Tuesday 16 August 2016

INTENSITAS LATIHAN



INTENSITAS LATIHAN
Salah satu bagian dari prinsip dan asas latihan adalah intensitas latihan. Intensitas latihan merupakan dimana atlet harus dilatih melalui suatu program yang intensif yang dilandaskan pada prinsip beban lebih (overload principle) yang secara progresif menambahkan beban kerja, jumlah pengulangan gerakan (repetisi), serta kadar intensitas dari repetisi tersebut. Intensitas yang kurang dari 60%-70% dari kemampuan maksimal atlet tidak akan terasa “training effectnya” (dampak/manfaat latihannya).
Intensitas latihan dari Bompa (1983), mengatakan bahwa tingkat intensitas dapat diukur sesuai dengan tipe atau bentuk latihan. Untuk latihan kecepatan diukur dalam meter/detik dari pelaksanaan suatu gerakan, sedangkan intensitas aktivitas mengatasi beban dapat diukur dalam kilogram (kg), sementara untuk olahraga tim berdasarkan irama atau tempo permainan.
Pada waktu atlet berlatih, biasanya latihan tersebut melibatkan unsur-unsur jumlah (kuantitas) dan kuallitas (intensitas) latihan. Karena itu kita harus bedakan kedua unsure tersebut dalam latihan. Misalnya kalau seorang perenang menempuh jarak yang direnangkan tersebut disebut sebagai Volume; sedangkan kecepatan (velocity) renangnya disebut sebagai indikator unsur intensitas.
Sebagai pedoman dalam merencanakan volume dan intensitas latihan ialah, pada tahap persiapan penekanannya adalah pada volume (kuantitas) latihan, sedangkan intensitas latihan secara relative masih rendah, sekitar 60-70% dari kemampuan maksimal atlet. Sebaliknya pada tahap latihan selanjutnya, yaitu tahap pertandingan (competition period), yang dominan ialah intensitas latihan (bisa sampai sekitar 90%), sedangkan volume latihan menurun. Intensitas latihan sebaiknya didesain dengan system gelombang atau wave-like system (naik turun, dan seterusnya). Maksudnya ialah, hari-hari latihan berat harus selalu diselingi dengan hari-hari latihan ringan. Tujuannya ialah untuk memberikan kesempatan kepada tubuh guna melakukan proses regenerasi.
Tabel 1: Ukuran intensitas untuk latihan kecepatan dan kekuatan (dengan penambahan, menurut Harre, 1981).
Nomor Intensitas
Presentasi Penampilan Maksimal
Intensitas
1
2
3
4
5
6
30-50 %
50-70%
70-80%
80-90%
90-100%
100-105%
Rendah
Sedang
Menengah
Sub Maksimal
Maksimal
Super Maksimal

Alternatif lain untuk menentukan intensitas adalah berdasarkan atas sistem energi yang dipakai dalam kegiatan tertentu. Klasifikasi ini (berdasarkan petunjuk dari Farfel, 1960, Atrand dan Saltin, 1961, Margarai dkk, 1963, dan Mathew dan Fox, 1971) lebih tepat untuk cabang olahraga yang siklik (tabel 2)

Tabel 2: Lima daerah intensitas untuk olahraga siklik.
Nomor Daerah
Waktu Kerja
Tingkat Intensitas
Sistem Energi
Ergogenesis %
Anaerobik
Aerobik
1


2

3

4
5
1-15DT


16-60DT

1-6 mn

6-30 mn
Lebih 30 mn
a.d. batas kemampuan maksimal

Maksimal

Sub. Maksimal

Menengah
Rendah
ATP-PC


ATP-PC & LA

LA & Aerobik

Aerobik
Aerobik  
100-95


90-80

70-(40-30)

(40-30)-10
5
0-5


10-20

30-(60-70)

(60-70)-90
95

Tabel 3: Empat daerah Intensias berdasarkan reaksi denyut jantung terhadap beban latihan. (Nikoforof, 1974).
Daerah
Jenis Intensitas
Denyut Jantung / Menit
1
2
3
4
Rendah
Menengah
Tinggi
Maksimal
120-150
150-170
170-185
Lebih dari 185


Sumber:
Bompa, T.O. & Haff, G.G. (2009). Periodization: theory and methodology of training. 5th ed. ed. the United States of America: Human Kinetics.

Kenney, W., Wilmore, J. & Costil, D. (2012). Physiology of Sport and Exercise 5th edition. Human Kinetics.

No comments:

Post a Comment

ARCHERY

  ARCHERY ARCHERY ACCORDING TO EXPERTS Archery is a static sport with a stable sequence of movements throughout the shot [1].  The sport of ...

OnClickAntiAd-Block