Monday 9 March 2020

BIDANG ILMU PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

Beberapa bidang ilmu yang merupakan sub-disiplin ilmu pendidikan jasmani dan olahraga, yaitu : biomekanika, fisiologi latihan, sosiologi olahraga, sejarah, filsafat, dan psikologi (Chandler,dkk, 2007).

A. BIOMEKANIKA

Menurut Herbert Hatze (1974) dalam McGinnis (2013:3)  "Biomechanics is the study of the structure and function of biological systems by means of the methods of mechanics" (biomekanika adalah studi tentang struktur dan fungsi sistem biologis dengan menggunakan metode mekanika". Tujuan utama biomekanika dalam pendidikan jasmani dan olahraga adalah peningkatan kinerja dalam berolahraga atau melakukan aktivitas fisik. Dengan mengetahui ilmu biomekanika diharapkan guru pendidikan jasmani dan olahraga dapat meningkatkan kemampuan keterampilan dan hasil belajar siswanya dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. 

Ilmu Biomekanika dapat membantu guru penjas untuk mengevaluasi siswa yang ‘kurang’ dalam hasil belajar mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga, dengan mengetahui struktur mekanika siswanya guru penjas dapat memberikan metode pelajaran yang tepat, bahkan dapat membantu mengurangi cedera bagi siswa pada saat melakukan aktifitas fisik.

B. FISIOLOGI (EXERCISE PHYSIOLOGY)

Tubuh adalah mesin yang luar biasa rumit. Pada waktu tertentu seperti melakukan aktivitas fisik  ada komunikasi rumit antara berbagai sel, jaringan, organ, dan sistem yang berfungsi untuk mengoordinasikan fungsi fisiologisnya (Kenney et al., 2012). Fisiologi sering dikaitkan dengan anatomy, Jelas bahwa anatomi dan fisiologi memainkan peran utama dalam kinerja olahraga (Martin, 2016:1). Guru pendidikan jasmani harus mempelajari ilmu fisiologi dasar dalam proses pembelajaran. Fisiologis dasar mekanisme seperti menggunakan aktifitas fisik dan pengaruh lingkungan (panas, dingin, ketinggian, dll.) kemudian fisiologi juga berfokus kepada efek kesehatan, penyakit, dan kesejahteraan.

Karena pendidikan jasmani dan olahraga sama-sama menggunakan aktivitas fisik, maka kita dapat mengambil landasan fisiologis olahraga. Dua landasan fisiologi olahraga adalah :
  1. bagaimana tubuh merespons stres akut olahraga atau aktivitas fisik, dan
  2. bagaimana ia beradaptasi dengan stres kronis yang diulang serangan olahraga, yaitu, latihan olahraga.
Tujuan seorang guru penjas mempelajari Fisiologi untuk membantu memahami tubuh manusia (siswa) dan bagaimana fungsinya selama acara proses pembelajaran juga untuk memahami bagaimana kinerja siswa dipengaruhi oleh fisiologi.

C. SOSIOLOGI (SPORT SOCIOLOGY)

Sosiologi olahraga muncul sebagai sub-disiplin yang terpisah pada tahun 1960-an, dan bertujuan untuk memahami peran olahraga dalam kehidupan sosial dan budaya melalui penerapan metodologi sosiologis. Itu didorong oleh pengakuan bahwa 'olahraga dan pendidikan jasmani adalah praktik sosial dan bahwa mereka secara budaya dan historis relatif' (Coakley dan Dunning 2000: xxi). Sosiologi olahraga telah didominasi, meskipun tidak sepenuhnya, oleh studi olahraga terorganisir dan kompetitif yang rasional dan dilembagakan. Sosiologi olahraga telah berupaya memahami dua bidang utama kegiatan: historis dan kontemporer. Yang pertama telah berfokus pada asal-usul sosiologis dan fungsi olahraga, sementara yang terakhir telah meneliti, antara lain, topik-topik mendesak seperti struktur kekuasaan, subkultur, kekerasan, dan ras (Chandler et al., 2002).

