Wednesday, 9 October 2019

ANALISIS PERBANDINGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA AMERIKA

MAKALAH

ANALISIS PERBANDINGAN MANAJEMEN 
PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
THE UNITED STATES OF AMERICA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan dua bidang yang sangat penting di dalam budaya masyarakat The United States of America (USA). Dalam bidang Olahraga, USA sebagaimana kita ketahui bersama telah menyelenggarakan 8 (delapan) kali ajang Olimpiade. Sampai saat ini USA telah meraih 2.301 medali dalam Olimpiade Musim Panas dan 253 medali dalam Olimpiade Musim Dingin, prestasi yang sangat luar biasa dan kebanggaan masyarakat USA dalam bidang keolahragaan. Medali-medali tersebut berasal dari beberapa olahraga yang sangat populer di kalangan masyarakat USA diantaranya adalah; Bisbol, Futbol Amerika, Bola Basket, Hoki es, Golf, Tinju, Selancar, Skateboarding, Tenis lapangan, Snowboarding, Pacuan kuda dan Balap Mobil (NASCAR).

Pendidikan Jasmani di United State of America (USA) sama dengan pendidikan pada umumnya. Pendidikan Jasmani sudah diberikan kepada anak-anak semenjak mereka sudah mulai duduk dibangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi, baik sekolah atau perguruan tinggi yang berstatus negeri maupun berstatus swasta. Di USA anak-anak dapat memperoleh pendidikan dengan bersekolah dirumah yang dikenal dengan sekolah rumah atau Homeschooling. Menurut Bryan (2000) Struktur dan status pendidikan jasmani (Physical Education) di USA telah berubah secara signifikan selama 40 tahun terakhir. Pendidikan jasmani telah berubah dari komponen penting dan bernilai pendidikan anak-anak pada tahun 1950-an dan 1960-an menjadi tidak penting dan terancam dengan eliminasi pada tahun 1970-an dan 1980-an untuk sekali lagi mencapai tingkat status pada 1990-an.

Pendidikan di USA dikelola oleh negara bagian dan pemerintah daerah namun tetap dibawah naungan Departemen Pendidikan USA sebagai lembaga yang mengatur anggaran Pendidikan jasmani dari pemerintah federal. Dalam bidang pendidikan, The United State of America merupakan negara yang memiliki sekolah-sekolah yang sangat terkenal di dunia baik yang berstatus negeri maupun swasta. Memang apabila dibandingkan dengan negara manapun, USA merupakan salah satu negara yang memiliki kesadaran akan dunia pendidikan yang sangat tinggi di dunia sehingga PBB menetapkannya sebagai salah satu negara yang memiliki indeks pendidikan tertinggi ke-12 di dunia pada tahun 2006. Buta aksara masyarakat USA diperkirakan hanya sekitar 1% yang artinya 99% masyarakat USA bisa membaca.

Pendidikan Jasmani Di USA terbagi atas Pandangan pertama, atau juga sering disebut pandangan tradisional, menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani (dikhotomi). Pandangan pendidikan jasmani berdasarkan pandangan dikhotomi manusia ini secara empirik menimbulkan salah kaprah dalam merumuskan tujuan, program pelaksanaan, dan penilaian pendidikan. Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan jasmani ini cenderung mengarah kepada upaya memperkuat badan, memperhebat keterampilan fisik, atau kemampuan jasmaniahnya saja. Kemudian, pandangan yang kedua yaitu Pandangan modern, atau sering juga disebut pandangan holistik. Pandangan ini memandang kehidupan sebagai totalitas. Siedentop (1990), mengemukakan, “pendidikan jasmani modern yang lebih menekankan pada pendidikan melalui aktivitas jasmani didasarkan pada anggapan bahwa jiwa dan raga merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan.

Dari uraian yang telah paparkan diatas, maka penulis tertarik untuk membahas materi dalam makalah ini dengan judul “Analisis Perbandingan Pendidikan Jasmani dan Olahraga United Satates of America”.

1.2. Rumusan Masalah
        Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu;
  • Analisis Perbandingan Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga United Satates of America (USA) ?
1.3. Tujuan
        Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini ;
  • Untuk mengetahui Perbandingan manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga United Satates of America (USA).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Manajemen Penjas dan Olahraga
  • Defenisi Manajemen; (Management can be defined as the process of administering and controlling the affairs of the organization, irrespective of its nature, type, structure and size) Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses mengelola dan mengendalikan urusan organisasi, terlepas dari sifat, jenis, struktur, dan ukurannya (https://businessjargons.com/management.html).
  • Definisi pendidikan jasmani di Amerika oleh Pangrazi dan Dauer (1992) sebagai berikut, “pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak dan harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan definisi tersebut”. Wall dan Murray (1994), mengemukakan hal serupa dari sudut pandang yang lebih spesifik, “masa anak-anak adalah masa yang sangat kompleks, dimana pikiran, perasaan, dan tindakannya selalu berubah-ubah. Oleh karena sifat anak-anak yang selalu dinamis pada saat mereka tumbuh dan berkembang, maka perubahan satu element sering kali mempengaruhi perubahan pada eleman lainnya. Oleh karena itulah, adalah anak secara keseluruhan yang harus kita didik, tidak hanya mendidik jasmani atau tubuhnya saja”
  • Defenisi Pendidikan Olahraga (Sport Pedagogy) adalah bidang studi akademis, yang terletak di persimpangan antara olahraga dan pendidikan. Sebagai suatu disiplin, pedagogi olahraga berkaitan dengan pembelajaran, pengajaran dan pengajaran dalam olahraga, pendidikan jasmani dan bidang-bidang terkait aktivitas fisik. Sementara pedagogi olahraga sebagian besar dianggap sebagai sub-disiplin ilmu olahraga (di Amerika Utara sering disebut sebagai kinesiologi), landasan teoretisnya juga didukung oleh ilmu pendidikan umum. Oleh karena itu, pedagogi olahraga subdisiplin ilmiah bersekutu dengan bidang, sains, dan pendidikan olahraga (Wikipedia).
  • Defenisi Manajemen olahraga ; Manajemen olahraga adalah bidang bisnis yang berhubungan dengan olahraga dan rekreasi. Beberapa contoh manajer olahraga meliputi sistem front office dalam olahraga profesional, manajer olahraga perguruan tinggi, manajer olahraga rekreasi, pemasaran olahraga, manajemen acara, manajemen fasilitas, ekonomi olahraga, keuangan olahraga, dan informasi olahraga (Wikipedia).
  • Defenisi Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga; Manajemen olahraga melibatkan setiap kombinasi keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, penganggaran, memimpin, dan mengevaluasi dalam konteks organisasi atau departemen yang produk atau layanan utamanya terkait dengan olahraga atau aktivitas fisik, (DeSensi, Kelley, Blanton dan Beitel, 2003) (https://www.shapeamerica.org/career/fields/sport-management.aspx).
2.2. Analisis Perbandingan Manajemen Penjas dan Olahraga United States of America
  •  Manajemen Pendidikan Jasmani USA
Di United States of America (USA), Struktur dan status pendidikan jasmani (PE) telah berubah secara signifikan selama 40 tahun terakhir. Pendidikan jasmani telah berubah dari komponen penting dan bernilai pendidikan anak-anak pada tahun 1950-an dan 1960-an menjadi tidak penting dan terancam dengan eliminasi pada tahun 1970-an dan 1980-an untuk sekali lagi mencapai tingkat status pada 1990-an. Pada 1950-an dan 1960-an. Amerika merasa perlu dipersiapkan secara fisik untuk aksi militer. Namun, tahun 1990-an, USA meningkatkan perhatian pada masalah terkait kesehatan yang dikaitkan dengan kurangnya olahraga dan aktivitas fisik. Dengan meningkatnya pengakuan olahraga dan aktivitas fisik yang jauh ini, pendidikan jasmani sekali lagi mendapatkan status di sekolah umum.

Namun, Pendidikan jasmani di USA secara teratur diperiksa oleh distrik sekolah setempat yang membuat keputusan mengenai anggaran dan keuangan. Para pemimpin pendidikan, cendekiawan, guru, administrator dan orang tua telah menyerukan konsentrasi yang lebih besar pada mata pelajaran akademik dan kurang penekanan pada pendidikan jasmani. program pendidikan jasmani akhirnya di hapuskan pada program sekolah. Namun, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa pendidikan jasmani menjadi lebih dihormati di bagian akhir abad ke-20 dan awal abad 21.

Di United States of America, pendidikan jasmani dipengaruhi oleh “progressive education”. Maksud progressive education ini menyatakan bahwa semua pendidikan harus memberi kontribusi terhadap perkembangan anak secara menyeluruh, dan pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan. Pendidikan jasmani di Amerika Serikat diartikan sebagai pendidikan melalui aktivitas jasmani (education through physical). Pandangan ini kita kenal dengan pandangan Holistik yang dipelopori oleh Wood dan selanjutnya oleh Hetherington pada tahun 1910.

Pendidikan Jasmani berubah yang tadinya lebih menekankan pada gimnastik dan fitnes menjadi lebih merata pada seluruh aktivitas fisik termasuk olahraga, bermain dan rekreasi. Dalam prosesnya siswa dituntut untuk menerima Olahraga dalam kurikulum di sekolah-sekolah karena mengandung nilai-nilai pendidikan. Akhirnya, Olahraga terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Olahraga menjadi populer, siswa menyenanginya dan ingin mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi di sekolah-sekolah.

Daryl Siedentop (1982) mengemukakan keyakinannya bahwa olahraga dapat dipandang sebagai mata pelajaran pendidikan jasmani. Keyakinan ini, bagaimanapun, merasa emosi oleh keprihatinannya mengenai banyak pendekatan pedagogis untuk pengajaran olahraga dalam pendidikan jasmani di mana konten didekontekstualisasikan dari budaya olahraga terkait. Siedentop (1982) berpendapat bahwa olahraga hanya dapat dipandang sebagai subjek pendidikan jasmani jika situasi ini diatasi dan pengalaman siswa tentang olahraga dalam pendidikan jasmani kaya akan pendidikan dan dikontekstualisasikan dalam pemahaman mereka tentang budaya olahraga kontemporer. Siedentop (1982) mengusulkan model kurikulum dan instruksional yang mensimulasikan fitur kontekstual utama olahraga dengan pedagogi yang berpusat pada siswa di mana siswa secara bertahap memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk belajar.

Kesadaran akan perlunya aktivitas jasmani untuk kesehatan di USA memanglah sangat tinggi. Namun, Status pendidikan jasmani di USA paling lemah. Hal ini diukur dari kurangnya siswa di sekolah-sekolah negara bagian dan distrik tidak memilih atau mengambil mata pelajaran pendidikan jasmani. Mereka berpendapat bahwa kurikulum pendidikan jasmani terbatas, tidak seperti klub Olahraga yang populer disekolah-sekolah. Akibatnya, sangat sulit untuk menumbuhkan kecintaan pada pendidikan jasmani pada semua siswa.

Masalah berikutnya di USA adalah kekurangan guru mata pelajaran pendidikan jasmani. Saat ini kebutuhan akan guru pendidikan jasmani hampir dua kali lipat. Banyak Sekolah-sekolah yang tidak memiliki guru pendidikan jasmani di beberapa negara dan distrik di Amerika serikat. Akibatnya, mengharuskan mata pelajaran pendidikan jasmani diampuh oleh guru di luar mata pelajaran pendidikan jasmani. Bisa dibayangkan bagaimana bila mata pelajaran pendidikan jasmani di ajarkan oleh pengajar yang tidak memiliki sertifikasi dalam bidang pendidikan jasmani, siswa akan menderita atau dirugikan karena keterampilan dan kebugarannya tidak akan berkembang dengan baik. Selain itu, terdapat beberapa sekolah akan mempekerjakan pelatih yang tidak memiliki sertifikat pendidik untuk mengajar atau  mengampuh mata pelajaran penjas.

Masalah lain pendidikan jasmani di sekolah-sekolah Amerika Serikat adalah konflik peran guru-pelatih. Di USA, pendidikan jasmani terkait erat dengan olahraga, terutama di tingkat menengah. Dalam banyak kasus, guru pendidikan jasmani juga diminta untuk melatih tim olahraga setelah sekolah sebagai bagian dari tugas mengajar mereka. Berkali-kali kinerja guru / pelatih diukur dalam persentase pemenang olahraga dan bukan dalam pengajaran sekolah yang efektif. Ini, pada gilirannya, menyebabkan para guru yang dihadapkan dengan dilema ini untuk lebih berkonsentrasi pada perencanaan praktik olahraga dan strategi permainan daripada mempersiapkan dan mengajar kelas pendidikan jasmani mereka. Ini menciptakan lingkungan di mana pendidikan jasmani adalah kepentingan sekunder atau tersier dalam hierarki sekolah.

