Friday, 11 March 2016

TENNIS MEJA

PERMAINAN TENIS MEJA


A. Sejarah Perkembangan Tenis Meja
Permainan tenis meja sebelumnya dikenal sebagi pengisi waktu luang/senggang atau sebagai hiburan rekreasi. Permainan tenis meja terus berkembang karena orang -orang yang bermain tenis meja mulai timbul rasa ingin tahu secara lebih mendalam mengenai permainan tenis meja. Mereka tidak lagi puas apabila telah berhasil memukul bola melewati net. Disinilah tenis meja sebagai hiburan telah mencapai titik akhir dan mulai area baru sebagai olahraga.

1.   Sejarah berkembangnya cabor tenis meja diuraikan sbb;
ABAD KE-
TAHUN
KETERANGAN
19
Permainan tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis sudah memasyarakat di daratan Eropa terutama di Inggris. Kita mengenal permainan ini dengan nama ‘Ping-Pong’, yaitu berasal dari tiruan suara yang ditumbulkan oleh sentuhan bola dengan meja maupun dengan bet/raket.
20
Permainan Ping-Pong sedikit demi sedikit mendapatkan beberapa bentuk permainan meskipun masih serba kompleks. Ping-Pong Masih dianggap sebagai hiburan dan belum dianggap sebagai salah satu cabang olahraga.
1903
Dikeluarkan suatu ketentuan mengenai pakaian yang digunakan untuk pria dan wanita. Selain itu diberi juga petunjuk teknis mengenai lapisan karet berbintik-bintik pada raket/bet.
1905-1910
Permainan ping-pong di Eropa Tengah menjadi popular dan terkenal. Pada tahun itu pula permainan pingpong masuk ke Asia yaitu di Jepang, kemudian menyebar ke Korea dan China.
1920
Permainan tenis meja mulai berkurang penggemarnya di Eropa dan hanya yang bertahan adalah Inggris dan Wales. Pada waktu itu permainan pingpong sudah terdaftar sebagai nama resmi, yaitu ‘Table Tennis’ atau kita sebut ‘Tenis Meja’.
1926
Permainan Tenis meja mulai berkembang dan mejadi salah satu cabor yang banyak penggemarnya diseluruh dunia.
ITTF (Internasional Table Tennis Federation) adalah  organisasi yang mengatur tenis meja. Menjamin bahwa tenis meja merupakan cabor yang dipertandingkan.
1928-1929
Fred Perry menjadi juara tunggal tenis meja.
Munculnya penemuan bahwa bermain tenis meja memerluka daya reaksi yang cepat dan koordinasi kekuatan otot yang lebih halus serta akurat agar dapat bermain baik.
1930
Perubahan peraturan seperti ukuran tinggi jaring, peraturan untuk menghindarkan permainan yang lama antar pemain bertahan dan peraturan yang menguntungkan bagi pembuka bola.

2.   Sejarah Perkembangan Tenis Meja Internasional
TGL/BLN/TAHUN
KETERANGAN
15 Januari 1926
ITTF (International Table Tennis Federation) didirikan merupakan hasil diskusi yang diadakan di Berlin atas prakarsa Dr. George Lehman dari Jerman
1926
Inggris mengundang tiap peserta untuk mewakili negaranya kekejuaraan Eropa di Inggris, London. Pertandingan diadakan di Memorial Hall, Ferrington street, terdiri dari pemain-pemain Inggris, Cekoslovakia, Denmark, Jerman, Swedia, Wales, Hongaria dan Australia.
Setelah pelaksanaan berakhir diadakan Pertemuan resmi untuk mendirikan ITTF
12 Desember 1926
Dihasilkan kesepakatan mengenai Anggaran Dasar dan Peraturan pertandingan dan Kejuaraan Eropa diganti dengan Kejuaraan Dunia yang pertama.
Januari 1928
Diadakan Kejuaraan Dunia ke-2 di Stockholm.
1928-1939
Terdaftar 28 Negara yang ikut sebagai anggota ITTF.
1926-1967
Hon.Ivor Montagu (Inggris) adalah Presiden pertama ITTF
Maret 1976
ITTF mengangkat H.Roy Evans sebagai sekretaris Jenderal ITTF yang berkantor di St. Leonardson Sea Inggris.
November 1977
IOC (International Olympic Commite) mengakui bahwa cabor tenis meja adalah sebagai cabang Olympic dan satu-satunya induk organisasi yang mengaturnya adalah ITTF
September 1981
Sesion ke 84 dari IOC ditetapkan bahwa olahraga tenis meja harus dimasukkan dalam Olympic Games XXIV di Soul Korew Selatan yang berlangsung pada tahun 1988.
1981-sekarang
ITTF menjadi Federasi Internasional terbesar dengan 121 Negara yang terdaftar sebagai anggota dan termasuk dalam 6 besar dunia untuk cabang olahraga yang mempergunakan raket/bet.

3.   Sejarah Perkembangan Tenis Meja di Asia
TGL/BLN/TAHUN
KETERANGAN
Pebruari 1952
Terselenggaranya kejuaran dunia di Bombay India
1952
Peserta dari Negara Asia memutuskan membentuk federasi tenis meja dengan nama The Table Federation of Asia (TIFA).
1952-1970
TIFA telah berhasil menyelenggarakan 10 kejuaraan Asia
1952
Kejuaraan Asia Ke I di Singapura
1953
Kejuaraan Asia Ke II di Tokyo Jepang
1954
Kejuaraan Asia Ke III di Singapura
1957
Kejuaraan Asia Ke IV di Manila
1960
Kejuaraan Asia Ke V di Bombay India
1963
Kejuaraan Asia Ke VI di Manila
1964
Kejuaraan Asia Ke VII di Seoul Korea
1967
Kejuaraan Asia Ke VIII di Singapura
1969
Kejuaraan Asia Ke IX di Tokyo -Jakarta
1970
Kejuaraan Asia Ke X di Nagoya Jepang
Mei 1972
Perwakilan perwakilan dari asosiasi tenis meja China, jepang dan DPR Korea mengadakan pertemuan khusus untuk mengambil inisiatif guna mengadakan pertemuan pendahuluan di Beijing China yang dihadiri oleh 16 delegasi Negara Asia. Antara lain; Irak, Iran, Jepang, Cina, Korea, Libanon, Malaysia, Kuwait, Pakistan, Srilangka, Nepal, Singapura, Thailand, Vietnam, India dan Philipina
17 Mei 1972
Dibentuknya “Asian Table Tennis Union (ATTU)”
September 1972
Berlangsung kejuaraan ke 1 dan Kongres I di Beijing China
1975
Dari ITTF menyelenggarakan General Meeting ke 33 di Calcuta India
1979
Diterbitkan bulletin ATTU berbahas Inggris.
ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah continental yang mengatur masalah tenis meja di Asia.
1972-1982
ATTU sudah melaksanakan Kejuaraan Asia sebanyak 16 kali, yaitu: di Beijing China, Yokohama Jepang, Piongyang Korea, Kuala Lumpur Malaysia, Calcuta India, dan Jakarta Indonesia.
1982
ATTU telah mendapatkan 32 Anggota tetap dari Asia dengan 2 associate member dari Occania.

4.   Sejarah Perkembangan Tenis Meja Di Indonesia
TAHUN
KETERANGAN
1930
Permainan tenis meja masuk ke Indonesia yang dibawa oleh pedagang dan pengusaha dari negeri Belanda.
1930-1950
Pada waktu tenis meja hanya dimainkan oleh keluarga Belanda dan suatu kelompok masyarakat tertentu yaitu golongan Binnenland Bestuur (pamong praja). Bangsa kita yang menyenangi pingpong hanya dapat melihat dari kejauhan.
1950-1958
Di bawah naungan Persatuan Pingpong Seluruh Indonesia (PPPSI) dan baru aktif terutama di pulau Jawa.
1958
PPPSI diubah namanya menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).
1962
Tim tenis meja Indonesia menduduki urutan ke 13 untuk putra dan ke 15 untuk putrid dari sejumlah 63 negara peserta yang ikut bagian di dalam Kejuaraan tersebut.

          B.  Peralatan dan Perlengkapan 
         Permainan Tenis Meja

1.   Peralatan
PERALATAN
KETERANGAN
       1. Meja
Permukaan meja berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 274 cm, lebar 152,5 cm, harus datar rata-rata air, sejajar dengan lantai tingginya 76 cm. Boleh terbuat dari bahan apapun dengan Ketentuan apabila sebuah bola dijatuhkan ketinggian 30,5 cm diatas permukaan meja, kembali ke atas tidak kurang dari 22 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Permukaan dinamakan bidang permainan (playing surface) harus berwarna pudar dan sangat gelap, sebaiknya hijau tua kehitam-hitaman, ditambah garis putih selebar 2 cm sepanjang tiap sisi meja. Garis pada sisi yang panjangnya 152,5 cm dinamakan garis ujung (end lines), sedangkan sepanjang garis sisi yang panjangnya 274 cm dinamakan garis tepi (side lines).
      2. Net
Bidang permainan dibagi menjadi dua  bagian yang sama ukurannnya oleh sebuah jarring yang dipasang sejajar dengan garis ujung. Jarring termasuk penggantungnya, sepanjang 15,25 cm dan bagian bawah harus rapat menyentuh bidang permainan sepanjang jarring tersebut.
      3. Tiang jaring
Diameter tiang jarring boleh melebihi 22 mm. alat yang mengatur tinggi tiang dan ketegangan tali tempat bergantungnya jarring harus diproyeksikan di atas meja pada tempat berdirinya tiang tersebut dengan jarak 7 mm daripada tiang-tiang itu.
      4. Bola
Bola harus berbentuk bulat dan terbuat dari bacelluloid atau plastic yang berwarna putih pudar. Diameter bola tidak boleh kurang dari 37,2 mm dan tidak boleh lebih dari 38,2 mm, sedang beratnya tidak kurang dari 2,40 gr dan beratnya tidak boleh lebih dari 2,52 gr.
      5. Raket/bet
“sandwich” (penyelipan) terdiri atas lapisan karet busa yang dilapisi oleh karet berbintik biasa, menonjol keluar maupun ke dalam, dalam hal ini tebal lapisan keseluruhannya pada tiap permukaan tidak melebihi 4 mm.
Bila karet mentah dipakai pada kedua belah bidang pemukul maka warna dari karet tersebut kedua-duanya harus sama, bilamana kayu digunakan untuk salah satu atau kedua pemukulnya, warnanya harus gelap atau kedua-duanya warna asli (tidak di cat) sehingga tidak mengubah keasliaan permukaannya.
      6. Memilih raket/bet
Raket permainan tenis meja tidak selalu sama ukurannya, bentuk maupun beratnya, tetapi bagian blode atau bagian raket yang berbentuk bulat harus terbuat dari kayu yang rata atau kaku serta sama tebalnya. Blode ini harus dilapisi dengan bahan karet yang berlekuk-leku kearah luar atau kedalam. Bagian permukaan ini biasanya dilekatkan selapis karet lain lagi yang termasuk jenis karet celluloid atau cellulose yang tebal kedua lapisan karet tersebut tidak lebih dari 4 mm, sehingga dibagian kiri dan kanan blode akan terdapat lapisan karet dengan jumlah tebal keseluruhan tidak boleh melebihi dari 8 mm. bagi yang masih tergolong pemula, sebaliknya memilih blode yang bentuknya bulat, lebih-lebih bagi para pelajar yang baru mempelajari teknik dasar dari berbagai macam stroke (pukulan), karena raket jenis ini mudah digunakan dan harganya relative murah.

