PERBEDAAN PENDIDIKAN JASMANI DAN
PENDIDIKAN KESEHATAN
A. PENGERTIAN
PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan
jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan
jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani,
kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian
yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas
berdasarkan Pancasila. (Cholik Mutohir, 1992).
PENDIDIKAN
KESEHATAN
Pendidikan kesehatan
adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental dan social, maka masyarakat harus mampu mengenal
dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya). (Ottawwa
Charter, 1986 dikutip dari Notoatmodjo S).
B.
TUJUAN
TUJUAN PENDIDIKAN
JASMANI
Tujuan
Pendidikan Jasmani secara umum adalah:
- Meletakan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.
- Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi, dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.
- Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani.
- Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
- Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor education).
- Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
- Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
- Mengetahui dan memahami konsep aktiitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.
- Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
TUJUAN PENDIDIKAN
KESEHATAN
Tujuan Pendidikan
kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk mencipkatan perilaku masyarakat (di
sekolah, anak didik) yang kondusif
untuk kesehatan. Artinya pendidkan kesehatan berupaya agar anak didik menyadari
dan mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana
menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan
orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan
sebagainya.Kesadaran akan pengetahuan diatas itu akan menciptakan anak menjadi melek kesehatan (health litercy).
Lebih dari itu pendidikan kesehatan
pada akhirnya bukan hanya mencapai “melek kesehatan” pada anak didik saja,
namun yang lebih penting lagi adalah mencapai perilaku kesehatan (healthy
behaviour). Kesehatan bukan hanya untuk diketahui atau disadari
(knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus dikerjakan, dilaksanakan
atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (practice). Hal ini berarti bahwa
akhir dari tujuan pendidikan kesehatan adalah agar anak didik dapat
mempraktekan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi
lingkungannya/masyarakat. Artinya dalam kehidupan sehari-hari anak didik dapat
berprilaku hidup sehat.
Selain dari perubahan perilaku untuk senantiasa berperilaku
sehat ada tujuan dari pendidikan kesehatan yang hendak dicapai terutama pada
tingkat satuan pendidikan dasar, yaitu antara lain:
- Meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur.
- Menanamkan dan membina nilai dan sikap mental yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
- Menanamkan dan membina kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan
- Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.
C. FUNGSI DAN PERAN
FUNGSI
PENDIDIKAN JASMANI
Fungsi pendidikan jasmani
juga merupakan fungsi pendidikan secara umum, yakni menitikberatkan pada tiga
ranah yakni; kognitif, afektif, dan psikomotor, Namun untuk pendidikan jasmani
perlu ditambahkan yakni aspek fisik (kebugaran fisik), (Annarino).
Menurut Agus Mahendra
(2003) fungsi pendidikan jasmani di sekolah secara umum mencakup sebagai
berikut:
·
Memenuhi
kebutuhan anak akan gerak
Dunia
anak-anak hampir tidak lepas dengan aktifitas bermain.Bermain identik dengan
beraktifitas jasmani, sehingga dalam Pendidikan jasmani memang merupakan dunia
anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Dalam Penjasorkes, peserta
didik dapat belajar sambil bermain dan bergembira melalui penyaluran hasratnya
untuk bergerak. Dengan demikian pendidikan jasmani berfungsi untuk pemenuhan
kebutuhan gerak pada anak.
·
Mengenalkan
anak pada lingkungan dan potensi dirinya
Pendidikan
jasmani merupakan proses pendidikan yang menggunakan media gerak, dan tempat
mereka bergerak akan mengenal lingkungan sekitar, apakah di lapangan terbuka,
di gedung olahraga dan bahkan suatu tempat yang dianggap baru oleh mereka. Jadi
peserta didik tidak hanya kenal pada lingkungan ruang kelas belajar, namun
mereka mendapat lingkungan yang memang dapat bergerak sesuai dengan kebutuhan
gerak mereka.
Dengan
bermain dan bergerak peserta didik benar-benar belajar tentang potensinya dan
dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para
ahli sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan
intelektual dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang
menjadi dasar kepribadiannya kelak.
