Monday, 5 March 2018

MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI & OLAHRAGA
(Arham Syahban, S.Pd., M.Pd.)

Halo rekan-rekan para pecinta pendidikan jasmani dan olahraga. semoga semuanya dalam kabar sehat jiwa dan raga. Postingan kali ini akan membahas mengenai manajemen penjas/OR. sederhananya "manajemen" sering kali kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata manus yang bararti tangan dan agere yang berarti melakukan. Akhirnya manajemen diterjemahkan dalam bahasa indonesia menjadi menajemen atau pengelolaan.

Menurut Rahayu (2015:358) Manajemen bisa dikatakan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengorganisasian pemakaian sumber manusia dan material.  Lebih lanjut oleh Fattah (2008) dalam Rahayu (2015:358) yang menyatakan “manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien”.

Menurut Daft dan Marcic, 1998 dalam Bucher and Krotee (2002) refer to management as the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning, organizing, leading, and controlling organizational resources (menyebut manajemen sebagai pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya organisasi).

A. PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI/OR

Menurut Jenkinson & Benson (2009:1) The primary role of physical education (PE) is to provide education of the physical and through the physical, including opportunities to develop the affective, cognitive and psychomotor domains (Peran utama pendidikan jasmani (PE) adalah untuk memberikan pendidikan fisik dan fisik, termasuk peluang untuk mengembangkan ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik).

Menurut Brown (2018:1) Sport management is an applied field of study in which the knowledge and expertise needed to be successful is acquired both inside and outside of the classroom (Manajemen olahraga adalah bidang studi terapan di mana pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk berhasil diperoleh baik di dalam maupun di luar kelas).

Menurut Liu dan Chin (2012:1) As the literature of sport management develops and expands, it becomes clear that the definition of sport management has been gradually evolving and expanding beyond athletic administration or managing sports (Ketika literatur manajemen olahraga berkembang dan berkembang, menjadi jelas bahwa definisi manajemen olahraga telah berangsur-angsur berkembang dan berkembang melampaui administrasi atletik atau mengelola olahraga).

The Sport Management Review Council (SMPAC), a representative council of The National Association of Sport and Physical Education (NASPE) and the North American Society of Pport Management (NASSM) (1993, 2000) further identify sport management as “the field of study offering the specialized training and education necessary for individuals seeking careers in any of the many segments of the industry (lebih lanjut mengidentifikasi manajemen olahraga sebagai "bidang studi menawarkan pelatihan khusus dan pendidikan yang diperlukan bagi individu yang mencari karir di salah satu dari banyak segmen industri"). (Bucher and Krotee (2002).

Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian/pengawasan sumber daya pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Atau dengan kata lain manajemen pendidikan jasmani/OR dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan jasmani/OR untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

B. TUJUAN MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI/OR

Tujuan Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga, yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral yang dalam proses kegiatannya terdapat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian/pengawasan secara sistematis, efesien dan efektif. Apabila hal tersebut telah dilakukan diharapkan nantinya mampu mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya, secara sederhana dan selaras dengan tujuan pendidikan jasmani dan olahraga meliputi tiga ranah atau domain yakni kogntif, psikomotor, dan afektif sebagai satu kesatuan.

Menurut Liu dan Ching (2012:2)  The field of sport management involves three types of professions: educators, researchers, and practitioners. The practice of sport management began as early as people started to organize a sport or recreational activity or event, made equipment for or participated in a sport or recreational activity (Bidang manajemen olahraga melibatkan tiga jenis profesi: pendidik, peneliti, dan praktisi. Praktek manajemen olahraga dimulai sejak orang mulai mengatur kegiatan atau acara olahraga atau rekreasi, membuat peralatan untuk atau berpartisipasi dalam kegiatan olahraga atau rekreasi).

Sejalan dengan hal diatas tujuan manajemen  pendidikan jasmani/OR  secara umum karena para peserta didik tidak menutup kemungkinan ketika terjun di masyarakat nanti akan menjadi  kepala  sekolah, Kepala  bagian, Kepala Biro, menjadi pemimpin sebuah klub atau  perkumpulan olahraga, manajer perkumpulan olahraga, ketua panitia pertandingan/kompetisi, dan lain sebagainya. Semua itu jika ingin berhasil dalam  memimpinnya dan melaksanakan tugas yang diamanhkan harus menggunakan manajemen.

Tujuan di atas juga merupakan pedoman bagi guru pendidikan jasmani dan olahraga dalam melaksanaan tugasnya. Tujuan tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Menurut Zipporah dkk, (2016: 5) The success of any curriculum implementation depends on the input from the classroom teacher. Hence, the first step in preparing teachers for implementing is getting them have training and in servicing in order to equip them with the necessary academic and professional competencies to be applied during the implementation of the curriculum (Keberhasilan implementasi kurikulum tergantung pada input dari guru kelas. Oleh karena itu, langkah pertama dalam mempersiapkan guru untuk implementasi adalah membuat mereka memiliki pelatihan dan pelayanan untuk membekali mereka dengan kompetensi akademik dan profesional yang diperlukan untuk diterapkan selama implementasi kurikulum). Dengan demikian, hal terpenting untuk disadari oleh guru pendidikan jasmani dan olahraga adalah bahwa ia harus menganggap dirinya sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur kegiatan.

C. FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI/OR
  1. Perencanaan (Planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan mengandung banyak rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentu kegiatan berdasarkan jadwal yang ada. Sebagai penyelenggara manajemen pembelajaran di sekolah, guru pendidikan jasmani/OR  dituntut untuk merencanakan Analisis materi pelajaran (AMP), program tahunan (Prota), Program Semester (Promes), membuat pemetaan dan ikut serta menyusun Silabus dan membuat rencana program pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani/OR harus dilakukan dengan baik karena merupakan langkah awal untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Dan begitupun sebaliknya apabila perencanaan pembelajaran kurang dipersiapkan dengan baik maka pelaksanaan pembelajaran akan berakhir dengan kegagalan.
  2. Pengorganisasian (Organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan sumber-sumber daya lainnya, pendelegasian, perencanaan dan pengembangan  dalam menerapkan fungsi pengorganisasian kearah tujuan. Selaras dengan perencanaan pembelajaran penjas/OR, pengorganisasian juga memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Meskipun perencanaan sudah mantap tetapi dalam melaksanakan rencana nantinya apabila tidak di organisasikan secara baik pula hasilnya pun akan berakhir dengan kegagalan dalam pembelajaran. Seorang guru penjas/OR harus benar-benar siap materi, siap mental, siap metodologi, siap media, dan siap strategi pembelajaran. Hal-hal tersebut harus diorganisasikan dengan baik bila ingin mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran pendidikan jasmani/OR .
  3. Memimpin (Leading). Menurut Bucher and Kroote (2002) leading means implementing and carrying out approved plans through work of employees and staff to achieve or exceed the organization's objectives (memimpin berarti menerapkan dan melaksanakan rencana yang disetujui melalui pekerjaan karyawan dan staf untuk mencapai atau melampaui tujuan organisasi). Memimpin berarti menciptakan budaya dan nilai-nilai bersama, mengomunikasikan tujuan dan menanamkan keinginan untuk tampil di tingkat tinggi. Guru pendidikan jasmani sebagai pemimpin dalam bidang pendidikan. Sudah selayaknyalah guru pendidikan jasmani menjadi pemimpin siswa-siswanya. Sebab ditinjau dari umur, pengetahuan, pengalaman dan nilai-nilai guru ini melebihi siswanya. Guru pendidikan jasmani adalah insan yang memiliki kompetensi dalam bidang keguruan dan memiliki tugas mendidik, membimbing, melatih dan mengembangkan mata pelajaran pendidikan jasmani di segala jenis sekolah. Guru pendidikan jasmani merupakan suri tauladan yang sangat layak ditiru oleh peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kondisi guru pendidikan jasmani dalam tugas profesinya mengantarkan guru pendidikan jasmani menjadi seorang pemimpin. 
  4. Pengawasan (Controlling) adalah mengevaluasi hasil kerja atau kinerja. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan guru pendidikan jasmani/OR adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan umpan balik (feet back) atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama proses belajar mengajar. Keuntungan apabila seorang guru pendidikan jasmani/OR melakukan evaluasi diantaranya dapat mengetahui pencapaian standar kompetensi atau pencapaian tujuan yang diharapkan, dapat pula untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang dilakukan, karena seorang gurupendidikan jasmani/OR  tidak akan mungkin mengetahui perkembangan siswa didiknya tanpa melakukan evaluasi.
  5. Kepegawaian (Staffing). Arti Staffing atau Kepegawaian adalah aktivitas yang dilakukan yang meliputi menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing personel. Prinsip dalam staffing adalah "the right man in the right place". Kegiatan Staffing antara lain memberikan motivasi kepada para pegawai agar selalu giat bekerja, kesejahteraan pegawai, penghargaan, membimbing agar pegawai lebih maju, kesempatan mengembangkan diri, penghentian dan pensiun pegawai. Guru Pendidikan jasmani merupakan salah satu staff/pegawai di sekolah. Guru pendidikan jasmani dituntut untuk melengkapi administrasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai salah satu guru/satff di sekolah. Administrasi yang bagaimana? Menurut Bucher and Krotee (2002) The Management function of staffing refers to the entire personnel duty of selection, assignment, training, and staff development and providing and maintaining favorable working conditions for all members of the organization (Fungsi manajemen kepegawaian mengacu pada seluruh tugas personil seleksi, penugasan, pelatihan, dan pengembangan staf dan menyediakan dan memelihara kondisi kerja yang menguntungkan untuk semua anggota organisasi). Seorang guru pendidikan jasmani/OR untuk menunjang karirnya menuju kesuksesan sebagai guru yang profesional, harus selalu belajar dan mencoba meningkatkan mutu dari dirinya dengan sering mengikuti pelatihan, bimtek ataupun seminar-seminar. 
Gambar. Proses Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Bucher and Krotee (2002:4)


D. MANFAAT MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI/OR
Manfaat manajemen pendidikan jasmani /Olahraga diantaranya:
  1. Dengan menerapkan manajemen pendidikan jasmani dan OR Menciptakan budaya gerak dan hidup sehat kepada seluruh keluarga sekolah: kepala sekolah, guru-guru, siswa, dan staf administrasi
  2. Dengan menerapkan manajemen pendidikan jasmani dan OR peserta didik siap  menjadi seorang manajer ketika terjun di masyarakat nanti akan menjadi  kepala  sekolah, Kepala  bagian, Kepala Biro, menjadi pemimpin sebuah klub atau  perkumpulan olahraga, manajer perkumpulan olahraga, ketua panitia pertandingan/kompetisi, dan lain sebagainya.
  3. Dengan menerapkan manajemen pendidikan jasmani dan OR, guru penjas/OR dapat melaksanakan proses mengajar dengan efektif, efesien dan sistematis.
  4. Dengan manajemen pendidikan jasmani dan OR peserta didik mampu menjadi pelaksana Kegiatan olahraga (pertandingan, perlombaan dan event-event  besar olahraga) di kancah nasional dan internasional.
Demikianlah postingan kali ini mengenai Manajemen Pendidikan jasmani/Olahraga, semoga dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi yang membutuhkan khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan tentang pendidikan jasmani dan Olahraga.

Penulis sangat berterimakasih apabila ada masukan dan kritik yang membangun guna perbaikan dalam mengembangkan pendidikan jasmani dan Olahraga tentunya.

Wassalam.
Salam Pendidikan Jasmani & Olahraga....... Jaya!!!


Daftar Pustaka:
  • Bucher, Charles A. & Krotee, March L. 2002. Management of Physical Education and Sport, Twelfth Edition. McGraw-Hill : New York.
  • Umam, Khaerul. 2012. Manajemen Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia
  • Hoye, Russel, dkk. 2009. Second edition: Sport Management Principles and Applications. Butterworth-Heinemann is an imprint Elsevier: USA
  • Jackson, Roger, dkk. 2005. Sport Administration Manual. International Olympic Committee, Olympic Solidarity: Lausanne, Switzerland
  • Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja-edisi kelima. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
  • Tjakrawala, Kurniawan (Penterjemah). 2003. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta : PT Salemba Emban Patria
  • Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
  • Rahayu, Entin Fuji. 2015. Manajemen Pembelajaran Dalam Rangka Pengembangan Kecerdasan Majemuk Peserta Didik. Manajemen Pendidikan Volume 24, Nomor 5, Maret 2015: 357-366, Hal. 358. di akses tanggal 2 Desember 2019 dari http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/volume-24-no.-55-14.pdf
  • Chris Brown, Jennifer Willett, Ruth Goldfine, Bernie Goldfine. 2018. Sport management internships: Recommendations for improving upon experiential learning. Journal of Hospitality, Leisure, Sport & Tourism Education 22 (2018) 75–81 (p.1) di akses 2 Oktober 2019 dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1473837617302241
  • Li-wei Liu, Ching-hui Lin. 2012. Sport Management in Collegiate Athletic Administration. Procedia - Social and Behavioral Sciences 40 ( 2012 ) 364 – 367 (p.1) diakses 2 Desember 2019 dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042812006684
  • Jenkinson, Kate and Benson, Amanda. 2009. Physical education, sport education and physical activity policies: Teacher knowledge and implementation in their Victorian state secondary school. European Physical Education Review [DOI: 10.1177/1356336X09364456] Volume15(3):365–388:364456 diakses tanggal 2 Desember 2019 dari https://www.researchgate.net/publication/224832438_Physical_education_sport_education_and_physical_activity_policies_Teacher_knowledge_and_implementation_in_their_Victorian_state_secondary_school
  • Zipporah, Migosi. Misia Kadenyi and Paul Maithya. 2016. Influence Of Teacher Related Factors On The Implementation Of Physical Education Syllabus In Public Primary Schools In Manga Sub County, Kenya. International Journal of Education and Research Vol. 4 No. 9 September 2016. diakses tnggal 2 Desember 2019 dari https://www.ijern.com/journal/2016/September-2016/01.pdf
  • https://arham892.blogspot.com/search?q=kepemimpinan di akses 9 Desember 2019
  • http://prasko17.blogspot.com/2012/09/pengertian-planning-organizing-staffing.html diakses 9 Desember 2019

No comments:

Post a Comment

Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

đŸŒº MODEL EVALUASI CIPPđŸŒº đŸ‘‰Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block