Meskipun sosiologi kebijakan pendidikan masih merupakan bidang yang baru dan berkembang, dengan 'landasan teoretis yang tidak pasti' (Raab 1994), dalam pandangan kami 'eksperimentalisme' dari pekerjaan yang dilakukan telah menghembuskan kehidupan baru ke dalam penelitian dalam sosiologi pendidikan dan telah menyajikan potensi untuk eksplorasi dan pengembangan lebih lanjut, dan khususnya dalam sosiologi pendidikan jasmani. Seperti Ball (1997), kita melihat nilai pengembangan interaksi teori sementara pada saat yang sama tetap mempertahankan koherensi dalam pekerjaan kita (Penney & Evans, 2002).

D. SEJARAH

Studi tentang sejarah olahraga, sebagai upaya akademis yang serius, muncul selama 1960-an sebagai bagian dari studi yang lebih luas tentang sejarah sosial. Sekolah pertama yang melatih guru pendidikan jasmani pria adalah Carnegie Physical Training College, English. yang dibuka pada tahun 1933. Kurikulum awal termasuk sejarah pendidikan jasmani, anatomi dan fisiologi, serta pelatihan dalam olahraga utama. Pada tahun 1947 'pelatihan' diganti dengan 'pendidikan' dalam judul perguruan tinggi untuk mencerminkan perluasan kurikulum. Dari tahun 1960 spesialis, kursus tiga tahun ditawarkan untuk guru pendidikan jasmani menengah, dan pada tahun 1974 SM, gelar diperkenalkan. Perempuan diterima dari tahun 1968, ketika Carnegie bergabung dengan City of Leeds College. Sekarang bagian dari Leeds Metropolitan University (Chandler et al., 2002)

Guru Pendidikan jasmani dan olahraga penting untuk memahami dasar-dasar historis bidang pedagogi olahraga. Pentingnya ini tidak berasal dari hanya keingintahuan tentang masa lalu. Kebanyakan sejarawan memahami bahwa nilai nyata sejarah terletak pada membantu kita untuk lebih memahami masa kini dan masa depan. Sejarawan berpendapat bahwa memilih untuk tidak tahu tentang sejarah berarti memilih untuk tidak mengambil bagian aktif dan informasi dalam membangun masa depan kolektif kita (Armour, 2011). 

E. FILSAFAT

Filosofi mengajar untuk pemahaman didasarkan pada prinsip bahwa proses pembelajaran sama pentingnya dengan hasil atau hasil yang diinginkan. Tujuannya adalah agar siswa memahami apa yang mereka pelajari daripada sekadar melakukan tugas, dan agar keterampilan dapat ditransfer ke berbagai situasi dan lingkungan. Pengembangan pemecahan masalah dan penemuan diri dalam pendidikan jasmani dirancang untuk meningkatkan partisipasi dan interaksi siswa, baik dengan siswa lain dan dengan guru (Chandler et al., 2002).

F. PSIKOLOGI

Sport and exercise psychology is the scientific study of people and their behavior in sport and exercise activities. Sport and exercise psychologists seek to understand and help elite athletes, children, the physically and mentally disabled, seniors, and average participants achieve peak performance, personal satisfaction, and development through participation (Psikologi olahraga dan latihan adalah studi ilmiah tentang orang-orang dan perilaku mereka dalam kegiatan olahraga dan olahraga. Psikologi olahraga dan olahraga berusaha untuk memahami dan membantu atlet elit, anak-anak, para penyandang cacat fisik dan mental, senior, dan peserta rata-rata mencapai kinerja puncak, kepuasan pribadi, dan pengembangan melalui partisipasi) (Weinberg & Gould, 1995 dalam Volkwein & Caplan, 2004:24).