Pendidikan umum di United States of America (USA) dikelola oleh negara bagian dan pemerintah daerah, serta diregulasikan oleh Departemen Pendidikan USA dengan anggaran dari pemerintah federal. Di sebagian besar negara bagian, anak-anak diwajibkan bersekolah ketika berusia enam atau tujuh tahun (taman kanak-kanak atau kelas satu) sampai mereka berusia delapan belas tahun (kira-kira kelas dua belas, akhir dari sekolah menengah atas). Pendidikan jasmani menghadapi kurangnya dukungan federal, yang telah menyebabkan pengurangan program dan sumber daya Physical Activity (McMurrer, 2008). Kurangnya dukungan federal ini sebagian besar disebabkan oleh hasil yang tidak disengaja dari "Undang-Undang Dasar dan Sekunder “No Child Left Behind Elementary and Secondary Act," yang berfokus pada prestasi dan akuntabilitas siswa dalam mata pelajaran inti (mis., Membaca dan matematika; McKenzie & Lounsbery, 2009). Akibatnya, sekolah lebih sedikit mempersembahkan waktu dan sumber daya untuk pendidikan jasmani untuk membebaskan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk mata pelajaran sekolah lainnya (Siedentop, 2009).

Lembaga dan organisasi Pendidikan jasmani dan olahraga, tidak ada undang-undang federal yang mengamanatkan jumlah hari dan menit pendidikan jasmani setiap minggu Institute of Medicine (IOM), 2013; McKenzie & Lounsbery, 2009; Story et al., 2009). SHAPE America – The Society of Health and Physical Educators, yang sebelumnya dikenal sebagai  The American Alliance for Health, Physical Education, Recreation and Dance (AAHPERD) merekomendasikan sekolah-sekolah dasar dan menengah untuk menyediakan 150 menit dan 225 menit pendidikan jasmani mingguan National Association for Sport and Physical Education, (Asosiasi Nasional untuk Olahraga dan Pendidikan Jasmani, 2004).

Dengan berbagai masalah dan kendala yang dihadapi, dasar dan tugas utama dalam mengembangkan pendidikan jasmani di USA sangatl banyak tantangannya. Meskipun organisasi seperti The American Alliance for Health, Physical Education, Recreation and Dance (AAHPERD) dan The National Association for Sport and Physical Education (NASPE) menganjurkan dan menerbitkan standar untuk pendidikan jasmani sekolah, penentuan apa yang penting biasanya dilakukan oleh pemerintah negara bagian, distrik sekolah setempat, dan guru pendidikan jasmani. Di tingkat lokal, apa yang dianggap penting biasanya tergantung pada orientasi kurikuler guru. Orientasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh sekolah. Dalam perkembangan Pendidikan Jasmani di USA, tercatat 3 (tiga) momen yang telah membawa pendidikan jasmani ke garis depan dan kepedulian warga dan administrator sekolah yang telah membantu meningkatkan status pendidikan jasmani ;
  • Pengembangan dan promosi standar dan tolok ukur untuk pendidikan jasmani oleh Asosiasi Nasional untuk Olahraga dan Pendidikan Jasmani,
  • Temuan-temuan dari laporan Surgeon Generars 1996, dan
  • Proposal Undang-Undang Pendidikan Jasmani untuk Kemajuan tahun 1999 oleh Senator Amerika Serikat Ted Stevens.
Saat ini pendidikan jasmani menjadi perhatian yang lebih besar bagi para pembuat kebijakan sekolah. Agar suatu mata pelajaran memiliki kredibilitas di USA, penting baginya untuk memiliki standar dan tolok ukur yang harus dicapai siswa sebelum lulus dari sekolah menengah. Berkembangnya kurikulum mata pelajaran Pendidikan jasmani dan olahraga menunjukkan bahwa praktisi dan peneliti melihat potensi untuk memperoleh pembelajaran siswa yang selaras dengan standar pendidikan jasmani dari badan pemerintahan relatif. The National Association for Sport and Physical Education (NASPE) menetapkan standar konten nasional untuk pendidikan jasmani menekankan pada siswa kompetensi (keterampilan dan pembelajaran taktis), aktivitas fisik dan kebugaran, dan pengembangan pribadi dan sosial.

Pengalaman para guru dan duru pelatihan guru formal. Tugas utama untuk pendidikan jasmani di Amerika Serikat umumnya diklasifikasikan ke dalam empat kategori:
  • Pengembangan kebugaran,
  • Pengembangan keterampilan,
  • Pengembangan afektif, dan
  • Perkembangan kognitif
Di United States of America, jumlah anak-anak yang hidup dalam kemiskinan, milik geng, dan yang tidak menerima manfaat sosial melambung sangat tinggi. Untuk mengatasi masalah sosial yang berkembang ini, program pendidikan jasmani telah fokus pada pencapaian hasil seperti:
  • menghormati hak dan perasaan orang lain,
  • partisipasi dan upaya yang giat,
  • pengarahan diri sendiri.
  • sensitivitas dan daya tanggap terhadap kesejahteraan orang lain, dan
  • menggunakan perilaku ini di luar kelas pendidikan jasmani
Hasil seperti strategi pembelajaran, aturan anatomi, fisiologi, kesehatan, dan pemikiran kritis adalah tugas utama untuk program dengan pembenaran kognitif. banyak sekolah menengah memperluas kurikulum pendidikan jasmani mereka untuk memasukkan pelatihan dalam karir terkait pendidikan jasmani seperti pelatihan atletik. Para sarjana menganjurkan pengembangan keterampilan berpikir kritis sebagai tugas utama pendidikan jasmani. berpendapat bahwa pendidikan jasmani adalah area di mana pemikiran kritis dapat digunakan terbaik karena kenyataan bahwa tantangan fisik, kognitif, dan afektif adalah bagian dari kelas setiap hari, Kesimpulan Untuk mengatakan bahwa status pendidikan jasmani di USA baik positif atau negatif akan tidak akurat dan tidak adil. Apa yang bisa dikatakan. Apakah pendidikan jasmani menghadapi masa ketika statusnya dapat berubah baik atau buruk. Jelaslah bahwa kepedulian publik terhadap kesehatan fisik dan mental anak-anak adalah hebat dan iklim saat ini telah memberikan kesempatan pendidikan jasmani untuk kembali menjadi aspek penting dari kurikulum sekolah.

Pada bulan Desember 2015, Kongres A.S. mengotorisasi kembali Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah (ESEA) dengan nama “Every Student Success Act” (ESSA). ESSA menggantikan "No Child Left Behind Elementary and Secondary Act" dan memberikan kerangka kerja untuk pendidikan dasar dan menengah di USA. Hal  penting, ESSA memasukkan komentar yang menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dan fisik adalah komponen kunci dari "pendidikan yang menyeluruh." Konsep "pendidikan menyeluruh" menggantikan istilah "mata pelajaran inti" yang awalnya digunakan di ESEA. Penting bahwa pendidik dan pemimpin legislatif di semua tingkatan mengambil langkah (pun intended) untuk melihat bahwa sekolah memberikan pengalaman belajar yang efektif yang mempengaruhi kesehatan dan perilaku. Sebagai hasil dari pendidikan jasmani yang diidentifikasikan sebagai bagian dari pendidikan yang menyeluruh, isinya mungkin akan meningkat dalam hal pentingnya, yang akan membutuhkan pendidikan jasmani di semua tingkatan yang disampaikan oleh guru yang disertifikasi sebagai spesialis pendidikan jasmani. Menekankan pentingnya memiliki anak yang sehat di sekolah akan membantu meningkatkan tingkat permainan di antara matematika, sains, dan pendidikan Jasmani. Demikian juga, menjadikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan yang menyeluruh akan membutuhkan sistem pertanggungjawaban yang memastikan bahwa tujuan dan standar kurikuler terpenuhi. Akibatnya, guru dan administrator harus bertanggung jawab untuk memenuhi standar jika tujuannya adalah untuk mengimplementasikan program pendidikan jasmani dan olahraga  berbasis kualitas.
  • Manajemen Olahraga USA
Olahraga terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat USA. Olahraga menjadi populer, sampai mempengaruhi dalam bidang pendidikan, olahraga sangat disenangi siswa di sekolah-sekolah dan siswa sangat antusias untuk mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam olahraga. Olahraga disekolah dibentuk dalam bentuk organisasi-organisasi disesuaikan dengan tingkatan sekolah di USA. Adapun organisasi olahraga di USA dibagi atas;
  1. Olahraga Profesional
  2. Olahraga Perguruan Tinggi
  3. Olahraga Sekolah Menengah; tim dan individu
  4. Olahraga Amatir
Sebagaimana yang kita ketahui dari keempat organisasi diatas terdapat dua organisasi olahraga yang menyentuh di bidang pendidikan. Organisasi olahraga perguruan tinggi dikhususkan untuk mahasiswa perguruan tinggi. National Collegiate Athletic Association (NCAA) merupakan badan/organisasi pengelola olahraga perguruan tinggi terbesar di USA. Salah satu program NCAA ini sering memberikan Beasiswa perguruan tinggi kepada siswa maupun atlit . Sedangkan, Organisasi Olahraga Sekolah Menengah, dikhususkan untuk siswa yang duduk dibangku Sekolah Menengah. Federation of State High School Associations (NFHS) merupakan lembaga yang menaungi bidang olahraga di sekolah menengah negeri maupun swasta. NFHS telah mendorong dan meningkatkan pertumbuhan partisipasi anak perempuan dalam melakukan olahraga.

Title IX (undang-undang hak sipil federal di United States of America yang disahkan sebagai bagian dari Amandemen Pendidikan tahun 1972) adalah masalah yang semakin penting dalam hukum olahraga perguruan tinggi. Undang-undang tersebut, disahkan pada tahun 1972, menjadikannya ilegal bagi lembaga yang didanai pemerintah federal untuk melakukan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin atau gender. Dalam undang-undang olahraga, undang-undang sering merujuk pada upaya untuk mencapai kesetaraan bagi olahraga perempuan di perguruan tinggi. Kantor Hak Sipil (OCR) dibebankan dengan menegakkan undang-undang ini. Lembaga ini menerapkan tes tiga cabang untuk sekolah untuk mematuhi:

Apakah peluang untuk atlet wanita dan pria sebanding dengan pendaftaran mereka?
Apakah sekolah memiliki sejarah memperluas peluang atletik untuk wanita?
Apakah sekolah telah menunjukkan keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan siswa?

Pada 1995 Gender in Equity Disclosure Act disahkan untuk mewajibkan sekolah membuat laporan tahunan, publik tentang tingkat partisipasi atletik pria-wanita, merekrut berdasarkan gender, dan dukungan keuangan. Keputusan Mahkamah Agung USA di Brown University V. Cohen, adalah aspek penting dari litigasi untuk olahraga wanita.

Dalam kebijakan pemerintah USA tidak ada agen pemerintah Amerika yang bertugas mengawasi olahraga. Namun, President's Council on Physical Fitness and Sports memberikan saran kepada Presiden melalui Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, mensosialisasikan tentang aktivitas fisik, kebugaran, dan olahraga, dan mempromosikan aktivitas fisik rutin untuk kesehatan semua warga Amerika. Untuk mengatur partisipasi Amerika dalam Gerakan Olimpiade dan mempromosikan olahraga Olimpiade  U.S. Congress  telah mencarter United States Olympic Committee . Kongres juga melibatkan dirinya dalam beberapa aspek olahraga, terutama kesetaraan gender dalam atletik perguruan tinggi, obat-obatan terlarang dalam olahraga pro, siaran olahraga dan penerapan undang-undang antimonopoli ke liga olahraga.

USA menawarkan peluang tanpa batas untuk terlibat dalam olahraga, baik sebagai peserta atau sebagai penonton. Hukum olahraga di USA tumpang tindih dengan hukum perburuhan, hukum kontrak, hukum persaingan atau antimonopoli, dan hukum gugatan. Secara historis, masalah paling kontroversial seperti hak pilihan bebas, gaji minimum, ukuran pasukan, wajib militer, batasan gaji, alasan pemutusan hubungan kerja, dan penangguhan, masalah batasan penggunaan obat-obatan dalam olahraga.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga melibatkan setiap kombinasi keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, penganggaran, kepemimpinan, dan evaluasi dalam konteks organisasi atau departemen yang produk atau layanan utamanya terkait dengan olahraga atau aktivitas fisik.

Perencanaan pendidikan jasmani dan olahraga; Pendidikan Jasmani berubah yang tadinya lebih menekankan pada gimnastik dan fitnes menjadi lebih merata pada seluruh aktivitas fisik termasuk olahraga, bermain dan rekreasi. Dalam prosesnya siswa dituntut untuk menerima Olahraga dalam kurikulum di sekolah-sekolah karena mengandung nilai-nilai pendidikan. Akhirnya, Olahraga terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Olahraga menjadi populer, siswa menyenanginya.

Pengorganisasian pendidikan jasmani dan olahraga; The National Association for Sport and Physical Education (NASPE), The Society of Health and Physical Educators Organisasi (SHAPE America) yang sebelumnya dikenal dengan The American Alliance for Health, Physical Education, Recreation and Dance (AAHPERD).

Pengarahan pendidikan jasmani dan olahraga; Saat ini pendidikan jasmani menjadi perhatian yang lebih besar bagi para pembuat kebijakan sekolah. Agar suatu mata pelajaran memiliki kredibilitas di USA, penting baginya untuk memiliki standar dan tolok ukur yang harus dicapai siswa sebelum lulus dari sekolah menengah. Berkembangnya kurikulum mata pelajaran Pendidikan jasmani dan olahraga menunjukkan bahwa praktisi dan peneliti melihat potensi untuk memperoleh pembelajaran siswa yang selaras dengan standar pendidikan jasmani dari badan pemerintahan relatif.

Pengendalian pendidikan jasmani dan olahraga; Pendidikan umum di United States of America (USA) dikelola oleh negara bagian dan pemerintah daerah, serta diregulasikan oleh Departemen Pendidikan USA. Dalam undang-undang olahraga USA, undang-undang sering merujuk pada upaya untuk mencapai kesetaraan bagi olahraga perempuan di perguruan tinggi. Kantor Hak Sipil (OCR) dibebankan dengan menegakkan undang-undang ini. Keputusan Mahkamah Agung United States of America (USA) di Brown University V. Cohen, adalah aspek penting dari litigasi untuk olahraga wanita. Pada bulan Desember 2015, Kongres A.S. mengotorisasi kembali Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah (ESEA) dengan nama “Every Student Success Act” (ESSA). ESSA menggantikan "No Child Left Behind Elementary and Secondary Act" dan memberikan kerangka kerja untuk pendidikan dasar dan menengah di USA.

Penganggaran pendidikan jasmani dan olahraga; Pendidikan jasmani di USA secara teratur diperiksa oleh distrik sekolah setempat yang membuat keputusan mengenai anggaran dan keuangan. Pendidikan jasmani di United States of America (USA) dikelola oleh negara bagian dan pemerintah daerah, serta diregulasikan oleh Departemen Pendidikan USA dengan anggaran dari pemerintah federal. Pemerintah mewajibkan sekolah membuat laporan tahunan, publik tentang tingkat partisipasi atletik pria-wanita, merekrut berdasarkan gender, dan dukungan keuangan.

Kepemimpinan pendidikan jasmani dan olahraga; Para pemimpin pendidikan, cendekiawan, guru, administrator dan orang tua telah menyerukan konsentrasi yang lebih besar pada program pendidikan yang merujuk pada upaya untuk mencapai kesetaraan. Title IX (undang-undang hak sipil federal di United States of America yang disahkan sebagai bagian dari Amandemen Pendidikan tahun 1972) adalah masalah yang semakin penting dalam hukum olahraga perguruan tinggi. Undang-undang tersebut, disahkan pada tahun 1972, menjadikannya ilegal bagi lembaga yang didanai pemerintah federal untuk melakukan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin atau gender.

Evaluasi pendidikan jasmani dan olahraga; Penting bahwa pendidik dan pemimpin legislatif di semua tingkatan mengambil langkah (pun intended) untuk melihat bahwa sekolah memberikan pengalaman belajar yang efektif yang mempengaruhi kesehatan dan perilaku. Sebagai hasil dari pendidikan jasmani yang diidentifikasikan sebagai bagian dari pendidikan yang menyeluruh, isinya mungkin akan meningkat dalam hal pentingnya, yang akan membutuhkan pendidikan jasmani di semua tingkatan yang disampaikan oleh guru yang disertifikasi sebagai spesialis pendidikan jasmani. Menekankan pentingnya memiliki anak yang sehat di sekolah akan membantu meningkatkan tingkat permainan di antara matematika, sains, dan pendidikan Jasmani. Demikian juga, menjadikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan yang menyeluruh akan membutuhkan sistem pertanggungjawaban yang memastikan bahwa tujuan dan standar kurikuler terpenuhi. Akibatnya, guru dan administrator harus bertanggung jawab untuk memenuhi standar jika tujuannya adalah untuk men
gimplementasikan program pendidikan jasmani berbasis kualitas.

3.2. Saran

  1. Pemerintah di Negara manapun, wajib melibatkan praktisi, cendikiawan, guru dan dosen pendidikan jasmani dan olahraga dalam menyusun rancangan Undang-Undang tentang Keolahragaan.
  2. Guru merupakan aspek yang sangat penting dalam berkembangnya pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah, maka dari itu perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan Guru harus dua kali lebih besar dari yang ada sekarang.


DAFTAR PUSTAKA
  • http://anungproboismoko.blogspot.com/2012/11/pendidikan-jasmani-di-amerika-serikat.html.(27 September 2019)
  • https://arham892.blogspot.com/2016/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_18.html(27 September 2019)
  • https://businessjargons.com/management.html (27 September 2019)
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Sports_in_the_United_States (28 September 2019)
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Sport_management  (28 September 2019)
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Sports_law_in_the_United_States (6 Oktober 2019)
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Sport_pedagogy (27 September 2019)
  • http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196509091991021 BAMBANG_ABDULJABAR/Konsep_Pendidikan_Jasmani_.pdf  (27 September 2019)
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat (28 September 2019)
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat#Pendidikan (28 September 2019)
  • https://id.wikipedia.org/wiki/National_Collegiate_Athletic_Association (6 Oktober 2019)
  • http://www.thesmartjournal.com/perceptions.pdf (28 September 2019)
  • https://www.shapeamerica.org/career/fields/sport-management.aspx (27 September 2019)
  • https://www.researchgate.net/publication/243666764_Sport_Education_physical_education_for_the_new_millennium?enrichId=rgreq30d72bb5ecf83ae9b6aa7cd00b7308c8XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzI0MzY2Njc2NDtBUzoxNTgzNzQzMzExNjY3MjBAMTQxNDc3MDc5MTIzMg%3D%3D&el=1_x_3&_esc=publicationCoverPdf (29 September 2019)
  • https://www.researchgate.net/profile/Bryan_Mccullick?amp%3BenrichSource=Y292ZXJQYWdlOzIzNTc5MjAyMztBUzo5OTA5NzU3OTA5ODEyOUAxNDAwNjM4MTEzMzMz&amp%3Bel=1_x_5&amp%3B_esc=publicationCoverPdf (27 September 2019)
  • https://www.icsspe.org/system/files/Cooper%20et%20al%20%20Implementing%20Policies%20to%20Enhance%20Physical%20Education%20and%20Physical%20Activity%20in%20Schools.pdf (28 September 2019)
  • Irfandi & Rahmat, Zikrur. 2017. Manajemen Penjas dan Olahraga. Surakarta: Yuma Pustaka.

Download Format Pdf : https://drive.google.com/open?id=1CFdarUlWU4j8JOF9jm8MwGy16fRV3ypU
Download Format Ppt : https://docs.google.com/presentation/d/1DNAGZ0OHj22P-yFA8yMk-ug_MK2BhFyq0JmFJTeeEJk/edit?usp=sharing

No comments:

Post a Comment

Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

đŸŒº MODEL EVALUASI CIPPđŸŒº đŸ‘‰Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block