VAKSIN “PALSU”
Baru-baru ini kita mendengar
kabar dari dunia kesehatan tentang maraknya peredaran vaksin palsu. Parahnya
lagi, Produksi vaksin palsu telah dilakukan sejak tahun 2003. Vaksin-vaksin palsu ini diperoleh dari vaksin (botol-botol
vaksin) yang tidak layak pakai lagi, kemudian dikemas dan dijual kembali ke
masyarakat. Untuk itu masyarakat dihimbau mampu dan mesti jeli dalam memilih
dan menggunakan vaksinasi. (http://nasional.kompas.com/read/2016/06/24/074654/vaksin.palsu.diproduksi.sejak.2003.dan.ditemukan.di.tiga.provinsi).
Dengan munculnya
masalah kesehatan nasional yang membuat masyarakat resah tentang kemunculan
vaksin palsu di atas, maka penulis sedikit akan memberikan informasi mengenai vaksin,
agar kita (masyarakat) bisa mengenal dan mengantisipasi segala kemungkinan
sampai yang terburuk seputar vaksin.
VAKSIN
adalah
bibit penyakit (misal; cacar) yang sudah dilemahkan, digunakan untuk vaksinasi.
VAKSINASI adalah penanaman bibit
penyakit yang sudag dilemahkan kedalam tubuh manusia (dengan cara menggoreskan
atau menusukkan jarum) agar orang itu menjadi kebal terhadap penyakit.
IMUNISASI atau
biasa disebut dengan Pengebalan adalah
usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap satu atau beberapa
penyakit tertentu.
Secara awam, vaksin dan
imunisasi kelihatannya sama saja. Tetapi setelah kita melihat pengertian di
atas, dapat dapat kita tangkap bahwa vaksin itu berupa obat/serum terhadap
penyakit tertentu yang diberikan (disuntikkan), dan imunisasi adalah cara
pencegahan penyakit tertentu, menjadikan orang mendapatkan kekebalan.
Biasanya penyakit yang
diimunisasi adalah penyakit yang menular. Akan tetapi tidak semua penyakit
menular dapat ditanggulangi dengan jalan imunisasi (pengebalan). Beberapa
penyakit menular yang dapat ditanggulangi dengan jalan imunisasi (pengebalan),
antara lain;
- Penyakit Dipteri (Diphteria)
- Penyakit Batuk Rejan (Pertussis)
- Penyakit Tetanus
- Penyakit Polio (Poliomyelitis)
- Penyakit TBC
- Penyakit Cholera,
- Penyakit Tifes (Typhus) , dan lain-lain.
Imunisasi dan Vaksinasi dilakukan
di Rumah Sakit/Puskesmas atau Posyandu. Seorang bayi dikatakan sudah mendapat
vaksinasi lengkap, bila telah diberi imunisasi dasar pada usia 14 bulan, berupa
:
- Vaksinasi BCG satu kali
- Vaksinasi DPT tiga kali
- Vaksinasi Polio tiga kali
- Vaksinasi Campak satu kali
Demikian juga ibu hamil dari
kehamilan 3 bulan sampai 8 bulan perlu mendapatkan suntikan TT (Tetanus Toxoid)
sebanyak dua kali. Gunanya, selain bagi janin yang dikandungnya, juga bagi
ibunya sendiri, sewaktu melahirkan agar terhindar dari tetanus.
Janin dalam kandungan
mendapat kekebalan dari ibunya. Kekebalan ini disebut Pasif Bawaan (karena mendapat dari ibunya) atau disebut Pasif Alami. Jadi bila lahir, bayi itu
telah kebal terhadap beberapa penyakit. Kekebalan alami tidak selamanya cukup
kuat mencegah penyakit, mungkin hanya tertahan 3 sampai 5 bulan saja. Oleh karena
itu perlu mendapat imunisasi ulangan, terutama bila terjadi wabah.
Bila seseorang mengalami
luka karena terjatuh di jalan kemungkinan bisa mengalami tetanus. Karena itu
dokter memberikan ATS (Anti Tetanus Serum) untuk melawan bibit penyakit tetanus
yang masuk kedalam luka. Jadi orang tersebut di beri anti biotic untuk
mengebalkannya. Hal ini disebut Kekebalan
Pasif Buatan atau disebut juga Kekebalan
Pasif didapat.
Bila seseorang anak
terserang penyakit tertentu, (misalnya Pertussis) dan tidak di obati ada
kemungkinan akan meninggal, karena daya pertahanan tubuh tidak cukup kuat untuk
melawan bibit penyakit yang menyerangnya. Tetapi ada kemungkinan orang tersebut
dapat bertahan dan kemudian sembuh kembali. Hal tersebut disebabkan tubuh mampu
membuat antibody banyak sekali untuk melawan bibit penyakit yang menyerangnya.
Orang tersebut mempunyai kekebalan aktif
alami.
Bila ke dalam tubuh
seseorang yang sehat dimasukkan vaksin (bibit penyakit yang
dilemahkan/dimatikan), maka tubuh akan terangsang membuat antibody. Zat
antibody tersebut untuk melawan bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh, dan
tidak mengalami sakit. Kekebalan yang ia peroleh disebut kekebalan aktif buatan atau kekebalan
aktif didapat. Antibody akan berada dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu,
sehingga perlu mendapatkan vaksin ulangan. Misalnya vaksin BCG kira-kira dalam
jangka waktu 5 tahun bisa habis, sehingga tubuh perlu mendapat vaksin BCG baru.
Pada usia Sekolah Dasar,
anak perlu mendapatkan imunisasi ulangan, stelah mendapatkan imunisasi dasar
pada usia 2 sampai 14 bulan seperti diuraikan di atas. Vaksinasi ulangan
tersebut diberikan pada:
Anak berusia 6 tahun – 7
tahun (kelas 1 SD) diimunisasi DT sebanyak 2 (dua) kali, untuk mencegah dipteri
dan tetanus; pada usia 12 tahun - 13 tahun
(kelas VI SD) diimunisasi TT 2 (dua) kali, untuk mencegah tetanus; serta bila
terjadi wabah.
Melihat uraian di atas
vaksin begitu sangat dibutuhkan oleh manusia. Adanya masalah “vaksin palsu” yang
beredar di masyarakat, tentu dapat bersama kita bayangkan dampak yang dapat
ditimbulkan ketika vaksin palsu digunakan pada manusia tentu sangat berbahaya
bagi kesehatan manusia, dampak yang paling fatal berujung pada kematian.
Demikianlah sedikit mengenai
Vaksin. Semoga setelah membaca mengenai vaksin di atas, kita (masyarakat) semua
dapat mengetahui penting dan manfaat dari vaksin itu sendiri agar dapat
mengantisipasi, lebih berhati-hati dan lebih jeli lagi dalam memilih dan
menggunakan vaksinasi.
Tentunya, kita semua berdoa
semoga keluarga kita terhindar dari segala macam penyakit dan pihak-pihak atau
petugas yang berwenang sesegera dapat menangkap dan menghentikan oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab ini, dalam aksinya
mengedarkan ‘Vaksin Palsu’ di Indonesia. Amin.,
Sekian dan Terima kasih.