PERMAINAN TENIS MEJA
A. Sejarah Perkembangan Tenis Meja
Permainan
tenis meja sebelumnya dikenal sebagi pengisi waktu luang/senggang atau sebagai
hiburan rekreasi. Permainan tenis meja terus berkembang karena orang -orang
yang bermain tenis meja mulai timbul rasa ingin tahu secara lebih mendalam
mengenai permainan tenis meja. Mereka tidak lagi puas apabila telah berhasil
memukul bola melewati net. Disinilah tenis meja sebagai hiburan telah mencapai
titik akhir dan mulai area baru sebagai olahraga.
1.
Sejarah berkembangnya cabor tenis meja
diuraikan sbb;
ABAD KE-
|
TAHUN
|
KETERANGAN
|
19
|
Permainan tenis
meja, tenis lapangan, bulu tangkis sudah memasyarakat di daratan Eropa
terutama di Inggris. Kita mengenal permainan ini dengan nama ‘Ping-Pong’,
yaitu berasal dari tiruan suara yang ditumbulkan oleh sentuhan bola dengan
meja maupun dengan bet/raket.
|
|
20
|
Permainan Ping-Pong
sedikit demi sedikit mendapatkan beberapa bentuk permainan meskipun masih
serba kompleks. Ping-Pong Masih dianggap sebagai hiburan dan belum dianggap
sebagai salah satu cabang olahraga.
|
|
1903
|
Dikeluarkan suatu
ketentuan mengenai pakaian yang digunakan untuk pria dan wanita. Selain itu
diberi juga petunjuk teknis mengenai lapisan karet berbintik-bintik pada
raket/bet.
|
|
1905-1910
|
Permainan ping-pong
di Eropa Tengah menjadi popular dan terkenal. Pada tahun itu pula permainan
pingpong masuk ke Asia yaitu di Jepang, kemudian menyebar ke Korea dan China.
|
|
1920
|
Permainan tenis
meja mulai berkurang penggemarnya di Eropa dan hanya yang bertahan adalah
Inggris dan Wales. Pada waktu itu permainan pingpong sudah terdaftar sebagai
nama resmi, yaitu ‘Table Tennis’ atau kita sebut ‘Tenis Meja’.
|
|
1926
|
Permainan Tenis
meja mulai berkembang dan mejadi salah satu cabor yang banyak penggemarnya
diseluruh dunia.
ITTF (Internasional
Table Tennis Federation) adalah organisasi yang mengatur tenis
meja. Menjamin bahwa tenis meja merupakan cabor yang dipertandingkan.
|
|
1928-1929
|
Fred Perry menjadi
juara tunggal tenis meja.
Munculnya penemuan
bahwa bermain tenis meja memerluka daya reaksi yang cepat dan koordinasi
kekuatan otot yang lebih halus serta akurat agar dapat bermain baik.
|
|
1930
|
Perubahan peraturan
seperti ukuran tinggi jaring, peraturan untuk menghindarkan permainan yang
lama antar pemain bertahan dan peraturan yang menguntungkan bagi pembuka
bola.
|
2. Sejarah Perkembangan
Tenis Meja Internasional
TGL/BLN/TAHUN
|
KETERANGAN
|
15 Januari 1926
|
ITTF (International
Table Tennis Federation) didirikan merupakan hasil diskusi yang diadakan di
Berlin atas prakarsa Dr. George Lehman dari Jerman
|
1926
|
Inggris mengundang
tiap peserta untuk mewakili negaranya kekejuaraan Eropa di Inggris, London.
Pertandingan diadakan di Memorial Hall, Ferrington street, terdiri dari
pemain-pemain Inggris, Cekoslovakia, Denmark, Jerman, Swedia, Wales, Hongaria
dan Australia.
Setelah pelaksanaan
berakhir diadakan Pertemuan resmi untuk mendirikan ITTF
|
12 Desember 1926
|
Dihasilkan
kesepakatan mengenai Anggaran Dasar dan Peraturan pertandingan dan Kejuaraan
Eropa diganti dengan Kejuaraan Dunia yang pertama.
|
Januari 1928
|
Diadakan Kejuaraan
Dunia ke-2 di Stockholm.
|
1928-1939
|
Terdaftar 28 Negara
yang ikut sebagai anggota ITTF.
|
1926-1967
|
Hon.Ivor Montagu
(Inggris) adalah Presiden pertama ITTF
|
Maret 1976
|
ITTF mengangkat
H.Roy Evans sebagai sekretaris Jenderal ITTF yang berkantor di St. Leonardson
Sea Inggris.
|
November 1977
|
IOC (International
Olympic Commite) mengakui bahwa cabor tenis meja adalah sebagai cabang
Olympic dan satu-satunya induk organisasi yang mengaturnya adalah ITTF
|
September 1981
|
Sesion ke 84 dari
IOC ditetapkan bahwa olahraga tenis meja harus dimasukkan dalam Olympic Games
XXIV di Soul Korew Selatan yang berlangsung pada tahun 1988.
|
1981-sekarang
|
ITTF menjadi
Federasi Internasional terbesar dengan 121 Negara yang terdaftar sebagai
anggota dan termasuk dalam 6 besar dunia untuk cabang olahraga yang
mempergunakan raket/bet.
|
3. Sejarah Perkembangan
Tenis Meja di Asia
TGL/BLN/TAHUN
|
KETERANGAN
|
Pebruari 1952
|
Terselenggaranya
kejuaran dunia di Bombay India
|
1952
|
Peserta dari Negara
Asia memutuskan membentuk federasi tenis meja dengan nama The Table
Federation of Asia (TIFA).
|
1952-1970
|
TIFA telah berhasil
menyelenggarakan 10 kejuaraan Asia
|
1952
|
Kejuaraan Asia Ke I
di Singapura
|
1953
|
Kejuaraan Asia Ke
II di Tokyo Jepang
|
1954
|
Kejuaraan Asia Ke
III di Singapura
|
1957
|
Kejuaraan Asia Ke
IV di Manila
|
1960
|
Kejuaraan Asia Ke V
di Bombay India
|
1963
|
Kejuaraan Asia Ke
VI di Manila
|
1964
|
Kejuaraan Asia Ke
VII di Seoul Korea
|
1967
|
Kejuaraan Asia Ke
VIII di Singapura
|
1969
|
Kejuaraan Asia Ke
IX di Tokyo -Jakarta
|
1970
|
Kejuaraan Asia Ke X
di Nagoya Jepang
|
Mei 1972
|
Perwakilan
perwakilan dari asosiasi tenis meja China, jepang dan DPR Korea mengadakan
pertemuan khusus untuk mengambil inisiatif guna mengadakan pertemuan
pendahuluan di Beijing China yang dihadiri oleh 16 delegasi Negara Asia.
Antara lain; Irak, Iran, Jepang, Cina, Korea, Libanon, Malaysia, Kuwait,
Pakistan, Srilangka, Nepal, Singapura, Thailand, Vietnam, India dan Philipina
|
17 Mei 1972
|
Dibentuknya “Asian
Table Tennis Union (ATTU)”
|
September 1972
|
Berlangsung
kejuaraan ke 1 dan Kongres I di Beijing China
|
1975
|
Dari ITTF
menyelenggarakan General Meeting ke 33 di Calcuta India
|
1979
|
Diterbitkan
bulletin ATTU berbahas Inggris.
ATTU mendapat
pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah continental yang mengatur masalah
tenis meja di Asia.
|
1972-1982
|
ATTU sudah
melaksanakan Kejuaraan Asia sebanyak 16 kali, yaitu: di Beijing China,
Yokohama Jepang, Piongyang Korea, Kuala Lumpur Malaysia, Calcuta India, dan
Jakarta Indonesia.
|
1982
|
ATTU telah
mendapatkan 32 Anggota tetap dari Asia dengan 2 associate member dari
Occania.
|
4. Sejarah Perkembangan
Tenis Meja Di Indonesia
TAHUN
|
KETERANGAN
|
1930
|
Permainan tenis
meja masuk ke Indonesia yang dibawa oleh pedagang dan pengusaha dari negeri
Belanda.
|
1930-1950
|
Pada waktu tenis
meja hanya dimainkan oleh keluarga Belanda dan suatu kelompok masyarakat
tertentu yaitu golongan Binnenland Bestuur (pamong praja).
Bangsa kita yang menyenangi pingpong hanya dapat melihat dari kejauhan.
|
1950-1958
|
Di bawah naungan
Persatuan Pingpong Seluruh Indonesia (PPPSI) dan baru aktif terutama di pulau
Jawa.
|
1958
|
PPPSI diubah
namanya menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).
|
1962
|
Tim tenis meja
Indonesia menduduki urutan ke 13 untuk putra dan ke 15 untuk putrid dari
sejumlah 63 negara peserta yang ikut bagian di dalam Kejuaraan tersebut.
|
B. Peralatan dan
Perlengkapan
Permainan Tenis Meja
1. Peralatan
PERALATAN
|
KETERANGAN
|
1. Meja
|
Permukaan meja
berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 274 cm, lebar 152,5 cm, harus
datar rata-rata air, sejajar dengan lantai tingginya 76 cm. Boleh terbuat
dari bahan apapun dengan Ketentuan apabila sebuah bola dijatuhkan ketinggian
30,5 cm diatas permukaan meja, kembali ke atas tidak kurang dari 22 cm dan
tidak lebih dari 25 cm. Permukaan dinamakan bidang permainan (playing
surface) harus berwarna pudar dan sangat gelap, sebaiknya hijau tua
kehitam-hitaman, ditambah garis putih selebar 2 cm sepanjang tiap sisi meja.
Garis pada sisi yang panjangnya 152,5 cm dinamakan garis ujung (end
lines), sedangkan sepanjang garis sisi yang panjangnya 274 cm dinamakan
garis tepi (side lines).
|
2. Net
|
Bidang permainan
dibagi menjadi dua bagian yang sama ukurannnya oleh sebuah jarring
yang dipasang sejajar dengan garis ujung. Jarring termasuk penggantungnya,
sepanjang 15,25 cm dan bagian bawah harus rapat menyentuh bidang permainan
sepanjang jarring tersebut.
|
3. Tiang jaring
|
Diameter tiang
jarring boleh melebihi 22 mm. alat yang mengatur tinggi tiang dan ketegangan
tali tempat bergantungnya jarring harus diproyeksikan di atas meja pada
tempat berdirinya tiang tersebut dengan jarak 7 mm daripada tiang-tiang itu.
|
4. Bola
|
Bola harus
berbentuk bulat dan terbuat dari bacelluloid atau plastic
yang berwarna putih pudar. Diameter bola tidak boleh kurang dari 37,2 mm dan
tidak boleh lebih dari 38,2 mm, sedang beratnya tidak kurang dari 2,40 gr dan
beratnya tidak boleh lebih dari 2,52 gr.
|
5. Raket/bet
|
“sandwich” (penyelipan)
terdiri atas lapisan karet busa yang dilapisi oleh karet berbintik biasa,
menonjol keluar maupun ke dalam, dalam hal ini tebal lapisan keseluruhannya
pada tiap permukaan tidak melebihi 4 mm.
Bila karet mentah
dipakai pada kedua belah bidang pemukul maka warna dari karet tersebut
kedua-duanya harus sama, bilamana kayu digunakan untuk salah satu atau kedua
pemukulnya, warnanya harus gelap atau kedua-duanya warna asli (tidak di cat)
sehingga tidak mengubah keasliaan permukaannya.
|
6. Memilih raket/bet
|
Raket permainan
tenis meja tidak selalu sama ukurannya, bentuk maupun beratnya, tetapi bagian
blode atau bagian raket yang berbentuk bulat harus terbuat dari kayu yang
rata atau kaku serta sama tebalnya. Blode ini harus dilapisi dengan bahan
karet yang berlekuk-leku kearah luar atau kedalam. Bagian permukaan ini
biasanya dilekatkan selapis karet lain lagi yang termasuk jenis karet
celluloid atau cellulose yang tebal kedua lapisan karet tersebut tidak lebih
dari 4 mm, sehingga dibagian kiri dan kanan blode akan terdapat lapisan karet
dengan jumlah tebal keseluruhan tidak boleh melebihi dari 8 mm. bagi yang
masih tergolong pemula, sebaliknya memilih blode yang bentuknya bulat,
lebih-lebih bagi para pelajar yang baru mempelajari teknik dasar dari
berbagai macam stroke (pukulan), karena raket jenis ini
mudah digunakan dan harganya relative murah.
|
2. Perlengkapan
PERLENGKAPAN
|
KETERANGAN
|
1. Pakaian
|
Pemain tidak boleh
menggunakan pakaian yang berwarna putih atau berwarna muda yang dapat
mengganggu atau merusak pandangan lawan.
Badge (tanda
pengenal) atau tulisan pada baju yang digunakan pemain, tidak boleh terlalu
besar atau mencolok, sehingga dapat mengganggu warna gelap dari baju
tersebut.
|
2. Sepatu
|
Sepatu harus
berwarna putih, boleh menggunakan garis-garis, tetapi dasarnya adalah putih.
|
3. Lantai
|
Lantai permainan
tidak boleh dari batu (semen), tetapi harus terbuat dari kayu keras yang
tidak licin, tidak berwarna putih atau mengkilat, karena berpengaruh pada
kaki.
|
4. Ruang permainan
|
Ukuran minimal
untuk ruang permainan sebagai berikut: untuk satu meja panjang 14 meter,
lebar 7 meter, tinggi 4 meter. Apabila keadaan tempat tidak mengizinkan untuk
ruang permainan yang memadai maka ukuran minimal untuk satu ruang permainan
adalah panjang 10 meter, lebar 5 meter (Peraturan PTMSI)
|
5. Pagar
|
Pagar berwarna
gelap setinggi 75 cm harus membatasi ruang permainan, memisahkan satu match dengan match yang
lainnya. Pagar harus kuat dan stabil, tetapi cukup ringan, mudah jatuh
apabila seorang pemain menyentuh pagar tersebut tanpa melukai pemain.
|
6. Latar belakang
|
Latar belakang
sebaiknya berwarna hijau tua secara merata, tidak berwarna muda atau tidak
merata, karena dapat mengganggu pandangan pemain.
|
7. Lampu penerangan
|
Lampu penerangan
harus meliputi seluruh permukaan meja secara merata dengan kekuatan cahaya
sedikit-dikitnya 400 lumen. Setengah dari kekuatan cahaya yang digunakan oleh
satu meja tidak boleh menerangi meja lainnya. Sumber penerangan tersebut
tingginya tidak boleh kurang dari 4 meter di atas lantai tempat bermain.
|
8. Scoring board / papan penilaian
|
Papan penilaian
menggunakan peralatan yang sederhana, misalnya papan yang berukuran panjang
40 cm dan lebar 25 cm dapat digunakan sebagai alat untuk menghitung skor atau
biji yang diperoleh oleh setiap pemain yang sedang bertanding.
Teknologi mutakhir
sekarang mempergunakan scoring board dengan electronic digital dengan cara
cukup menekan tombol yang tersedia pada alat tersebut yang sesuai dengan
perolehan skor tiap pemain yang sedang bertanding.
|
C. Prinsip Dasar Permainan Tenis Meja
1. Cara Memegang
Raket/Bet
CARA MEMEGANG RAKET/BET
|
KETERANGAN
|
1. Shakehand grip
(pegangan
jabat tangan)
|
Shakegrand grip adalah cara
memegang bet seperti halnya kita berjabatan tangan. Cara ini sangat popular
di Eropa dan Amerika. Keuntungan dari pegangan ini ialah kedua muka raket/bet
dapat dipergunakan, selain itu pemain dapat melakukanforehand stroke dan backhand stroke tanpa
mengubah pegangan raket.
|
2. Penhold grip (pegangan
pena)
|
Penhold grip ialah cara
memegang raket/bet seperti halnya kita memegang pena. Cara ini terkenal di
Asia. Dengan penhold grip pemain hanya dapat mempergunakan
satu permukaan raket baik untuk forehand stroke maupun untuk backhand
stroke.
|
2. Stance atau Sikap
Siap Sedia
1. Stance
|
Stance adalah sikap siap
sedia sebelum melakukan service, sikap siap sedia pada waktu menunggu service
lawan dan sikap siap setalah melakukan suatu pukulan untuk melakukan pukulan
berikutnya.
|
3. Sikap Dasar Gerakan
Kaki
1. Sikap dasar gerakan
kaki
|
Gerakan kaki dari
tipe pemain bertahan berbeda dengan gerakan kaki dari tipe menyerang.
Walaupun demikian jarang ada pemain yang murni sebagai pemain bertahan atau
pemain menyerang.
Pemain bertahan
adakalanya menyerang dan pemain menyerang adakalanya bertahan. Itulah
sebabnya gerakan-gerakan kaki perlu diberikan di samping latihan fisik dan
teknik lainnya. Sikap dasar gerakan kaki dalam permainan tenis meja sebagai
berikut:
|
D. Teknik dan Metode
Latihan
Permainan Tenis Meja
Apabila
diartikan teknik memukul bola adalah cara tertentu untuk memukul bola agar
melewati net/jaring. Cara tersebut jelas banyak jenis/macamnya, tetapi
bagaimanapun yang dilakukan untuk mengembalikan bola meskipun macam atau
jenisnya di dalam cara memukul bola agar bisa melewati net/jaring adalah
merupakan teknik. Misalnya bagaimana cara memegang raket/bet, bagaimana sikap
tubuh waktu memukul bola, bagaimana posisi kedua kaki, bagimana
gerakan lengan waktu memukul bola agar bola dapat melalui net dan jatuh pada
bidang meja lawan dengan kecepatan bola sesuai yang diinginkan dan apa-apa yang
dilakukan untuk mempersiapkan pukulan berikutnya dari bola yang datangnya dari
pukulan lawan.
A. Macam-Macam Pukulan
MACAM-MACAM PUKULAN
|
KETERANGAN
|
1. Forehand
|
Pukulan forehand adalah
di mana waktu memukul bola posisi telapak tangan yang memegang bat/raket
menghadap ke depan.
|
2. Backhand
|
Pukulan backhand adalah
pukulan di mana waktu memukul bola posisi telapak tangan yang memegang
bat/raket menghadap ke belakang atau posisi punggung tangan yang memegang
raket/bat menghadap kedepan.
|
B. Jenis-jenis Pukulan
JENIS-JENIS PUKULAN |
KETERANGAN |
1. Drive
|
Drive merupakan
hasil pukulan dengan ayunan panjang, sehingga dihasilkan komponen ke atas
dank e depan yang seimbang. Dengan drive dimaksudkan akan menghasilkan jenis
pukulan yang keras disertai gerakan tangan yang bebas. Dengan pukulan ini,
bola akan melaju dengan kecepatan tinggi. Pukulan ini sebenarnya dilakukan
tergantung jenis bola yang diterima dari lawan, karena pukulan ini dapat
dimainkan sebagai pukulan untuk menyerang lawan.
|
2. Bola kosong
|
Merupakan hasil
pukulan rata (flat) dari permukaan bet/raket dengan bola membentuk sudut 90
derajat. Jadi bola akan bergerak lurus cepat ke depan mengikuti garis tengah
bola.inilah yang disebut bola kosong atau seringkali disebut “bola black”.
|
3. Topspin
|
Merupakan hasil
pukulan bet/raket terhadap bola pada bagian sedikit di atas dari garis tengah
bola. Pada waktu permukaan bet/raket menyentuh bola, gerakan ke atas lebih
besar dari pad gerakan ke depan. Bola akan bergerak ke depan dengan pukulan
(spin) ke atas dan apabila jatuh di meja akan melenting lebih tinggi.
|
4. Backspin
|
Pukulan ini
kebalikan dari pukulan topspin, yaitu bola dipukul pada bagian sedikit di
bawah garis tengah bola. Pada waktu bola menyentuh bet/raket, gerakan ke
bawah lebih besar dari pada gerakan ke depan, sehingga akan menghasilkan
putaran bola kea rah bawah atau kea rah dalam, dan jalannya bola agak rendah
serta lambat. Bola akan memantul di lapangan lawan dengan lentingan yang
rendah, tajam ke muka sambil meluncur. Apabila gerakan memukulnya dipotong
akan terjadi bola chop.
|
5. Sidespin
|
Pada prinsip
putaran bola sidespin sama halnya dengan pukulan bola topspin maupun pukulan
bola blackspin. Dalam pukulan ini perbedaanya terletak pada perkenaan
bet/raket dengan bola. Untuk pukulan sidespin bola dipukul pada sisi samping
dengan gerakan ke samping lebih besar dari pada gerakan ke depan. Bola
sidespin biasanya banyak digunakan pada waktu melakukan pukulan service. Ada
2 macam pukulan sidespin, yaitu pukulan sidespin ke kiri dan pukulan sidespin
ke kanan.
|
6. Smash
|
Di dalampermainan
tenis meja pukulan smash tidak selalu dilakukan untuk mengembalikan bola yang
datangnya dari pukulan lawan. Smash baru bisa dilakukan untuk mengembalikan
bola yang datangnya dari pukulan lawan. Smash baru bisa dilakukan apabila ada
kesempatan yang memungkinkan untuk melakukan pukulan smash yang tujuannya
untuk mematikan permainan lawan, sehingga mendapat angka. Selain ada
kesempatan yang memungkinkan, sebelum melakukan pukulan smash harus sudah
dapat melakukan pukulan-pukulan dasar dari permainan tenis meja.
Teknik forehand
smash dilakukan dengan sikap posisi kedua kaki sedikit lebih lebar, tubuh
berputar ke kanan dari pinggul. Gerakan memukul lengan bergerak dari belakang
ke depan, dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah. Arah ke bawah gerakan
tergantung dari pada tingginya bola yang di smash. Kedudukan bola semakin
tinggi ketika dipukul, semakin kebawah pula arah gerakan lengan dan putaran
tubuh.
Sikap akhir lengan
gerakan forehand smash adalah sudut antara lengan atas yang diarah kedepan
dengan tubuh menjadi semakin kecil, demikian pula sudut antara lengan bawah
dan lengan atas.
Didalam membahas
gerkan lengan bahwa gerakannya semakin ke bawah kalau bola dipukul pada titik
yang lebih tinggi, tetapi ketinggian bola yang masih dapat dismash akan
terpengaruh oleh pembatasan, yaitu lengan atas tidak boleh menjadi sejajar
dengan bahu, apalagi menjadi lebih tinggi. Tetapi pada bola yang belum
memantul lebih tinggi akan terdapat dua kemungkinan, yaitu memukul bola
sebelum mencapai titik tertinggi atau memukul bola sesudah mencapai titik
tertinggi.
|
7. Half Volley
|
Jenis pukulan Half
Volley biasanya dimainkan dengan backhand. Pukulan ini agak lebih sedikit
dari pada sekedar menahan bola dengan bet/raket dengan cara benturan langsung
sesudah bola melambung. Lengan dan bet/raket sedikit sekali di gerakkan ke
depan, sedangkan gerak lanjut tidakbanyak diperlukan.
Half Volley dapat
dilakukan dari posisi menyamping atau posisi tepat menghadap ke meja. Dengan
menggunakan half volley pada saat yang tepat serta penempatan yang baik dan
mendorong sedikit, half volley bisa menjadi pukulan yang menyerang. Yang
penting dapat mengecoh lawan, bahkan sekali-kali dapat membuat lawan tidak
berdaya. Half volley juga merupakan pukulan bertahan yang sangat efektif,
karena pemain cukup menjangkaukan bet/raket ke bola dan menahankannya saja untuk
tetap melanjutkan rally dengan kemungkinan bisa bertahan terus
|
E. Teknik dan Metode
Latihan Lanjutan Permainan Tenis Meja
Dalam
mempelajari teknik pukulan permainan tenis meja, tidak cukup hanya melatih satu
pukulan saja, tetapi hendaknya melatih berbagai macam pukulan dimana pukulan
tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda, yaitu mengenai:
1. Power :
Kekuatan stroke
2. Length :
Panjang stroke
3. Touch :
Sentuhan stroke
Dari
kegiatan sifat ini, dapat dibuat bermacam-macam kombinasi pukulan. Macam
kombinasi pukulan tersebut dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Short :
Pendek
2. Medium :
Sedang
3. Long :
Panjang
Adapun
bentuk latihan yang baik, apabila dipandang dari sudut teknis, yaitu :
- Berlatih gerakan memukul secara konsisten
- Berlatih mengkombinasikan pukulan tersebut dengan sikap dan gerak kaki (footwork) yang baik.
- Mencoba mengadakan latihan dari berbagai bentuk waktu datangnya bola yaitu memukul bola pada titik tertinggi. Sebelum dan sesudah titik tertinggi serta mempercepat atau memperlambat pukulan.
- Pemain yang sudah mahir berlatih mengkombinasikan pukulan yang satu dengan yang lain
- Latihan-latihan taktik permainan.
a) Latihan Variasi
Pukulan
VARIASI PUKULAN
|
KETERANGAN
|
1. Push Stroke
|
|
2. Drive Stroke
|
Drive stroke
merupakan pukulan dengan ayunan panjang, sehingga menghasilkan pukulan yang
datar dank eras. Drive stroke dapat digunakan untuk menyerang dan
mengembalikan bola lawan.
|
3. Block Stroke
|
Pada block stroke
gerakannya hanya sedikit, sedangkan sudut bet/raket vertical (tertutup).
Dalam hal menerima bola yang memungkinkan cepat sekali lajunya atau mungkin
juga mengandung banyak topspin, block stroke dapat digunakan karena mampu
mentralisir kecepatan dan spin bola tersebut dengan tetap dalam keadaan yang
terkontrol baik.
Dengan Block Stroke
Anda dapat mencoba menetralisir kekuatan, kecepatan, dan spin yang dikandung
bola itu dan mencoba mengembalikan bola dengan pukulan yang menyerang, tetapi
jangan sampai lupa bahwa jenis pukulan ini hanya digunakan apabila menghadapi
bola yang cepat atau topspin. Jenis pukulan drive adalah jenis bola cepat,
oleh karena itu drive stroke seringkali dibalas dengan block stroke.
|
4. Spin (Topspin)
|
Untuk menghasilkan
pukulan spin yang baik, harus mengkombinasikan kekuatan, kecepatan dan
sentuhan. Yang dimaksud dengan kekuatan adalah gaya internal yang keluar dari
tubuh Anda dan disalurkan melalui lengan dan bet/raket pada bola dan yang
dimaksu dengan sentuhan dan kecepatan adalah kontak antara bet/raket dengan
bola harus sedikit mungkin. Latihan ini dapat dilakukan dengan mempercepat
gerakan memukul, terutama pada waktu bet/raket menyentuh bola, dimana bola
seakan-akan disapu saja atau disentuh sedikit sekali. Sentuhan dan sapuan yang
lembut dan cepat ini akan menghasilkan “spin”. Pada pukulan ini hendaknya
bisa mengkoordinasikan gerakan-gerakan serta melakukan gerakan itu pada saat
yang tepat.
|
b. Service / Penyajian
Dalam
suatu permainan yang diawalai dengan melakukan service terlebih dahulu, maka
service merupakan salah satu tehnik yang sangat penting untuk diperhatikan dan
dipelajari. Dengan demikian sebelum Anda menguasai suatu permainan, hendaknya
sudah menguasai service terlebih dahulu dengan baik. Karena service merupakan
kesempatan pertama untuk menguasai suatu permainan dan memegang inisiatif dari
jalannya permainan tersebut. Service dapat dianggap bagian dari latihan
stroke/pukulan, seperti halnya Anda melatih pukulan-pukulan, maka service juga
memerlukan latihan-latihan yang tidak ditinggalkan.
Pada
waktu melakukan service Anda harus mengkoordinasikan seluruh bagian tubuh,
yaitu bahu, siku, maupun pergelangan tangan harus ikut bekerja sama. Anda harus
berlatih melakukan pukulan service dengan baik, sehingga Anda sanggup memukul
bola dan mengarahkan bola kesegala bagian dari meja lawan. Apabila pukulan
service tersebut sudah dapat Anda lakukan dengan baik, maka berarti Anda sudah
sanggup memukul dari setiap daerah lapangan permainan sendiri. Dengan demikian,
dimanapun Anda berada, maka Anda harus dapat melakukan service dengan baik asal
tidak di depan garis putih batas belakang meja saja.
c. Menerima
Service/Receive
Di
dalam permainan tenis meja masalah teknik melakukan service dan menerima
service mempunyai perana sangat penting pada waktu pertandingan. Karena pada
waktu pertandingan Anda akan melakukan service dan juga menerima service dari
lawan. Service merupakan modal atau kesempatan pertama untuk mendapatkan angka,
demikian juga waktu menerima service yang dilakukan lawan. Oleh karena itu,
Anda harus berusah untuk dapat mengembalikan bola sebaik-baiknya dari service
yang dilakukan lawan pada waktu bertanding.
Tujuan
utama dalam menerima service dari lawan adalah menyerang, tetapi hal ini tidak
selalu mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu hendaknya Anda harus dapat
membaca service apakah yang akan dimainkan lawan atau Anda harus dapat
mengamati secara teliti pada waktu lawan akan melakukan service.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menerima
service yang dilakukan oleh lawan, yaitu:
- Perhatikan gerakan service yang dilakukan lawan.
- Perhatikan bagaimana sudut bet/raket lawan pada waktu mengadakan sentuhan dengan bola
- Perhatikan bola lawan pada waktu memantul di mejanya dan juga pada waktu mulai menuju ke arah Anda.
- Perhatikan jalannya bola lawan agar dapat mengetahui jenis service yang dilakukan lawan.
- Perhatikan apakah lawan Anda membuat gerak tipu dengan memperhatikan keadaan setelah bet/raket menyentuh bola.
Dari hal-hal yang harus Anda perhatikan dan harus Anda ketahui
seperti di atas, maka Anda harus banyak berlatih atau setidak-tidaknya dapat
menguasai berbagai macam cara agar dapat mengatasi service lawan yang banyak
variasi dan bermacam-macam itu.
Sumber:
·
Simpson, Peter. 1986. Teknik Bermain
Ping Pong. Bandung: CV. Pionir Jaya