Conceptual
Psikologi pendidikan adalah studi tentang orang yang belajar, pembelajaran, dan pengajaran (Reynolds & Miller, 2003 dalam Muhid, n.d.: 1). Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu serta penerapan prinsip-prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia yang nantinya mempengaruhi proses mengajar dan belajar (djiwandono, 2002:2)
Sport and exercise psychology is the scientific study of people and their behavior in sport and exercise activities. Sport and exercise psychologists seek to understand and help elite athletes, children, the physically and mentally disabled, seniors, and average participants achieve peak performance, personal satisfaction, and development through participation (Psikologi olahraga dan latihan adalah studi ilmiah tentang orang-orang dan perilaku mereka dalam kegiatan olahraga dan olahraga. Psikologi olahraga dan olahraga berusaha untuk memahami dan membantu atlet elit, anak-anak, para penyandang cacat fisik dan mental, senior, dan peserta rata-rata mencapai kinerja puncak, kepuasan pribadi, dan pengembangan melalui partisipasi) (Weinberg & Gould, 1995 dalam Volkwein & Caplan, 2004:24).
Jadi, Psikologi mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia. Objek dari pendidikan jasmani dan olahraga adalah guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. Psikologi pendidikan adalah akumulasi pengetahuan, kebijaksanaan, dan teori yang didasarkan pada pengalaman yang mestinya dimiliki setiap guru pendidikan jasmani dan olahraga untuk memecahkan masalah pengajaran sehari‐hari dengan cerdas. Psikologi pendidikan jasmani dan olahraga bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses perubahan tingkah laku guru dan siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.
Untuk memahami Psikologi Pendidikan jasmani dan olahraga dalam pengembangannya kita akan mengadaptasi pendekatan Weinberg & Gould, 1995, dimana secara umum terdapat tiga pendekatan yang berbeda: pendekatan perilaku, psikofisiologis dan kognitif-perilaku (Volkwein & Caplan, 2004).
ORIENTASI PERILAKU: Orang dengan orientasi perilaku menganggap faktor penentu yang paling penting untuk perilaku atau belajar siswa sebagai bentuk lingkungan. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku, seperti pikiran, kepribadian, dan persepsi, tidak ditekankan. Penguatan dan hukuman dari lingkungan dianalisis dalam pendekatan ini.
ORIENTASI PSIKOLOGIS-FISIOLOGIS: Psikolog pendidikan jasmani dan olahraga meyakini bahwa cara terbaik untuk mempelajari perilaku selama belajar pendidikan jasmani dan olahraga adalah dengan menyelidiki proses fisiologis otak dan pengaruhnya terhadap aktivitas fisik. Teknik biofeedback biasanya digunakan untuk melatih siswa belajar, misalnya dalam bermain sepak bola, siswa mengalami detak jantung yang berdetak kencang hubungannya dengan akurasi siswa saat akan menembak bola ke gawang.
ORIENTASI KOGNITIF-PERILAKU: Para psikolog ini berasumsi bahwa perilaku ditentukan oleh lingkungan dan kognisi. Dimana siswa dapat melatih fokus dan pikiran mereka sambil berpartisipasi dalam kegiatan fisik, yang secara positif akan memengaruhi hasil partisipasi mereka. Teknik yang digunakan oleh psikolog perilaku kognitif meliputi penilaian kepercayaan diri, kecemasan, penargetan, bahasa visual, dan motivasi intrinsik. Penilaian ini kemudian dapat digunakan, misalnya, untuk evaluasi hasil belajar pendidikan jasmani dan olahraga.
Adapun konsep komponen-kompenen psikologi pendidikan Jasmani dan olahraga dapat di lihat pada bagan di bawah ini:
Manfaat dan tujuan dari psikologi pendidikan jasmani dan olahraga atau dengan kata lain Kontribusi psikologi pendidikan jasmani dalam perkembangannya adalah sebagai berikut (diadaptasi dari Reynolds & Miller, 2003):
- Mengakui kompleksitas perilaku manusia dan perlunya teori dan penelitian integratif yang mengontekstualisasikan pengajaran dan pembelajaran di sekolah sebagai sistem kehidupan yang kompleks, dinamis, dan dibangun berdasarkan prinsip individu dan relasional.
- Melihat manusia dan perilaku mereka secara holistik dan fokus tidak hanya pada proses kognitif dan intelektual, tetapi juga pada proses sosial dan emosional yang secara berbeda memengaruhi pembelajaran, motivasi, dan pengembangan.
- Menempatkan studi pengajaran dan pembelajaran dalam konteks sekolah yang beragam dan dalam domain konten tertentu dengan campuran metodologi kuantitatif dan kualitatif.
- Menganggap guru sebagai pembelajar yang pengembangan profesionalnya sendiri harus mencerminkan yang terbaik dari apa yang kita ketahui tentang pembelajaran, motivasi, dan pengembangan.
- Memikirkan kembali asumsi kritis tentang kemampuan dan bakat manusia, timbal balik dalam peran guru dan pelajar, dan fungsi dan tujuan sekolah sehingga kita dapat mempersiapkan siswa dengan lebih baik untuk kontribusi produktif ke dunia global dan pembelajaran seumur hidup dengan teknologi yang muncul.
- Mengakui peran sentral dari pemikiran dan persepsi peserta didik tentang pengalaman mereka dalam pembelajaran dan motivasi — untuk semua peserta didik dalam sistem, termasuk guru, administrator, orang tua, dan siswa.
Sampai disini dulu ya gaess... nnti akan kita lanjutkan kembali..
Postingan kali ini spesial untuk sang istri tercinta; Lolita Achraeny, S.Psi.
Semoga bermanfaat. Wassalam.. Salam Pendidikan Jasmani.. Jaya!
Daftar Pustaka :
- Djiwandono, S. esti wuryani. (2002). Psikologi Pendidikan. Library Stikes Pekajangan.
- Muhid, A. (n.d.). Psikologi Pendidikan. Diambil dari http://digilib.uinsby.ac.id/20023/1/Psikologi Pendidikan.pdf
- Reynolds, W. M., & Miller, G. E. (2003). HANDBOOK of PSYCHOLOGY. In I. B. Weiner (Ed.), Educational Psychology (Volume 7, hal. 1–668). John Wiley & Sons, Inc.
- Volkwein, K. A. E., & Caplan. (2004). Culture, Sport and Physical Activity. Sport, Culture & Society (Vol. 5). Meyer & Meyer Sport.
No comments:
Post a Comment