Daftar Pustaka:
  • Chandler, Timothy. Mike Cronin and Wray Vamplew. 2007. Sport And Physical Education: The Key Concepts Second Edition. Halaman 166. Routledge Taylor & Francis Group: USA-Canada. diakses tanggal 2 Oktober 2019 pada https://epdf.pub/sport-and-exercise-psychology-the-key-concepts-routledge-key-guides.html
  • Armour, K. 2011. Sport Pedagogy. USA: Routledge. Tersedia di www.routledge.com.
  • Chandler, T., Cronin, M. & Vamplew, W. 2002. Sport and Physical Education: The Key Concepts. Routledge.
  • Kenney, W., Wilmore, J. & Costil, D. 2012. Physiology of Sport and Exercise 5th edition. Human Kinetics.
  • Martin, L. 2016. Sports Performance Measurement and Analytics. New Jersey: Pearson Education, Inc.
  • McGinnis, P.M. 2013. Biomechanics of sport and exercise. third edit ed. Human Kinetics. Tersedia di https://www.researchgate.net/publication/266039716_Biomechanics_of_Sport_and_Exercise.
  • Penney, D. & Evans, J. 2002. Politics, policy, and practice in physical education. Taylor & Francis e-Library.
  • Volkwein, K. A. E., & Caplan. (2004). Culture, Sport and Physical Activity. Sport, Culture & Society (Vol. 5). Meyer & Meyer Sport
  • Syahban, A. 2020. Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi Olahraga. Tersedia di https://www.arhamsyahban.com/

Sunday 1 March 2020

PATH ANALYSIS : Statistika

Sederhananya, Path Analysis merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji hubungan kausal antara dua atau lebih variabel. Menurut Lleras (2004) Analisis jalur adalah teknik statistik yang digunakan terutama untuk menguji kekuatan komparatif hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel.

Contoh Soal

  • Mencari Koefesien Jalur (Path Analysis)?
  1. Data Sampel berjumlah 85 
  2. Pengolahan data menggunakan program IBM SPSS Statistics 22
  3. Variabel :
  • Efektivitas Kerja Guru Penjas (X1)
  • Sertifikasi Guru Penjas (X2)
  • Motivasi Guru Penjas (X3)
  • Kualitas Profesi Guru Penjas (Y)
 Jawaban:

a). Struktural 1

Regression
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
1
,663a
,440
,433
7,747
,440
65,194
1
83
,000
a. Predictors: (Constant), Efektivitas Kerja

Tampak bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,440 berarti bahwa 44% variabilitas variabel Sertifikasi (X2) dapat dijelaskan oleh variabel Efektivitas Kerja (X1). Sehingga error (ɛ) = 1-R2 = 1- 0,440 = 0,56


ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
3912,271
1
3912,271
65,194
,000b
Residual
4980,835
83
60,010


Total
8893,106
84



a. Dependent Variable: Sertifikasi
b. Predictors: (Constant), Efektivitas Kerja

Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, diperoleh Fo = 65,194; db1=1; db2=83, p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak. Dengan demikian, variabel Efektivitas Kerja (X1) berpengaruh terhadap variabel Sertifikasi (X2).


Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Correlations
B
Std. Error
Beta
Zero-order
Partial
Part
1
(Constant)
41,442
6,507

6,369
,000



Efektivitas Kerja
,592
,073
.663
8,074
,000
,663
,663
,663
a. Dependent Variable: Sertifikasi

Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel diatas, koefisien jalur diperoleh pada kolom Beta (standardized coeficients), yaitu koefisien jalur X1 ke X2 (p21) = 0,663. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : ϒ21 ≤ 0H1 : ϒ21 > 0
Dari Tabel Coefficients diperoleh harga t0 = 8,074 dan p-value = 0,000/2 = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak. Dengan demikian, variabel Efektivitas Kerja (X1) berpengaruh langsung positif terhadap Sertifikasi (X2)

b) Struktural 2

Regression
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
1
,722a
,522
,516
9,003
,522
90,626
1
83
,000
2
,768b
,590
,580
8,394
,068
13,498
1
82
,000
a. Predictors: (Constant), Sertifikasi
b. Predictors: (Constant), Sertifikasi, Efektivitas Kerja

Tampak bahwa koefisien determinasi untuk Model 1 (R2) sebesar 0,522 dan Model 2 (R2) sebesar 0,590 Sehingga error Model 2, ɛ = 1-R2 = 1- 0,590 = 0,41 


ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
7346,305
1
7346,305
90,626
,000b
Residual
6728,119
83
81,062


Total
14074,424
84



2
Regression
8297,285
2
4148,643
58,885
,000c
Residual
5777,138
82
70,453


Total
14074,424
84



a. Dependent Variable: Motivasi
b. Predictors: (Constant), Sertifikasi
c. Predictors: (Constant), Sertifikasi, Efektivitas Kerja

Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, diperoleh bahwa Model 1: Fo = 90,626; db1= 1; db2= 83, p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak. Kemudian, untuk Model 2: Fo = 58,885; db1= 2; db2= 82, p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak. 

Dengan demikian secara simultan baik model 1 maupun model 2, variabel Efektivitas kerja (X1) dan Sertifikasi (X2) berpengaruh terhadap variabel Motivasi (X3).


Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Correlations
B
Std. Error
Beta
Zero-order
Partial
Part
1
(Constant)
15,900
8,984

1,770
,080



Sertifikasi
,909
,095
,722
9,520
,000
,722
,722
,722
2
(Constant)
8,687
8,602

1,010
,316



Sertifikasi
,619
,119
,492
5,205
,000
,722
,498
,368
Efektivitas Kerja
,390
,106
,347
3,674
,000
,674
,376
,260
a. Dependent Variable: Motivasi

Koefisien jalur Model 1 dan Model 2 ditunjukkan pada kolom Standardized Coefficient (Beta). Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : ϒ31 ≤ 0  dan  H0 : β32  ≤ 0
H1 : ϒ31 > 0          H0 : β32  > 0

Dari tabel Coefficients pada Model 2, diperoleh berturut-turut:

  1. P31 = 0,492; t0  =  5,205, p-value = 0,000/2 = 0,000 < 0,05 atau H0 diterima, yang berarti terdapat pengaruh Sertifikasi (X2) terhadap Motivasi (X3)
  2. P32 = 0,347; t0  =  3,674, p-value = 0,000/2 = 0,000 < 0,05    atau H0 diterima, yang berarti terdapat pengaruh Efektifitas Kerja (X1) terhadap Motivasi (X3)

Dari analisis diatas terlihat bahwa koefisien jalur (p31 dan p32) signifikan, maka model tidak perlu dilakukan trimming. Sehingga kedua variabel Efektivitas Kerja (X1) dan Sertifikasi (X2), keduanya mempunyai pengaruh langsung positif terhadap variabel Motivasi (X3)

c). Struktural 3

Regression
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
1
,949a
,901
,897
3,985
,901
245,434
3
81
,000
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Efektivitas Kerja, Sertifikasi

Tampak bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,901 berarti bahwa 90,1 % variabilitas variabel  Kualitas Profesi (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Efektifitas Kerja (X1), Sertifikasi (X2) dan Motivasi (X3). Sehingga ɛ = 1-R2 = 1- 0,901 = 0,099 ≈ 0,10


ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
11692,177
3
3897,392
245,434
,000b
Residual
1286,247
81
15,880


Total
12978,424
84



a. Dependent Variable: Kualitas Profesi
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Efektivitas Kerja, Sertifikasi

Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, diperoleh Fo = 245,434; db1=3; db2=81, p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak. Dengan demikian, variabel Efektifitas Kerja (X1), Sertifikasi (X2) dan Motivasi (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Profesi. Adapun pengaruh langsung positif dapat dipelajari dari output berikut.


Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Correlations
B
Std. Error
Beta
Zero-order
Partial
Part
1
(Constant)
1,806
4,109

,439
,662



Efektivitas Kerja
,330
,054
,306
6,068
,000
,811
,559
,212
Sertifikasi
,291
,065
,241
4,470
,000
,814
,445
,156
Motivasi
,492
,052
,512
9,375
,000
,892
,721
,328
a. Dependent Variable: Kualitas Profesi

Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, diperoleh Fo = 245,434; db1=3; db2=81, p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak. Dengan demikian, variabel Efektifitas Kerja (X1), Sertifikasi (X2) dan Motivasi (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Profesi. Adapun pengaruh langsung positif dapat dipelajari dari output berikut.


Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Correlations
B
Std. Error
Beta
Zero-order
Partial
Part
1
(Constant)
1,806
4,109

,439
,662



Efektivitas Kerja
,330
,054
,306
6,068
,000
,811
,559
,212
Sertifikasi
,291
,065
,241
4,470
,000
,814
,445
,156
Motivasi
,492
,052
,512
9,375
,000
,892
,721
,328
a. Dependent Variable: Kualitas Profesi

Koefisien jalur ditunjukkan pada kolom Standarized Coeffisients (Beta). Hipotesisi yang akan diuji adalah:


1)      H0: ϒy1 ≤ 0
2)  H0: βy2  ≤ 0
3) H0: βy3   ≤ 0
       H1 : ϒy1 > 0
H1 : βy2  >  0
     H0 : βy3  >  0

Dari tabel Coefficients, diperoleh berturut-turut:
  1. Py1 = 0,306; t0  =  6,068, p-value = 0,000/2 = 0,000 < 0,05 atau H0 diterima, yang berarti terdapat pengaruh Efektivitas Kerja (X1) terhadap Kualitas Profesi (Y)
  2. Py2 = 0,241; t0  =  4,470, p-value = 0,000/2 = 0,000 < 0,05    atau H0 diterima, yang berarti terdapat pengaruh Sertifikasi (X2) terhadap Kualitas Profesi (Y)
  3. Py3 = 0,512; t0  =  9,375, p-value = 0,000/2 = 0,000 < 0,05    atau H0 diterima, yang berarti terdapat pengaruh Motivasi (X3) terhadap Kualitas Profesi (Y)
Hasil Pengujian Hipotesis disajikan dalam ringkasan tabel berikut ini:


Pengaruh Langsung Antar Variabel
Koefisien Jalur (Py)
Kesalahan Baku (sbi)
thitung
p-value
Simpulan
X1  terhadap  Y  (py1)
0,306
0,054
6,068
0,000
Sig.
X2  terhadap  Y  (py2)
0,241
0,065
4,470
0,000
Sig.
X3  terhadap  Y  (py3)
0,512
0,052
9,375
0,000
Sig.
X2  terhadap  X3  (py32)
0,347
0,106
3,674
0,000
Sig.
X1  terhadap  X2  (py21)
0,663
0,073
8,074
0,000
Sig.






Pengujian Kecocokan Model

Hypothesis:

H0 : R = R (Ɵ) (matriks korelasi teoritis = matriks korelasi empirik)
H1 : R ≠ R (Ɵ) (matriks korelasi teoritis ≠ matriks korelasi empirik)

Menentukan Nilai Q



dengan,






Koefisien determinasi untuk Model 1 :

Rm2 = 1- (1- 0,440) (1- 0,522) (1- 0,901) = 0,9735

Selanjutnya, Koefisien determinasi untuk Model 2 :

Re2  = 1- (1- 0,440) (1- 0,590) (1- 0,901) = 0,97727

Jadi, diperoleh nilai Q = (1- 0,9735) / (1-0,97727) = 1,165854 

Dengan ukuran sampel (n) = 85, dan banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan (d) = 1, maka statistik uji Chi-Square dengan :

W = - (n-d) ln Q
W = - (85-1) ln (1,165854) =  -12,8901

Dari tabel Chi-Square dengan db = d = 1 pada taraf signifikansi α = 0,05 di dapat harga χ2tab = χ2 0,05;1) = 3,84. Karena W = -12,8901 <  = 3,84 atau H0 diterima. Dengan demikian, model yang diperoleh adalah sesuai atau cocok (model fit) dengan data. 

Daftar Pustaka:
  • Lleras, C. 2004. Path Analysis. Encyclopedia of Social Measurement. Elsevier Inc., hal.25–30.
  • Kadir. 2015. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis data dengan program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta