Monday 7 March 2016

Supervisi Pendidikan Jasmani

KONSEP
SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI
Arham Syahban, S.Pd., M.Pd.

Hai teman-teman pecinta pendidikan jasmani yang berbahagia dimanapun berada, postingan kali ini akan membahas mengenai supervisi pendidikan jasmani. Tapi sayang ini masih dalam sebatas konsepsi, saya yakin teman-teman pecinta penjas mengetahui betul mengapa ini hanya sebatas konsepsi, tidak lain karena referensi yang kita miliki di pendidikan jasmani begitu sulit ditemukan dan biasanya masih bersifat umum. Namun itu bukan sebuah alasan bagi kita untuk tidak mengembangkan pendidikan jasmani kearah kesempurnaan dan jauh lebih baik lagi. Semoga postingan kali ini dapat menambah referensi mengenai supervisi pendidikan jasmani. “Let’s Rock”

A. Pengertian Supervisi Pendidikan Jasmani
  • Perkataan supervisi berasal dari Bahasa Inggris: “supervision” yang terdiri dari dua perkataan “super” dan “vision”. Super berarti atas atau lebih, sedangkan vision berarti melihat atau meninjau.
  • Secara etimologis supervisi (supervision) berarti melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan (orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan.
  • Supervisi (pandangan lama) adalah inspeksi / pengawasan. Inspeksi adalah kegiatan menyelidiki kesalahan para bawahan (guru) dalam melaksanakan instruksi atau perintah serta peraturan-peraturan dari atasannya.
  • Supervisi (pandangan modern) adalah pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu guru-guru (orang yang dipimpin) agar menjadi guru-guru atau personal yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas proses mengajar-belajar di sekolah.
  • Supervisi pendidikan jasmani (konsepsi) adalah kegiatan meninjau dan menilai kemampuan guru pendidikan jasmani secara adminstrasi dan akademik guna membantu dalam perbaikan-perbaikan agar mampu meningkatkan efektivitas proses mengajar-belajar pendidikan jasmani.

B. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI

Tujuan supervisi pendidikan jasmani sejalan dengan landasan bahwa pertumbuhan dan perkembangan guru penjas itu mutlak diperlukan karena ilmu pengetahuan termasuk bidang pendidikan dan pengajaran pendidikan jasmani terus-menerus berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman. Jadi tujuan supervisi pendidikan jasmani adalah menilai kemampuan guru pendidikan jasmani sebagai pendidik dan mengakar dalam bidang pendidikan jasmani terkhusus  guna membantu guru pendidikan jasmani melakukan perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan dengan menunjukkan kekurangan-kekurangannya agar diatasi dengan usaha sendiri.

Dengan kata lain supervisi pendidikan jasmani bertujuan menolong dan membantu guru-guru penjas agar dengan kesadarannya sendiri berusaha untuk berkembang dan tumbuh menjadi guru penjas yang lebih cakap dan lebih baik dalam menjalankan tugas-tugasnya.

C. SASARAN SUPERVISI PENDIDIKAN JASMANI
  • Secara umum sasarannya adalah guru pendidikan jasmani diharapkan akan menjalankan kepemimpinan yang lebih baik dalam kegiatannya membimbing proses belajar murid-muridnya. Karena itu supervisi pendidikan jasmani menaruh perhatian utama pada upaya-upaya peningkatan profesionalitas guru pendidikan jasmani sehingga memiliki kemampuan:
  1. Merencanakan kegiatan pembelajaran,
  2. Melaksanakan pembelajaran,
  3. Menilai proses dan hasil pembelajaran,
  4. Memanfaatkan hasil penilaian
  5. Memberikan umpan balik,
  6. Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan,
  7. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
  8. Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu pembelajaran,
  9. Memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran yang tersedia,
  10. Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, dan teknik),
  11. Melakukan penelitian praktis untuk perbaikan pembelajaran.
  • Secara khusus dapat diklasifikasikan:
  1. Sasaran administratif (teknis administratif) misal perangkat pembelajaran.
  2. Sasaran edukatif (teknis edukatif) misal pelaksanaan pembelajaran.
D. Teknik-teknik supervisi pendidikan jasmani

1. Kunjungan Kelas & Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan Kelas 
Supervisor memasuki ruang kelas pada pelaksaan KBM. Teknik ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
  • Direncanakan pengawas dan diberitahukan kepada guru yang bersangkutan
  • Direncanakan oleh pengawas, tetapi tidak diberitahukan kepada guru yang bersangkutan
  • Direncanakan oleh guru, kemudian mengundang pengawas.
Kunjungan kelas ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dalam rangka peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran bukan menentukan kondite.
Kunjungan Antar Kelas. 
Guru dikelas yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam satu lingkungan sekolah
2. Kunjungan Sekolah & Kunjungan antar sekolah
Kunjungan Sekolah
Pengawas mengunjungi sekolah secara teratur untuk memberikan pembinaan, baik dengan pemberitahuan maupun mendadak atau atas undangan guru atau kepala sekolah.
Kunjungan antar sekolah
Guru-guru atau staff mengunjungi sekolah-sekolah yang dinilai berhasil dan patut dijadikan contoh. Pengawas dapat memanfaatkan guru sekolah lain untuk memberikan pembinaan.
3. Pertemuan Pribadi
Pertemuan pribadi adalah dialog antara pengawas dan guru mengenai usaha-usaha meningkatkan kemampuan profesional guru. Pertemuan pribadi dilakukan dengan dua cara, yaitu:
  • Pertemuan pribadi sebelum kunjungan kelas
Pertemuan ini membicarakan upaya perbaikan proses pembelajaran sehingga akan menjadi fokus obserfasi kelas.
  • Pertemuan pribadi sesudah kunjungan kelas.
Pertemuan ini membicarakan kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sehingga menjadi umpan balik bagii guru untuk memperbaiki dan meninghkatkan proses pembelajaran.
4. Rapat Dewan Guru & Diskusi Staf Guru
Rapat dewan guru merupakan pertemuan antar semua staf guru dan kepala sekolah yang membicarakan berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan dan proses pembelajaran. Maksud rapat dewan guru:
  • Mengatur seluruh anggota staf agar memiliki kesamaan tujuan
  • Mendorong anggota agar mengetahui tangung jawab masing-masing
  • Bersama-sama menentukan cara yang dapat dilakukan perbaikan PBM
  • Meningkatkan arus komunikasi dan informasi.
5. in-service training
Dalam bahasa Indonesia sering disebut pendidikan dalam jabatan. Istilah lain yang juga dipergunakan ialah up-grading atau penataran. In-service training dapat diartikan sebagi usaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang tertentu sesuai dengan tugasnya, agar dapat meningkatkan efesiensi dan produktivitas dalam melakukan tugas-tugas tersebut.
In-service training diberikan guru-guru yang yang dipandang perlu meningkatkan keterampilan nya/pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pendidikan.
Seorang guru pada dasarnya sudah dipersiapkan melalui Lembaga Pendidikan Guru sebelum terjun kedalam profesi sebagai guru yang disebut pre-service education. Diantara mereka banyak yang sudah cukup lama meninggalkan pre-service education dan bertugas di lingkungan seperti pedalaman, kampung-kampung  dan pulau-pulau terpencil  yang tidak memungkinkan untuk mengikuti berbagai perkembangan dan kemajuan. Disamping itu ada pula guru yang tidak berusaha untuk berkembang di dalam meningkatkan kemampuan sebagai pendidik dan tenggelam dalam kegiatan mengajar secara rutin. Untuk mengejar ketinggalan itu agar guru selalu up to date dalam menjalankan tugas-tugasnya diperlukan in-service training secara terarah dan berencana.
In-service training diperlukan juga, karena banyak guru-guru muda yang belum mendapat pengalaman dan bekal yang cukup dalam menghadapi pekerjaannya dari sekolah  yang mempersiapkannya untuk menjadi guru. Program in-service training tidak saja mengenai bidang pendidikan dan pengajaran, tetapi juga bidang ilmu-ilmu lainnya yang menjadi spesialisasi guru tersebut.
Kegiatan in-service training tidak terbatas pada kegiatan belajar di kelas saja, akan tetapi meliputi kegiatan-kegiatan yang sangat luas dan beraneka ragam. Kegiatan itu terdiri dari; kursus-kursus singkat, ceramah dari para ahli, diskusi-diskusi yang terarah, praktik di laborataorium, melakukan penyelidikan bersama tentang masalah masyarakat atau masalah murid, melakukan kunjungan ke obyek-obyek tertentu (karyawisata), kunjungan kelas/sekolah dan lain-lain.
E.Tahapan-tahapan supervisi pendidikan jasmani
  1. Penelitian terhadap keadaan guru/orang yang disupervisi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
  2. Penilaian (evaluation) yakni penafsiran tentang keadaan guru/orang yang disupervisi, baik mengenai kekurangan atau kelemahan-kelemahannya maupun tentang kebaikan-kebaikannya, berdasarkan data hasil penelitian.
  3. Perbaikan (improvement) yakni member bimbingan dan petunjuk untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan guru, serta mendorong pengembangan kebaikan-kebaikan/kelebihan setiap guru yang di supervisi. Usaha mengatasi kesulitan dan kelemahan itu harus dilakukan oleh guru yang bersangkutan.
  4. Pembinaan yakni kegiatan menumbuhkan sikap yang positif pada guru/orang yang disupervisi agar mampu menilai diri sendiri dan berusaha memperbaiki atau mengembangkan diri sendiri kearah terbentuknya keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang selalu up to date.
Demikianlah teman-teman pecinta pendidikan jasmani sekalian, pembahasan mengenai supervisi pendidikan jasmani yang penulis dapat postingkan. Terima kasih telah membaca semoga bermanfaat dan Penulis sangat mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun untuk postingan selanjutnya.





Wassalam.
Salam Pendidikan Olahraga

2 comments: