman inilah yang menginspirasi pendekatan aktivitas bermain dalam pendidikan jasmani untuk dilaksanakan. Hebat bukan!!, tapi apakah kalian sungguh mengenal Homo Ludens?? ........... Alright, dalam posisi itu kita pernah sama. Langsung saja, berikut materi tentang homo ludens yang telah saya rangkum untuk kalian semua:

Homo Ludens

Apa Itu Homo Ludens?

Homo Ludens merupakan sebuah konsep yang memahami bahwa manusia merupakan seorang pemain yang memainkan permainan. Singkatnya, homo (manusia) dan ludens (bermain) berarti manusia yang bermain. Homo ludens merupakan pasangan dari Homo faber yaitu konsep yang memperlihatkan gambaran manusia sebagai pekerja. 

Siapa, Kapan dan darimana asal Homo Ludens?

Pencetus Homo Ludens bernama JOHAN HUIZINGA, seorang pria berkebangsaan Belanda yang lahir pada tanggal 7 Desember 1872 dan meninggal dunia pada tanggal 1 Februari 1945. Johan Huizinga dikenal sebagai seorang sejarawan dan teoritikus budaya yang diakui secara internasional karena karya-karyanya. Salah satu karyanya yang sangat terkenal adalah Homo Ludens (Man the Player) pada tahun 1938.

Dasar Pemikiran Johan Huizinga?

Johan Huizinga mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari sejarah dengan memberi penekanan khusus pada proses perkembangan kebudayaan. Dalam Homo Ludens karya Johan Huizinga, permainan adalah kategori utama kehidupan. Homo ludens sendiri merupakan sebuah konsep yang muncul atau ditemukan dalam kebudayaan. Unsur-unsur utama kebudayaan memiliki asal-usulnya dalam permainan. Johan Huizinga dalam Homo Ludens mengokohkan sifat ludik (bermain) sebagai sifat hakiki manusia. 

Konsep homo ludens merupakan sebuah fenomena budaya, Konsep tentang bermain itu terjadi tanpa perlu suatu pola atau petunjuk. Dalam kasus ini, bermain dapat dikatakan sebagai insting. Permasalahannya adalah ketika kita mengatakan bahwa bermain sebagai insting maka permainan itu berarti sempit. Sedangkan jika bermain dikatakan sebagai sebuah kehendak atau sebuah pikiran maka makna dari bermain itu akan menjadi luas.

Nilai-Nilai Homo Ludens?

Menurut Johan Huizinga nilai-nilai dasar tentang Homo Ludens adalah sebagai berikut:
  1. Sosial (Fair Play)
  2. Sportifitas
  3. Estetis dan,
  4. Etis. 

Permainan yang sesuai dengan sifat ludik manusia yang murni selalu mengandung dan mengajarkan nilai-nilai diatas. Johan Huizinga juga mengemukakan bahwa manusia tidak dapat mematikan sifat bermain dalam dirinya. Ada kalanya sifat yang terpendam itu menjelma menjadi kekuatan yang menyeret manusia pada tindakan-tindakan irasional (diluar nalar). 

Demikianlah postingan kali ini, semoga bermanfaat buat teman-teman, khususnya  untuk penulis sendiri. Terima kasih sudah membaca. Wassalam.

Salam Pendidikan Olahraga... Jaya!!




Daftar Pustaka:
Wikipedia. (2020). Homo Ludens. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Homo_ludens pada tanggal 18 Februari 2020
Wikipedia. (2020). Johan Huizinga. Diakses dari  https://id.wikipedia.org/wiki/Johan_Huizinga#cite_ref-8 pada tanggal 18 Februari 2020

No comments:

Post a Comment