Friday 24 June 2016

VAKSIN PALSU_Pendidikan Kesehatan

VAKSIN “PALSU”

Baru-baru ini kita mendengar kabar dari dunia kesehatan tentang maraknya peredaran vaksin palsu. Parahnya lagi, Produksi vaksin palsu telah dilakukan sejak tahun 2003. Vaksin-vaksin  palsu ini diperoleh dari vaksin (botol-botol vaksin) yang tidak layak pakai lagi, kemudian dikemas dan dijual kembali ke masyarakat. Untuk itu masyarakat dihimbau mampu dan mesti jeli dalam memilih dan menggunakan vaksinasi. (http://nasional.kompas.com/read/2016/06/24/074654/vaksin.palsu.diproduksi.sejak.2003.dan.ditemukan.di.tiga.provinsi)
            Dengan munculnya masalah kesehatan nasional yang membuat masyarakat resah tentang kemunculan vaksin palsu di atas, maka penulis sedikit akan memberikan informasi mengenai vaksin, agar kita (masyarakat) bisa mengenal dan mengantisipasi segala kemungkinan sampai yang terburuk seputar vaksin.
VAKSIN adalah bibit penyakit (misal; cacar) yang sudah dilemahkan, digunakan untuk vaksinasi. VAKSINASI adalah penanaman bibit penyakit yang sudag dilemahkan kedalam tubuh manusia (dengan cara menggoreskan atau menusukkan jarum) agar orang itu menjadi kebal terhadap penyakit.
IMUNISASI atau biasa disebut dengan Pengebalan adalah usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap satu atau beberapa penyakit tertentu.
Secara awam, vaksin dan imunisasi kelihatannya sama saja. Tetapi setelah kita melihat pengertian di atas, dapat dapat kita tangkap bahwa vaksin itu berupa obat/serum terhadap penyakit tertentu yang diberikan (disuntikkan), dan imunisasi adalah cara pencegahan penyakit tertentu, menjadikan orang mendapatkan kekebalan.
             Biasanya penyakit yang diimunisasi adalah penyakit yang menular. Akan tetapi tidak semua penyakit menular dapat ditanggulangi dengan jalan imunisasi (pengebalan). Beberapa penyakit menular yang dapat ditanggulangi dengan jalan imunisasi (pengebalan), antara lain; 
  • Penyakit Dipteri (Diphteria) 
  • Penyakit Batuk Rejan (Pertussis)
  • Penyakit Tetanus 
  • Penyakit Polio (Poliomyelitis) 
  • Penyakit TBC 
  • Penyakit Cholera,  
  • Penyakit Tifes (Typhus) , dan lain-lain.
Imunisasi dan Vaksinasi dilakukan di Rumah Sakit/Puskesmas atau Posyandu. Seorang bayi dikatakan sudah mendapat vaksinasi lengkap, bila telah diberi imunisasi dasar pada usia 14 bulan, berupa :
  • Vaksinasi BCG satu kali
  •  Vaksinasi DPT tiga kali 
  • Vaksinasi Polio tiga kali
  •  Vaksinasi Campak satu kali
             Demikian juga ibu hamil dari kehamilan 3 bulan sampai 8 bulan perlu mendapatkan suntikan TT (Tetanus Toxoid) sebanyak dua kali. Gunanya, selain bagi janin yang dikandungnya, juga bagi ibunya sendiri, sewaktu melahirkan agar terhindar dari tetanus.
Janin dalam kandungan mendapat kekebalan dari ibunya. Kekebalan ini disebut Pasif Bawaan (karena mendapat dari ibunya) atau disebut Pasif Alami. Jadi bila lahir, bayi itu telah kebal terhadap beberapa penyakit. Kekebalan alami tidak selamanya cukup kuat mencegah penyakit, mungkin hanya tertahan 3 sampai 5 bulan saja. Oleh karena itu perlu mendapat imunisasi ulangan, terutama bila terjadi wabah.
Bila seseorang mengalami luka karena terjatuh di jalan kemungkinan bisa mengalami tetanus. Karena itu dokter memberikan ATS (Anti Tetanus Serum) untuk melawan bibit penyakit tetanus yang masuk kedalam luka. Jadi orang tersebut di beri anti biotic untuk mengebalkannya. Hal ini disebut Kekebalan Pasif Buatan atau disebut juga Kekebalan Pasif didapat.
Bila seseorang anak terserang penyakit tertentu, (misalnya Pertussis) dan tidak di obati ada kemungkinan akan meninggal, karena daya pertahanan tubuh tidak cukup kuat untuk melawan bibit penyakit yang menyerangnya. Tetapi ada kemungkinan orang tersebut dapat bertahan dan kemudian sembuh kembali. Hal tersebut disebabkan tubuh mampu membuat antibody banyak sekali untuk melawan bibit penyakit yang menyerangnya. Orang tersebut mempunyai kekebalan aktif alami.
Bila ke dalam tubuh seseorang yang sehat dimasukkan vaksin (bibit penyakit yang dilemahkan/dimatikan), maka tubuh akan terangsang membuat antibody. Zat antibody tersebut untuk melawan bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh, dan tidak mengalami sakit. Kekebalan yang ia peroleh disebut kekebalan aktif buatan atau kekebalan aktif didapat. Antibody akan berada dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, sehingga perlu mendapatkan vaksin ulangan. Misalnya vaksin BCG kira-kira dalam jangka waktu 5 tahun bisa habis, sehingga tubuh perlu mendapat vaksin BCG baru.
Pada usia Sekolah Dasar, anak perlu mendapatkan imunisasi ulangan, stelah mendapatkan imunisasi dasar pada usia 2 sampai 14 bulan seperti diuraikan di atas. Vaksinasi ulangan tersebut diberikan pada:
Anak berusia 6 tahun – 7 tahun (kelas 1 SD) diimunisasi DT sebanyak 2 (dua) kali, untuk mencegah dipteri dan tetanus;  pada usia 12 tahun - 13 tahun (kelas VI SD) diimunisasi TT 2 (dua) kali, untuk mencegah tetanus; serta bila terjadi wabah.
Melihat uraian di atas vaksin begitu sangat dibutuhkan oleh manusia. Adanya masalah “vaksin palsu” yang beredar di masyarakat, tentu dapat bersama kita bayangkan dampak yang dapat ditimbulkan ketika vaksin palsu digunakan pada manusia tentu sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, dampak yang paling fatal berujung pada kematian.
Demikianlah sedikit mengenai Vaksin. Semoga setelah membaca mengenai vaksin di atas, kita (masyarakat) semua dapat mengetahui penting dan manfaat dari vaksin itu sendiri agar dapat mengantisipasi, lebih berhati-hati dan lebih jeli lagi dalam memilih dan menggunakan vaksinasi.
Tentunya, kita semua berdoa semoga keluarga kita terhindar dari segala macam penyakit dan pihak-pihak atau petugas yang berwenang sesegera dapat menangkap dan menghentikan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab ini,  dalam aksinya mengedarkan ‘Vaksin Palsu’ di Indonesia. Amin.,

Sekian dan Terima kasih.

No comments:

Post a Comment