2.   Perlengkapan
PERLENGKAPAN
KETERANGAN
      1. Pakaian
Pemain tidak boleh menggunakan pakaian yang berwarna putih atau berwarna muda yang dapat mengganggu atau merusak pandangan lawan.
Badge (tanda pengenal) atau tulisan pada baju yang digunakan pemain, tidak boleh terlalu besar atau mencolok, sehingga dapat mengganggu warna gelap dari baju tersebut.
      2. Sepatu
Sepatu harus berwarna putih, boleh menggunakan garis-garis, tetapi dasarnya adalah putih.
      3. Lantai
Lantai permainan tidak boleh dari batu (semen), tetapi harus terbuat dari kayu keras yang tidak licin, tidak berwarna putih atau mengkilat, karena berpengaruh pada kaki.
      4. Ruang permainan
Ukuran minimal untuk ruang permainan sebagai berikut: untuk satu meja panjang 14 meter, lebar 7 meter, tinggi 4 meter. Apabila keadaan tempat tidak mengizinkan untuk ruang permainan yang memadai maka ukuran minimal untuk satu ruang permainan adalah panjang 10 meter, lebar 5 meter (Peraturan PTMSI)
      5. Pagar
Pagar berwarna gelap setinggi 75 cm harus membatasi ruang permainan, memisahkan satu match dengan match yang lainnya. Pagar harus kuat dan stabil, tetapi cukup ringan, mudah   jatuh apabila seorang pemain menyentuh pagar tersebut tanpa melukai pemain.
      6. Latar belakang
Latar belakang sebaiknya berwarna hijau tua secara merata, tidak berwarna muda atau tidak merata, karena dapat mengganggu pandangan pemain.
      7. Lampu penerangan
Lampu penerangan harus meliputi seluruh permukaan meja secara merata dengan kekuatan cahaya sedikit-dikitnya 400 lumen. Setengah dari kekuatan cahaya yang digunakan oleh satu meja tidak boleh menerangi meja lainnya. Sumber penerangan tersebut tingginya tidak boleh kurang dari 4 meter di atas lantai tempat bermain.
     8. Scoring board / papan penilaian
Papan penilaian menggunakan peralatan yang sederhana, misalnya papan yang berukuran panjang 40 cm dan lebar 25 cm dapat digunakan sebagai alat untuk menghitung skor atau biji yang diperoleh oleh setiap pemain yang sedang bertanding.
Teknologi mutakhir sekarang mempergunakan scoring board dengan electronic digital dengan cara cukup menekan tombol yang tersedia pada alat tersebut yang sesuai dengan perolehan skor tiap pemain yang sedang bertanding.

C.  Prinsip Dasar Permainan Tenis Meja

1.   Cara Memegang Raket/Bet
CARA MEMEGANG RAKET/BET
KETERANGAN
     1. Shakehand grip 
         (pegangan jabat tangan)
Shakegrand grip adalah cara memegang bet seperti halnya kita berjabatan tangan. Cara ini sangat popular di Eropa dan Amerika. Keuntungan dari pegangan ini ialah kedua muka raket/bet dapat dipergunakan, selain itu pemain dapat melakukanforehand stroke dan backhand stroke tanpa mengubah pegangan raket.
     2.  Penhold grip (pegangan pena)
Penhold grip ialah cara memegang raket/bet seperti halnya kita memegang pena. Cara ini terkenal di Asia. Dengan penhold grip pemain hanya dapat mempergunakan satu permukaan raket baik untuk forehand stroke maupun untuk backhand stroke.

2.   Stance atau Sikap Siap Sedia
       1. Stance
Stance adalah sikap siap sedia sebelum melakukan service, sikap siap sedia pada waktu menunggu service lawan dan sikap siap setalah melakukan suatu pukulan untuk melakukan pukulan berikutnya.

3.   Sikap Dasar Gerakan Kaki
      1. Sikap dasar gerakan kaki 
Gerakan kaki dari tipe pemain bertahan berbeda dengan gerakan kaki dari tipe menyerang. Walaupun demikian jarang ada pemain yang murni sebagai pemain bertahan atau pemain menyerang.
Pemain bertahan adakalanya menyerang dan pemain menyerang adakalanya bertahan. Itulah sebabnya gerakan-gerakan kaki perlu diberikan di samping latihan fisik dan teknik lainnya. Sikap dasar gerakan kaki dalam permainan tenis meja sebagai berikut:
  • Tempatkan kaki di tengah-tengah lapangan pada saat akan memukul bola
  • Gerakan kaki sebaiknya dilakukan dengan halus dan tidak meloncat-loncat
  • Pada waktu gerakan ke samping; (1) gerakan jarak pendek dapat dilakukan dengan menggerakan salah satu kaki saja; (2) gerakan jarak sedang dengan langkah samping biasa dan dengan langkah menyilang; (3) gerakan jarak jauh  dengan gerakan kaki yang terdekat dengan arah bola, kemudian disusul kaki yang lain sampai menuju pada posisi pukul yang dikehendaki.
  • Pada waktu gerakan ke depan dan ke belakang prinsipnya sama dengan gerakan ke samping dengan mendahulukan kaki yang terdekat dengan bola. Untuk jarak jauh dapat digunakan tambahan langkah atau menggunakan langkah silang.


D. Teknik dan Metode Latihan 
     Permainan Tenis Meja

Apabila diartikan teknik memukul bola adalah cara tertentu untuk memukul bola agar melewati net/jaring. Cara tersebut jelas banyak jenis/macamnya, tetapi bagaimanapun yang dilakukan untuk mengembalikan bola meskipun macam atau jenisnya di dalam cara memukul bola agar bisa melewati net/jaring adalah merupakan teknik. Misalnya bagaimana cara memegang raket/bet, bagaimana sikap tubuh waktu memukul bola, bagaimana posisi kedua  kaki, bagimana gerakan lengan waktu memukul bola agar bola dapat melalui net dan jatuh pada bidang meja lawan dengan kecepatan bola sesuai yang diinginkan dan apa-apa yang dilakukan untuk mempersiapkan pukulan berikutnya dari bola yang datangnya dari pukulan lawan.

A.   Macam-Macam Pukulan
MACAM-MACAM PUKULAN
KETERANGAN
      1. Forehand
Pukulan forehand adalah di mana waktu memukul bola posisi telapak tangan yang memegang bat/raket menghadap ke depan.
      2. Backhand  
Pukulan backhand adalah pukulan di mana waktu memukul bola posisi telapak tangan yang memegang bat/raket menghadap ke belakang atau posisi punggung tangan yang memegang raket/bat menghadap kedepan.

B.   Jenis-jenis Pukulan

JENIS-JENIS PUKULAN

KETERANGAN
      1. Drive
Drive merupakan hasil pukulan dengan ayunan panjang, sehingga dihasilkan komponen ke atas dank e depan yang seimbang. Dengan drive dimaksudkan akan menghasilkan jenis pukulan yang keras disertai gerakan tangan yang bebas. Dengan pukulan ini, bola akan melaju dengan kecepatan tinggi. Pukulan ini sebenarnya dilakukan tergantung jenis bola yang diterima dari lawan, karena pukulan ini dapat dimainkan sebagai pukulan untuk menyerang lawan.
      2. Bola kosong
Merupakan hasil pukulan rata (flat) dari permukaan bet/raket dengan bola membentuk sudut 90 derajat. Jadi bola akan bergerak lurus cepat ke depan mengikuti garis tengah bola.inilah yang disebut bola kosong atau seringkali disebut “bola black”.
      3. Topspin
Merupakan hasil pukulan bet/raket terhadap bola pada bagian sedikit di atas dari garis tengah bola. Pada waktu permukaan bet/raket menyentuh bola, gerakan ke atas lebih besar dari pad gerakan ke depan. Bola akan bergerak ke depan dengan pukulan (spin) ke atas dan apabila jatuh di meja akan melenting lebih tinggi.
      4. Backspin
Pukulan ini kebalikan dari pukulan topspin, yaitu bola dipukul pada bagian sedikit di bawah garis tengah bola. Pada waktu bola menyentuh bet/raket, gerakan ke bawah lebih besar dari pada gerakan ke depan, sehingga akan menghasilkan putaran bola kea rah bawah atau kea rah dalam, dan jalannya bola agak rendah serta lambat. Bola akan memantul di lapangan lawan dengan lentingan yang rendah, tajam ke muka sambil meluncur. Apabila gerakan memukulnya dipotong akan terjadi bola chop.
      5. Sidespin
Pada prinsip putaran bola sidespin sama halnya dengan pukulan bola topspin maupun pukulan bola blackspin. Dalam pukulan ini perbedaanya terletak pada perkenaan bet/raket dengan bola. Untuk pukulan sidespin bola dipukul pada sisi samping dengan gerakan ke samping lebih besar dari pada gerakan ke depan. Bola sidespin biasanya banyak digunakan pada waktu melakukan pukulan service. Ada 2 macam pukulan sidespin, yaitu pukulan sidespin ke kiri dan pukulan sidespin ke kanan.
      6. Smash
Di dalampermainan tenis meja pukulan smash tidak selalu dilakukan untuk mengembalikan bola yang datangnya dari pukulan lawan. Smash baru bisa dilakukan untuk mengembalikan bola yang datangnya dari pukulan lawan. Smash baru bisa dilakukan apabila ada kesempatan yang memungkinkan untuk melakukan pukulan smash yang tujuannya   untuk mematikan permainan lawan, sehingga mendapat angka. Selain ada kesempatan yang memungkinkan, sebelum melakukan pukulan smash harus sudah dapat melakukan pukulan-pukulan dasar dari permainan tenis meja.
Teknik forehand smash dilakukan dengan sikap posisi kedua kaki sedikit lebih lebar, tubuh berputar ke kanan dari pinggul. Gerakan memukul lengan bergerak dari belakang ke depan, dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah. Arah ke bawah gerakan tergantung dari pada tingginya bola yang di smash. Kedudukan bola semakin tinggi ketika dipukul, semakin kebawah pula arah gerakan lengan dan putaran tubuh.
Sikap akhir lengan gerakan forehand smash adalah sudut antara lengan atas yang diarah kedepan dengan tubuh menjadi semakin kecil, demikian pula sudut antara lengan bawah dan lengan atas.
Didalam membahas gerkan lengan bahwa gerakannya semakin ke bawah kalau bola dipukul pada titik yang lebih tinggi, tetapi ketinggian bola yang masih dapat dismash akan terpengaruh oleh pembatasan, yaitu lengan atas tidak boleh menjadi sejajar dengan bahu, apalagi menjadi lebih tinggi. Tetapi pada bola yang belum memantul lebih tinggi akan terdapat dua kemungkinan, yaitu memukul bola sebelum mencapai titik tertinggi atau memukul bola sesudah mencapai titik tertinggi.
       7. Half Volley
Jenis pukulan Half Volley biasanya dimainkan dengan backhand. Pukulan ini agak lebih sedikit dari pada sekedar menahan bola dengan bet/raket dengan cara benturan langsung sesudah bola melambung. Lengan dan bet/raket sedikit sekali di gerakkan ke depan, sedangkan gerak lanjut tidakbanyak diperlukan.
Half Volley dapat dilakukan dari posisi menyamping atau posisi tepat menghadap ke meja. Dengan menggunakan half volley pada saat yang tepat serta penempatan yang baik dan mendorong sedikit, half volley bisa menjadi pukulan yang menyerang. Yang penting dapat mengecoh lawan, bahkan sekali-kali dapat membuat lawan tidak berdaya. Half volley juga merupakan pukulan bertahan yang sangat efektif, karena pemain cukup menjangkaukan bet/raket ke bola dan menahankannya saja untuk tetap melanjutkan rally dengan kemungkinan bisa bertahan terus

E. Teknik dan Metode Latihan Lanjutan Permainan Tenis Meja

Dalam mempelajari teknik pukulan permainan tenis meja, tidak cukup hanya melatih satu pukulan saja, tetapi hendaknya melatih berbagai macam pukulan dimana pukulan tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda, yaitu mengenai:
        1.      Power        : Kekuatan stroke
        2.      Length      : Panjang stroke
        3.      Touch        : Sentuhan stroke

Dari kegiatan sifat ini, dapat dibuat bermacam-macam kombinasi pukulan. Macam kombinasi pukulan tersebut dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
        1.      Short         : Pendek
        2.      Medium    : Sedang
        3.      Long          : Panjang

Adapun bentuk latihan yang baik, apabila dipandang dari sudut teknis, yaitu :
  1. Berlatih gerakan memukul secara konsisten
  2. Berlatih mengkombinasikan pukulan tersebut dengan sikap dan gerak kaki (footwork) yang baik.
  3. Mencoba mengadakan latihan dari berbagai bentuk waktu datangnya bola yaitu memukul bola pada titik tertinggi. Sebelum dan sesudah titik tertinggi serta mempercepat atau memperlambat pukulan. 
  4. Pemain yang sudah mahir berlatih mengkombinasikan pukulan yang satu dengan yang lain
  5. Latihan-latihan taktik permainan.
a)   Latihan Variasi Pukulan
VARIASI PUKULAN
KETERANGAN
      1. Push Stroke  
  • Digunakan untuk menetralisasikan pengembalian bola lawan serta dapat digunakan untuk memperlambat kecepatan permainan 
  • Digunakan untuk menyerang lawan dengan memukul bola yang diarahkan sejauh mungkin dari posisi lawan.

       2. Drive Stroke
Drive stroke merupakan pukulan dengan ayunan panjang, sehingga menghasilkan pukulan yang datar dank eras. Drive stroke dapat digunakan untuk menyerang dan mengembalikan bola lawan.
      3. Block Stroke
Pada block stroke gerakannya hanya sedikit, sedangkan sudut bet/raket vertical (tertutup). Dalam hal menerima bola yang memungkinkan cepat sekali lajunya atau mungkin juga mengandung banyak topspin, block stroke dapat digunakan karena mampu mentralisir kecepatan dan spin bola tersebut dengan tetap dalam keadaan yang terkontrol baik.
Dengan Block Stroke Anda dapat mencoba menetralisir kekuatan, kecepatan, dan spin yang dikandung bola itu dan mencoba mengembalikan bola dengan pukulan yang menyerang, tetapi jangan sampai lupa bahwa jenis pukulan ini hanya digunakan apabila menghadapi bola yang cepat atau topspin. Jenis pukulan drive adalah jenis bola cepat, oleh karena itu drive stroke seringkali dibalas dengan block stroke.
       4. Spin (Topspin)
Untuk menghasilkan pukulan spin yang baik, harus mengkombinasikan kekuatan, kecepatan dan sentuhan. Yang dimaksud dengan kekuatan adalah gaya internal yang keluar dari tubuh Anda dan disalurkan melalui lengan dan bet/raket pada bola dan yang dimaksu dengan sentuhan dan kecepatan adalah kontak antara bet/raket dengan bola harus sedikit mungkin. Latihan ini dapat dilakukan dengan mempercepat gerakan memukul, terutama pada waktu bet/raket menyentuh bola, dimana bola seakan-akan disapu saja atau disentuh sedikit sekali. Sentuhan dan sapuan yang lembut dan cepat ini akan menghasilkan “spin”. Pada pukulan ini hendaknya bisa mengkoordinasikan gerakan-gerakan serta melakukan gerakan itu pada saat yang tepat.

b.   Service / Penyajian
Dalam suatu permainan yang diawalai dengan melakukan service terlebih dahulu, maka service merupakan salah satu tehnik yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipelajari. Dengan demikian sebelum Anda menguasai suatu permainan, hendaknya sudah menguasai service terlebih dahulu dengan baik. Karena service merupakan kesempatan pertama untuk menguasai suatu permainan dan memegang inisiatif dari jalannya permainan tersebut. Service dapat dianggap bagian dari latihan stroke/pukulan, seperti halnya Anda melatih pukulan-pukulan, maka service juga memerlukan latihan-latihan yang tidak ditinggalkan.

Pada waktu melakukan service Anda harus mengkoordinasikan seluruh bagian tubuh, yaitu bahu, siku, maupun pergelangan tangan harus ikut bekerja sama. Anda harus berlatih melakukan pukulan service dengan baik, sehingga Anda sanggup memukul bola dan mengarahkan bola kesegala bagian dari meja lawan. Apabila pukulan service tersebut sudah dapat Anda lakukan dengan baik, maka berarti Anda sudah sanggup memukul dari setiap daerah lapangan permainan sendiri. Dengan demikian, dimanapun Anda berada, maka Anda harus dapat melakukan service dengan baik asal tidak di depan garis putih batas belakang meja saja.

c.    Menerima Service/Receive
Di dalam permainan tenis meja masalah teknik melakukan service dan menerima service mempunyai perana sangat penting pada waktu pertandingan. Karena pada waktu pertandingan Anda akan melakukan service dan juga menerima service dari lawan. Service merupakan modal atau kesempatan pertama untuk mendapatkan angka, demikian juga waktu menerima service yang dilakukan lawan. Oleh karena itu, Anda harus berusah untuk dapat mengembalikan bola sebaik-baiknya dari service yang dilakukan lawan pada waktu bertanding.

Tujuan utama dalam menerima service dari lawan adalah menyerang, tetapi hal ini tidak selalu mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu hendaknya Anda harus dapat membaca service apakah yang akan dimainkan lawan atau Anda harus dapat mengamati secara teliti pada waktu lawan akan melakukan service.

Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menerima service yang dilakukan oleh lawan, yaitu:
  1. Perhatikan gerakan service yang dilakukan lawan.
  2. Perhatikan bagaimana sudut bet/raket lawan pada waktu mengadakan sentuhan dengan bola
  3. Perhatikan bola lawan pada waktu memantul di mejanya dan juga pada waktu mulai menuju ke arah Anda.
  4. Perhatikan jalannya bola lawan agar dapat mengetahui jenis service yang dilakukan lawan.
  5. Perhatikan apakah lawan Anda membuat gerak tipu dengan memperhatikan keadaan setelah bet/raket menyentuh bola.
Dari hal-hal yang harus Anda perhatikan dan harus Anda ketahui seperti di atas, maka Anda harus banyak berlatih atau setidak-tidaknya dapat menguasai berbagai macam cara agar dapat mengatasi service lawan yang banyak variasi dan bermacam-macam itu.

Sumber:
·         Simpson, Peter. 1986. Teknik Bermain Ping Pong. Bandung: CV. Pionir Jaya



Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

đŸŒº MODEL EVALUASI CIPPđŸŒº đŸ‘‰Evaluasi didefinisikan sebagai Proses Menggambarkan, Mendapatkan, dan Menyediakan Informasi yang Bermanfaat untuk...

OnClickAntiAd-Block