·
Menanamkan
dasar-dasar keterampilan yang berguna
Penjasorkes
di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut mengembangkan dasar-dasar
keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam
kehidupan di kemudian hari. Dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar
menitikberatkan pada pengenalan keterampilan gerak dasar fundamental
(lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif), (Husdarta 2001:63).
·
Menyalurkan
energi yang berlebihan
Fungsi
pendidikan jasmani dalam hal ini adalah mengarah pada kontrol dan stabilitas
emosional anak.Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan
energi. Kelebihan energi ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan
perilaku dan mental anak. Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak
akan memperoleh kembali keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak
akan kembali memperbaharui dan memulihkan energinya secara optimum.
Merupakan
proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional
Pandangan
pendidikan jasmani terhadap peserta didik adalah kesatuan antara jiwa dan raga.
Jadi tidak memandang secara terpisah antara jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani
harus berdampak terhadap pendidikan anak secara holistik. Hasil nyata yang
diperoleh dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi
aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Dengan demikian para ahli percaya
bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk
manusia seutuhnya”, sehat jasmani dan rohani.
FUNGSI
PENDIDIKAN KESEHATAN
Fungsi Pendidikan
Kesehatan untuk membantu individu, kelompok, atau masyarakat dalam meningkatkan
kemampuan atau perilakunya, untuk mencapai kesehatan secara optimal. Secara
umum fungsi dan peran pendidikan kesehatan dibagi dalam beberapa faktor, antara
lain:
·
Peran pendidikan kesehatan dalam
faktor lingkungan
Telah banyak
fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun oleh instansi baik pemerintah,
swasta, maupun LSM. Banyak pula proyek pengadaan sarana sanitasi lingkungan
dibangun untuk masyarakat. Namun, karena perilaku masyarakat, sarana atau
fasilitas sanitasi tersebut kurang atau tidak dimanfaatkan dan dipelihara
sebagaimana mestinya. Agar sarana sanitasi lingkungan tersbut dimanfaatkan dan
dipelihara secara optimal maka perlu adanya pendidikan kesehatan bagi
masyarakat. Demikian pula dengan lingkungan non fisik, akibat masalah-masalah
sosial banyak warga masyarakat yang menderita stress dan gangguan jiwa. Oleh
karena itu baik dalam memperbaiki masalah
sosial maupun menangani akibat masalah sosial diperlukan pendidikan
kesehatan.
·
Peran pendidikan kesehatan dalam
faktor perilaku
Pendidikan
kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat
yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar
masyarakat menyadarai atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan
mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan
bilamana sakit dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari kesehatan
bilamana sakit dan sebagainya. Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat
kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang kesehatan atau disebut “melek
kesehatan” (healthy literacy). Pendidikan kesehatan juga penting untuk
mencapai perilaku kesehatan (healthy
behavior). Jadi kesehatan bukan hanya disadari dan disikapi melainkan
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
·
Peran pendidikan kesehatan dalam
pelayanan kesehatan
Dalam rangka
perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam hal ini, Departemen
Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam bentuk pusat
pelayanan kesehatan (puskesmas). Namun, pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat
belum optimal atau masih rendah (35% masyarakat
yang menggunakan puskesmas).
·
Peran pendidikan kesehatan dalam
faktor hereditas
Orangtua,
khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status
kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya baik akan mewariskan
kesehatan yang baik pula pada anaknya. Sebaliknya, kesehatan orang tua khususnya
kesehatn ibu yang rendah dan kurang gizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah
pula bagi anaknya. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan diperlukan pada
kelompok ini, agar masyarakat atau orang tua menyadari dan melakukan hal-hal
yang dapat mewariskan kesehatan yang baik pada keturunan mereka.
D. MATERI AJAR
MATERI AJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR
Ruang lingkup dan materi ajar yang terkandung pada pembelajaran pendidikan jasmani
di Sekolah Dasar antara lain sebagai berikut:
- Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
- Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
- Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
- Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.
- Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
- Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
- Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
MATERI AJAR PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR
Ruang
lingkup dan materi ajar yang terkandung dalam pembelajaran pendidikan kesehatan
di sekolah dasar adalah terutama mengenai yang kita kenal selama ini sebagai
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan dan materi pendidikan kesehatan, menurut
pedoman pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tujuan pendidikan kesehatan ialah agar
peserta didik :
- Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat.
- Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
- Memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
- Memiliki kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan.
- Memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
- Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis.
- Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
- Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
- Memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
Sedangkan materinya adalah sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Maka pelajaran pendidikan jasmani yang juga mencakup pendidikan
kesehatan meliputi:
- Kebersihan pribadi dan kesehatan pribadi,
- Makanan dan minuman sehat
- Kebersihan lingkungan ( sekolah dan rumah )
- Keselamatan diri di dalam dan di luar rumah,
- Mengenal UKS dan programnya,
- KMSAS (Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah)
- Cara membuang sampah dan air limbah yang benar
- Rumah sehat.
- Mengenal penyakit yang banyak menyerang anak usia sekolah serta cara pencegahannya.
- Pemeriksaan kesehatan berkala.
- Pengenalan perubahan pada masa remaja.
- Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P) dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
E. PERENCANAAN
DAN EVALUASI
Perencanaan merupakan
kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia,
informasi, finansial, metode dan waktu untuk memaksimalisasi efisiensi dan
efektivitas pencapaian tujuan.
Perencanaan
Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Kesehatan.
Perbedaannya
adalah perencanaan pada pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar
meliputi dan memiliki fokus pada materi
kebugaran jasmani terkait dengan kesehatan dan keterampilan, sedangkan perencanaan pada pembelajaran pendidikan
kesehatan di sekolah
dasar meliputi pada materi kebugaran jasmani
terkait dengan kesehatan saja, dan dalam
hal ini berfokus pada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan
Pendidikan Kesehatan.
Pengertian
evaluasi lebih luas dari assesmen/penilaian. Evaluasi pendidikan adalah
kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Adapun dalam
prakteknya penilaian mempunyai cara-cara atau tekhnik yang sudah biasa
dilakukan dalam pembelajaran di sekolah tentunya dalam pembelajaran pendidikan
jasmani dan pendidikan kesehatan. Di bawah ini adalah teknik penilaian
diantaranya:
- Unjuk kerja ( Performance )
- Penugasan ( Proyek/project )
- Hasil kerja ( Produk/product )
- Tertulis ( Paper/pen )
- Portofolio ( Portfolio )
- Sikap
- Penilaian diri ( Self assesment )
Dalam
pembelajaran pendidikan jasmani dan juga pembelajaran pendidikan kesehatan,
evaluasi tentu harus dilakukan oleh guru penjas, dan yang harus menjadi
perhatian adalah manakala pembelajaran pendidikan jasmani jenis penilaian atau
alat evaluasinya seperti apa, dan pada pembelajaran pendidikan kesehatan jenis
penilaian atau alat evaluasinya seperti apa. Disinilah seorang guru penjas haus
mempunyai kemampuan itu juga bisa membedakannya, karena jelas dalam lingkup
materi ajar antara pendidikan jasmani dengan pendidikan kesehatan jauh berbeda.
Foto di depan Gedung Kemenrisetdikti |
DAFTAR PUSTAKA
Samsudin, (2008).
Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta : PT. Pajar Interpratama.
Soekidjo
Notoatmodjo,
(2003). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Susan K.
Telijohann, Cynthia W. Symons, Beth Pateman, (2007). Health Education. New York : Mc. Graw Hill.
Lutan, Rusli.
(2005). Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Sekolah: Penguasaan Kompetensi Dalam
Konteks Budaya Gerak.
Lutan, Rusli dan
Hartoto. (2004). Pendidikan Kebugaran
Jasmani: Orientasi Pembinaan di Sepanjang
Hayat. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Siedentop, D.,
(1991). Developing Teaching Skills
in Physical Education. Mayfield
Publishing Company.
Suherman, Adang.
(2004). Evaluasi Pendidikan Jasmani, Assesmen Alternatif
Terhadap Kemajuan Belajar Siswa di SD.Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Tim penyusunan Bahan
Ajar.(2010). Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.Bogor :
PPPPTK Penjas & BK.